Anda di halaman 1dari 16

PATOLOGI UMUM

PENYAKIT DEGENERATIF

Oleh
Kelompok 2 (dua)
Kelas B
Anita Gustira (10011281320014)
Febrianti Komalasari (10011281320012)
Karisa Ameliani (10011281320030)
Ramadhiah Febriani (10011281320018)
Risty Nurannisa (10011281320008)
Shinta Handayani (10011281320022)

Dosen Pembimbing : MARIANA, S.KM, M.KES

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Gedung Dr. A.I. Muthalib. Kampus Universitas Sriwijaya Jl. Raya Palembang Prabumulih
Inderalaya, Kab. Ogan Ilir Prov. Sumatera Selatan. Telp/Fax (0711) 580068
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini di negara berkembang telah terjadi pergeseran penyebab kematian utama
yaitu dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Kecenderungan transisi ini
dipengaruhi oleh adanya perubahan gaya hidup, urbanisasi dan globalisasi. Salah satu jenis
penyakit tidak menular tersebut adalah penyakit bawaan atau penyakit degeneratif.
Penyakit degeneratif merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia.
Menurut World Health Organization (WHO), badan lembaga kesehatan dari PBB, terdapat
hampir sekitar 17 juta orang meninggal dunia akibat penyakit degeneratif setiap tahun
(Depkes RI, 2005). Upaya pencegahan terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan
pengaturan pola konsumsi makanan dan minuman sejak dini. Kalangan remaja menjadi
sasaran utama untuk dilakukan upaya ini oleh karena masih sering dijumpai masalah terhadap
tingkat kesehatan dan status gizi. Perilaku makan yang tidak baik menjadi masalah yang
utama, misalnya konsumsi beberapa jenis mineral seperti besi, kalsium, dan beberapa vitamin
ternyata masih kurang pada remaja walaupun asupan kalori dan protein sudah tercukupi
(Arisman, 2007).
Penyakit Degeneratif berkolerasi dengan bertambahnya usia seseorang. Yang
membahayakan, golongan penyakit ini bisa menyerang mendadak tanpa terlihat gejala-gejala
sebelumnya. Jika diusut lebih lanjut, golongan Penyakit Degeneratif terkait erat dengan pola
makan yang kurang sehat. Beberapa penyakit yang termasuk dalam penyakit degeneratif
misalnya Diabetes Melitus, Stroke, Jantung Koroner, Osteoporosis, Asam Urat, dan
sebagainya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penyakit degeneratif?
2. Bagaimana gambaran klinis penyakit degenerative secara umum?
3. Apa saja faktor penyebab penyakit degeneratif?
4. Apa dan Bagaimana hubungan gizi dengan penyakit degeneratif?
5. Bagaimana pengaruh mengonsumsi bahan makanan non-nabati terhadap
penyakit degeneratif?
6. Apa saja contoh penyakit degeneratif?
7. Bagaimana pencegahan penyakit degeneratif secara umum?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyakit Degeneratif


Penyakit degeneratif adalah penyakit yang mengiringi proses penuaan pada seseorang
seiring bertambahnya usia. Penyakit degeneratif merupakan istilah yang secara medis
digunakan untuk menerangkan adanya suatu proses kemunduran fungsi sel saraf tanpa sebab
yang diketahui, yaitu dari keadaan normal sebelumnya ke keadaan yang lebih buruk.
Tubuh mengalami defisiensi produksi enzim dan hormon, imunodefisiensi, peroksida
lipid, kerusakan sel (DNA), pembuluh darah, jaringan protein dan kulit. Penyebab penyakit
sering tidak diketahui, termasuk diantaranya kelompok penyakit yang dipengaruhi oleh faktor
genetik atau paling sedikit terjadi pada salah satu anggota keluarga (faktor familial) sehingga
sering disebut penyakit heredodegeneratif.
B. Faktor Penyebab Penyakit Degeneratif
Ada beberapa faktor yang dapat menunjang terjadinya penyakit degenaratif, faktor-
faktor tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
1. Gaya hidup tidak sehat :
Kurang olahraga
Merokok
Alkoholic (pecandu alkohol)
Narkoba
Workaholic (gila kerja)
Stres psikologis (tekanan batin)
2. Pola makan yang tidak sehat. Mengonsumsi lemak jenuh (kolesterol), junk food, gula
murni berlebihan, MSG dan kurang serat
3. Makanan teroksidasi (minyak jlantah, pemanasan minyak dengan suhu tinggi, daging
bakar atau panggang).
4. Genetik atau keturunan.
5. Obesitas atau kegemukan.
6. Paparan zat kimia (plastik, Pb, Ar, Hg, zat warna pakaian, asam boraks, formalin, dll).
7. Polusi udara dan faktor lingkungan yang terakumulasi selama bertahun-tahun.
8. Radikal bebas (polusi udara dari asap motor/mobil, asap pabrik, asap rokok).
C. Hubungan Gizi dengan Penyakit Degeneratif
Salah satu penyebab terjadinya penyakit degeneratif adalah karena perolehan zat gizi
mikro dan makro yang tidak seimbang. Pola makan yang salah meningkatkan resiko penyakit
degeneratif ini.
Masyarakat sekarang gemar mengkonsumsi makanan-manakan tinggi lemak seperti
goreng-gorengan, junk food (makanan cepat saji) dan makanan-makanan instan lainnya. Junk
food mengandung lemak jenuh (saturated fat), garam dan gula, serta bermacam-
macam additive seperti monosodium glutamate dan tartrazine dengan kadar yang tinggi. Oleh
sebab itu daya tahan tubuh akan menurun dan meningkatkankan resiko penyakit ini terutama
karena konsumsi lemak dan gula berlebih.
Makanan yang kita konsumsi akan membentuk antioksidan yang penting untuk
melindungi tubuh. Asal terbentuknya antioksidan ini dibedakan menjadi dua yakni
intraseluler (didalam sel) dan ekstraseluler (diluar sel) atau dari makanan.
Antioksidan tubuh bisa dikelompokkan menjadi 3 yakni:

a. Antioksidan Primer
Antioksidan primer bekerja untuk mencegah pembentukan senyawa radikal bebas
baru. Antioksidan primer mengubah radikal bebas menjadi molekul yang berkurang dampak
negatifnya, sebelum radikal bebas ini sempat bereaksi.
Contoh anti aksidan ini adalah enzim SOD yang berfungsi sebagai pelindung
hancurnya sel-sel tubuh serta mencegah proses peradangan karena radikal bebas. Enzim SOD
sebenarnya sudah ada dalam tubuh kita. Namun bekerjanya membutuhkan bantuan zat-zat
gizi meneral seperti mangan, seng, tembaga. Selenuum (Se) juga berperan sebagai
antipksidan. Jadi, jika ingin menghambat gejala penyakit degeratif, mineral-mineral tersebut
hendaklah tersedia cukup dalam makanan yang dikonsumsi setiap hari.
b. Antioksidan Sekunder
Antioksidan sekunder berfungsi untuk menangkap senyawa serta mencegah terjadinya
reaksi berantai. Contoh anti oksidan sekunder adalah vitamin E, vitamin C, beta karoten,
asam urat, bilirubin, dan albumin.
Kanker esofagus dan kanker lambung juga berhubungan dengan keadaan gizi kurang.
Kenyataannya, hampir semua studi mengenai diet dengan kanker lambung, telah menemukan
efek protektif dari konsumsi sayuran dan buah-buahan, dan bahkan dalam percobaan in vitro
pembentukan komponen N-nitriso dapat ditekan seminim mungkin oleh antioksidan seperti
vitamin E dan vitamin C.
c. Antioksidan Tersier
Antioksidan tersier bertugas memperbaiki kerusakan sel-sel jaringan yang disebabkan
oleh radikal bebas. Contoh enzim yang memperbaiki DNA. Enzim ini berguna untuk
mencegah penyakit kanker. Percobaan telah mendukung teori bahwa mengkonsumsi
antioksidanyang memadai dapat mengurangi berbagai penyakit degeratif.

D. Pengaruh Mengonsumsi Bahan Makanan Non-Nabati terhadap Penyakit


Degeneratif
Bahan makanan non nabati atau bahan makanan hewani merupakan bahan makanan
yang berasal dari hewan. Contohnya yaitu daging, ikan, telur dan produk olahan lainnya yang
berasal dari hewan. Berikut akan dibahas mengenai pengaruh mengonsumsi daging terhadap
beberapa penyakit degeneratif.
Hubungan Daging Merah dengan Kanker
Daging merah adalah jenis daging yang berasal dari sapi, kambing, babi, dan
kuda. Jenis daging ini berwarna merah karena mengandung senyawa heme. Selain
daging merah, ada juga jenis daging putih, yang diperoleh dari ayam, bebek, dan ikan.
Kedua jenis daging ini tidak hanya berbeda dari segi warna saja, dampak kesehatan
dari mengonsumsi kedua jenis daging ini pun berbeda.
Ada empat alasan mengenai daging merah yang dapat menyebabkan kanker,
yakni sebagai berikut.
1. Proses memasak daging merah dapat menyebabkan pembentukan senyawa
pencetus kanker.
2. Mengonsumsi daging dapat menyebabkan reaksi antara NO dan N2O3 dengan
amine di saluran cerna.
3. Daging merah akan meningkatkan asupan lemak harian.
4. Zat besi (heme) dalam daging dapat menyebabkan pembentukan oksigen
radikal di saluran cerna.
Hubungan Daging dengan Stroke dan Penyakit Jantung
Jika lemak jenuh masuk ke dalam darah akan menyebabkan beberapa
penyakit, diantaranya adalah penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah
seperti stroke dan pembengkakan jantung. Ini disebabkan oleh mengentalnya darah
yang diakibatkan oleh masuknya lemak jenuh ke dalam darah.
Pada suhu tertentu lemak jenuh akan encer. Tetapi karena suhu manusia lebih
rendah daripada asal lemak jenuh, yaitu daging hewan seperti sapi, kambing, ayam
dan lain-lain, maka lemak jenuh tersebut menjadi kental dan bahkan mengeras ketika
berada didalam darah. Akibatnya sirkulasi darah terganggu, menjadi lambat dan
bahkan dapat menyumbat pembuluh darah. Inilah yang menjadi penyebab penyakit
stoke dan pembengkakan jantung.
Hubungan Daging dengan Kegagalan Fungsi Organ
Selain itu darah yang mengental juga menghambat terganggunya kiriman
nutrisi keseluruh organ tubuh sehingga menyebabkan sel-sel tubuh kekurangan
oksigen dan nutrisi. Hal ini akan berakibat terganggunya proses mutasi sel dan ujung-
ujungnya mengakibatkan terjadinya penuaan dini. Selain itu kondisi ini juga dapat
mengakibatkan organ-organ tubuh mengalami kegagalan fungsi.
Hubungan Daging dengan Osteoporosis
Selain menyebabkan darah menjadi kental dengan lemak jenuhnya, daging
juga dapat menyebabkan darah menjadi asam. Kondisi ini menyebabkan tulang
bekerja keras untuk menetralisir kadar asam dengan melarutkan kalsium ke dalam
darah.
Mengenai hal ini, Anand dan Linkswiller menemukan bahwa konsentrasi
extracellular kalsium diatur oleh kalsium dalam tulang. Ketidakseimbangan negatif
yang berkepanjangan mengakibatkan kalsium dalam tulang melarut sehingga
menyebabkan terjadi keropos tulang atau osteoporosis.

E. Beberapa Contoh Penyakit Degeneratif


1. Diabetes Mellitus (DM)
Kencing manis (Diabetes Mellitus) adalah suatu kumpulan gejala yang timbul
pada seseorang yang disebabkan adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah
secara terus menerus (kronis) akibat kekurangan insulin baik kuantitatif maupun
kualitatif.
Tipe-tipe DM :
DM tipe 1 (Diabetes Mellitus Tergantung Insulin / Insulin Dependent
Diabetes Mellitus).
DM tipe 2 (Diabetes Mellitus Tidak Tergantung Insulin /Non Insulin
Dependent Mellitus).
DM tipe Spesifik (karena penyakit penkreas, infeksi virus dan lain-lain)
Gestational Diabetes (DM karena kehamilan).
Faktor Risiko DM :
Faktor genetik (keturunan).
Kelompok usia dewasa tua (lebih dari 45 th).
Gaya hidup pola makan yang salah.
Kurang aktivitas.
Kegemukan.
Menderita tekanan darah tinggi > 140/90 mmHg.
Ada riwayat menderita diabetes ketika kecil.
Ada riwayat kehamilan dengan BB Bayi waktu lahir 4 kg.
Gangguan lemak darah, HDL < 35 mg/dl atau Trigliserida 250 mg/dl.
Dari informasi dokter, pernah mengalami Toleransi Glucosa.
Terganggu (TGT) atau Glukosa Darah.
Puasa Terganggu (GDPT).
Faktor pencetus DM:
Kurang gerak/malas.
Makan berlebihan.
Kehamilan.
Kekurangan insulin.
Penyakit hormon yang berlawanan kerjanya dengan insulin.
Gejala DM:
Penurunan berat badan dan rasa lemah.
Banyak kencing.
Banyak minum.
Banyak makan / cepat merasa lapar.
Kesemutan atau nyeri terutama pada kaki.
Gangguan penglihatan.
Gatal/bisul.
Gangguan ereksi.
Keputihan.
Pencegahan DM :
Pencegahan Primer
Pola makan yang seimbang.
Memperhatikan berat badan dalam batas normal.
Olahraga secara teratur.
Pencegahan Sekunder: mendeteksi secara dini, mencegah penyakit tidak
menjadi lebih parah dan mencegah timbulnya komplikasi:
Tetap melakukan pencegahan primer.
Pengendalian gula darah agar tidak terjadi komplikasi (kontrol teratur).
Mengatasi gula darah dengan obat-obatan baik oral maupun suntikan
insulin.
Pencegahan Tersier: mencegah kecacatan lebih lanjut dari komplikasi
yang sudah terjadi, seperti: pemeriksaan pada pembuluh darah mata,
pemeriksaan ginjal, tungkai, pemeriksaan otak dan lain-lain.
Faktor lain yang perlu mendapat perhatian pada penderita DM adalah faktor
stress dan keadaan emosi, seperti sikap menyangkal, marah, depresi atau takut yang
berlebihan.

2. Osteoartritis (OA)
Osteoartritis (OA) merupakan penyakit degeneratif yang menyebabkan
kerusakan jaringan tulang rawan pada sendi yang ditandai dengan perubahan pada
tulang. Faktor resiko terjadinya penyakit ini adalah genetik, perempuan, riwayat
benturan pada sendi, usia dan obesitas.
Gejala yang dapat ditemukan pada penyakit ini adalah:
Nyeri pada sendi terutama setelah beraktivitas dan membaik setelah
beristirahat.
Kadang dapat ditemukan kekakuan di pagi hari, durasi tidak lebih dari 30
menit.
Gejala tersebut menyebabkan kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari
dan bekerja. Umumnya sendi yang terkena adalah sendi-sendi yang menopang tubuh
seperti lutut, panggul, dan punggung.

3. Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit degeneratif pada tulang yang ditandai dengan
rendahnya massa tulang dan penipisan jaringan tulang. Hal tersebut dapat
menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
Diagnosis dari penyakit ini berdasarkan massa tulang. Karena penyakit ini
tidak memberikan gejala hingga terjadi patah tulang, maka penting untuk dilakukan
skrining untuk mencegah penyakit ini. Selain itu, penderita juga harus menjaga diri
dan melakukan penyesuaian agar tidak mudah jatuh, misalnya kamar mandi
menggunakan lantai yang kasar.
Osteoporosis dapat disebabkan oleh:
Penyerapan kalsium yang menurun pada wanita post menopause.
Usia lebih dari 70 tahun.
Penyakit kronis.
Defisiensi zat pembentu tulang seperi kalsium, vitamin D.

4. Penyakit Jantung Koroner (PJK)


Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh
adanya sumbatan pada pembuluh darah koroner. Pembuluh darah koroner adalah
pembuluh darah yang memperdarahi jantung. Sumbatan dari pembuluh darah tersebut
diakibatkan oleh adanya proses aterosklerosis atau penumpukan lemak atau plak di
pembuluh darah sehingga diameter pembuluh darah makin kecil dan mengeras atau
kaku. Proses aterosklerosis terjadi perlahan-lahan seiring dengan waktu, tetapi pada
orang-orang dengan kadar lemak di dalam darah yang tinggi, proses ini di pembuluh
darah menjadi semakin cepat dan banyak.
Faktor Risiko Penyakit Jantung:
Keturunan
Risiko meningkat pada usia di atas 40 tahun
Merokok
Kolesterol tinggi
Hipertensi
Kencing manis (terutama wanita)
Kurang aktifitas fisik
Obesitas
Stres

5. Asam Urat
Yang dimaksud dengan asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang
berasal dari makanan yang kita konsumsi. Ini juga merupakan hasil samping dari
pemecahan sel dalam darah.
Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan makanan yang
berasal dari tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam tubuh makhluk hidup
terdapat zat purin ini, lalu karena kita memakan makhluk hidup tersebut, maka zat
purin tersebut berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan buah-buahan juga
terdapat purin. Purin juga dihasilkan dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang terjadi
secara normal atau karena penyakit tertentu.
Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dalam tubuh melalui feses
(kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang
ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal lain yang dapat
meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak mengkonsumsi bahan
makanan yang mengandung banyak purin. Asam urat yang berlebih selanjutnya akan
terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.
Penderita asam urat setelah menjalani pengobatan yang tepat dapat diobati
sehingga kadar asam urat dalam tubuhnya kembali normal. Tapi karena dalam
tubuhnya ada potensi penumpukan asam urat, maka disarankan agar mengontrol
makanan yang dikonsumsi sehingga dapat menghindari makanan yang banyak
mengandung purin.
Gejala Asam Urat :
Kesemutan dan linu
Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur.
Sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan, panas dan nyeri
luar biasa pada malam dan pagi.
Solusi Mengatasi Asam Urat:
Melakukan pengobatan hingga kadar asam urat kembali normal. Kadar
normalnya adalah 2.4 hingga 6 untuk wanita dan 3.0 hingga 7 untuk pria.
Kontrol makanan yang dikonsumsi.
Banyak minum air putih. Dengan banyak minum air putih, kita dapat
membantu membuang purin yang ada dalam tubuh.

6. Stroke
Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu
bagian otak tiba-tiba terganggu. Stroke terjadi karena cabang pembuluh darah
terhambat oleh emboli. Emboli bisa berupa kolesterol atau udara.
Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian
reaksi biokimia, yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel saraf di otak.
Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh
jaringan itu.
Stroke adalah penyebab kematian yang ketiga di Amerika Serikat dan banyak
negara industri di Eropa (Jauch, 2005). Bila dapat diselamatkan, kadang-kadang
penderita mengalami kelumpuhan di anggota badannya, hilangnya sebagian ingatan
atau kemampuan bicaranya.
Cara pencegahan penyakit stroke :
Hindari stress yang berlebihan.
Sempatkan untuk melakukan rekreasi, refleksi atau refreshing.
Banyak makan buah dan sayur, yang banyak mengandung kalium, folat dan
antioksidan.
Mengonsumsi makanan kaya serat misalnya oatmeal atau kacang .
Mengonsumsi makanan kaya kalsium.
Mengonsumsi kedelai, seperti tempe, miso, tahu dan susu kedelai.
Mengonsumsi makanan kaya asam lemak omega-3 misalnya salmon, makerel
dan tuna.
7. Hiperlipidemia (Kolesterol dan Lemak Tinggi)
Kolesterol:
HDL (High Density Lipoprotein) atau kolesterol baik.
LDL (Low Density Lipoprotein) atau kolesterol jahat.
Lemak dalam darah: trigliserida
Kadar normal :
Kolesterol total : < 200 mg/dL
Kolesterol LDL : < 160 mg/dL
Kolesterol HDL : > 60 mg/dL
Trigliserida : < 150 mg/dL
Kelebihan kolesterol meningkatkan risiko:
Penyumbatan pembuluh darah
Strok
Penyakit jantung koroner
Hipertensi
Obesitas
Pencegahan Hiperlipidemia :
1. Diet
2. Hindari stress
3. Olahraga secara teratur.
4. Stop merokok.

F. Pencegahan Penyakit Degeneratif secara Umum


Faktor-faktor resiko utama penyebab penyakit degeneratif adalah pola makan yang
tidak sehat, kurangnya aktifitas fisik, serta konsumsi rokok. Pola makan yang tidak sehat
contohnya adalah mengkonsumsi makanan berlemak jenuh seperti junk food serta makanan
berkolestrol lainnya.
Modernisasi pekerjaan yang serba elektronik mendorong banyaknya jenis pekerjaan
yang tidak banyak mengeluarkan tenaga sehingga berkurang aktifitas fisik. Peningkatan
pemasaran dan penjualan produk tembakau yang marak pada negara-negara dengan
pendapatan rendah hingga sedang sangat berperan dalam menjadikan konsumsi rokok sebagai
faktor risiko penyakit degeneratif. Ada beberapa upaya yang dapat mencegah penyakit
degeneratif, yakni dengan melakukan olahraga teratur dan sinar matahari yang menunjang
bagi tubuh. Melakukan kegiatan fisik dan olahraga (setiap hari jalan kaki) sangat dianjurkan
untuk meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan berat badan, meningkatkan fungsi
jantung, paru dan otot serta memperlambat proses penuaan. Selain berolahraga berjemur pada
matahari pagi dan sore memberikan kontribusi dalam menjaga aktifitas sel-sel tubuh. Sinar
matahari sesungguhnya sangat bermanfaat bagi kita. Yang terbaik bila kita disinari cahaya
matahari sebelum pukul 09.00 pagi dan setelah pukul 16.00 sore, karena sinar matahari
mengurangi kolesterol darah. Cara lain istirahat yang cukup, hal ini akan menjaga tubuh
dalam kondisi alkali (basa). Dalam kondisi ini tubuh akan melakukan metabolism secara
normal.
Proses penuaan sel-sel tubuh berjalan lebih lambat, hal ini sangat menguntungkan jika
terjadi pada alat-alat vital tubuh. Selain itu, makan makanan bergizi seimbang. Manusia
dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, dimulai dari saat pembuahan, berlangsung
sepanjang masa hidupnya hingga dewasa sampai masa tua, memerlukan zat gizi yang
terkandung dalam makanan. Jadi manusia mendapat zat gizi atau nutrient dalam bentuk
makanan yang berasal dari hewan (hewani) dan tumbuh-tumbuhan (nabati). Makanan dengan
gizi seiimbang adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat
pengatur.
Cara orang-orang Jepang mencegah Penyakit Degeneratif adalah banyak
mengkonsumsi ikan. Penduduk Jepang setiap hari mengonsumsi ikan dan rumput laut.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu protein ikan setingkat dengan mutu
protein daging, sedikit di bawah mutu protein telur dan di atas mutu protein serelia dan
kacang-kacangan. Ikan adalah sumber protein dan memiliki kandungan asam lemak omega-3
yang mempunyai peran dalam pencegahan penyakit generatif, seperti jantung koroner,
diabetes, tekanan darah tinggi, stroke, kanker. Mengkonsumsi ikan sejak usia muda juga
dapat menunjang perkembangan kesehatan dan kecerdasan otak.

G. Tips Cara Hidup Sehat Untuk Menghindari Penyakit Degeneratif


Ada beberapa tips cara hidup yang dapat kita lakukan agar terhindar dari berbagai
macam penyakit degeneratif, tips tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
1. Batasi asupan gula (baik camilan, soft drink, coklat dll).
2. Kurangi asupan purin (dari bahan makanan, misalnya: jerohan, alkohol, sarden,
burung dara, unggas, kaldu daging, emping, tape).
3. Diet rendah lemak. (lemak tinggi pada kuning telur, keju, kepiting, udang, kerang,
cumi, susu dan santan).
4. Cegah kegemukan (untuk orang Asia BMI ideal = 8.5 22.9 kgm2 )
5. Hindari asupan garam yang berlebihan.
6. Berhenti merokok.
7. Latihan/olahraga harian sekitar 300 kkal perhari atau jalan 3 km.
8. Tidur 6 jam per hari.
9. Berhenti minum alkohol.
10. Medical check up teratur, terutama yang berusia > 40 th, lakukan tiap 3, 6 dan 12
bulanan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyakit degeneratif adalah penyakit yang mengiringi proses penuaan pada seseorang
seiring bertambahnya usia. Penyebab penyakit sering tidak diketahui, termasuk diantaranya
kelompok penyakit yang dipengaruhi oleh faktor genetik atau paling sedikit terjadi pada salah
satu anggota keluarga (faktor familial) sehingga sering disebut penyakit heredodegeneratif.
Beberapa contoh penyakit degeneratif yang sering ditemukan antara lain, diabetes
melitus (DM), osteoartritis (OA), osteoporosis, penyakit jantung koroner (PJK), asam urat,
stroke, dan hiperlipidemia (Kolesterol dan Lemak Tinggi). Faktor-faktor resiko utama
penyebab penyakit degeneratif adalah pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik,
serta konsumsi rokok. Saat ini dapat dikatakan faktor dari luar memiliki potensi lebih tinggi
untuk menimbulkan penyakit degeneratif dibandingkan faktor dari dalam ( faktor genetika
atau keturunan).
Gizi dan penyakit degeneratif sangat erat hubungannya, mengingat pola makan yang
salah meningkatkan resiko penyakit degeneratif. Pola makan yang tidak sehat contohnya
adalah mengonsumsi makanan berlemak jenuh seperti junk food serta makanan berkolestrol
lainnya. Makanan yang kita konsumsi akan membentuk antioksidan yang penting untuk
melindungi tubuh. Asal terbentuknya antioksidan ini dibedakan menjadi dua yakni
intraseluler (di dalam sel) dan ekstraseluler (di luar sel) atau dari makanan. Dan aktioksidan
tubuh bisa dikelompokkan menjadi 3 yakni, antioksidan primer, antioksidan sekunder dan
antioksidan tersier.
Konsumsi bahan makanan non--nabati juga memberi pengaruh terhadap
penyakit degeneratif. Namun, bukan berarti penyebab penyakit degeneratif, karena
konsumsi bahan makanan non-nabati sehingga harus dihindari. Yang perlu diperhatikan
adalah banyaknya konsumsi bahan makanan non-nabati tersebut (daging). Sesuatu yang
berlebih memanglah tidak baik untuk kesehatan tubuh.
Modernisasi dan kepraktisan saat ini dalam melakukan setiap aktivitas,
mempengaruhi kurangnya aktivitas fisik seseorang, terutama bagi mereka pekerja yang serba
elektronik. Jadi, kesehatan tubuh sangat bergantung pada apa yang kita berikan dan apa yang
kita lakukan pada tubuh itu sendiri.

B. Saran
Setiap orang hendaknya mulai memberlakukan kebiasaan gaya hidup sehat dan
menerapkan pola makan sehat di kehidupan sehari-hari. Mengingat faktor resiko utama
penyebab penyakit degeneratif adalah gaya hidup yang kurang tepat dan pola makan yang
tidak sehat. Dalam memberlakukan gaya hidup sehat dan pola makan sehat kemauan yang
kuat dan dukungan dari lingkungan sangat dibutuhkan dalam hal mengingatkan upaya
perubahan kebiasaan gaya hidup dan pola makan sehat.
Ada beberapa tips cara hidup yang dapat kita lakukan agar terhindar dari berbagai
macam penyakit degeneratif, tips tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
1. Batasi asupan gula (baik camilan, soft drink, coklat dll).
2. Kurangi asupan purin (dari bahan makanan, misalnya: jerohan, alkohol,
sarden, burung dara, unggas, kaldu daging, emping, tape).
3. Diet rendah lemak. (lemak tinggi pada kuning telur, keju, kepiting, udang,
kerang, cumi, susu dan santan).
4. Cegah kegemukan (untuk orang Asia BMI ideal = 8.5 22.9 kgm2 )
5. Hindari asupan garam yang berlebihan.
6. Berhenti merokok.
7. Latihan atau olahraga harian sekitar 300 kkal perhari atau jalan 3 km.
8. Tidur 6 jam per hari.
9. Berhenti minum alkohol.
10. Medical check up teratur, terutama yang berusia > 40 th, lakukan tiap 3, 6 dan
12 bulanan.
DAFTAR PUSTAKA

Japardi, Iskandar. (2002). Penyakit Degeneratif Pada Medula Spinalis. (online)


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1990/1/bedahiskandar%20japardi39.pdf.
Diakses tanggal 5 September 2014.
Primalia, Trina Irawanti. Penyakit Degeneratif. (online)
http://www.kerjanya.net/faq/6648-penyakit-degeneratif.html. Diakses tanggal 5 September
2014.
N,N. Cara Efektif Untuk Menghindari Berbagai Penyakit Degeneratif. (online)
http://www.ilmukesehatan.com/644/cara-efektif-untuk-menghindari-berbagai-macam-
penyakit-degeneratif.html. Diakses tanggal 5 September 2014.
Kabupaten Kudus. (2012). Penyakit Degeneratif. (online)
http://www.rsudkudus.com/gizi-dan-penyakit-degeneratif/. Diakses tanggal 5 September
2014.
Handajani, Andianti.,dkk. (2010). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola
Kematian Pada Penyakit Degeneratif Di Indonesia. (online)
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=80689&val=4892&title. Diakses tanggal
5 September 2014.

Anda mungkin juga menyukai