VITAMIN TERHADAP METABOLISME TUBUH DAN KESEHATAN Member of Group
Laila Fauziah Haidar Fikri A. L.
(A1F022066) (A1F022106)
Cita Ayu Suhita Aisyah Ainur Rofiq Maura Firyaal T
(A1F022004) (A1F022024) (A1F022032) Pendahuluan Sebagai metabolisme zat gizi, mikronutrien merujuk pada unsur-unsur kimia yang diperlukan dalam jumlah kecil untuk memelihara metabolisme normal dalam tubuh manusia. Mikronutrien ini meliputi vitamin dan mineral yang penting untuk fungsi fisiologis yang beragam, termasuk pembentukan tulang, sintesis protein, produksi energi, dan fungsi sistem kekebalan tubuh. Tujuan Mengkaji manfaat mikronutrien (vitamin dan mineral) serta penyakit kekurangan yang terkait dengan kekurangan mikronutrien. Tinjauan Pustaka Vitamin adalah senyawa organik esensial yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk metabolisme yang tepat, tidak dapat disintesis dalam tubuh manusia, dan harus diperoleh melalui diet atau suplemen untuk mendukung pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi normal tubuh. jenis-jenis vitamin Vitamin terbagi menjadi dua kategori, 1. larut dalam air (B kompleks dan C) tidak berpotensi menyebabkan toksisitas dalam tubuh dan dikeluarkan melalui urin jika berlebihan. 2. larut dalam lemak (A, D, E, dan K) yang memerlukan absorbsi lemak normal untuk efisiensi penyerapan. Pentingnya vitamin untuk pemeliharaan tubuh dan proses metabolisme Dampak negatif dari defisiensi vitamin dapat dirasakan pada organ tubuh, termasuk mata, dan bisa menjadi tanda awal kekurangan gizi. Kekurangan vitamin menyebabkan gangguan kesehatan dan pertumbuhan. Pada negara maju defisiensi vitamin jarang terjadi karena pasokan makanan yang memadai dan penambahan vitamin ke makanan umum diakui. Keseimbangan asupan zat gizi, termasuk vitamin, dianggap sangat penting untuk mencegah gangguan pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Dampak Defisiensi Vitamin Vitamin B1 Kekurangan tiamin dapat ditandai dengan gangguan emosi, kelemahan dan nyeri pada anggota badan, detak jantung tidak teratur, gangguan persepsi sensorik, dan penurunan berat badan. Kekurangan vitamin dalam jangka panjang dapat mengancam jiwa akibat fungsi tiamin yaitu menekan aktivasi salah satu zat yang dipicu oleh stres oksidatif terganggu. Dampak Defisiensi Vitamin Vitamin B2 Defisiensi riboflavin dapat menyebabkan Angular cheilitis (radang di sudut mulut), lidah merah yang nyeri disertai sakit tenggorokan, serta bibir pecah-pecah. Defisiensi riboflavin juga menyebabkan anemia. Dampak Defisiensi Vitamin Vitamin B2 Defisiensi riboflavin dapat menyebabkan Angular cheilitis (radang di sudut mulut), lidah merah yang nyeri disertai sakit tenggorokan, serta bibir pecah-pecah. Defisiensi riboflavin juga menyebabkan anemia. Dampak Defisiensi Vitamin Vitamin B6 Defisiensi piridoksin dapat menyebabkan gejala seperti anemia mikrositik, dermatitis, kelainan elektroensefalografi , depresi, gampang lelah, dan kebingungan. Vitamin B12 Kekurangan jumlah vitamin B12 dapat menyebabkan anemia pernisiosa, Acidemia metilmalonat, degenerasi gabungan subakut sumsum tulang belakang, serrta anemia megaloblastik. Dampak Defisiensi Vitamin Vitamin C Kekurangan jumlah vitamin C dalam tubuh dapat menyebabkan penurunan berat badan, tubuh menjadi lemah, dan nyeri. Defisiensi vitamin C dalam jangka panjang dapat berdampak pada jaringan ikat, pendarahan dari kulit, dan penyakit gusi yang parah. Dampak Defisiensi Vitamin Vitamin D Kekurangan vitamin D dalam tubuh akan menyebabkan gangguan pertumbuhan, salah satunya adalah penyakit rakhitis. Penyakit ini merupakan gangguan metabolisme tulang karena terganggunya mineralisasi tulang akibat dari adanya gangguan metabolisme vitamin D, kalsium, dan fosfor. Jumlah vitamin D yang tidak cukup menyebabkan penyerapan kalsium menjadi berkurang sehingga terjadi mineralisasi tulang abnormal. Dampak Defisiensi Vitamin Vitamin K Kekurangan vitamin K dapat disebabkan oleh penyakit malabsorpsi lemak. Tanda dan gejalanya bisa berupa gusi berdarah, mimisan, pendarahan menstruasi yang banyak pada wanita, dan kepekaan terhadap memar. Kekurangan vitamin K juga dapat menyebabkan pendarahan terus-menerus saat terjadi luka karena darah tidak dengan cepat menggumpal atau membeku. Dampak Defisiensi Vitamin Vitamin E Kekurangan vitamin E menyebabkan buruknya konduksi impuls listrik di sepanjang saraf akibat perubahan struktur dan fungsi membran saraf. Selain itu, kekurangan jumlah vitamin E dalam tubuh dapat menyebabkan tubuh mudah lelah, rambut kering, rambut rontok, kulit kusam, dan kram kaki. Defisiensi vitamin E juga dapat menyebabkan hemolisis eritrosit. Dampak Defisiensi Vitamin Vitamin A Kekurangan vitamin A dalam tubuh juga dapat menyebabkan melemahnya sistem kekebalan tubuh. Metabolisme vitamin A yang menghasilkan metabolit aktif asam retinoat yang dapat memicu respon imun dalam tubuh terganggu sehingga dapat menyebabkan melemahnya sistem kekebalan tubuh. Kesimpulan Vitamin mempunyai peran penting dalam tubuh yaitu berperan dalam pertumbuhan, memiliki peranan dalam metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan energi, metabolisme lemak, dan protein. Vitamin berperan dalam pemeliharaan kesehatan sel saraf, pembentukkan molekul DNA dan RNA, serta pembentukkan platelet darah. Q&A Session Thank You!