PENYAKIT DEGENERATIF
Oleh
Kelompok 2 (dua)
Kelas B
Anita Gustira (10011281320014)
Febrianti Komalasari (10011281320012)
Karisa Ameliani (10011281320030)
Ramadhiah Febriani (10011281320018)
Risty Nurannisa (10011281320008)
Shinta Handayani (10011281320022)
A. Latar Belakang
Saat ini di negara berkembang telah terjadi pergeseran penyebab kematian utama
yaitu dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Kecenderungan transisi ini
dipengaruhi oleh adanya perubahan gaya hidup, urbanisasi dan globalisasi. Salah satu jenis
penyakit tidak menular tersebut adalah penyakit bawaan atau penyakit degeneratif.
Penyakit degeneratif merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia.
Menurut World Health Organization (WHO), badan lembaga kesehatan dari PBB, terdapat
hampir sekitar 17 juta orang meninggal dunia akibat penyakit degeneratif setiap tahun
(Depkes RI, 2005). Upaya pencegahan terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan
pengaturan pola konsumsi makanan dan minuman sejak dini. Kalangan remaja menjadi
sasaran utama untuk dilakukan upaya ini oleh karena masih sering dijumpai masalah terhadap
tingkat kesehatan dan status gizi. Perilaku makan yang tidak baik menjadi masalah yang
utama, misalnya konsumsi beberapa jenis mineral seperti besi, kalsium, dan beberapa vitamin
ternyata masih kurang pada remaja walaupun asupan kalori dan protein sudah tercukupi
(Arisman, 2007).
Penyakit Degeneratif berkolerasi dengan bertambahnya usia seseorang. Yang
membahayakan, golongan penyakit ini bisa menyerang mendadak tanpa terlihat gejala-gejala
sebelumnya. Jika diusut lebih lanjut, golongan Penyakit Degeneratif terkait erat dengan pola
makan yang kurang sehat. Beberapa penyakit yang termasuk dalam penyakit degeneratif
misalnya Diabetes Melitus, Stroke, Jantung Koroner, Osteoporosis, Asam Urat, dan
sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penyakit degeneratif?
2. Bagaimana gambaran klinis penyakit degenerative secara umum?
3. Apa saja faktor penyebab penyakit degeneratif?
4. Apa dan Bagaimana hubungan gizi dengan penyakit degeneratif?
5. Bagaimana pengaruh mengonsumsi bahan makanan non-nabati terhadap
penyakit degeneratif?
6. Apa saja contoh penyakit degeneratif?
7. Bagaimana pencegahan penyakit degeneratif secara umum?
BAB II
PEMBAHASAN
a. Antioksidan Primer
Antioksidan primer bekerja untuk mencegah pembentukan senyawa radikal bebas
baru. Antioksidan primer mengubah radikal bebas menjadi molekul yang berkurang dampak
negatifnya, sebelum radikal bebas ini sempat bereaksi.
Contoh anti aksidan ini adalah enzim SOD yang berfungsi sebagai pelindung
hancurnya sel-sel tubuh serta mencegah proses peradangan karena radikal bebas. Enzim SOD
sebenarnya sudah ada dalam tubuh kita. Namun bekerjanya membutuhkan bantuan zat-zat
gizi meneral seperti mangan, seng, tembaga. Selenuum (Se) juga berperan sebagai
antipksidan. Jadi, jika ingin menghambat gejala penyakit degeratif, mineral-mineral tersebut
hendaklah tersedia cukup dalam makanan yang dikonsumsi setiap hari.
b. Antioksidan Sekunder
Antioksidan sekunder berfungsi untuk menangkap senyawa serta mencegah terjadinya
reaksi berantai. Contoh anti oksidan sekunder adalah vitamin E, vitamin C, beta karoten,
asam urat, bilirubin, dan albumin.
Kanker esofagus dan kanker lambung juga berhubungan dengan keadaan gizi kurang.
Kenyataannya, hampir semua studi mengenai diet dengan kanker lambung, telah menemukan
efek protektif dari konsumsi sayuran dan buah-buahan, dan bahkan dalam percobaan in vitro
pembentukan komponen N-nitriso dapat ditekan seminim mungkin oleh antioksidan seperti
vitamin E dan vitamin C.
c. Antioksidan Tersier
Antioksidan tersier bertugas memperbaiki kerusakan sel-sel jaringan yang disebabkan
oleh radikal bebas. Contoh enzim yang memperbaiki DNA. Enzim ini berguna untuk
mencegah penyakit kanker. Percobaan telah mendukung teori bahwa mengkonsumsi
antioksidanyang memadai dapat mengurangi berbagai penyakit degeratif.
2. Osteoartritis (OA)
Osteoartritis (OA) merupakan penyakit degeneratif yang menyebabkan
kerusakan jaringan tulang rawan pada sendi yang ditandai dengan perubahan pada
tulang. Faktor resiko terjadinya penyakit ini adalah genetik, perempuan, riwayat
benturan pada sendi, usia dan obesitas.
Gejala yang dapat ditemukan pada penyakit ini adalah:
Nyeri pada sendi terutama setelah beraktivitas dan membaik setelah
beristirahat.
Kadang dapat ditemukan kekakuan di pagi hari, durasi tidak lebih dari 30
menit.
Gejala tersebut menyebabkan kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari
dan bekerja. Umumnya sendi yang terkena adalah sendi-sendi yang menopang tubuh
seperti lutut, panggul, dan punggung.
3. Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit degeneratif pada tulang yang ditandai dengan
rendahnya massa tulang dan penipisan jaringan tulang. Hal tersebut dapat
menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
Diagnosis dari penyakit ini berdasarkan massa tulang. Karena penyakit ini
tidak memberikan gejala hingga terjadi patah tulang, maka penting untuk dilakukan
skrining untuk mencegah penyakit ini. Selain itu, penderita juga harus menjaga diri
dan melakukan penyesuaian agar tidak mudah jatuh, misalnya kamar mandi
menggunakan lantai yang kasar.
Osteoporosis dapat disebabkan oleh:
Penyerapan kalsium yang menurun pada wanita post menopause.
Usia lebih dari 70 tahun.
Penyakit kronis.
Defisiensi zat pembentu tulang seperi kalsium, vitamin D.
5. Asam Urat
Yang dimaksud dengan asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang
berasal dari makanan yang kita konsumsi. Ini juga merupakan hasil samping dari
pemecahan sel dalam darah.
Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan makanan yang
berasal dari tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam tubuh makhluk hidup
terdapat zat purin ini, lalu karena kita memakan makhluk hidup tersebut, maka zat
purin tersebut berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan buah-buahan juga
terdapat purin. Purin juga dihasilkan dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang terjadi
secara normal atau karena penyakit tertentu.
Normalnya, asam urat ini akan dikeluarkan dalam tubuh melalui feses
(kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang
ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal lain yang dapat
meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak mengkonsumsi bahan
makanan yang mengandung banyak purin. Asam urat yang berlebih selanjutnya akan
terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.
Penderita asam urat setelah menjalani pengobatan yang tepat dapat diobati
sehingga kadar asam urat dalam tubuhnya kembali normal. Tapi karena dalam
tubuhnya ada potensi penumpukan asam urat, maka disarankan agar mengontrol
makanan yang dikonsumsi sehingga dapat menghindari makanan yang banyak
mengandung purin.
Gejala Asam Urat :
Kesemutan dan linu
Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur.
Sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan, panas dan nyeri
luar biasa pada malam dan pagi.
Solusi Mengatasi Asam Urat:
Melakukan pengobatan hingga kadar asam urat kembali normal. Kadar
normalnya adalah 2.4 hingga 6 untuk wanita dan 3.0 hingga 7 untuk pria.
Kontrol makanan yang dikonsumsi.
Banyak minum air putih. Dengan banyak minum air putih, kita dapat
membantu membuang purin yang ada dalam tubuh.
6. Stroke
Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu
bagian otak tiba-tiba terganggu. Stroke terjadi karena cabang pembuluh darah
terhambat oleh emboli. Emboli bisa berupa kolesterol atau udara.
Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian
reaksi biokimia, yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel saraf di otak.
Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh
jaringan itu.
Stroke adalah penyebab kematian yang ketiga di Amerika Serikat dan banyak
negara industri di Eropa (Jauch, 2005). Bila dapat diselamatkan, kadang-kadang
penderita mengalami kelumpuhan di anggota badannya, hilangnya sebagian ingatan
atau kemampuan bicaranya.
Cara pencegahan penyakit stroke :
Hindari stress yang berlebihan.
Sempatkan untuk melakukan rekreasi, refleksi atau refreshing.
Banyak makan buah dan sayur, yang banyak mengandung kalium, folat dan
antioksidan.
Mengonsumsi makanan kaya serat misalnya oatmeal atau kacang .
Mengonsumsi makanan kaya kalsium.
Mengonsumsi kedelai, seperti tempe, miso, tahu dan susu kedelai.
Mengonsumsi makanan kaya asam lemak omega-3 misalnya salmon, makerel
dan tuna.
7. Hiperlipidemia (Kolesterol dan Lemak Tinggi)
Kolesterol:
HDL (High Density Lipoprotein) atau kolesterol baik.
LDL (Low Density Lipoprotein) atau kolesterol jahat.
Lemak dalam darah: trigliserida
Kadar normal :
Kolesterol total : < 200 mg/dL
Kolesterol LDL : < 160 mg/dL
Kolesterol HDL : > 60 mg/dL
Trigliserida : < 150 mg/dL
Kelebihan kolesterol meningkatkan risiko:
Penyumbatan pembuluh darah
Strok
Penyakit jantung koroner
Hipertensi
Obesitas
Pencegahan Hiperlipidemia :
1. Diet
2. Hindari stress
3. Olahraga secara teratur.
4. Stop merokok.
A. Kesimpulan
Penyakit degeneratif adalah penyakit yang mengiringi proses penuaan pada seseorang
seiring bertambahnya usia. Penyebab penyakit sering tidak diketahui, termasuk diantaranya
kelompok penyakit yang dipengaruhi oleh faktor genetik atau paling sedikit terjadi pada salah
satu anggota keluarga (faktor familial) sehingga sering disebut penyakit heredodegeneratif.
Beberapa contoh penyakit degeneratif yang sering ditemukan antara lain, diabetes
melitus (DM), osteoartritis (OA), osteoporosis, penyakit jantung koroner (PJK), asam urat,
stroke, dan hiperlipidemia (Kolesterol dan Lemak Tinggi). Faktor-faktor resiko utama
penyebab penyakit degeneratif adalah pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik,
serta konsumsi rokok. Saat ini dapat dikatakan faktor dari luar memiliki potensi lebih tinggi
untuk menimbulkan penyakit degeneratif dibandingkan faktor dari dalam ( faktor genetika
atau keturunan).
Gizi dan penyakit degeneratif sangat erat hubungannya, mengingat pola makan yang
salah meningkatkan resiko penyakit degeneratif. Pola makan yang tidak sehat contohnya
adalah mengonsumsi makanan berlemak jenuh seperti junk food serta makanan berkolestrol
lainnya. Makanan yang kita konsumsi akan membentuk antioksidan yang penting untuk
melindungi tubuh. Asal terbentuknya antioksidan ini dibedakan menjadi dua yakni
intraseluler (di dalam sel) dan ekstraseluler (di luar sel) atau dari makanan. Dan aktioksidan
tubuh bisa dikelompokkan menjadi 3 yakni, antioksidan primer, antioksidan sekunder dan
antioksidan tersier.
Konsumsi bahan makanan non--nabati juga memberi pengaruh terhadap
penyakit degeneratif. Namun, bukan berarti penyebab penyakit degeneratif, karena
konsumsi bahan makanan non-nabati sehingga harus dihindari. Yang perlu diperhatikan
adalah banyaknya konsumsi bahan makanan non-nabati tersebut (daging). Sesuatu yang
berlebih memanglah tidak baik untuk kesehatan tubuh.
Modernisasi dan kepraktisan saat ini dalam melakukan setiap aktivitas,
mempengaruhi kurangnya aktivitas fisik seseorang, terutama bagi mereka pekerja yang serba
elektronik. Jadi, kesehatan tubuh sangat bergantung pada apa yang kita berikan dan apa yang
kita lakukan pada tubuh itu sendiri.
B. Saran
Setiap orang hendaknya mulai memberlakukan kebiasaan gaya hidup sehat dan
menerapkan pola makan sehat di kehidupan sehari-hari. Mengingat faktor resiko utama
penyebab penyakit degeneratif adalah gaya hidup yang kurang tepat dan pola makan yang
tidak sehat. Dalam memberlakukan gaya hidup sehat dan pola makan sehat kemauan yang
kuat dan dukungan dari lingkungan sangat dibutuhkan dalam hal mengingatkan upaya
perubahan kebiasaan gaya hidup dan pola makan sehat.
Ada beberapa tips cara hidup yang dapat kita lakukan agar terhindar dari berbagai
macam penyakit degeneratif, tips tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
1. Batasi asupan gula (baik camilan, soft drink, coklat dll).
2. Kurangi asupan purin (dari bahan makanan, misalnya: jerohan, alkohol,
sarden, burung dara, unggas, kaldu daging, emping, tape).
3. Diet rendah lemak. (lemak tinggi pada kuning telur, keju, kepiting, udang,
kerang, cumi, susu dan santan).
4. Cegah kegemukan (untuk orang Asia BMI ideal = 8.5 22.9 kgm2 )
5. Hindari asupan garam yang berlebihan.
6. Berhenti merokok.
7. Latihan atau olahraga harian sekitar 300 kkal perhari atau jalan 3 km.
8. Tidur 6 jam per hari.
9. Berhenti minum alkohol.
10. Medical check up teratur, terutama yang berusia > 40 th, lakukan tiap 3, 6 dan
12 bulanan.
DAFTAR PUSTAKA