Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ILMU NUTRISI TERNAK

VITAMIN

Dosen Pembimbing
Evi Irawati
Disusun Oleh :
Syifa Dwi Ananda Helza 12080123813

Kelas : Peternakan C
Prodi : Peternakan

FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN


UIN SULTAN SYARIF KASIM
RIAU
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat
membuat makalah yang berjudul “Vitamin ” sehingga makalah ini dapat disusun sesuai
dengan harapan walaupun makalah ini jauh dari sempurna.

Tugas membuat makalah ini dapat diselesaikan tidak lepas dari bantuan dan
kerjasama dengan pihak lain. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis menyampaikan
ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membimbing dan memberikan
petunjuk arahan dalam menyelesaikan makalah ini. Yang terhormat :
1. Kepada kedua orang tua penulis
2. Ibu Evi Irawati selaku dosen pembimbing mata kuliah Ilmu Nutrisi Ternak

Akhir kata, semoga segala bantuan yang telah diberikan pihak di atas menjadi
amalan yang bermanfaat dan mendapatkan balasan dari Allah SWT dan makalah ini
menjadi informasi bermanfaat bagi pembaca atau pihak lain yang membutuhkan.

Pekanbaru, 10 Desember 2021

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Perumusan Masalah ......................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Vitamin........................................................................................3

2.2 Vitamin yang larut dalam air.........................................................................4

2.3 Vitamin yang larut dalam lemak……………………………………………9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..................................................................................................12

3.2 Saran ...........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Vitamin merupakan zat yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang sangat kecil,
tetapi memiliki fungsi dan peran yang penting dalam tubuh. Vitamin tidak dapat
disintesis oleh sebagian besar hewan dan manusia sehingga vitamin diperoleh melalui
makanan dan minuman yang dikonsumsi. Vitamin banyak terdapat dalam buah-buahan,
sayur-mayur, dan suplemen makanan

Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan
berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan B
(tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12,
dan folat).Walau memiliki peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat
memproduksi vitamin D dan vitamin K dalam bentuk provitamin yang tidak aktif.

1.2 Perumusan Masalah


Berkaitan dengan vitamin ada sejumlah permasalahan yang dijadikan makalah.
Masalah-masalah tersebut adalah :
1. Apa itu vitamin?
2. Apa saja vitamin yang larut dalam air?
3. Apa saja vitamin yang larut dalam lemak?
1.3 Tujuan Penulisan
Dalam makalah mengenai “Vitamin” tujuan penulisan makalah ini adalah untuk :
1. Mengetahui apa itu vitamin
2. Mengetahui vitamin yang larut dalam air
3. Mengetahu vitamin yang larut dalam lemak
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Vitamin

Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa organik


berbobot molekul kecil yang memiliki
fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh
tubuh.
Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup"
dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus fungsi yang
memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak
diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N. Dipandang
dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi
kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan
tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.

2.2 Vitamin yang larut dalam air


Vitamin yang larut dalam air (berlawanan dengan vitamin yang larut dalam lemak )
tidak tersimpan di dalam tubuh. Tubuh akan menyerap jenis vitamin ini seperlunya dan
kemudian mengeluarkan kelebihannya lewat urin. Karena vitamin ini tidak dapat
disimpan, maka tubuh membutuhkan pasokan vitamin ini secara terus menerus melalui
asupan harian. Bisa melalui makanan, suplemen, atau kombinasi keduanya.

Vitamin yang larut dalam air banyak ditemukan pada buah, sayuran dan biji-bijian.
Tidak seperti vitamin yang larut dalam lemak, vitamin yang larut dalam air dapat
dihancurkan oleh panas atau terpapar udara. Juga bisa hilang dalam air yang digunakan
untuk memasak, ini berarti bahwa dengan memasak makanan, terutama dengan
merebusnya, kita bisa kehilangan banyak vitamin bermanfaat. Secara garis besar
vitamin ini terdiri dari dua vitamin yaitu vitamin B dan vitamin C

A. Tiamin (Vitamin B1)

Vitamin B1 atau sering disebut Tiamin adalah salah satu dari vitamin B kompleks

yang termasuk kedalam jenis vitamin yang larut dalam air. fungsi yang menonjol dari

vitamin B1 ini adalah produksi energi bagi tubuh ternak. Sistem tubuh ternak

memproses karbohidrat dalam tubuh dengan bantuan tiamin dan mengubahnya menjadi

energi. Vitamin B kompleks secara keseluruhan juga berfungsi untuk pertumbuhan

bobot badan dan metabolisme protein pada ternak.


1) Defisiensi tiamin

Defisiensi B1 mengakibatkan kadar asam piruvat dan asam laktat didalam darah menjadi

naik dan segera meenunjukkan gejala nafsu makan turun, kerja sistem syaraf turun, otot

lemah dan ternak menjadi kurus.

2) Sumber Tiamin

Sumber dari tiamin ini bisa berasal dari pakan ternak itu sendiri. karena vitamin ini

larut dalam air, maka tidak bisa disimpan dalam tubuh. Sumber pakan yang banyak

mengandung Timin adalah Kacang-kacangan, wortel, sayuran dll (Mc. Donald, 1972).

3) Fungsi Tiamin

Bagain dari dua koenzim, esensial dalam metabolism, karbohodrat, dan pemindahan

energy. Mempertinggi nafsu makan dan pencernaan. Memelihara susunan syaraf

agar sehat dan mencegah perangsangan

B. Riboflavin (Vitamin B2)

Vitamin B2 ini berperan dalam respirasi, pertumbuhan, dan produksi pada sel-sel

pada tubuh.Defisiensi Riboflavin.

1) Defisiensi Riboflavin

Merupakan penyusun koenzim flavoprotein yang berperan dalam tubuh berkaitan dengan

reaksi kimia sebagai pembawa hidrogen yang penting dalam metabolisme Kh dan protein. Pada

ayam yang sedang tumbuh terjadi curled toe paralysis yaitu terjadinya degenerasi syaraf tepi

sehingga jari-jari kaki melengkung kedalam dan akibatnya ayam akan berjalan dengan sendi

loncatnya. Pada ayam yang sedang berproduksi tidak berpengaruh pada telurnya

2) Sumber Riboflavin

Jagung, bungkil kacang kedelai menyediakan 30% kebutuhan riboflavinnya. Sumber yang lain

terdapat pada ragi, susu, hasil fermentasi dan tepung hati

Fungsi Riboflavin
Merupakan bagian dari dua koenzim flavoprotein, peranan dalam pemindahan energy

(membantu sel dalam penggunaan oksigen), fungsi dalam metabolism protein, bagian

dari xantin oksidase. Membantu menyehatkan kulit

C. Niasin

Niasin adalah salah satu senyawa organik yang ditemukan pada tahun 1937, yang

berfungsi untuk mencegah penyakit pelagra. (Anggorodi, 1979).

1) Defisiensi Niasin

Difensiansi niasin akan menimbulkan gejala-gejala dermatitis, dementia

(kemunduran mental), diare kehilangan nafsu makan dan berat badan, muntah-muntah,

anemia. Pada ayam difesiensi niasin menimbulkan pembesaran persendian tibiotarsal,

kaki membengkak, pertumbuhan bulu tidak sempurna, dan dermatitis. Pada kalkun dan

itik meskipun gejalanya sama, keadaanya lebih parah. Itik yang tidak mendapat ransum

yang tidak ditambah ransum asam nikotinat akan memperlihatkan kaki-kai bengkak dan

akhirnya tidak dapat jalan. (Anggorodi, 1979)

2) Sumber Niasin

Sumber dari Niasin diantaranya adalah susu, daging, dan hijauan, butiran 9 kecuali

jagung), dan bungkil kacang tanah merupakan sumber niasin yang baik.

D. Asam Pantotenat (Vitamin B5)

1) Difesiensi Asam Pantotenat

Defisiensi asam pantotenat berkaitan dengan gejala dermatitis, terhambatnya

pertumbuhan, rontoknya rambut, memutihnya rambut, serta "lesion" pada berbagai

organ, degenerasi testis, ulcus duodenum, abnormal fetus yang kesemuanya disebabkan

oleh oksidasi lemak dan karbohidrat yang tidak berjalan sempurna.(Wahyu Widodo,

2006). Defisiensi asam pantothenic akan menimbulkan gejala – gejala

a. Pertumbuhan terganggu, rambut memutih, degerasi testis, ulcus duodenum dan

fetus abnormal
b. Pada unggas gejala defisiensi yang utam adalah dermatitis ( terutama pada

pelupuk mata, anus, sudut mulut dan kaki ). Pertumbuhan bulu terganggu dan

bentuknya kasar

c. Pada babi diferensiasi asam pantothenic menimbulkan gejala jalannya tidak

normal yang disebut “goose stepping”. Juga dapat menimbulkan ulcus

gastrointestinalis. (Anggorodi, 1979)

2) Sumber Asam Pantotenat

Sumber asam pantotenat adalah biji-bijian, yeast, hati, kuning telur, susu, kentang,

dan kubis.

Fungsi Asam Pantotenat

ikut dalam banyak reaksi-reaksi metabolic

E. Pridoksin (Vitamin B6)

1) Difesiensi Asam Pantotenat

Defisiensi prydoxin akan menimbulkan gejala – gejala

a. Serangan kekejangan (tikus, unggas, anjing, dan babi)

b. Luka pada arteri (monyet)

c. Anemia

d. Dermatitis dari kaki dan hidung (tikus)

e. Pertumbuhan terganggu (semua hewan muda ). (Anggorodi, 1979)

2) Sumber Asam Pantotenat

Vitamin B6 terdapat pada sebagian besar bahan makanan sebagai protein complex

dari prydoxal dan phosphat prydoxamin. (Anggorodi, 1979)

Fungsi

Sebagian dari enzim yang ada hubungannya dengan metabolism protein. Esensial untuk

metabolism normal protein


F. Biotin

Vitamin ini berwarna putih, stabil terhadap panas, mengandung sulfur dan asam

valerat, larut dalam air dan 95% etanol, mudah rusak oleh asam dan basa kuat dan

mengalami dekomposisi pada temperatur 230 - 232oC.

1) Difesiensi Biotin

Pada difesiensi biotin terdapat gejala – gejala

a. Pertumbuhan terganggu, dernmatitis, rambut rontok, gangguan urat syaraf

b. Pada ayam, biotin merupakan zat pencegah perosis, seperti halnya mangan,

cholin dan asam folic. (Anggorodi, 1979)

2) Sumber Biotin

Merupakan sumber utama dari biotin adalan hati, ragi, molasses, kacang tanah dan

telur. Sebagian besar hijauan yang berdaun banyak merupakan sumber yang baik.

Fungsi Biotin

Berfungsi dalm susunan enzim, sintesis lemak, deaminasi berbagai asam amino

G. Asam Folat

Asam folat adalah turunan vitamin B kompleks (B-9) yang berguna untuk

mengurangi risiko cacat bawaan pada janin (neural tube defects-NTD), spina bifida dan

anenchepaly.

1) Difesiensi Asam Folat

Defisiensi asam folic akan menimbulkan gejal – gejala

a. Gangguan pertumbuhan

b. Sel darah yang abnormal (merah dan putih )

c. Pertumbuhan bulu terganggu pada ayam

d. Pigmentasi terganggu pada bulu yam yang berwarna

Asam folat merupakan zat makanan esensial untuk monyet, ayam, kalkun, rubah,

kelinci, tikus, dan marmot. Pada tikus dan babi, suatu defisiensi belum dapat di
timbulkan, kecuali pada hewan – hewan tersebut diberi obat- obat sulfa. Hal ini

memperlihatkan bahwa sintesis di dalam alat pencernaan adalah cukup untuk memenuhi

kebutuhan. Sintesis terjadi pula pada rumen akan tetapi anak domba yang baru lahir

membutuhkan asam folat. Pada ayam pertumbuhan akan terganggu, pertumbuhan bulu

tidak sempurna dan pada bulu yang berwarna akan timbul depigmentasi. (Anggorodi,

1979)

2) Sumber Asam Folat

Asam folat tersebar luas di alam, terdapat pada hewan, tumbuh – tumbuhan dan

micro-organisma. Sumber asam folic di antaranya adalah hati, sayuran yang berwarna

hujau tua dan butir – butiran. Susu mengandung vitamin tersebut dalam jumlah terbatas.

(Anggorodi, 1979).

H. Vitamin B12

1) Difesiensi Vitamin B12

Gejala defisiensi vitamin B12 adalah

a. Pertumbuhan lambat

b. Anemia pernicosa (dari bahasa latin perciosus = fatal, dan anemia = menurunnya

jumlah crythrosit

c. Eritrosit penggunaan makanan menurun

d. Mortalitas

e. Daya tetas telur turun

f. Vitalitas rendah.

Pada ayam, berat badan dan produksi telur tidak terganggu meskipun ada defisiensi,

akan tetapi daya tetas dari telur – telur tersebut akan turun sekali. Anak ayam yang baru

menetas memperlihatkan kelainan pada kelainan pada tulang – tulangnya seperti halnya

pada perosis.
Pada sapi dan domba vitamin B12 adalah esensial metabolic dan merupakan

kebutuhan dalam makanannya bagi anak hewan sebelum rumennya berkembang. Gejala

– gejala defisiensi adalah pertumbuhan berhenti dan nafsu makan berkurang. Bila

rumennya sudah berkembang maka vitamin B12 disintesis dalam rumen. Untuk sintesis

tersebut dibutuhkan cobalt, suatu bagian dari vitamin itu sendiri. Hewan ruminansia bila

dalam ransumnya cukup mendapat cobalt maka fecesnya akan mengandung vitamin B 12

dalam jumlah besar. Pada spesies lainnya terdapat pula sintesis vitamin B 12 dalam

pencernaan. hal ini menjelaskan mengapa para ahli tidak berhasil menimbulkan

defisiensi vitamin B12 pada babi dan tikus dengan ransum tanpa vitamin B12. (Anggorodi,

1979)

2) Sumber Vitamin B12

Vitamin B12 tersebar luas dalam bahan makanan berasal hewan seperti daging, susu,

telur, dan ikan. Adanya vitamin tersebut di dalam jaringan hewan disebabkan karena

penyerapan vitamin tersebut dari bahan makanan berasal hewan atau dari usus atau

rumen. Sumber utama untuk makanan hewan adalah hasil – hasil fermentasi khusus

yang di normaliser menjamin potensi vitamin B12 ginjal dan hati merupakan sumber –

sumber utama. Alat – alat tubuh hewan ruminansia mengandung lebih kaya vitamin B12

daripada alat – alat tubuh sebagian besar hewan nonruminansia. (Anggorodi, 1979)

Fungsi B12

Sintesis gugus metil, sintesis purin, metabolism karbohidrat dan lemak, sintesis asam

nukleat. Dikenal dengan nama animal protein factor (APF)

I. Cholin

1) Difisiensi Cholin

Selain pertumbuhan yang terganggu maka gejala penting pada defisiensi cholin

adalah perosis pada anak ayam dan anak kalkun. Meskipun defisiensi cholin cepat

timbul pada anak ayam yang mendapat ransum berkadar cholin rendah, suatu defisiensi
pada ayam petelur sulit didapat. Dalam pembuatan telur dibutuhkan sejumlah besar

cholin. Namun ayam yang mendapat ransum tanpa cholin berumur 8 minggu sanggup

untuk membuat semua jumlah cholin yang diperlukan.

Defisiensi cholin pada umumnya lebih sulit diperoleh pada spesies lainnya

daripada kalkun. Tikus tidak membutuhkan sumber cholin dalam ransumnya bila cukup

methionin diberikan untuk menjamin ikatan methyl yang dibutuhkan untuk sintesis

cholin.

2) Sumber Cholin

Bahan makanan yang kaya akan cholin di antaranya adalah hati dan tepung kelenjar,

tepung iklan, ragi, dan bungkil kacang kedelai. (Anggorodi, 1979)

Fungsi

Bagian daro fosfoida esensial dalam pembentukan dan pemeliharaan bangun dari sel.

Penyaluran gerakan urat syaraf. Metabolism lemak dalam hati

J. Inositol (Vitamin B8)

1) Difesiensi Inositol

Pertumbuhan terganggu dan alopesia pada tikus. Gejala alopecia adalah sama

dengan gejala alopecia yang ditimbulkan oleh defisiensi vitamin B 6 atau pantothenic.

(Anggorodi, 1979)

2) Sumber Inositol

Makanan sumber vitamin B8 atau inositol antara lain: daging sapi, sereal, beras,

jeruk, sayuran berdaun hijau, kedelai, kacang-kacangan, biji-bijian, dan hati.

Fungsi

Fungsi lipotropic pada ransum tikus tertentu, yang vitamin-vitamin lainnya difesien

K. Asam Paraminobenzoic (Vitamin B10)


Vitamin tersebut merupakan bagian molecular dari asam folic. Asam

paraaminobenzoic menetralisir pengaruh bacteriostatic dari sulfoamida. Pada waktu ini

diketahui bahwa asam paraaminobenzoic mempertinggi potensi faali dari isulin dan

penicillin dan dapat menghalang – halangi produksi hormone thyroid. Mengenai

kebutuhannya dalam makanan belum ada ketentuan bagi manusia maupun hewan.

Asam paraaminobenzoic mula – mula diketemukan sebagai zat yang esensial bagi

pertumbuhan mikroorganisme. Zat tersebut kemudian digolongkan kedalam vitamin

berdasarkan pengaruh pertumbuhannya terhadap anak ayam dan pengaruh laktasi pada

tikus. Merupakan gugusan esensial dalam asam folic. Jadi dalam ransum yang tidak ada

asam folicnya maka asam paraaminobenzoic dapat menyediakan bakteri usus dengan

suatu zat esensial untuk sintesis asam folic. Karena sifat esensialnya untuk pertumbuhan

mikroorganisme tertentu, maka vitamin tersebut dapat mempertinggi sintesis faktor –

faktor B lainnya di dalam usus. Sehubungan hal ini mak suatu hal yang menarik ialah

bahwa asam paraaminobenzoic mempunyai kesanggupan untuk menetralisir pengaruh

bacteriostatic dari sulfonamida. (Anggorodi, 1979)

Fungsi

Faktor anti rambut putih pada tikus. Perangsang pertumbuhan pada anak ayam

L. Vitamin C

Menurut Morrison (1961) dan Mc Donald et al. (1972), vitamin C ini berbentuk

kristal, tidak berwarna (bening), larut dalam air, mengandung asam dan mem-punyai

daya reduksi yang besar, stabil pada larutan asam, larut dengan segera dalam larutan

alkali dan mudah rusak apabila kena cahaya (panas), serta tahan terhadap pembekuan.

Vitamin C ini mudah dioksidasi menjadi bentuk dehydro.

Asam ascorbat ini dapat disintesis pada tubuh ternak, pada ayam memungkinkan

sintesis vitamin C ini karena mempunyai ketiga enzim yang diperlukan yaitu enzim

NADPH, L-gulonolakton oxidase, D-glukuronolakton reduktase yang semuanya


terdapat di dalam ginjal ayam. Dalam keadaan tercekam (stress) ayam tidak dapat men-

sintesis asam ascorbat dalam jumlah cukup, sehingga perlu ditambahkan dalam

pakannya.

1) Difesiensi Vitamin C

Scurvy hanya terjadi pada manusia, monyet dan marmot. Mamalia lainnya rupanay

sanggup membuat asam ascorbic untuk kebutuhan makanannya. Scurvy di tandai oleh

pendarahan diseluruh tubuh (akibat rapuhnya kapiler – kapiler darah ), gusi yang

mebengkak dan berdarah dan animea. (Anggorodi, 1979)

2) Sumber Vitamin C

Harper et al. (1984) menyatakan bahwa, sumber vitamin C yang baik adalah buah

sitrun, arbei, semangka, tomat, cabai hijau, kol merah dan sayur-sayuran yang berdaun

hijau, khususnya selada hijau, juga kentang segar yang tiap gramnya mengandung

sedikit vitamin C, tapi bila konsumsi dalam jumlah banyak akan merupakan sumber

yang cukup baik. Pada waktu memotong dan mencuci sayuran, banyak vitamin C yang

hilang, karena sifat vitamin ini yang larut dalam air. Selain sumber tersebut di atas,

rumput-rumputan hijau juga merupakan sumber vitamin C (Morrison, 1961). Susu juga

merupakan sumber vitamin C, tapi sering hilang pada waktu proses pasteurisasi

(Maynard dan Loosli, 1951).

Sumber vitamin C termasuk jeruk limau, jeruk manis, anggur, dan tomat. Sayuran

dan buah – buahan mengandung pula sejumlah vitamin C. biji masak dan hasil

ikutannya demikian pula rumput kering dan hijauan lainnya yang dikeringkan tidak

mempunyai vitamin C. vitamin tersebut dibentuk pada waktu biji tumbuh oleh

karenanya biji yang sedang berkecambah kaya akan vitamin C.

Memberikan vitamin C pada hewan ruminansia tidak akan mempertinggi kadarnya

dalam tubuh karena vitamin tersebut dihancurkan atau sebagian besar dihancurkan oleh

proses fermentasi dalam rumen. (Anggorodi, 1979)


Fungsi
Pembentukan dan pemeliharaan zat interseluler dalam tulang dan jaringan lunak.
Bekerja sebagai katalisator jaringan (membantu dalam penyembuhan). Sebagai antibody
bagi tubuh ternak.

2.3 Vitamin yang larut dalam lemak


Tidak seperti vitamin yang larut dalam air, kelebihan vitamin yang larut dalam lemak
akan disimpan di hati dan jaringan lemak (adipose) untuk dipakai di masa depan atau
kemudian hari. Vitamin yang termasuk dalam golongan ini adalah vitamin A, D, E, dan
K.

A. Vitamin A (retinol)

Semua hewan membutuhkan vitamin A, vitamin tersebut tidak terdapat dalam


tumbuhan, sebagian vitamin A melainkan sebagai prekusornya yaitu karotin, atau lazim
dinamakan provitamin A, karena tubuh dapat mengubahnya kedalam vitamin aktif.
Proses konversi provitamin A menjadi Vitamin A terjadi dalam sel mukosa usus halus.
Defisiensi dapat dijumpai apabila penyerapan lemak menurun, empedu tidak ada.
Secara umum fungsi vitamin A mempunyai 3 peranan penting didalam tubuh, yaitu
pada mata, epitel dan tulang. Anoreksia adalah hilangnya nafsu makan yang
mengakibatkan kematian.

Vitamin A banyak terkandung dalam minyak ikan. Vitamin A1 (retinal), terutama


banyak terkandung dalam hati ikan laut. Vitamin A 2 (retinol) atau 3-dehidro retinol,
terutama terkandung dalam hati ikan tawar. Vitamin A yang berasal dari minyak ikan,
sebagian besar ada dalam bentuk ester. Sebagai provitamin A terdapat dalam hijau-
hijauan, jagung kuning dan wortel

B. Vitamin D/ Kalsiferol

Vitamin D mempunyai beberapa fungsi :

1. Membantu proses absorbsi Ca dan P dari saluran pencernaan dan selanjutnya


mengatur konsentrasi Ca dan P dalam darah.

2. Proses rebsorbsi berperan dalam proses reabsorbsi fosfat pada ginjal untuk mengatur
konsentrasi Ca dan P dalam darah

3. Deposisi berperan dalam pembentukan tulang dengan jalan mempengaruhi deposisi


pada matrik tulang.

Akibat utama defisiensi vitamin D adalah terbentuknya tulang yang abdormal. Bila
terjadi pada ternak muda akan terjadi rakhitis dan bila ternak dewasa terjadi
osteomalasia. Gejalanya adalah : osteomalasia ditandai dekalsifikasi. Sebagian tulang
normal yang menyebabkan tulang menjadi lemah dan rapuh. Osteomalasia terjadi pada
ternak dewasa yang tulang-tulangya sudah tumbuh sempurna akan tetapi defisiensi
vitamin D, Ca dan P. 20 Seandkan rakhitis terjadi pada hewan muda yang sedang
tumbuh yang metabolisme Ca,P dan vitaminD terganggu dan terjadi tulang yang tidak
sempurna.

C. Vitamin E

Defisiensi Vit E pada Ayam Dewasa Tidak ada tanda yang jelas

menurunnya fertilitas daya tetas telur menurun dan terjadi kematan embryo pada hari ke
empat dalam inkubasi

Pada Anak ayam Akan menyebabkan Enchephalomacia (crazy chick disease),


Exudative diathesis dan Muscular distrophy

Vitamin E mempunyai beberapa fungsi antara lain :

1. Reproduksi. Membuat normalnya proses reproduksi beberapa jenis ternak

2. Dapat digunakan sebagai antioksidan

3. Absorbsi. Memperbaiki Fe oleh usus, sedangkan Fe penting untuk mencegah


terjadinya anemia.

Sumber Vitamin E Tertinggi terdapat pada biji-bijian yang berminyak seperti kacang
kedelai, biji kapas, jagung, biji bunga matahari.

D. Vitamin K

Fungsi vitamin K diperlukan dalam proses pembekuan darah, khususnya diperlukan


dalam sintesis protombin didalam hati, karena protrombin bersama tromboplastin dan
dengan adanya trombokinase akan membentuk trombin. Dengan adanya trombin maka
fibrinogin akan berubah menjadi fibrin. Fibrin inilah yang sebetulnya diperlukan dalam
proses 21 pembekuan darah. Kebutuhan minimum vitamin K tergantung pada ransum
yang tidak mengandung antistres seperti sulfaquinoxzaline dan obat-obatan lainnya
akan cukup bila dalam ransum mengandung vitamin K sebanyak 0,6 mg ransum. Dalam
keadaan stres atau terserang coccidiosis berat ayam membutuhkan lebih banyak vitamin
K dalam keadaan demikian dibutuhkan 8 mg/kg ransum. Vitamin K dapat ditemukan
pada tepung ikan

Defisiensi

• Lamanya waktu pembekuan darah


• Adanya perdarahan (hemoragi) pada dada, kaki, sayap dan bagian dalam perut dan
usus

• Ayam menunjukkan gejala anemia karena kekurangan darah

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan vitamin K :

1. Tersediannya vitamin dalam berbagai bahan pakan

2. Penyerapan vitamin K dipengaruhi oleh level lemak, cukup tersediannya empedu,


bebasnya ayam dari coccidiosisau gangguan usus
BAB III

SIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Fungsi vitamin larut dalam air, tiamin sebagai pemindahan energy. Riboflavin sebagai

pemindahan energy. Asam pentatonat berperan dalam reaksi metabolic. Asam nikotinat

pemindahan energy. Pridoksin untuk metabolism normal prtein. Biotin berfungsi dalam

susunan enzim. Asam folat sistesis purin, vitamin B12 sintesis gugus metil, purin,

lemak. Kolin untuk penyaluran gerakan urat syaraf. Inositol berfungsi lipotropic pada

ransum tikus, yang vitamin lainnya difesien. Asam paraaminobenzoat sebagai

perangsang pertumbuhan pada anak ayam.

Secara umum fungsi vitamin A mempunyai 3 peranan penting didalam tubuh, yaitu
pada mata, epitel dan tulang. Anoreksia adalah hilangnya nafsu makan yang
mengakibatkan kematian.

defisiensi vitamin D adalah terbentuknya tulang yang abdormal. Bila terjadi pada ternak
muda akan terjadi rakhitis dan bila ternak dewasa terjadi osteomalasia. Gejalanya adalah
: osteomalasia ditandai dekalsifikasi

Defisiensi Vit E menurunnya fertilitas daya tetas telur menurun dan terjadi kematan
embryo pada hari ke empat dalam inkubasi

Fungsi vitamin K diperlukan dalam proses pembekuan darah

3.2 Saran

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca agar dapat lebih
memahami apa itu Vitamin.
DAFTAR PUSTAKA
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/8e7a2fed0acc6abe03006f3fb35
7b270.pdf
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/12373b2edbcfb3180c0df68d79
14273a.pdf
https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/jenis-vitamin-larut-air-larut-lemak/
https://www.scribd.com/document/332758947/Makalah-Vitamin-Larut-dalam-Air-
Nutrisi-Ternak

Anda mungkin juga menyukai