Anda di halaman 1dari 4

C.

Pengetahuan Tentang Gizi Salah

Yang di maksud gizi salah adalah mengonsumsi makanan makanan


yang tidak mengandung 4 sehat 5 sempurna sehingga pertumbuhan gizi
pada setiap manusia akan menurun
Penyakit-penyakit gizi kurang antara lain sebagai berikut

1. Kurang kalori protein

Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP) atau yang lebih populer dengan istilah Gizi Buruk adalah
protein dengan kebutuhan energi. Pada umumnya penyakit ini terjadi pada anak balita,
hal ini disebabkan pada anak usia ini akan mengalami pertumbuhan yang pesat. Jika dalam
pertumbuhan yang pesat ini mengalami ketidak seimbangan antara konsumsi makanan dan
kebutuhan kalori maka yang terjadi adalah defisiensi atau kurangkalori dan protein.

1. Kwashiorkor
Kwashiorkor merupakan penyakit akibat kekurangan gizi pada bayi dan bila yang disebabkan
kekurangan protein akut. Penyakit ini memang mirip seperti marasmus namun pada penderita
kwashiorkor terdapat edema pada bagian kaki. Penyakit ini memang pada awalnya dideteksi
karena kekurangan protein tapi sebenarnya penyakit ini juga disebabkan karena kekurangan
vitamin dan mineral.
2. Marasmus

Marasmus adalah penyakit yang disebabkan karena tubuh kekurangan protein dan kalori.
Penyakit ini banyak ditemukan pada anak-anak atau bayi berumur dibawah satu tahun. Marasmus
akan membuat tubuh menjadi lebih kurus, berat badan yang sangat kurang dan tidak bisa
beraktifitas dengan normal.

3. Kurang vitamin A

Kekurangan Vitamin A (KVA) masih merupakan masalah yang tersebar di seluruh dunia
terutama negara berkembang dan dapat terjadi pada semua umur terutama pada masa
pertumbuhan (balita). Kekurangan vitamin A dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh
dan menurunkan epitelisme sel-sel kulit. Kekurangan vitamin A dapat terjadi karena
beberapa sebab antara lain konsumsi makanan yang tidak cukup mengandung vitamin A
atau provitamin A untuk jangka waktu yang lama, bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif,
menu tidak seimbang (kurang mengandung lemak, protein, zink atau zat gizi lainnya)
3.Kurang vitamin B

A. Vitamin B1 (Thiamine)
Kekurangan vitamin B jenis ini dapat menyebabkan penyakit beri-beri dan sindrom
Wernicke-Korsakoff. Beri-beri memengaruhi pernapasan, gerakan mata, fungsi
jantung, dan kewaspadaan akibat tubuh tidak bisa mengubah makanan menjadi
bahan bakar.
Sedangkan penyakit Wernicke memengaruhi sistem saraf dan menyebabkan
gangguan visual, kurangnya koordinasi otot, dan penurunan mental. Jika tidak
diobati, penyakit Wernicke dapat menyebabkan sindrom Korsakoff yang secara
permanen dapat mengganggu fungsi memori di otak.
B. Vitamin B2 (Riboflavin)
Vitamin B2  atau riboflavin berfungsi membantu pelepasan energi tubuh dari
makanan yang mengandung karbohidrat; penting untuk pertumbuhan dan perbaikan
sel; menjaga kesehatan kulit, mata, dan sistem saraf; mengubah triptofan menjadi
niasin (vitamin B3); membantu melindungi sel-sel dari radikal bebas; dan membantu
mengurangi kelelahan.Jika kekurangan vitamin B yang satu ini, tubuh akan
kekurangan nutrisi lain, karena riboflavin memiliki peranan penting dalam memroses
nutrisi. Vitamin B2 juga penting bagi ibu hamil agar pertumbuhan bayi tidak
terhambat dan mengurangi risiko preeklamsia. Anemia,mata merah, bibir pecah-
pecah, infeksi mulut, hingga sensitif terhadap cahaya merupakan tanda-tanda tubuh
kita kekurangan vitamin B2.
C. Vitamin B3 (Niacin)
Tanpa vitamin B3, tubuh akan mengalami gangguan pencernaan, sariawan,
kelelahan, muntah, hingga depresi. Kalau parah, kekurangan vitamin B jenis ini bisa
menimbulkan penyakit pellagra yang ditandai dengan gangguan pada kulit,
pencernaan dan sistem saraf. Jika tidak diobati, penyakit ini dapat menyebabkan
kematian.

4. Kurang vitamin C
Vitamin C adalah nutrisi yang fungsinya cukup krusial bagi tubuh, karena vitamin C punya
banyak manfaat kesehatan seperti meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah flu.
Kurangnya vitamin C telah dikaitkan oleh berbagai penyakit dan masalah kesehatan.

5. Kurang vitamin D
Kekurangan vitamin D atau hipovitaminosis D biasanya disebabkan karena seseorang tidak
cukup terkena sinar matahari (khususnya sinar ultraviolet B).[1]Kekurangan Vitamin D juga dapat
disebabkan oleh kurangnya konsumsi makanan yang mengandung vitamin D, penyakit yang
membatasi penyerapan vitamin D, dan kondisi yang menghambat pengubahan vitamin D
menjadi metabolit aktif-termasuk beberapa penyakit hati, ginjal, atau genetik. [2] Kekurangan
vitamin D menghambat mineralisasi tulang, sehingga memicu penyakit yang melemahkan tulang
seperti rakitis pada anak-anak. Keadaan juga dapat memburuk
menjadi osteomalasia dan osteoporosis pada orang dewasa yang meningkatkan risiko tulang
retak.[1][2] Kelemahan otot juga merupakan gejala kekurangan vitamin D, yang semakin
menambah risiko tulang retak pada orang dewasa

6. Kurang vitamin E
Kekurangan vitamin E akan menyebabkan kemandulan dan kelainan pada jantung.
Pengaruhnya terhadap keadaan gizi manusia hingga sekarang masih belum dapat diketahui
dengan pasti.

7. Kurang vitamin K
Vitamin K diperlukan untuk pembuatan protombin,sesuatu yang diperlukan
untuk pembekuan darah. Oleh sebab itu, kekurangan vitamin K akan
mengakibatkan hambatan pada proses pembekuan darah. Pada operasi atau
luka-luka misalnya, akan mudah terjadi pendarahan
8. Kekurangan zat mineral
Kekurangan mineral dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan, mual dan muntah,
kelelahan, dan kelemahan. Pada kasus yang lebih parah, hal itu dapat menyebabkan mati
rasa, kram otot, kejang, irama jantung abnormal, perubahan tingkah laku, atau kadar
potassium atau kalsium rendah.
A. Kurang kalsium dan fosfor

Fosfor merupakan salah satu jenis mineral yang memiliki segudang fungsi
baik bagi tubuh, termasuk untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Bahkan
pengalihan energi beserta metabolisme protein, lemak dan karbohidrat
didukung oleh fosfor. Dalam bentuk fosfat, fosfor berfungsi sebagai
pengangkut zat-zat gizi pada peredaran darah.
B. Kurang zat besi
Zat besi adalah salah satu mineral penting yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk sel
darah merah. Fungsinya adalah untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh sehingga
organ-organ dapat bekerja dengan baik. Bila sel darah merah dalam tubuh berkurang,
jaringan dan otot-otot tubuh tentu tidak akan mendapatkan cukup oksigen. Alhasil, fungsi
organ jadi terganggu dan memicu gejala anemia defisiensi besi, alias kekurangan zat besi.
C. Kurang yodium
Kekurangan yodium adalah kondisi yang terjadi ketika seseorang kurang mendapatkan
asupan yodium sehingga tubuh tidak mampu menghasilkan hormon tiroid secara memadai.
Kekurangan yodium berat akan menyebabkan beberapa masalah kesehatan
seperti gondok (goiter),hipotiroidisme, kretinisme, dan penurunan kesuburan pada wanita.
Pada lingkup populasi, kekurangan yodium berat dapat meningkatkan angka kematian bayi
serta keterbelakangan mental.

Anda mungkin juga menyukai