Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaiakan karya
tulis ilmiah dengan judul VITAMIN. Karya tulis ilmiah ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas kelompok dalam mata kuliahan BIOLOGI.
Atas bimbingan bapak/ibu dosen dan saran dari teman-teman maka disusunlah
karya tulis ilmiah ini. Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat
berguna bagi kami semua dalam memenuhi salah satu syarat tugas kami di
perkuliahan. Karya tulis ini diharapkan bisa bermanfaat dengan efisien dalam proses
perkuliahan.
Dalam menyusun makalah ini, kami banyak memperoleh bantuan dari
berbagai pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
terkait. Dalam menyusun karya tulis ini penulis telah berusaha dengan segenap
kemampuan untuk membuat karya tulis yang sebaik-baiknya.
Sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah
ini, oleh karenanya kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini bisa
menjadi lebih baik.
Demikianlah kata pengantar karya tulis ini dan penulis berharap semoga karya
ilmiah ini dapat digunakan sebagaimana mestinya. Amin.

Padang, 19 Maret 2023

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Vitamin adalah bagian yang penting dari makanan sehat. Bila seseorang
mengkonsumsi berbagai variasi makanan, maka kemungkinan untuk mengalami
kekurangan vitamin adalah sangat kecil. Orang-orang yang menjalani diet ketat
mungkin tidak mendapatkan cukup vitamin atau mineral tertentu. Contohnya
seorang vegetarian yang sangat ketat bisa mengalami kekurangan vitamin B12,
yang hanya bisa diperoleh dari makanan yang berasal dari hewan. Sebaliknya,
mengkonsumsi sejumlah besar vitamin dan mineral tambahan tanpa pengawasan
medis, dapat menimbulkan efek yang berbahaya.
Semua orang tua pastilah tahu mengenai manfaat atau peran aneka vitamin
dan mineral bagi tubuh, terutama untuk pertumbuhan dan sistem pertahanan
tubuh. Unsur-unsur penting tersebut banyak terkandung dalam berbagai bahan
makanan yang mudah ditemui sehari-hari.
Menurut berbagai hasil penelitian ilmiah, aneka vitamin ini memberi efek
nyata dalam melindungi sel-sel tubuh, terutama sel-sel otak dari berbagai
penyebab kerusakan yang akan menurunkan fungsi-fungsinya. Berdasarkan hal
itu, ahli gizi Dr. Moesijanti Yudiarti Endang Soekatri, B.Sc., MCN,
mengingatkan agar orang tua memperkenalkan makanan dengan menu seimbang
kepada anak sejak dini. Kalau sampai tubuh kekurangan zat-zat penting,
metabolisme akan terhambat yang selanjutnya dapat mengakibatkan persoalan
kesehatan.
Akan tetapi, tentu saja perlu diperhatikan agar asupan unsur-unsur tersebut
tidak berlebihan. Mungkin belum banyak yang tahu, dampak buruk dari
kelebihan vitamin dan mineral.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian vitamin?
2. Apa fungsi, sumber, dan akibat yang ditimbulkan bila kekurangan atau
kelebihan vitamin A?
3. Apa fungsi, sumber, dan akibat yang ditimbulkan bila kekurangan atau
kelebihan vitamin K?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari vitamin.
2. Mengetahui fungsi, sumber, dan akibat yang ditimbulkan bila kekurangan atau
kelebihan vitamin A.
3. Mengetahui fungsi, sumber, dan akibat yang ditimbulkan bila kekurangan atau
kelebihan vitamin K.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Vitamin
Vitamin adalah mikronutrisi yang penting dan dibutuhkan oleh tubuh dalam
jumlah sedikit. Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E, dan K,
sedangkan vitamin yang larut dalam air adalah vitamin B dan vitamin C.
Vitamin B terdiri dari :
1. Vitamin B1 (tiamin)
2. Vitamin B2 (riboflavin)
3. Niasin (asam nikotinat)
4. Biotin
5. Asam pantotenat
6. Vitamin B6 (piridoksin, piridoksal, dan piridoksamin)
7. Folat (asam folat, folasin, pteoril monoglutamat)
8. Vitamin B12 (kobalamin).

Kebutuhan harian yang dianjurkan (jumlah rata-rata yang diperlukan setiap


harinya untuk tetap sehat), telah ditetapkan untuk masing-masing vitamin.
Seseorang yang terlalu banyak atau terlalu sedikit mengkonsumsi vitamin
tertentu bisa mengalami kelainan gizi.
Jika diminum lebih dari 10 kali dari dosis yang dianjurkan setiap harinya,
vitamin A dan D bersifat racun, tetapi vitamin E dan K (filokuinon) tidak
beracun. Niasin, vitamin B6 dan vitamin C jika diminum dalam dosis tinggi akan
bersifat racun, tetapi tidak demikian halnya dengan vitamin lainnya yang larut
dalam air.
Hanya 2 macam vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A dan E) yang
disimpan dalam tubuh sampai jumlah besar. Vitamin D dan K disimpan dalam
jumlah kecil. Tergantung kepada kebutuhan, vitamin C disimpan dalam jumlah
yang paling sedikit. Vitamin B12 disimpan dalam jumlah yang paling besar dan
dibutuhkan waktu sekitar 7 tahun untuk menghabiskan persediaan 2-3 mgr
vitamin ini.

B. Vitamin A
Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara luas,
vitamin A merupakan nama generik yang menyatakan semua retinoid dan
prekursor/provitamin A karotenoid yang mempunyai aktivitas biologik sebagai
retinol.
Fungsi vitamin A
1. Penglihatan
Vitamin A berfungsi dalam penglihatan normal pada cahaya remang.
Di dalam mata retinol, bentuk vitamin A yang didapat dari darah, dioksidasi
menjadi retinal. Retinal kemudian mengikat

protein opsin dan membentuk pigmen visual merah-ungu (visual-purple) atau


rodopsin. Rodopsin ada di dalam sel khusus di dalam retina mata yang
dinamakan rod. Bila cahaya mengenai retina, pigmen visual merah-ungu ini
berubah menjadi kuning dan retinal dipisahkan dari opsin. Pada saat itu, terjadi
rangsangan elektrokimia yang merambat sepanjang saraf mata ke otak yang
menyebabkan terjadinya suatu bayangan visual. Selama proses ini, sebagian dari
vitamin A dipisahkan dari protein dan diubah menjadi retinol. Sebagian besar
retinol ini diubah kembali menjadi retinal, yang kemudian mengikat opsin lagi
untuk membentuk rodopsin. Sebagian kecil retinol hilang selama proses ini dan
harus diganti oleh retinol dalam darah. Jumlah retinol yang tersedia di dalam
darah menentukan kecepatan pembentukan kembali rodopsin yang kemudian
bertindak kembali sebagai bahan reseptor di dalam retina. Penglihatan dengan
cahaya samar-samar/buram baru bisa terjadi bila seluruh siklus ini selesai.

2. Diferensiasi sel
Diferensiasi sel terjadi bila sel-sel tubuh mengalami perubahan dalam
sifat atau fungsi semulanya. Perubahan sifat dan fungsi sel ini adalah salah
satu karakteristik dari kekurangan vitamin A yang dapat terjadi pada tiap
tahap perkembangan tubuh, seperti pada tahap pembentukan, pembentukan
struktur dan organ tubuh, pertumbuhan dan perkembangan janin, masa bayi,
anak-anak, dewasa, dan masa tua. Diduga vitamin A, dalam bentuk asam
retinoat memegang peranan aktif dalam kegiatan inti sel, dengan demikian
dalam pengaturan faktor penentu keturunan/gen yang berpengaruh terhadap
sintesis protein. Pada diferensiasi sel terjadi perubahan dalam bentuk dan
fungsi sel yang dapat dikaitkan dengan perubahan perwujudan gen-gen
tertentu. Sel-sel yang paling nyata mengalami diferensiasi adalah sel-sel epitel
khusus, terutama sel-sel goblet, yaitu sel kelenjar yang mensintesis dan
mengeluarkan mukus atau lendir.
Semua permukaan tubuh, di luar dan di dalam dilapisi oleh sel-sel epitel.
Jaringan epitel yang menutupi tubuh di luar dinamakan epidermis, sedangkan
yang menutupi bagian dalam dinamakan membran mukosa, yaitu yang
menutupi permukaan dalam saluran cerna, saluran pernapasan, kantung kemih
dan uretra, uterus dan vagina, kelopak mata, saluran sinus, dan sebagainya.
Mukus melindungi sel-sel epitel dari serbuan mikroorganisme dan partikel
lain yang berbahaya. Lapisan mukus pada dinding lambung juga melindungi
sel-sel lambung dari cairan lambung. Di bagian atas saluran pernapasan sel-sel
epitel secara terus-menerus menyapu mukus ke luar, sehingga benda-benda
asing yang mungkin masuk akan terbawa ke luar. Bila terjadi infeksi, sel-sel
goblet akan mengeluarkan lebih banyak mukus yang akan mempercepat
pengeluaran mikroorganisme tersebut.
Kekurangan vitamin A menghalangi fungsi sel-sel kelenjar yang
mengeluarkan mukus dan digantikan oleh sel-sel epitel bersisik dan kering
(keratinized). Kulit menjadi kering, kasar, dan luka sukar sembuh. Membran
mukosa tidak dapat mengeluarkan cairan mukus dengan sempurna sehingga
mudah terserang bakteri (infeksi). Keratinisasi konjungtiva mata (selaput yang
melapisi kelopak dan bola mata) merupakan salah satu tanda khas kekurangan
vitamin A. Peranan vitamin A diduga berkaitan dengan dua hal :
a. Peranan vitamin A dalam sintesis glikoprotein khusus yang terlibat
dalam pembentukan membran sel yang mengontrol diferensiasi sel
b. Kompleks vitamin A-CRBP masuk ke dalam nukleus sel sehingga
mempengaruhi DNA
3. Fungsi kekebalan
Vitamin A berpengaruh terhadap fungsi kekebalan tubuh pada manusia
dan hewan. Mekanisme sebenarnya belum diketahui secara pasti. Retinol
tampaknya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan diferensiasi limfosit B
(leukosit yang berperan dalam proses kekebalan humoral). Di samping itu
kekurangan vitamin A menurunkan respons antibodi yang bergantung pada
sel-T (limfosit yang berperan pada kekebalan seluler). Sebaliknya infesi dapat
memperburuk kekurangan vitamin A.
Dalam kaitan vitamin A dan fungsi kekebalan ditemukan bahwa :
a. Ada hubungan kuat antara status vitamin A dan resiko terhadap
penyakit infeksi pernapasan
b. Hubungan antara kekurangan vitamin A dan diare belum begitu jelas
c. Kekurangan vitamin A pada campak cenderung menimbulkan
komplikasi yang dapat berakibat kematian
4. Pertumbuhan dan perkembangan
Vitamin A berpengaruh terhadap sintesis protein, dengan demikian
terhadap pertumbuhan sel. Vitamin A dibutuhkan untuk perkembangan tulang
dan sel epitel yang membentuk email dalam pertumbuhan gigi. Pada
kekurangan vitamin A, pertumbuhan tulang terhambat dan bentuk tulang tidak
normal. Bila hewan percobaan diberi makanan yang tidak mengandung
vitamin A, maka pertumbuahan akan terganggu setelah simpanan vitamin A
dalam tubuh habis. Pada anak-anak yang kekurangan vitamin A, terjadi
kegagalan dalam pertumbuhan. Vitamin A dalam hal ini berperan sebagai
asam retinoat.
5. Reproduksi
Vitamin A dalam bentuk retinol dan retinal berperan dalam reproduksi
pada tikus. Pembentukan sperma pada hewan jantan serta pembentukan sel
telur dan perkembangan janin dalam kandungan membutuhkan vitamin A
dalam bentuk retinol. Hewan betina dengan status vitamin A rendah mampu
hamil akan tetapi mengalami keguguran atau kesukaran dalam melahirkan.
Kebutuhan vitamin A selama hamil meningkat untuk kebutuhan janin dan
persiapan induk untuk menyusui.
6. Pencegahan kanker dan penyakit jantung
Kemampuan retinoid mempengaruhi perkembangan sel epitel dan
kemampuan meningkatkan aktivitas sistem kekebalan diduga berpengaruh
dalam pencegahan kanker, terutama kanker kulit, tenggorokan, paru-paru,
payudara dan kantung kemih. Di samping itu beta karoten yang bersama
vitamin E dan C berperan sebagai antioksidan diduga dapat pula mencegah
kanker paru-paru.
Penelitian-penelitian menunjukkan bahwa vitamin A berperan dalam
pencegahan dan penyembuhan penyakit jantung. Bagaimana mekanismenya
belum diketahui dengan pasti.
7. Lain-lain
Defisiensi vitamin A juga menyebabkan berkurangnya nafsu makan. Hal
ini mungkin karena perubahan pada jonjot rasa pada lidah. Vitamin A juga
berperan dalam pembentukan sel darah merah, kemungkinan melalui interaksi
dengan besi.
Sumber vitamin A
Vitamin A terdapat di dalam pangan hewani, sedangkan karoten terutama di
dalam pangan nabati.
Sumber vitamin A adalah hati, kuning telur, susu (di dalam lemaknya) dan
mentega. Margarin biasanya diperkaya dengan vitamin A. Karena vitamin A
tidak berwarna, warna kuning dalam kuning telur adalah karoten yang tidak
diubah menjadi vitamin A. Minyak hati ikan digunakan sebagai sumber vitamin
A yang diberikan untuk keperluan penyembuhan.
Sumber karoten adalah sayuran berwarna hijau tua dan buah-buahan yang
berwarna kuning-jingga, seperti daun singkong, daun kacang, kangkung, bayam,
kacang panjang, buncis, wortel, tomat, jagung kuning, pepaya, mangga, nangka
masak dan jeruk. Minyak kelapa sawit yang berwarna merah kaya akan karoten.
Akibat kekurangan vitamin A
1. Buta senja
Salah satu tanda awal kekurangan vitamin A adalah buta senja
(niktalopia), yaitu ketidakmampuan menyesuaikan penglihatan dari cahaya
terang ke cahaya samar-samar/senja, seperti bila memasuki kamar gelap dari
kamar terang. Konsumsi vitamin A yang tidak cukup menyebabkan simpanan
dalam tubuh menipis, sehingga kadar vitamin A darah menurun yang
berakibat vitamin tidak cukup diperoleh retina mata untuk membentuk pigmen
penglihatan rodopsin.
2. Perubahan pada mata
Kornea mata terpengaruh secara dini oleh kekurangan vitamin A.
Kelenjar air mata tidak mampu mengeluarkan air mata sehingga terjadi
pengeringan pada selaput yang menutupi kornea. Ini diikuti oleh tanda-tanda :
atrofi kelenjar mata, keratinisasi konjungtiva (selaput yag melapisi permukaan
bagian dalam kelopak mata dan bola mata), pemburaman, pelepasan sel-sel
epitel kornea yang akhirnya berakibat melunaknya dan pecahnya kornea. Mata
terkena infeksi dan terjadi perdarahan. Gejala-gejala ini dalam bentuk ringan
dinamakan xerosis konjungtiva, yaitu konjungtiva menjadi kering, bercak
Bitot, yaitu berupa bercak putih keabu-abuan pada konjungtiva. Dalam bentuk
sedang dinamakan xerosis kornea, yaitu kornea menjadi kering dan
kehilangan kejernihannya. Tahap akhir adalah keratomalasia, di mana kornea
menjadi lunak dan bisa pecah yang menyebabkan kebutaan total. Istilah
xeroftalmia meliputi semua aspek klinik yang berkaitan dengan defisiensi
vitamin A.
3. Infeksi
Fungsi kekebalan tubuh menurun pada kekurangan vitamin A, sehingga
mudah terserang infeksi. Di samping itu lapisan yang menutupi trakea dan
paru-paru mengalami keratinisasi, tidak mengeluarkan lendir, sehingga mudah
dimasuki mikroorganisme atau bakteri atau virus dan menyebabkan infeksi
saluran pernapasan. Bila terjadi pada permukaan dinding usus akan diare.
Perubahan pada permukaan saluran kemih dan kelamin dapat
menimbulkan infeksi pada ginjal dan kantung kemih, serta vagina. Perubahan
ini dapat pula meningkatkan endapan kalsium yang dapat menyebabkan batu
ginjal dan gangguan kantung kemih. Kekurangan vitamin A pada anak-anak
di samping itu dapat menyebabkan komplikasi pada campak yang dapat
menyebabkan kematian. Vitamin A juga dinamakan vitamin anti-infeksi.
4. Perubahan pada kulit
Kulit menjadi kering dan kasar. Folikel rambut menjadi kasar, mengeras
dan mengalami keratinisasi yang dinamakan hiperkeratosis folikular. Mula-
mula terkena lengan dan paha, kemudian dapat menyebar ke seluruh tubuh.
Asam retinoat sering diusapkan ke kulit untuk menghilangkan kerutan kulit,
jerawat, dan kelainan kulit lain.
5. Gangguan pertumbuhan
Kekurangan vitamin A menghambat pertumbuhan sel-sel, termasuk sel-
sel tulang. Fungsi sel-sel yang membentuk email pada gigi terganggu dan
terjadi atrofi sel-sel yang membentuk dentin, sehingga gigi mudah rusak.
6. Lain-lain
Perubahan lain yang dapat terjadi adalah keratinisasi sel-sel rasa pada
lidah yang menyebabkan berkurangnya nafsu makan, dan anemia.

Akibat kelebihan vitamin A


Kelebihan vitamin A hanya bisa terjadi bila memakan vitamin A sebagai
suplemen dalam takaran tinggi yang berlebihan, misalnya takaran 16000 RE
untuk jangka waktu lama atau 40000-55000 RE/hari.
Gejala pada orang dewasa antara lain sakit kepala, pusing, rambut rontok,
kulit mengering, tidak ada nafsu makan atau anoreksia, dan sakit pada tulang.
Pada wanita menstruasi berhenti. Pada bayi terjadi pembesaran kepala dan
hidrosefalus, yang dapat terjadi pada konsumsi 8000 RE/hari selama tiga puluh
hari.
Gejala kelebihan ini hanya terjadi bila dimakan dalam bentuk vitamin A.
Karoten tidak dapat menimbulkan gejala kelebihan, karena absorpsi karoten
menurun bila konsumsi tinggi. Di samping itu sebagian dari karoten yang diserap
tidak diubah menjadi vitamin A, akan tetapi disimpan di dalam lemak. Bila
lemak di bawah kulit mengandung banyak karoten, warna kulit akan terlihat
kekuningan.
C. Vitamin K
Pada tahun 1935, Dam dari Denmark menemukan penyakit perdarahan pada
pada ayam percobaan yang diberi makanan cukup dalam zat gizi yang telah
diketahui. Perbaikan terjadi setelah diberi makanan alfalfa atau tepung ikan yang
telah busuk. Faktor aktif yang dapat menyembuhkan itu dinamakan vitamin
koagulation. Dengan bantuan Karrer, seorang ahli kimia dari Swiss, pada tahun
1939 ia berhasil mengisolasi vitamin larut lemak yang dinamakan vitamin K
(dari koagulation). Faktor ini ternyata merupakan kelompok senyawa yang terdiri
atas filokinon yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan dan menakinon yang
terdapat dalam minyak ikan dan daging. Menakinon juga dapat disintesis oleh
bakteri di dalam usus halus manusia.
Fungsi vitamin K
Sejak lama fungsi vitamin K yang diketahui adalah dalam pembekuan darah,
walaupun mekanismenya belum diketahui dengan pasti. Baru sejak tahun 1970-
an para ahli mengetahui secara lebih jelas peranan vitamin K di dalam tubuh,
yang ternyata tidak hanya dalam pembekuan darah saja.
Vitamin K ternyata merupakan kofaktor enzim karboksilase yang mengubah
residu protein berupa asam glutamate (glu) menjadi gama-karboksiglutamat
(gla). Protein-protein ini dinamakan protein-tergantung vitamin K atau gla-
protein. Enzim karbokilase yang menggunakan vitamin K sebagai kofaktor
didapat di dalam membran hati dan tulang dan sedikit di jaringan lain. Gla-
protein dengan mudah dapat mengikat ion kalsium. Kemampuan inilah yang
merupakan aktivitas biologik vitamin K. Pada proses pembekuan darah, gama-
karboksilasis terjadi di dalam hati pada residu asam glutamat yang terdapat pada
berbagai faktor pembekuan darah, seperti faktor II (protrombin), VII, VIII, IX,
dan X. Kemampuan gla-protein untuk mengikat kalsium merupakan langkah
esensial dalam pembekuan darah.
Gla-protein lain yang mampu mengikat ion kalsium terdapat di dalam
jaringan tulang dan gigi sebagai osteokalsin dan gla-protein matriks. Kedua jenis
gla-protein ini mengikat hidroksiapatit yang diperlukan dalam pembentukan
tulang. Tanpa vitamin K, tulang memproduksi protein yang tidak sempurna,
sehingga tidak dapat mengikat mineral-mineral yang diperlukan dalam
pembentukan tulang.

Sumber vitamin K
Kadar vitamin K bahan makanan belum diketahui dengan pasti. Olson
(1973) telah membuat kadar ringkasan kadar vitamin K bahan makanan yang
dikumpulkan dari beberapa bioessay. Sumber utama vitamin K adalah hati,
sayuran daun berwarna hijau, kacang buncis, kacang polong, kol, dan brokoli.
Semakin hijau daun-daunan semakin tinggi kandungan vitamin K-nya. Bahan
makanan lain yang mengandung vitamin K dalam jumlah lebih kecil adalah susu,
daging, telur, serealia, buah-buahan, dan sayuran lain. Sumber vitamin K lain
adalah flora bakteri dalam usus halus (jejunum dan ileum). Penggunaan
menakinon yang disintesis oleh mikroorganisme usus halus belum diketahui
dengan pasti.
Air Susu Ibu (ASI) tidak banyak mengandung vitamin K, sedangkan bakteri
yang dapat mensintesis vitamin K tidak segera tersedia di dalam saluran cerna
bayi. Untuk mencegah terjadinya gangguan penggumpalan darah yang dapat
menyebabkan perdarahan, bayi baru lahir dianjurkan mendapat vitamin K
melalui mulut atau dalam bentuk injeksi intramuskular. Susu formula bayi
sebaiknya difortifikasi dengan vitamin K.
Akibat kekurangan dan kelebihan vitamin K
Kekurangan vitamin K menyebabkan darah tidak dapat menggumpal,
sehingga bila ada luka atau pada operasi terjadi perdarahan.
Kekurangan vitamin K karena makanan jarang terjadi, sebab vitamin K
terdapat secara luas dalam makanan. Kekurangan vitamin K terjadi bila ada
gangguan absorpsi lemak (bila produksi empedu kurang atau pada diare).
Kekurangan vitamin K bisa juga terjadi bila seseorang mendapat antibiotika
sedangkan tubuhnya kurang mendapat vitamin K dari makanan. Antibiotika
membunuh kuman-kuman di dalam
usus yang membentuk vitamin K. Oleh karena itu, sebelum operasi biasanya
diperiksa terlebih dahulu kemampuan darah untuk menggumpal dan sebagai
pencegahan diberi suntikan vitamin K. Vitamin K biasanya diberikan sebelum
operasi untuk mencegah perdarahan berlebihan. Aspirin berlebihan dapat
mencegah pembekuan darah normal dengan mengganggu pembentukan platelet
dan faktor-faktor tergantung vitamin K.
Kelebihan vitamin K hanya bisa terjadi bila vitamin K diberikan dalam
bentuk berlebihan berupa vitamin K sintetik menadion. Gejala kelebihan vitamin
K adalah hemolisis sel darah merah, sakit kuning (jaundice) dan kerusakan pada
otak.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari makalah ini adalah:
1. Vitamin adalah nutrisi yang penting dalam tubuh untuk proses metabolisme
dan pertumbuhan yang normal.
2. Vitamin dikelompokkan menjadi 2 golongan utama yaitu vitamin yang larut
dalam lemak yaitu vitamin A, dan K serta vitamin yang larut dalam air yaitu
vitamin C dan B.
3. Vitamin yang larut dalam air hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan
biasanya akan segera hilang bersama aliran makanan.
4. Kebanyakan vitamin berfungsi sebagai koenzim dalam berbagai reaksi dalam
tubuh.
5. Kekurangan vitamin dapat mengganggu kelancaran reaksi–reaksi biokimia di
dalam tubuh dan masing-masing vitamin dapat mendefenisikannya.
B. Saran
1. Sebagai manusia, kita perlu menjaga keseimbangan asupan nutrisi dan selalu
menjaga kesehatan.
2. Semoga dengan adanya makalah ini, baik penyusun maupun pembaca dapat
memahami akan pentingnya vitamin dalam kehidupan sehari - hari
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Barasi, Mary E. 2009. Ilmu Gizi. Jakarta: Airlangga.

Endang, Achadi. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Gibney, Michael J., et al. 2005. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran ECG.

Khomsan, Ali. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya.

Proverawati A., dan Siti Asfuah. 2009. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta:

Nuha Medika.

Sediaoetama, Achmad Djaeni. 2010. Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat.

Supariasa, D.N.I., et al. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: ECG.

Anda mungkin juga menyukai