PENYAKIT DEGENERATIF
Oleh
Kelompok 2 (dua)
Kelas B
Anita Gustira (10011281320014)
Febrianti Komalasari (10011281320012)
Karisa Ameliani (10011281320030)
Ramadhiah Febriani (10011281320018)
Risty Nurannisa (10011281320008)
Shinta Handayani (10011281320022)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang karena dapat menyelesaikan penulisan Makalah tentang Penyakit Degeneratif
sebagai tugas kelompok mata kuliah Patologi Umum. Penulis mengucapkan terima kasih
atas peran semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini
terutama :
1. Allah SWT, karena ridho dan rahmatNya, karya tulis ini dapat selesai.
2. Ibu Mariana, S.KM, M.Kes, sebagai dosen mata kuliah Patologi Umum.
3. Literatur yang ada di internet dan perpustakaan umum yang menambah
wawasan.
4. Semua teman dan yang lainnya yang telah membantu dan memberi semangat
dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah yang dibuat ini jauh dari kata sempurna, maka
diperlukan saran dan kritik yang membangun dalam makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi orang yang membacanya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini di negara berkembang telah terjadi pergeseran penyebab kematian utama
yaitu dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Kecenderungan transisi ini
dipengaruhi oleh adanya perubahan gaya hidup, urbanisasi dan globalisasi. Salah satu jenis
penyakit tidak menular tersebut adalah penyakit bawaan atau penyakit degeneratif.
Penyakit degeneratif merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia.
Menurut World Health Organization (WHO), badan lembaga kesehatan dari PBB, terdapat
hampir sekitar 17 juta orang meninggal dunia akibat penyakit degeneratif setiap tahun
(Depkes RI, 2005). Upaya pencegahan terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan
pengaturan pola konsumsi makanan dan minuman sejak dini. Kalangan remaja menjadi
sasaran utama untuk dilakukan upaya ini oleh karena masih sering dijumpai masalah terhadap
tingkat kesehatan dan status gizi. Perilaku makan yang tidak baik menjadi masalah yang
utama, misalnya konsumsi beberapa jenis mineral seperti besi, kalsium, dan beberapa vitamin
ternyata masih kurang pada remaja walaupun asupan kalori dan protein sudah tercukupi
(Arisman, 2007).
Penyakit Degeneratif berkolerasi dengan bertambahnya usia seseorang. Yang
membahayakan, golongan penyakit ini bisa menyerang mendadak tanpa terlihat gejala-gejala
sebelumnya. Jika diusut lebih lanjut, golongan Penyakit Degeneratif terkait erat dengan pola
makan yang kurang sehat. Beberapa penyakit yang termasuk dalam penyakit degeneratif
misalnya Diabetes Melitus, Stroke, Jantung Koroner, Osteoporosis, Asam Urat, dan
sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penyakit degeneratif?
2. Bagaimana gambaran klinis penyakit degenerative secara umum?
3. Apa saja faktor penyebab penyakit degeneratif?
4. Apa dan Bagaimana hubungan gizi dengan penyakit degeneratif?
5. Bagaimana pengaruh mengonsumsi bahan makanan non-nabati terhadap
penyakit degeneratif?
6. Apa saja contoh penyakit degeneratif?
7. Bagaimana pencegahan penyakit degeneratif secara umum?
8. Apa saja tips cara hidup sehat untuk menghindari penyakit degeneratif?
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Patologi Umum.
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan memahami pengertian penyakit degeneratif
2. Mengetahui dan memahami gambaran klinis penyakit degeneratif secara
umum
3. Mengetahui dan memahami faktor penyebab penyakit degeneratif
4. Mengetahui dan memahami bagaimana hubungan gizi dengan penyakit
degeneratif
5. Mengetahui dan memahami pengaruh mengonsumsi bahan makanan nonnabati terhadap penyakit degeneratif
6. Mengetahui dan memahami jenis-jenis penyakit degeneratif
7. Mengetahui pencegahan penyakit degeneratif secara umum
8. Mengetahui tips cara hidup sehat untuk menghindari penyakit degeneratif
D. Manfaat
Mahasiswa lebih mengetahui tentang penyakit degenaratif itu sendiri. Baik dari
segi definisi, jenis-jenis, dampak, dan pengetahuan mengenai penyakit degeneratif
lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Kurang olahraga
Merokok
Narkoba
2. Pola makan yang tidak sehat. Mengonsumsi lemak jenuh (kolesterol), junk food, gula
murni berlebihan, MSG dan kurang serat
3. Makanan teroksidasi (minyak jlantah, pemanasan minyak dengan suhu tinggi, daging
bakar atau panggang).
4. Genetik atau keturunan.
5. Obesitas atau kegemukan.
6. Paparan zat kimia (plastik, Pb, Ar, Hg, zat warna pakaian, asam boraks, formalin, dll).
7. Polusi udara dan faktor lingkungan yang terakumulasi selama bertahun-tahun.
8. Radikal bebas (polusi udara dari asap motor/mobil, asap pabrik, asap rokok).
c. Antioksidan Tersier
Antioksidan tersier bertugas memperbaiki kerusakan sel-sel jaringan yang disebabkan
oleh radikal bebas. Contoh enzim yang memperbaiki DNA. Enzim ini berguna untuk
mencegah penyakit kanker. Percobaan telah mendukung teori bahwa mengkonsumsi
antioksidanyang memadai dapat mengurangi berbagai penyakit degeratif.
E. Pengaruh Mengonsumsi Bahan Makanan Non-Nabati terhadap Penyakit
Degeneratif
Bahan makanan non nabati atau bahan makanan hewani merupakan bahan makanan
yang berasal dari hewan. Contohnya yaitu daging, ikan, telur dan produk olahan lainnya yang
berasal dari hewan. Berikut akan dibahas mengenai pengaruh mengonsumsi daging terhadap
beberapa penyakit degeneratif.
Hubungan Daging Merah dengan Kanker
Daging merah adalah jenis daging yang berasal dari sapi, kambing, babi, dan
kuda. Jenis daging ini berwarna merah karena mengandung senyawa heme. Selain
daging merah, ada juga jenis daging putih, yang diperoleh dari ayam, bebek, dan ikan.
Kedua jenis daging ini tidak hanya berbeda dari segi warna saja, dampak kesehatan
dari mengonsumsi kedua jenis daging ini pun berbeda.
Ada empat alasan mengenai daging merah yang dapat menyebabkan kanker,
yakni sebagai berikut.
1. Proses memasak daging merah dapat menyebabkan pembentukan senyawa
pencetus kanker.
2. Mengonsumsi daging dapat menyebabkan reaksi antara NO dan N2O3 dengan
amine di saluran cerna.
3. Daging merah akan meningkatkan asupan lemak harian.
4. Zat besi (heme) dalam daging dapat menyebabkan pembentukan oksigen
radikal di saluran cerna.
Hubungan Daging dengan Stroke dan Penyakit Jantung
Jika lemak jenuh masuk ke dalam darah akan menyebabkan beberapa
penyakit, diantaranya adalah penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah
seperti stroke dan pembengkakan jantung. Ini disebabkan oleh mengentalnya darah
yang diakibatkan oleh masuknya lemak jenuh ke dalam darah.
Pada suhu tertentu lemak jenuh akan encer. Tetapi karena suhu manusia lebih
rendah daripada asal lemak jenuh, yaitu daging hewan seperti sapi, kambing, ayam
dan lain-lain, maka lemak jenuh tersebut menjadi kental dan bahkan mengeras ketika
berada didalam darah. Akibatnya sirkulasi darah terganggu, menjadi lambat dan
bahkan dapat menyumbat pembuluh darah. Inilah yang menjadi penyebab penyakit
stoke dan pembengkakan jantung.
Hubungan Daging dengan Kegagalan Fungsi Organ
Selain itu darah yang mengental juga menghambat terganggunya kiriman
nutrisi keseluruh organ tubuh sehingga menyebabkan sel-sel tubuh kekurangan
oksigen dan nutrisi. Hal ini akan berakibat terganggunya proses mutasi sel dan ujungujungnya mengakibatkan terjadinya penuaan dini. Selain itu kondisi ini juga dapat
mengakibatkan organ-organ tubuh mengalami kegagalan fungsi.
Hubungan Daging dengan Osteoporosis
Selain menyebabkan darah menjadi kental dengan lemak jenuhnya, daging
juga dapat menyebabkan darah menjadi asam. Kondisi ini menyebabkan tulang
bekerja keras untuk menetralisir kadar asam dengan melarutkan kalsium ke dalam
darah.
Mengenai hal ini, Anand dan Linkswiller menemukan bahwa konsentrasi
extracellular kalsium diatur oleh kalsium dalam tulang. Ketidakseimbangan negatif
yang berkepanjangan mengakibatkan kalsium dalam tulang melarut sehingga
menyebabkan terjadi keropos tulang atau osteoporosis.
F. Beberapa Contoh Penyakit Degeneratif
1. Diabetes Mellitus (DM)
Kencing manis (Diabetes Mellitus) adalah suatu kumpulan gejala yang timbul
pada seseorang yang disebabkan adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah
secara terus menerus (kronis) akibat kekurangan insulin baik kuantitatif maupun
kualitatif.
Tipe-tipe DM :
DM tipe 1 (Diabetes Mellitus Tergantung Insulin / Insulin Dependent
Diabetes Mellitus).
DM tipe 2 (Diabetes Mellitus Tidak Tergantung Insulin /Non Insulin
Dependent Mellitus).
DM tipe Spesifik (karena penyakit penkreas, infeksi virus dan lain-lain)
Gestational Diabetes (DM karena kehamilan).
Faktor Risiko DM :
2. Osteoartritis (OA)
Osteoartritis (OA) merupakan penyakit degeneratif yang menyebabkan
kerusakan jaringan tulang rawan pada sendi yang ditandai dengan perubahan pada
tulang. Faktor resiko terjadinya penyakit ini adalah genetik, perempuan, riwayat
benturan pada sendi, usia dan obesitas.
Gejala yang dapat ditemukan pada penyakit ini adalah:
Nyeri pada sendi terutama setelah beraktivitas dan membaik setelah
beristirahat.
Kadang dapat ditemukan kekakuan di pagi hari, durasi tidak lebih dari 30
menit.
Gejala tersebut menyebabkan kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari
dan bekerja. Umumnya sendi yang terkena adalah sendi-sendi yang menopang tubuh
seperti lutut, panggul, dan punggung.
3. Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit degeneratif pada tulang yang ditandai dengan
rendahnya massa tulang dan penipisan jaringan tulang. Hal tersebut dapat
menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
Diagnosis dari penyakit ini berdasarkan massa tulang. Karena penyakit ini
tidak memberikan gejala hingga terjadi patah tulang, maka penting untuk dilakukan
skrining untuk mencegah penyakit ini. Selain itu, penderita juga harus menjaga diri
dan melakukan penyesuaian agar tidak mudah jatuh, misalnya kamar mandi
menggunakan lantai yang kasar.
Osteoporosis dapat disebabkan oleh:
Penyerapan kalsium yang menurun pada wanita post menopause.
Usia lebih dari 70 tahun.
Penyakit kronis.
Defisiensi zat pembentu tulang seperi kalsium, vitamin D.
5. Asam Urat
Yang dimaksud dengan asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang
berasal dari makanan yang kita konsumsi. Ini juga merupakan hasil samping dari
pemecahan sel dalam darah.
Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan makanan yang
berasal dari tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam tubuh makhluk hidup
terdapat zat purin ini, lalu karena kita memakan makhluk hidup tersebut, maka zat
purin tersebut berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan buah-buahan juga
terdapat purin. Purin juga dihasilkan dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang terjadi
secara normal atau karena penyakit tertentu.
Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dalam tubuh melalui feses
(kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang
ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal lain yang dapat
meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak mengkonsumsi bahan
makanan yang mengandung banyak purin. Asam urat yang berlebih selanjutnya akan
terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.
Penderita asam urat setelah menjalani pengobatan yang tepat dapat diobati
sehingga kadar asam urat dalam tubuhnya kembali normal. Tapi karena dalam
tubuhnya ada potensi penumpukan asam urat, maka disarankan agar mengontrol
makanan yang dikonsumsi sehingga dapat menghindari makanan yang banyak
mengandung purin.
Gejala Asam Urat :
Kesemutan dan linu
Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur.
Sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan, panas dan nyeri
luar biasa pada malam dan pagi.
Solusi Mengatasi Asam Urat:
Melakukan pengobatan hingga kadar asam urat kembali normal. Kadar
normalnya adalah 2.4 hingga 6 untuk wanita dan 3.0 hingga 7 untuk pria.
Kontrol makanan yang dikonsumsi.
Banyak minum air putih. Dengan banyak minum air putih, kita dapat
membantu membuang purin yang ada dalam tubuh.
6. Stroke
Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu
bagian otak tiba-tiba terganggu. Stroke terjadi karena cabang pembuluh darah
terhambat oleh emboli. Emboli bisa berupa kolesterol atau udara.
Kolesterol:
HDL (High Density Lipoprotein) atau kolesterol baik.
LDL (Low Density Lipoprotein) atau kolesterol jahat.
Kadar normal :
Kolesterol total : < 200 mg/dL
Kolesterol LDL : < 160 mg/dL
Kolesterol HDL : > 60 mg/dL
Obesitas
Pencegahan Hiperlipidemia :
1. Diet
2. Hindari stress
3. Olahraga secara teratur.
4. Stop merokok.
gizi seiimbang adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat
pengatur.
Cara
orang-orang
Jepang
mencegah
Penyakit
Degeneratif
adalah
banyak
mengkonsumsi ikan. Penduduk Jepang setiap hari mengonsumsi ikan dan rumput laut.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu protein ikan setingkat dengan mutu
protein daging, sedikit di bawah mutu protein telur dan di atas mutu protein serelia dan
kacang-kacangan. Ikan adalah sumber protein dan memiliki kandungan asam lemak omega-3
yang mempunyai peran dalam pencegahan penyakit generatif, seperti jantung koroner,
diabetes, tekanan darah tinggi, stroke, kanker. Mengkonsumsi ikan sejak usia muda juga
dapat menunjang perkembangan kesehatan dan kecerdasan otak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit degeneratif adalah penyakit yang mengiringi proses penuaan pada seseorang
seiring bertambahnya usia. Penyebab penyakit sering tidak diketahui, termasuk diantaranya
kelompok penyakit yang dipengaruhi oleh faktor genetik atau paling sedikit terjadi pada salah
satu anggota keluarga (faktor familial) sehingga sering disebut penyakit heredodegeneratif.
Beberapa contoh penyakit degeneratif yang sering ditemukan antara lain, diabetes
melitus (DM), osteoartritis (OA), osteoporosis, penyakit jantung koroner (PJK), asam urat,
stroke, dan hiperlipidemia (Kolesterol dan Lemak Tinggi). Faktor-faktor resiko utama
penyebab penyakit degeneratif adalah pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik,
serta konsumsi rokok. Saat ini dapat dikatakan faktor dari luar memiliki potensi lebih tinggi
untuk menimbulkan penyakit degeneratif dibandingkan faktor dari dalam ( faktor genetika
atau keturunan).
Gizi dan penyakit degeneratif sangat erat hubungannya, mengingat pola makan yang
salah meningkatkan resiko penyakit degeneratif. Pola makan yang tidak sehat contohnya
adalah mengonsumsi makanan berlemak jenuh seperti junk food serta makanan berkolestrol
lainnya. Makanan yang kita konsumsi akan membentuk antioksidan yang penting untuk
melindungi tubuh. Asal terbentuknya antioksidan ini dibedakan menjadi dua yakni
intraseluler (di dalam sel) dan ekstraseluler (di luar sel) atau dari makanan. Dan aktioksidan
tubuh bisa dikelompokkan menjadi 3 yakni, antioksidan primer, antioksidan sekunder dan
antioksidan tersier.
Konsumsi bahan makanan non--nabati juga memberi pengaruh terhadap
penyakit degeneratif. Namun, bukan berarti penyebab penyakit degeneratif, karena
konsumsi bahan makanan non-nabati sehingga harus dihindari. Yang perlu diperhatikan
adalah banyaknya konsumsi bahan makanan non-nabati tersebut (daging). Sesuatu yang
berlebih memanglah tidak baik untuk kesehatan tubuh.
Modernisasi
dan
kepraktisan
saat
ini
dalam
melakukan
setiap
aktivitas,
mempengaruhi kurangnya aktivitas fisik seseorang, terutama bagi mereka pekerja yang serba
elektronik. Jadi, kesehatan tubuh sangat bergantung pada apa yang kita berikan dan apa yang
kita lakukan pada tubuh itu sendiri.
B. Saran
Setiap orang hendaknya mulai memberlakukan kebiasaan gaya hidup sehat dan
menerapkan pola makan sehat di kehidupan sehari-hari. Mengingat faktor resiko utama
penyebab penyakit degeneratif adalah gaya hidup yang kurang tepat dan pola makan yang
tidak sehat. Dalam memberlakukan gaya hidup sehat dan pola makan sehat kemauan yang
kuat dan dukungan dari lingkungan sangat dibutuhkan dalam hal mengingatkan upaya
perubahan kebiasaan gaya hidup dan pola makan sehat.
Ada beberapa tips cara hidup yang dapat kita lakukan agar terhindar dari berbagai
macam penyakit degeneratif, tips tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
1. Batasi asupan gula (baik camilan, soft drink, coklat dll).
2. Kurangi asupan purin (dari bahan makanan, misalnya: jerohan, alkohol,
sarden, burung dara, unggas, kaldu daging, emping, tape).
3. Diet rendah lemak. (lemak tinggi pada kuning telur, keju, kepiting, udang,
kerang, cumi, susu dan santan).
4. Cegah kegemukan (untuk orang Asia BMI ideal = 8.5 22.9 kgm2 )
5. Hindari asupan garam yang berlebihan.
6. Berhenti merokok.
7. Latihan atau olahraga harian sekitar 300 kkal perhari atau jalan 3 km.
8. Tidur 6 jam per hari.
9. Berhenti minum alkohol.
10. Medical check up teratur, terutama yang berusia > 40 th, lakukan tiap 3, 6 dan
12 bulanan.
DAFTAR PUSTAKA
Trina
Irawanti.
Penyakit
Degeneratif.
(online)
Kudus.
(2012).
Penyakit
Degeneratif.
(online)
Pada
Penyakit
Degeneratif
Di
Indonesia.
(online)