Disusun Oleh:
Fransiska putri ruung
711341122038
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENKES MANADO
2023
KATA PENGANTAR
kami panjatkan puji syukur kepada Tuhan yang maha esa. Tuhan semesta
alam yang telah melimpahkan karuniaNya kepada kita semua, sehingga dengan
berkat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.
A. Latar Belakang
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik kimia berbobot molekul kecil
yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat
dihasilkan oleh tubuh. . Diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak
memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin
adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya,
senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang
secara normal.Vitamin ada 2 macam yaitu larut dalam lemak ( A,D,E dan K) serta
vitamin yang larut dalam air ( B kompleks dan C) yang masing-masing memiliki
peranan penting. Buah-buahan dan sayuran terkenal memiliki kandungan vitamin
yang tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain
dapat diperoleh melalui suplemen makanan.
Fosfor Mineral merupakan nutrisi mikro berbentuktuk senyawa anorganik
yang menyusun kurang lebih 4% tubuh unggas. Secara garis besar mineral yang
berperan penting dalam proses fisiologis ternak dibedakan menjadi mineral
essensial makro dan mineral essensial mikro. Mineral essensial makro terdiri
dari kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium (Na), kalium (K) dan fosfor (P)
sangat diperlukan untuk membangun tubuh dan pertumbuhan ternak. Mineral
esensial mikro meliputi zat besi (Fe), Tembaga (Cu), seng (Zn), mangan (Mn) dan
iodium (I) berfungsi dalam aktivitas system enzim dan hormon dalam proses
pertumbuhan ternak serta pembentukan darah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian vitamin dan mineral?
2. Apa manfaat vitamin dan mineral bagi ternak unggas?
3. Apa saja gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat kekurangan
vitamin dan mineral?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan vitamin dan mineral.
2. Mengetahui manfaat vitamin dan mineral bagi ternak unggas.
3. Mengetahui apa saja gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat
kekurangan vitamin dan mineral.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Vitamin
Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah suatu zat senyawa
kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh yang berfungsi untuk mambantu
pengaturan atau proses kegiatan tubuh, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh.
Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan
manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat
mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah
sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita
akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.
Vitamin sebagai salah satu bagian dari nutrisi mikro, memiliki peranan yang tidak
kalah besar dibandingkan dengan jenis nutrisi lainnya. Secara garis besar, vitamin
dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar, yaitu vitamin yang larut dalam
air dan vitamin yang larut dalam lemak.
1. Vitamin Larut Lemak
a. Vitamin A
Vitamin ini sering disebut sebagai retinol. Secara umum Vitamin A dapat
ditemukan dalam tepung ikan dan jagung. Vitamin A berfungsi dalam proses
pertumbuhan, stabilitas jaringan epitel pada membran mukosa saluran pencernaan,
pernapasan, saluran reproduksi serta mengoptimalkan indera penglihatan.
Defisiensi vitamin A pada ayam dapat menyebabkan ruffled feathers (bulu
berdiri), ataxia (kehilangan keseimbangan saat berjalan) dan bisa berakibat pada
penurunan produksi telur serta daya tetas. Bila defisiensi berlangsung terus
menerus dalam waktu yang cukup lama serta tidak ditangani dengan baik, maka
akan mengakibatkan munculnya cairan putih susu (keruh) pada mata ayam
tersebut sehingga bisa mengganggu penglihatan dan kadang terjadi kerusakan
mata permanen. Selain itu defisiensi vitamin A bisa menyebabkan timbulnya
bintik darah (blood spot) pada telur (Saif, 2003).
b. Vitamin D
Vitamin D pada produk-produk vitamin seringkali ditulis sebagai vitamin
D3. Vitamin D3 atau yang lebih dikenal sebagai cholecalciferol adalah satu-
satunya metabolit dari vitamin D yang bisa digunakan oleh unggas (Weber, 2009).
Secara umum vitamin ini dapat ditemukan pada tepung ikan dan sinar matahari
yang berfungsi sebagai prekursor. Vitamin D bermanfaat untuk metabolisme
kalsium dan fosfor dalam pembentukan kerangka normal, membentuk paruh dan
cakar yang keras serta kerabang telur yang kuat.
Defisiensi vitamin D akan menyebabkan metabolisme kalsium dan fosfor
terhambat sehingga akan banyak ditemukan telur dengan kerabang tipis dan
lembek serta paruh dan cakar yang lembek pula. Selain itu akan terjadi pula
penurunan produksi telur dan situasi dimana ayam kesulitan untuk bergerak
karena kakinya lemah sehingga terjadilah kelumpuhan/ricketsia.
c. Vitamin E
Vitamin E dapat digunakan untuk seluruh derivate tocol dan tocotrienol
yang mempunyai aktivitas biologis α-tokoferol. Vitamin E disebut juga vitamin
antisterilitas dan factor X. Ungkapan seperti “aktivitas vitamin E” atau “defisiensi
vitamin E” sering kali digunakan. α-tokoferol disebut sebagai vitamin E semenjak
diketahui mempunyai nilai nutrisi yang lebih. Misalnya jika α-tokoferol
mempunyai nilai 100, maka β dan zeta tokoferol nilainya hanya kira-kira 1/3-nya;
sedangkan gamma delta, epsilon dan etatokoferolhanya kurang dari 1% dari nilai
α-tokoferol. Maka analisis total tokoferol pakan dapat salah faham. Satu unit IU
didasarkan 1 mg d- α-tokoferol asetat sama dengan 1,36 mg dl- α- tokoferol
asetat. dl-α-tokoferol asetat adalah standar internasional yang didefinisikan
sebagai aktivitas1 IU per mg. Kemudian istilah 1 IU dan 1 mg dl- α-tokoferol
asetat selalu dapat berubah untuk digunakan. Vitamin E sering disebut sebagai
tocopherols dan sering ditemukan dalam biji kedelai, biji gandum dan CGM (corn
gluten meal). Vitamin E bermanfaat untuk meningkatkan fertilitas, pertumbuhan
embrio normal dan sebagai antioksidan. Defisiensi vitamin E akan menyebabkan
menurunnya fertilitas dan daya tetas, encephalomalacia/crazy chick disease
(penyakit ayam gila), serta kelainan pada koordinasi otot.
d. Vitamin K
Nama/ sebutan lain vitamin K adalah : vitamin antihemoragic, vitamin
pembeku darah, factor protrombin, philloquinon, dan 2-metil-1,4-naftoquinon.
Vitamin K digunakan untuk 2-metil-1,4-naftoquinon dan turunannya, yang secara
aktivitas biologisnya disebut fityl-menoquinon (philloquinon). Vitamin K dapat
ditemukan pada tepung ikan. Vitamin K berfungsi dalam pembentukan
protrombin yang nantinya digunakan untuk pengaturan proses pembekuan darah.
Defisiensi vitamin K akan menyebabkan perdarahan pada jaringan/organ tertentu
(hemoragi) serta anemia akibat darah yang sukar membeku saat terjadi luka pada
bagian tubuh yang terbuka (Saif, 2003).
2. Vitamin Larut Air
a. Vitamin B1 (thiamin)
Vitamin B1 sering disebut juga sebagai aneurin terkait dengan sifat
antineuritis (anti radang urat syaraf) yang dimilikinya. Vitamin B 1 berfungsi untuk
membantu proses metabolisme karbohidrat dan energi dalam tubuh. Defisiensi
vitamin ini menyebabkan hilangnya nafsu makan, pertumbuhan terhambat serta
terjadi pembengkakan pada sistem syaraf (Roche, 1979).
b. Vitamin B2 (ribovlafin)
Vitamin B2 berfungsi dalam metabolisme karbohidrat, asam amino dan
asam lemak. Vitamin ini dapat ditemukan pada tepung daging dan tepung ikan.
Defisiensi vitamin B2 menyebabkan pertumbuhan ayam menjadi lambat, lemas
dan ayam mengalami kesulitan berjalan. Gejala yang paling dikenal adalah
kelumpuhan pada kaki (leg paralysis) atau kelumpuhan pada jari kaki (curled toe
paralysis). Beberapa gejala tersebut akhirnya akan berakibat pada menurunnya
produksi telur dan daya tetas (Saif, 2003).
c. Vitamin B3 (nicotinamide)
Vitamin B3 atau lebih dikenal sebagai niasin atau nicotinamide berfungsi
dalam metabolisme karbohidrat, protein dan lemak menjadi energi. Vitamin ini
dapat ditemukan pada jagung, biji bunga matahari dan hampir semua bungkil biji-
bijian. Kekurangan vitamin B3 menyebabkan hilangnya nafsu makan,
pertumbuhan lambat, turunnya produksi telur dan daya tetas, membran mukosa
menjadi berwarna merah gelap, perubahan pada tulang paha serta kadang terjadi
diare yang disertai darah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mineral merupakan nutrisi mikro yang berbentuk senyawa anorganik yang
menyusun kurang lebih 4% tubuh unggas, namun perannya sangat penting dalam
pertumbuhan dan kesehatan hewan. Mineral esensial dibedakan menjadi mineral
esensial makro dan mikro. Keduanya sangat diperlukan untuk membangun tubuh
dan pertumbuhan ternak serta berfungsi dalam aktivitas system enzim dan hormon
dalam proses pertumbuhan ternak serta pembentukan darah. Ternak yang
mengalami defisiensi mineral akan menyebabkan berbagai penyakit yang mampu
menurunkan produktivitas ternak seperti anemia, pertumbuhan yang lambat,
perosis, imunitas dan produksi terganggu serat kerabang telur yang tipis.
Suplementasi mineral yang ditambahkan ke dalam ransum merupakan tindakan
yang baik untuk menghindari gejala defisiensi mineral.
B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi penggunanya serta dapat menambah
wawasan.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2007. Pentingnya Mineral Tembaga (Cu) dalam Tubuh Hewan
dalam Hubungannya dengan Penyakit. Wartazoa Vol. 17 No. 12 Th.2007.
Balai Besar Penelitian Veteriner, Bogor.
Darmono. 2011. Suplementasi Logam dan Mineral untuk Kesehatan Ternak
dalam Mendukung Program Swasembada Daging. Pengembangan Inovasi
Pertanian 4(3), 2011: 205-217. Balai Besar Penelitian Veteriner, Bogor.
Nisa, Khufyatun Amalia dan Leny Yuanita. 2014. Pengaruh Asam Sitrat dan
Fitase Bacillus subtilis Holiwood Gresik pada Jagung (Zea mays L.)
terhadap Daya Cerna Protein dan Bioavabilitas Zink. UNESA Journal of
Chemistry Vol.3, No.1, January 2014.Universitas Negeri Surabaya,
Surabaya.
http://info.medion.co.id/index.php/artikel/layer/tata-laksana/apakah-ayam-anda-
perlu-vitamin (diakses 24 April 2019)
http://siweh.blogspot.com/2012/05/jenis-vitamin-macam-sumber-dan.html
(diakses 24 April 2019)
http://rivaarifin.blogspot.com/2012/03/vitamin-untuk-ternak.html(diakses24April
2019)