Anda di halaman 1dari 14

A.

Dampak dan Akibat Gizi Buruk


Sebelum menjelaskan akibat gizi buruk pada anak, perlu Anda ketahui bahwa
penyakit gizi buruk dapat menyebabkan gangguan kesehatan jangka pendek
hingga jangka panjang.
Busung lapar merupakan contoh yang paling banyak ditemui dalam kasus gizi
buruk. Kondisi ini membuat seorang anak atau balita mengalami kekurangan
asupan makanan yang sehat dan bernutrisi.
Selain busung lapar, akibat dari gizi buruk pada anak juga bisa terlihat dari
beberapa tanda seperti pucat, gelisah, hilangnya massa otot di beberapa bagian
tubuh, rambut mudah rontok, hingga perubahan kulit menjadi bersisik.

Berikut adalah dampak dari gizi buruk di antaranya:


 Stunting

Stunting merupakan kondisi malnutrisi kronis yang disebabkan oleh asupan


gizi yang kurang dalam waktu cukup lama, umumnya karena pemberian
makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai
dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun. Gejala-
gejala stunting di antaranya:

 Postur anak lebih pendek dari anak seusianya


 Proporsi tubuh cenderung normal, tetapi anak tampak lebih muda atau
kecil untuk usianya
 Berat badan rendah untuk anak seusianya
 Pertumbuhan tulang tertunda

Pada tahun 2013, sebanyak 37,2 persen balita di Indonesia mengalami


stunting. Kondisi ini seringkali dianggap normal karena alasan keturunan.
Padahal, stunting dapat memengaruhi perkembangan otak, mengurangi
produktivitas seseorang di usia muda, dan meningkatkan risiko
pengembangan penyakit tidak menular di usia lanjut. Stunting juga
dianggap sebagai salah satu faktor risiko diabetes, hipertensi, obesitas, dan
kematian akibat infeksi.

Waktu terbaik untuk mencegah stunting adalah mulai dari awal kehamilan
hingga dua tahun pertama kehidupan anak. Oleh karena itu, kebutuhan gizi
ibu hamil harus terpenuhi untuk mengoptimalkan perkembangan janin.
Selain itu, pemberian ASI eksklusif dan gizi seimbang pada balita perlu
menjadi perhatian khusus agar anak tidak tumbuh pendek atau stunting.

 Kurang Energi Kronis (KEK)

Remaja yang kurus atau kurang energi kronis bisa disebabkan karena
kurang asupan zat gizi, baik karena alasan ekonomi maupun alasan
psikososial seperti misalnya penampilan.

Kondisi remaja KEK meningkatkan risiko berbagai penyakit infeksi dan


gangguan hormonal yang berdampak buruk di kesehatan. Kabar baiknya,
kondisi ini sebenarnya dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi
seimbang.

 Kegemukan atau Obesitas

Dari data Global School Health Survey 2015 ditemukan bahwa 93,6 persen
remaja kurang mengonsumsi sayur dan buah, dan 75,7 persen diantaranya
sering mengonsumsi makanan berpenyedap. Tak hanya itu, 42,5 persen
remaja juga cenderung menerapkan pola sedentary life, sehingga kurang
melakukan aktivitas fisik. Hal-hal ini meningkatkan risiko remaja menjadi
gemuk, overweight, bahkan obesitas.
"Obesitas dapat meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti
hipertensi, penyakit kardiovaskuler, diabetes mellitus, kanker, osteoporosis
dan lain-lain yang berimplikasi pada penurunan produktivitas dan usia
harapan hidup," ujar Johan.

 Sebenarnya obesitas pada remaja dapat dicegah dengan mengatur pola


dan porsi makan dan minum, perbanyak konsumsi buah dan sayur,
banyak melakukan aktivitas fisik, hindari stres dan cukup tidur.

 Kwashiorkor
Kwashiorkor terjadi karena tidak cukupnya asupan protein dalam makanan
yang masuk ke dalam tubuh. Protein diperlukan untuk memperbaiki sel,
membuat sel baru, serta penting untuk pertumbuhan selama masa kanak-
kanak dan kehamilan. Penyakit malnutrisi ini paling umum menimpa anak-
anak dan banyak terjadi di negara-negara berkembang.

 Gejala-gejala penyakit kwashiorkor antara lain merasa kelelahan, warna


kulit dan rambut berubah menjadi oranye kemerahan, kuning, atau
bahkan putih, sistem kekebalan tubuh rusak, hilangnya massa otot,
pembengkakan di bawah kulit (edema), mudah marah, susah menambah
berat badan dan tinggi badan, perut buncit, kulit mengalami ruam,
hingga syok.
 Kwashiorkor dapat dicegah dan ditangani dengan mengonsumsi
makanan yang mengandung protein, seperti daging, susu, keju, ikan,
telur, kedelai, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

 Marasmus
Marasmus disebabkan oleh kekurangan hampir semua nutrisi dan asupan
kalori, terutama kalori dari protein dan karbohidrat. Marasmus dapat
menimpa anak-anak dan orang dewasa, serta menyebabkan kematian jika
tidak diobati.
 Ciri-ciri seseorang terkena marasmus antara lain tubuh kurus kering
hanya tinggal kulit dan tulang yang menonjol (tulang iga dan bahu
menonjol, kulit lengan atas, paha, dan bokong kendur), wajah seperti
orang yang sudah tua. Marasmus dan kwashiorkor merupakan jenis dari
malnutrisi energi-protein.

 Beri-beri

Beri-beri terjadi karena tubuh kekurangan vitamin B1 (thiamine). Vitamin


B1 terlibat dalam fungsi sistem saraf dan otot, aliran elektrolit menuju ke
dalam dan keluar dari sel-sel saraf dan otot, pencernaan, dan metabolisme
karbohidrat. Ada dua jenis beri-beri, yaitu beri-beri basah dan beri-beri
kering.

 Ciri dari beri-beri basah di antaranya adalah bangun tidur di malam hari
dengan sesak napas, denyut jantung meningkat, sesak napas saat
beraktivitas, dan kaki bagian bawah bengkak. Beri-beri basah dapat
memengaruhi sistem kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah).
Sedangkan beri-beri kering memengaruhi sistem saraf. Tanda-tandanya
adalah susah berjalan, kaki dan tangan mati rasa atau kesemutan, fungsi
otot kaki bagian bawah menurun, nyeri, kesulitan bicara, muntah,
dan nistagmus.
 Untuk mencegah beri-beri, konsumsi makanan kaya vitamin B1, seperti
susu, biji-bijian, gandum, jeruk, daging sapi, ragi, kacang-kacangan,
beras, dan sereal dari biji-bijian utuh.
 Pellagra

Pellagra adalah penyakit yang timbul karena kekurangan vitamin B3 atau


niacin. Penyakit akibat kekurangan gizi pada balita ini, juga bisa disebabkan
karena perubahan metabolisme protein dalam tubuh. Penyakit ini bisa
disembuhkan dengan perawatan yang benar, namun jika tidak diobati maka
bisa menyebabkan kematian.

 Rakhitis

Penyakit rakhitis disebabkan karena tubuh mengalami kekurangan vitamin


D. Akibatnya maka tubuh tidak bisa menyerap kalsium dengan baik.
Kebutuhan vitamin D sebenarnya bisa diperoleh dari sinar matahari
terutama sinar matahari pagi. Rakhitis bisa terjadi pada anak-anak yang
menyebabkan gangguan pada perkembangan tulang. Penyakit ini membutuh
perawatan sebab jika tidak diobati dapat menyebabkan tulang menjadi
melengkung dan sering patah tulang.

 Skorbut (scurvy)

Skorbut adalah penyakit malnutrisi akibat tubuh kekurangan vitamin C


(asam askorbat). Vitamin C penting bagi tubuh untuk membuat kolagen
(sejenis protein yang ditemukan dalam jaringan kulit, otot, pembuluh darah,
tulang dan tulang rawan).

 Ciri-ciri penyakit scurvy adalah nyeri otot dan sendi, kelelahan,


munculnya titik-titik merah di kulit, perdarahan dan pembengkakan pada
gusi, hilangnya nafsu makan, berat badan turun, diare, mual, dan
demam. Vitamin C bisa didapat dari sayuran dan buah-buahan, seperti
kentang, brokoli, tomat, kiwi, stroberi, lemon, jeruk, limau, kubis,
paprika, nanas, pepaya, mangga, blewah, kembang kol, bayam, dan
sayuran hijau lainnya.

 Anemia
Anemia adalah kondisi akibat kekurangan zat besi. Zat besi digunakan
untuk memproduksi sel darah merah, yang membantu menyimpan dan
membawa oksigen dalam darah ke jaringan tubuh. Jika sel darah merah
sedikit, organ dan jaringan tidak akan mendapatkan oksigen yang cukup.
 Gejala anemia akibat defisiensi besi meliputi tubuh lemah dan lesu,
merasa sangat letih, kesemutan di kaki, kurangnya nafsu makan, detak
jantung cepat, kuku rapuh, nyeri dan radang lidah, tangan dan kaki
dingin, pusing atau sakit kepala, infeksi, sakit dada, sesak napas,
insomnia dan kulit pucat.
 Anemia dapat diatasi dengan mengonsumsi suplemen zat besi atau
makanan yang kaya akan zat besi, seperti kismis, telur, daging, ikan,
tahu, kacang-kacangan, biji-bijian, beras merah, seafood, dan sayuran
berdaun hijau tua.

 GAKI
Tubuh Anda membutuhkan sejumlah iodium untuk membuat zat kimia yang
dikenal sebagai hormon tiroid. Hormon tiroid inilah yang mengendalikan
metabolisme dan fungsi penting tubuh lainnya. Kekurangan iodium atau
GAKI (Gangguan Akibat Kekurangan Iodium) memang bukanlah satu-
satunya penyebab kadar tiroid dalam tubuh menjadi rendah. Namun,
kekurangan iodium dapat menyebabkan pembesaran abnormal kelenjar
tiroid, yang dikenal sebagai gondok.
 Untuk menanggulangi masalah ini, pemerintah telah mewajibkan semua
garam yang beredar harus mengandung iodium sekurangnya 30 ppm.
 Munculnya infeksi

Munculnya infeksi salah satunya adalah akibat gizi buruk. Hal ini bisa
menyerang anak-anak karena sistem kekebalan tubuhnya menurun akibat
kebutuhan nutrisi tubuh yang tidak terpenuhi dengan baik. Terdapat banyak
mineral dan vitamin yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh seseorang
seperti zat besi, zinc, dan vitamin C.

Sementara jika tubuh kekurangan zat gizi makro seperti protein dan
karbohidrat—yang merupakan sumber pembangunan sel dan energi, maka
hal itu bisa membuat fungsi beberapa organ tubuh terganggu.

 IQ yang rendah

Menurut penelitian, anak-anak dengan gizi buruk cenderung mengalami


gangguan belajar dan anak akan cepat lemas. Selain masalah kesehatan,
seorang anak juga mengalami masalah dengan perilaku. Kedua masalah ini
apabila tidak segera ditangani maka dampaknya negatifnya bisa berlangsung
sepanjang hidupnya.

 Gangguan emosional

Dampak gizi buruk yang sering tidak disadari adalah gangguan psikologis
pada anak. Akibat gizi buruk ini bisa membawa dampak buruk pada
kemampuan adaptasi anak dan perkembangannya secara keseluruhan.
Sebuah penelitian mengungkapkan, gizi buruk bisa menyebabkan gangguan
hiperaktif dan terhambatnya pertumbuhan.
 Defisiensi Vitamin

 Vitamin A

Dapat mengakibatkan rabun senja, kebutaan permanen serta sangat rentan


terhadap infeksi, gangguan nafsu makan, kulit kering dan kasar,
kerusakan rambut, kesulitan dalam penyembuhan luka, dan lain-lain.

 Kekurangan vitamin A dapat dicegah dengan pemberian kapsul


vitamin A. Kapsul vitamin A diberikan setahun dua kali pada bulan
Februari dan Agustus, sejak anak berumur enam bulan. Kapsul merah
(dosis 100.000 IU) diberikan untuk bayi umur 6-11 bulan dan kapsul
biru (dosis 200.000 IU) untuk anak umur 12-59 bulan.

 Vitamin B1

Penderitanya akan mengalami badan lesu, menurunnya nafsu makan, dan


depresi mental. Penyakit karena defisiensi tiamin yaitu beri-beri. Penyakit
ini disebabkan akibat makanan yang kaya akan karbohidrat tetapi rendah
tiamin.

 Vitamin B2

Kekurangan vitamin B2 atau riboflavin biasanya sangat berhubungan


dengan penyakit kurang protein dan energi. Gejala defisiensi riboflavin
termasuk sakit tenggorokan dengan pembengkakan dan kemerahan dari
mulut, cheilosis, stomatitis, glositis, dermatitis, dan lain-lain.
 Vitamin B12

Ditandai dengan gejala seperti kesemutan pada lidah, anemia, bintik-


bintik putih pada kulit, luka pada mulut, sesak napas, sakit kepala yang
mirip serangan migrain, dan lain-lain.

 Vitamin C

Kekurangan vitamin C menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai


penyakit kudis. Penyakit ini ditandai dengan gejala seperti gusi berdarah,
penyembuhan luka yang sangat lama, bintik-bintik pada kulit, dan
peningkatan kerentanan terhadap infeksi.

 Vitamin D

Kekurangan vitamin D biasanya terjadi karena kurangnya asupan kalsium


dan paparan sinar matahari. Gejala kekurangan vitamin D menyebabkan
pembentukan tulang terganggu, sehingga tulang menjadi sangat lunak
seperti pada osteomalacia maupun osteoporosis.

B. Mencegah Gizi Buruk pada Anak

Langkah awal, dokter biasanya akan menyarankan pemberian asupan kalori


melalui makanan kecil dan suplemen protein cair jika memiliki masalah
terkait pencernaan.
Pemberian protein dilakukan dari kadar yang rendah ke kadar yang lebih
tinggi secara bertahap. Cara ini dilakukan supaya saluran cerna penderita
gizi buruk tidak kaget saat pemberian asupan kalori tinggi protein.

Pada dasarnya, asupan makanan yang dikonsumsi harus mengandung


protein, mineral, vitamin, lemak dan karbohidrat. Pemberian makanan harus
diberikan secara perlahan dan tetap terkontrol.

Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah gizi
buruk pada anak Anda, di antaranya:

1. Pemberian ASI eksklusif

Air susu ibu adalah makanan terbaik untuk bayi yang baru lahir.
Asupan yang diproduksi langsung oleh kelenjar tubuh ibu ini
mengandung seluruh zat gizi yang diperlukan bayi usia 0-6 bulan.

2. Pemberian MPASI

Pemberian ASI bersamaan dengan MPASI bisa dilakukan apabila


anak Anda sudah memasuki usia 6 bulan. MPASI yang Anda berikan
harus mengandung protein, vitamin, mineral, karbohidrat, seng dan
zat besi. Contoh asupan MPASI yang baik adalah kentang, ubi, labu
kuning, wortel, apel, atau madu.

3. Mengolah makanan sendiri

Olahan makanan sendiri bertujuan agar makanan yang Anda berikan


pada anak adalah makanan yang mendukung tumbuh kembangnya.
Sayur dan buah umumnya mengandung semua nutrisi penting yang
dibutuhkan tubuh.
C. Mengatasi Kurang Gizi Orang Dewasa
 Tanda orang dewasa kurang gizi
o Kurang nafsu makan atau tidak minat terhadap makanan
o Kelelahan
o Kurus
o Mudah tersinggung
o Sulit berkonsentrasi
o Selalu merasa dingin
o Kehilangan lemak, massa otot (berat badan menyusut)
o Lebih sering sakit dan lebih lama sembuh
o Depresi
o Kelelahan terus menerus
 Ada banyak hal yang bisa menyebabkan seseorang mengalami kurang
gizi. Di antaranya adalah:
 Asupan makanan yang terlalu sedikit dalam jangka waktu panjang.
 Adanya gangguan psikologis yang memengaruhi kemampuan makan
(misalnya anoreksia nervosa).
 Adanya masalah kesehatan, seperti ada masalah pencernaan yang bisa
memengaruhi kemampuan makan atau akibat efek samping
kemoterapi pada pasien kanker.
 Cara mengatasi gizi kurang pada orang dewasa

Ada beberapa perubahan pola makan yang harus Anda perhatikan:

 Makan makanan yang lengkap mengandung kalori serta bergizi,


bukan hanya tinggi kalori saja.
 Makan sedikit-sedikit tapi sering.
 Makan snack di antara waktu makan besar.
 Minum minuman yang juga mengandung kalori.
Jika kondisi Anda memang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan gizi
secara oral (melalui mulut), Anda mungkin akan diberikan:
 Tabung kecil sebagai saluran untuk memasukan zat gizi langsung ke
sistem pencernaan. Ini disebut juga dengan proses nasogastric tube.
Tabung ini bisa dipasang di perut atau usus.
 Infus untuk memberikan zat gizi dan cairan langsung ke pembuluh
darah.

D. Cara Pencegahan dan Penanganan Malnutrisi


Malnutrisi adalah sebuah keadaan yang terjadi pada tubuh seseorang
akibat kurangnya nutrisi dalam makanan yang dimakan atau diet yang
dilakukan. Kekurangan ini berdampak pada pertumbuhan, kesehatan,
mood, dan fungsi organ tubuh seseorang. Yang perlu diketahui adalah
malnutrisi dapat terjadi pada orang dewasa dan anak-anak.
 Pencegahan Malnutrisi

Pencegahan harus menjadi prioritas utama untuk Anda lakukan sehingga


tidak ada anggota keluarga mengidap malnutrisi di kemudian hari. Untuk
itu, pahami cara pencegahan berikut ini:

 Pahami penyebab malnutrisi. Malnutrisi terjadi karena kekurangan


nutrisi dari makanan atau minuman yang dikonsumsi. Kekurangan ini
mencakup pada kekurangan karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan
nutrisi lainnya. Kekurangan nutrisi ini bisa disebabkan pada diet yang
kurang seimbang, terlalu sedikit makan, dan kurangnya penyerapan
nutrisi pada makanan oleh organ-organ tubuh.
 Pelajari faktor yang menyebabkan malnutrisi. Faktor pertama
adalah umur. Usia dewasa, seperti remaja, lansia, ataupun ibu hamil,
memerlukan banyak nutrisi dari makanan daripada anak-anak. Untuk
inilah, orang-orang ini lebih rentan mengidap malnutrisi tersebut.
Faktor lainnya yang harus diperhatikan adalah operasi, trauma, dan
penyakit kronis yang juga bisa menyebabkan malnutrisi. Orang-orang
yang menjalankan pengobatan juga beresiko tinggi mengalami
malnutrisi.
 Identifikasi semua gejala (symptoms) dari malnutrisi. Dalam
mencegah malnutrisi, pemahaman mengenai gejala dari malnutrisi
bisa sangat membantu. Beberapa gejala malnutrisi yang bisa Anda
kenali antara lain mudah lelah, kurangnya nafsu makan, kesulitan
untuk berkonsentrasi, turunnya berat badan secara drastis, depresi,
tubuh lebih kurus, dan lebih gampang sakit.
 Cukupi nutrisi dalam setiap makanan. Makanan yang Anda
konsumsi haruslah penuh dengan nutrisi yang bisa membantu
membentuk dan memaksimalkan kerja organ-organ tubuh. Dengan
nutrisi ini, Anda akan lebih bersemangat untuk beraktivitas dan
meningkatkan kesehatan dan daya tahan tubuh Anda.
 Penanganan Malnutrisi
Beberapa tindakan yang bisa Anda lakukan, antara lain:
 Ganti nutrisi Anda dengan makanan yang tepat. Ketika malnutrisi
terjadi pada Anda atau buah hati Anda, pahami bahwa malnutrisi bisa
dihilangkan dengan memberikan asupan makanan yang tepat.
Makanan yang mengandung karbohidrat, protein, buah dan sayuran,
dan lemak bisa menjadi makanan yang tepat ketika malnutrisi. Perlu
menjadi catatan bahwa semua makanan ini haruslah dengan proses
pemasakan yang tepat sehingga nutrisinya tidak banyak terbuang.
 Pelajari kebiasaan makan yang baik beserta nutrisi yang
diperlukan. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, mempelajari
kebiasaan makan yang baik dan nutrisi apa yang harus dimakan bisa
mempercepat penyembuhan malnutrisi. Selain itu, cobalah untuk
melakukan diet seimbang sehingga malnutrisi tidak terjadi lagi di
masa depan. Jam makan juga harus Anda perhatikan sehingga
penyerapan nutrisi bisa maksimal dilakukan.
 Kunjungi dokter atau konsultan diet. Jika malnutrisi berlangsung
secara berkepanjangan, segera rujukkan ke dokter atau konsultan diet
untuk mendapatkan asupan nutrisi yang pas untuk tubuh Anda dan
buah hati. Dengan penanganan yang baik, bahaya malnutrisi juga bisa
diturunkan dengan cara yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai