Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada masa sekarang, penyakit yang paling berbahaya bukan lagi penyakit yang berpunca
dari pada kuman atau jangkitan virus. Sebaliknya, ia adalah penyakit kronik degeneratif yang
berpunca daripada kerosakan dan degeneratif sel secara berkumpulan dalam badan manusia.

Penyakit degeneratif seringkali tidak terdeteksi, karena terjadinya penyakit sebelum


diaknosa ditegakan membutuhkan waktu yang lama. Penyakit degeneratif biasanya terjadi pada
orang yang berusia di atas 40 tahun. Sehingga morbiditas dan mortalitas dini terjadi pada kasus
yang tidak terdeteksi. Penelitian lain menyatakan bahwa dengan adanya urbanisasi penyakit
degeratif meningkat karena terjadi perubahan pola makan dan aktivitas sehari – hari. Faktor
resiko yang berubah secara epidemiologik dipe rkirakan adalah bertambahnya usia, lebih banyak
dn lebih lamanya obesitas, distribusi lemak tubuh, kurangnya aktivitas jasmani dan faktor –
faktor pendorong yang lain sekarang ini ada kecendrungan bahwa pen yakit degeneratif
meningkatkan peranan sebagai penyebab kematian.

Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis
yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja
dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta
menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah,
kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk
virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga
memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan
meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker. Merupakan salah satu usaha manusia untuk
menjadikan individu kebal terhadap suatu penyakit,

1
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah:

1. Apa itu penyakit degeneratif

2. Apa saja jenis – jenis penyakit degeneratif

3. Bagaimana hubungan gizi dengan penyakit degeneratif

4. Bagaimana cara mencegah penyakit degeneratif

C. Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum

Tujuan umum adalah untuk mengetahui gambaran tentang hubungan gizi dengan penyakit
degeneratif.

b. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah:

1. Mengetahui apa itu penyakit degeneratif.

2. Mengetahui apa saja jenis – jenis penyakit degeneratif.

3. Mengetahui bagaimana hubungan gizi dengan penyakit degeneratif.

4. Mengetahui cara mencegah penyakit degeneratif.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyakit Degeneratif Dan Sistem Imun

Penyakit degeneratif adalah penyakit yang mengiringi proses penuaan penyakit ini terjadi
seiring bertambahnya usia. Penyakit degeneratif merupakan istilah yang secara medis digunakan
untuk menerangkan adanya suatu proses kemunduran fungsi sel saraf tanpa sebab yang
diketahui, yaitu dari keadaan normal sebelumnya ke keadaan yang lebih buruk. Penyebab
penyakit sering tidak diketahui, termasuk diantaranya kelompok penyakit yang dipengaruhi oleh
faktor genetik atau paling sedikit terjadi pada salah satu anggota keluarga (faktor familial)
sehingga sering disebut penyakit heredodegeneratif.

Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis
yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja
dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta
menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika system , kekebalan melemah,
kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk
virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga
memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan
meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.

B. Jenis – jenis / fungsi Penyakit Degeneratif dan Imunitas

Penyakit degeneratif sangat banyak jenisnya. Berbagai referensi menyebutkan lebih dari 50
jenis penyakit degeneratif. Berikut adalah beberapa jenis penyakit degeneratif yang berhubungan
dengan konsumsi makanan atau zat gizi tertentu:

1. Obesitas

Adalah kelebihan berat badan dari berat badan ideal/normal dengan standar BMI/IMT (Index
Massa Tubuh) > 30 kg/m2.

3
Pencegahan Obesitas:

a. Gizi : Kurangi konsumsi makanan tinggi lemak dan gula.

b. Hindari konsumsi alkohol berlebihan.

c. Hindari stress/depresi/frustrasi/kebosanan

d. Berolahraga secara teratur : lakukan latihan aerobik minimal 30 menit per hari, selama 3
kali seminggu ; tingkatkan aktivitas fisik misalnya jalan kaki ke kantor, naik tangga di
dalam kantor.

e. Stop merokok.

2. Kolesterol

Dalam tubuh terdapat lemak terdiri dari kolesterol jahat yang biasa disebut LDL (Low
Density Lipoprotein) dimana lemak ini dapat menempel pada pembuluh darah. Sedangkan
kolesterol baik yang dikenal dengan HDL (High Density Lipoprotein) merupakan lemak yang
dapat melarutkan kandungan LDL dalam tubuh. Kolesterol normal dalam tubuh adalah 160-200
mg, maka penumpukan kandungan LDL harus dicegah agar tetap dalam keadaan normal.

3. Penyakit Jantung

Paling sering adalah penyakit jantung koroner (PJK). Koroner adalah arteri-arteri yang
melingkari jantung seperti mahkota (crown/coroner) yang berfungsi menyuplai nutrisi dan
oksigen bagi otot jantung. PJK timbul jika 1 atau lebih arteri koroner mengalami penyempitan
akibat penumpukan kolesterol dan komponen lain (pembentukan plak) pada dinding pembuluh
darah (aterosklerosis).

Akibat aliran darah terganggu, maka akan timbul nyeri atau rasa tidak nyaman di dada
(angina), terutama selama olahraga dimana otot jantung banyak membutuhkan oksigen. Proses
aterosklerosis dapat mulai terbentuk mulai usia anak-anak, sehingga pencegahan PJK harus
diperhatikan sejak dini. Tanda-tanda awal PJK antara lain adalah hipertensi dan kolesterol
tinggi.

4
4. Osteoporosis

Kalsium merupakan unsur pembentuk tulang dan gigi. Maka, agar kepadatan tulang terus
terjaga, penting untuk mengkonsumsi kalsium yang banyak terdapat dalam susu. Sayangnya,
seiring bertambahnya usia, kemampuan untuk menyerap kalsium semakin berkurang. Maka,
sebaiknya Anda membiasakan diri atau anak Anda untuk minum susu setiap hari sejak usia dini.
Karena penyebab osteoporosis adalah kurangnya asupan kalsium pada usia muda.

Kaum muda, seringkali mereka berpikir tidak perlu lagi mengkonsumsi susu yang
dianggap sebagai makanan anak kecil. Atau karena berpikir tulang tidak dapat tumbuh lagi
sehingga mereka enggan minum susu. Memang, pada umumnya tulang berhenti tumbuh saat usia
16-18 tahun, tetapi bukan berarti kita tidak perlu lagi memperhatikan kesehatan tulang, karena
fungsi tulang sangat penting bagi tubuh.

Kalsium yang dibutuhkan tiap orang berbeda, bergantung pada berat badan dan aktivitas
yang dijalankan. Pada ibu hamil dan menyusui, kalsium yang dibutuhkan lebih banyak. Tabel
berikut akan menjelaskan jumlah kalsium yang dibutuhkan berdasarkan usia.

Satu gelas susu mengandung sekitar 500 mg kalsium. Kalsium tidak hanya terdapat pada
susu, makanan lain seperti ikan teri, sup tulang, sayuran hijau seperti bayam dan kacang-
kacangan adalah salah satu sumber dari kalsium. Karena kalsium tidak dapat dihasilkan tubuh
kita, maka penting untuk minum susu dan mengkonsumsi makanan yang mengandung kalsium.

5. Stroke

Terjadi saat aliran darah ke otak terganggu atau berkurang secara hebat, sehingga otak tidak
mendapat oksigen dan makanan. Stroke terbagi terbagi menjadi dua:

a. Stroke Iskemik, disebabkan kurangnya aliran darah ke otak karena sumbatan pada
pembuluh darah otak. Merupakan jenis stroke yang paling banyak dijumpai (80%).

b. Stroke Hemoragik, disebabkan pecahnya pembuluh darah dalam otak, darah yang
berkumpul dalam jaringan otak menyebabkan penekanan dan kerusakan sel otak.

5
Tanda dan Gejala (berlangsung mendadak), berikut adalah tanda dan gejalanya:

a. Baal, lemah atau lumpuh di wajah, kaki atau tangan, biasanya pada satu sisi badan .

b. Sulit berbicara atau memahami pembicaraan (afasia).

c. Penglihatan buram, terganggu atau pandangan ganda

d. Kehilangan keseimbangan atau koordinasi badan

e. Sakit kepala hebat, dapat disertai leher kaku, nyeri wajah, nyeri di daerah antara kedua
mata, muntah atau gangguan kesadaran

f. Gangguan daya ingat, orientasi atau persepsi

Pencegahan stroke:

a. Hindari atau kendalikan faktor risiko di atas.

b. Diet sehat untuk otak

c. Banyak makan buah dan sayur, yang banyak mengandung kalium, folat dan antioksi dan
Makanan kaya serat misalnya oatmeal atau kacang

d. Makanan kaya kalsium Kedelai, seperti tempe, miso, tahu dan susu kedelai

e. Makanan kaya asam lemak omega-3 misalnya salmon, makerel dan tuna

Faktor risiko penyakit stroke adalah:

a. Riwayat stroke dalam keluarga

b. Usia, semakin lanjut usia, semakin tinggi risiko stroke

c. Jenis kelamin, lebih banyak wanita yang meninggal akibat stroke dibandingkan dengan
pria.

d. Ras, ras kulit hitam lebih tinggi risiko stroke dibandingkan ras lain.

e. Hipertensi

6
f. Hiperkolesterolemia

g. Merokok

h. DM

i. Obesitas, dll

Pencegahan primer adalah pencegahan terjadinya diabetes melitus pada individu yang
berisiko melalui modifikasi gaya hidup (pola makan sesuai, aktivitas fisik, penurunan berat
badan) dengan didukung program edukasi yang berkelanjutan. Meskipun program ini tidak
mudah, tetapi sangat menghemat biaya. Oleh karena itu dianjurkan untuk dilakukan di negara-
negara dengan sumber daya terbatas. Sedangkan pencegahan sekunder, merupakan tindakan
pencegahan terjadinya komplikasi akut maupun jangka panjang. Programnya meliputi
pemeriksaan dan pengobatan tekanan darah, perawatan kaki diabetes, pemeriksaan mata secara
rutin, pemeriksaan protein dalam urine program menurunkan atau menghentikan kebisaaan
merokok (Depkes.go.id, 2007).

a. Fungsi system imun


A. Pembentuk kekebalan tubuh.

B. Penolak dan penghancur segala bentuk benda asing yang masuk ke dalam tubuh.

C. Pendeteksi adanya sel abnormal, infeksi dan patogen yang membahayakan.

D. Penjaga keseimbangan komponen dan fungsi tubuh.

C. Hubungan Gizi dengan Penyakit Degeneratif

Salah satu penyebab terjadinya penyakit degeneratif adalah karena perolehan zat gizi mikro
dan makro yang tidak seimbang. Pola makan yang salah meningkatkan resiko penyakit ini. Dari
beberapa jenis penyakit di atas dapat kita simpulakan bahwa sebagian besar di pengaruhi oleh
konsumsi makanan. Masyarakat sekarang gemar mengkonsumsi makanan – manakan tinggi
lemak seperti goreng – gorengan, junk food, makanan – makanan instan. Kandungan Junk food
mengandung lemak jenuh (saturated fat), garam dan gula, serta bermacam-macam additive
seperti monosodium glutamate dan tartrazine dengan kadar yang tinggi. Oleh sebab itu daya

7
tahan tubuh akan menurun dan meningkatkankan resiko penyakit ini terutama karena konsumsi
lemak dan gula berlebih.

Makanan yang kita konsumsi akan membentuk antioksidan yang penting untuk melindungi
tubuh. Dari asal terbentuknya antioksidan ini dibedakan menjadi dua yakni intraseluler ( didalam
sel) dan ekstraseluler (diluar sel) atau pun dari makanan. Dari sini aktioksidan tubuh bisa
dikelompokkan menjadi 3 yakni:

a. Antioksidan Primer

Antioksidan primer bekerja untuk mencegah pembentukan senyawa radikal bebas baru.
Ia mengubah radikal bebas menjadi molekul yang berkurang dampak negatifnmya, sebelum
radikal bebas ini sempat bereaksi. Contoh anti aksidan ini adalah enzim SOD yang berfungsi
sebagai pelindung hancurnya sel – sel tubuh serta mencegah proses peradangan karena radikal
bebas. Enzim SOD sebenarnya sudah ada dalam tubuh kita. Namun bekerjanya membutuhkan
bantuan zat – zat gizi meneral seperti mangan, seng, tembaga. Selenuum (Se) juga berperan
sebagai antipksidan. Jadi, jika ingin menghambat gejala penyakit degeratif, mineral – mineral
tersebut hendaklah tersedia cukup dalam makanan yang dikonsumsi setiap hari.

b. Antioksidan Sekunder

Antioksidan ini berfungsi untuk menangkap senyawa serta mencegah terjadinya reaksi
berantai. Contoh anti oksidan sekunder: vitamin E, vitamin C, beta karoten, asam urat, bilirubin,
dan albumin.

Kanker esofagus dan kanker lambung juga berhubungan dengan keadaan gizi kurang.
Kenyataannya, hampir semua studi mengenai diet dengan kanker lambung, telah menemukan
efek protektif dari konsumsi sayuran dan buah-buahan, dan bahkan dalam percobaan in vitro
pembentukan komponen N-nitriso dapat ditekan seminim mungkin oleh antioksidan seperti
vitamin E dan vitamin C.

c. Antioksidan Tersier

Antioksidan jenis ini memperbaiki kerusakan sel – sel jaringan yang disebabkan oleh
radikal bebas. Contoh enzim yang memperbaiki DNA. Enzim ini berguna untuk mencegah

8
penyakit kanker. Percobaan telah mendukung teori bahwa mengkonsumsi antioksidan yang
memadai dapat mengurangi berbagai penyakit degeratif.

D. Pencegahan Penyakit Degeneratif

Faktor-faktor resiko utama penyebab penyakit degeneratif adalah pola makan yang tidak
sehat, kurangnya aktifitas fisik, serta konsumsi rokok. Pada pola makan yang tidak sehat
misalnya mengkonsumsi makanan berlemak jenuh seperti junk food serta makanan berkolestrol
lainnya. Modernisasi pekerjaan yang serba elektronik mendorong banyaknya jenis pekerjaan
yang tidak banyak mengeluarkan tenaga sehingga berkurang aktifitas fisik. Peningkatan
pemasaran dan penjualan produk tembakau yang marak pada negara-negara dengan pendapatan
rendah hingga sedang sangat berperan dalam menjadikan konsumsi rokok sebagai faktor risiko
penyakit degeneratif. Karena itu, ada tiga cara upaya-upaya pencegahan penyakit degeneratif,
yakni melakukan pola makan yang baik, olah raga yang teratur, dan tidak mengkonsumsi rokok.

Pendekatan lain yang banyak diambil pemerintah di berbagai negara karena


menguntungkan bagi pemerintah dalam penanggulangan Penyakit Degeratif adalah penerapan
pajak tembakau, penggunaan garam pada makanan olahan, dan mengembangkan pola makanan
sekolah

Cara orang-orang Jepang mencegah Penyakit Degeneratif adalah banyak mengkonsumsi ikan.
Penduduk Jepang setiap hari mengonsumsi ikan dan rumput laut. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa mutu protein ikan setingkat dengan mutu protein daging, sedikit di bawah
mutu protein telur dan di atas mutu protein serelia dan kacang-kacangan. Ikan adalah sumber
protein dan memiliki kandungan asam lemak omega-3 yang mempunyai peran dalam
pencegahan penyakit generatif, seperti jantung koroner, diabetes, tekanan darah tinggi, stroke,
kanker. Mengkonsumsi ikan sejak usia muda juga dapat menunjang perkembangan kesehatan
dan kecerdasan otak.

Sebagian masyarakat di Indonesia rajin mengkonsumsi kedelai bubuk sebagai therapy


nutrisi untuk Penyakit Degeneratif, seperti hipertensi, strooke, diabetes dan kegemukan. Bubuk
kedelai ditengarai mengandung banyak vitamin dan mineral serta unsur-unsur lainnya yang
terkandung didalamnya. Kedelai bubuk banyak digunakan orang untuk meningkatkan vitalitas
kebugaran dan imunitas daya tahan tubuh, serta mencegah gangguan pencernaan.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyakit degeneratif adalah penyakit yang mengiringi proses penuaan penyakit ini terjadi
seiring bertambahnya usia. Penyakit degeneratif merupakan istilah yang secara medis digunakan
untuk menerangkan adanya suatu proses kemunduran fungsi sel saraf tanpa sebab yang
diketahui, yaitu dari keadaan normal sebelumnya ke keadaan yang lebih buruk.

Beberapa jenis penyakit degeneratif antara lain: osteoporosis, stroke, penyakit jantung, asam
urat, DM, kolesterol, obesitas, dll.

Salah satu penyebab terjadinya penyakit degeneratif adalah karena perolehan zat gizi mikro
dan makro yang tidak seimbang. Pola makan yang salah meningkatkan resiko penyakit ini. Dari
beberapa jenis penyakit di atas dapat kita simpulakan bahwa sebagian besar di pengaruhi oleh
konsumsi makanan. Masyarakat sekarang gemar mengkonsumsi makanan – manakan tinggi
lemak seperti goreng – gorengan, junk food, makanan – makanan instan.

Sistem kekebalan tubuh ( imunitas ) adalah sistem mekanismepada organisme yang melindungi
tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen serta
seltumor.
B. Saran

Dalam kenyataannya sekarang ini, penyakit degeneratif yang biasa dialami oleh orang
lanjut usia ternyata sudah dialami pada usia relatif muda. Tentunya hal ini berkaitan dengan
pengaturan pola makan yang tidak benar. Untuk itu perlu kita upayakan pemberian pola makan
yang benar sejak bayi balita dan seterusnya dalam pola yang seimbang.

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangan kami harapkan guna untuk perbaikan penyusunan selanjutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Dosen Jurusan Gizi Masyarakat dan SumberDaya Keluarga IPB

Penatalaksanaan Diabetus Militus Terpadu, FKUI, 1995 Center for Research and Development
of Nutrition and Food, NIHRD

Created: 1996Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia

Anwar,Tetty.2009.Diktat Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas XI.Duri.

Jati,Wijaya.2007.Aktif Biologi SMA Kelas XI .Jakarta: Ganeca ExactMaryati,Sri.BIOLOGI SMA Kelas

Jakarta:EGC

11

Anda mungkin juga menyukai