Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH ILMU BIOMEDIK

“ VITAMIN “

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5 :
(1.) Pramesti Anggraeni (1150019059)
(2.) Saudia Putri Roy Riyanti (1150019060)
(3.) Siti Kurnia Indrayanti (1150019061)
(4.) Tiara Wahyu Pramesti (1150019062)
(5.) Ririn indahwati (1150019063)

DOSEN PENGAMPU : NUNIK PURWANTI,S.Kep.,Ns.,M.kep


MATA KULIAH : ILMU BIOMEDIK
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA 2019/2020

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaiakan makalah mata
kuliah biomedik dengan judul VITAMIN.
Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat berguna bagi kami semua
dalam memenuhi salah satu syarat tugas kami di perkuliahan ini diharapkan bisa bermanfaat
dengan efisien dalam proses perkuliahan.
Dalam menyusun makalah ini, kami banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak,
maka penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait. Dalam menyusun
maklah ini penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan untuk membuat makalah
dengan sebaik-baiknya.
Sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini, oleh
karenanya kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini bisa menjadi lebih baik.
Demikianlah kata pengantar makalah ini dan penulis berharap semoga makalah ini
dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Surabaya,02 Desember 2019

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
1. pengertian vitamin 2
2. vitamin A 2
3. vitamin D 6
4. vitamin E 8
5. vitamin K 10
6. vitamin C 12
7. vitamin B 13
BAB III PENUTUP 21
A. Kesimpulan 21
B. Saran 21
DAFTAR PUSTAKA 22

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Vitamin adalah bagian yang penting dari makanan sehat. Bila seseorang
mengkonsumsi berbagai variasi makanan, maka kemungkinan untuk mengalami
kekurangan vitamin adalah sangat kecil. Orang-orang yang menjalani diet ketat mungkin
tidak mendapatkan cukup vitamin atau mineral tertentu. Contohnya
seorang vegetarian yang sangat ketat bisa mengalami kekurangan vitamin B12, yang
hanya bisa diperoleh dari makanan yang berasal dari hewan. Sebaliknya, mengkonsumsi
sejumlah besar vitamin dan mineral tambahan tanpa pengawasan medis, dapat
menimbulkan efek yang berbahaya.
Semua orang tua pastilah tahu mengenai manfaat atau peran aneka vitamin dan
mineral bagi tubuh, terutama untuk pertumbuhan dan sistem pertahanan tubuh. Unsur-
unsur penting tersebut banyak terkandung dalam berbagai bahan makanan yang mudah
ditemui sehari-hari.
Menurut berbagai hasil penelitian ilmiah, aneka vitamin ini memberi efek nyata
dalam melindungi sel-sel tubuh, terutama sel-sel otak dari berbagai penyebab kerusakan
yang akan menurunkan fungsi-fungsinya. Berdasarkan hal itu, ahli gizi Dr. Moesijanti
Yudiarti Endang Soekatri, B.Sc., MCN, mengingatkan agar orang tua memperkenalkan
makanan dengan menu seimbang kepada anak sejak dini. Kalau sampai tubuh
kekurangan zat-zat penting, metabolisme akan terhambat yang selanjutnya dapat
mengakibatkan persoalan kesehatan.
Akan tetapi, tentu saja perlu diperhatikan agar asupan unsur-unsur tersebut tidak
berlebihan. Mungkin belum banyak yang tahu, dampak buruk dari kelebihan vitamin dan
mineral.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian vitamin?
2. Apa fungsi, sumber, dan akibat yang ditimbulkan bila kekurangan atau kelebihan
vitamin A?
3. Apa fungsi, sumber, dan akibat yang ditimbulkan bila kekurangan atau kelebihan
vitamin D?
4. Apa fungsi, sumber, dan akibat yang ditimbulkan bila kekurangan atau kelebihan
vitamin E?
5. Apa fungsi, sumber, dan akibat yang ditimbulkan bila kekurangan atau kelebihan
vitamin K?
6. Apa fungsi, sumber, dan akibat yang ditimbulkan bila kekurangan atau kelebihan
vitamin C?
7. Apa fungsi, sumber, dan akibat yang ditimbulkan bila kekurangan atau kelebihan
vitamin B?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari vitamin.
2. Mengetahui fungsi, sumber, dan akibat yang ditimbulkan bila kekurangan atau
kelebihan vitamin A.
3. Mengetahui fungsi, sumber, dan akibat yang ditimbulkan bila kekurangan atau
kelebihan vitamin D.
4. Mengetahui fungsi, sumber, dan akibat yang ditimbulkan bila kekurangan atau
kelebihan vitamin E.
5. Mengetahui fungsi, sumber, dan akibat yang ditimbulkan bila kekurangan atau
kelebihan vitamin K.
6. Mengetahui fungsi, sumber, dan akibat yang ditimbulkan bila kekurangan atau
kelebihan vitamin C.
7. Mengetahui fungsi, sumber, dan akibat yang ditimbulkan bila kekurangan atau
kelebihan vitamin B

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Vitamin
Vitamin adalah mikronutrisi yang penting dan dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah
sedikit. Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E, dan K, sedangkan
vitamin yang larut dalam air adalah vitamin B dan vitamin C.
Vitamin B terdiri dari :
1. Vitamin B1 (tiamin)
2. Vitamin B2 (riboflavin)
3. Niasin (asam nikotinat)
4. Biotin
5. Asam pantotenat
6. Vitamin B6 (piridoksin, piridoksal, dan piridoksamin)
7. Folat (asam folat, folasin, pteoril monoglutamat)
8. Vitamin B12 (kobalamin).

Kebutuhan harian yang dianjurkan (jumlah rata-rata yang diperlukan setiap harinya
untuk tetap sehat), telah ditetapkan untuk masing-masing vitamin. Seseorang yang terlalu
banyak atau terlalu sedikit mengkonsumsi vitamin tertentu bisa mengalami kelainan gizi.
Jika diminum lebih dari 10 kali dari dosis yang dianjurkan setiap harinya, vitamin A
dan D bersifat racun, tetapi vitamin E dan K (filokuinon) tidak beracun. Niasin, vitamin
B6 dan vitamin C jika diminum dalam dosis tinggi akan bersifat racun, tetapi tidak
demikian halnya dengan vitamin lainnya yang larut dalam air.
Hanya 2 macam vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A dan E) yang disimpan
dalam tubuh sampai jumlah besar. Vitamin D dan K disimpan dalam jumlah kecil.
Tergantung kepada kebutuhan, vitamin C disimpan dalam jumlah yang paling sedikit.
Vitamin B12 disimpan dalam jumlah yang paling besar dan dibutuhkan waktu sekitar 7
tahun untuk menghabiskan persediaan 2-3 mgr vitamin ini.

B. Vitamin A
Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara luas, vitamin
A merupakan nama generik yang menyatakan semua retinoid dan prekursor/provitamin
A karotenoid yang mempunyai aktivitas biologik sebagai retinol.

Fungsi vitamin A
1. Penglihatan
Vitamin A berfungsi dalam penglihatan normal pada cahaya remang. Di dalam
mata retinol, bentuk vitamin A yang didapat dari darah, dioksidasi menjadi
retinal.Retinal kemudian mengikat
Protein opsin dan membentuk pigmen visual merah-ungu (visual-purple) atau
rodopsin. Rodopsin ada di dalam sel khusus di dalam retina mata yang dinamakan rod.
Bila cahaya mengenai retina, pigmen visual merah-ungu ini berubah menjadi kuning dan
retinal dipisahkan dari opsin. Pada saat itu, terjadi rangsangan elektrokimia yang
merambat sepanjang saraf mata ke otak yang menyebabkan terjadinya suatu bayangan
visual. Selama proses ini, sebagian dari vitamin A dipisahkan dari protein dan diubah
menjadi retinol. Sebagian besar retinol ini diubah kembali menjadi retinal, yang
kemudian mengikat opsin lagi untuk membentuk rodopsin. Sebagian kecil retinol hilang
selama proses ini dan harus diganti oleh retinol dalam darah. Jumlah retinol yang tersedia
di dalam darah menentukan kecepatan pembentukan kembali rodopsin yang kemudian
bertindak kembali sebagai bahan reseptor di dalam retina. Penglihatan dengan cahaya
samar-samar/buram baru bisa terjadi bila seluruh siklus ini selesai.

2. Diferensiasi sel
Diferensiasi sel terjadi bila sel-sel tubuh mengalami perubahan dalam sifat atau
fungsi semulanya. Perubahan sifat dan fungsi sel ini adalah salah satu karakteristik
dari kekurangan vitamin A yang dapat terjadi pada tiap tahap perkembangan tubuh,
seperti pada tahap pembentukan, pembentukan struktur dan organ tubuh, pertumbuhan
dan perkembangan janin, masa bayi, anak-anak, dewasa, dan masa tua.

2
Diduga vitamin A, dalam bentuk asam retinoat memegang peranan aktif dalam
kegiatan inti sel, dengan demikian dalam pengaturan faktor penentu keturunan/gen
yang berpengaruh terhadap sintesis protein.

Pada diferensiasi sel terjadi perubahan dalam bentuk dan fungsi sel yang dapat
dikaitkan dengan perubahan perwujudan gen-gen tertentu. Sel-sel yang paling nyata
mengalami diferensiasi adalah sel-sel epitel khusus, terutama sel-sel goblet, yaitu sel
kelenjar yang mensintesis dan mengeluarkan mukus atau lendir.
Semua permukaan tubuh, di luar dan di dalam dilapisi oleh sel-sel epitel. Jaringan
epitel yang menutupi tubuh di luar dinamakan epidermis, sedangkan yang menutupi
bagian dalam dinamakan membran mukosa, yaitu yang menutupi permukaan dalam
saluran cerna, saluran pernapasan, kantung kemih dan uretra, uterus dan vagina,
kelopak mata, saluran sinus, dan sebagainya. Mukus melindungi sel-sel epitel dari
serbuan mikroorganisme dan partikel lain yang berbahaya. Lapisan mukus pada
dinding lambung juga melindungi sel-sel lambung dari cairan lambung. Di bagian atas
saluran pernapasan sel-sel epitel secara terus-menerus menyapu mukus ke luar,
sehingga benda-benda asing yang mungkin masuk akan terbawa ke luar. Bila terjadi
infeksi, sel-sel goblet akan mengeluarkan lebih banyak mukus yang akan
mempercepat pengeluaran mikroorganisme tersebut.
Kekurangan vitamin A menghalangi fungsi sel-sel kelenjar yang mengeluarkan
mukus dan digantikan oleh sel-sel epitel bersisik dan kering (keratinized). Kulit
menjadi kering, kasar, dan luka sukar sembuh. Membran mukosa tidak dapat
mengeluarkan cairan mukus dengan sempurna sehingga mudah terserang bakteri
(infeksi). Keratinisasi konjungtiva mata (selaput yang melapisi kelopak dan bola
mata) merupakan salah satu tanda khas kekurangan vitamin A.
Peranan vitamin A diduga berkaitan dengan dua hal :
a. Peranan vitamin A dalam sintesis glikoprotein khusus yang terlibat dalam
pembentukan membran sel yang mengontrol diferensiasi sel
b. Kompleks vitamin A-CRBP masuk ke dalam nukleus sel sehingga
mempengaruhi DNA

2
3. Fungsi kekebalan
Vitamin A berpengaruh terhadap fungsi kekebalan tubuh pada manusia dan
hewan. Mekanisme sebenarnya belum diketahui secara pasti. Retinol tampaknya
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan diferensiasi limfosit B (leukosit yang
berperan dalam proses kekebalan humoral). Di samping itu kekurangan vitamin A
menurunkan respons antibodi yang bergantung pada sel-T (limfosit yang berperan
pada kekebalan seluler). Sebaliknya infesi dapat memperburuk kekurangan vitamin A.
Dalam kaitan vitamin A dan fungsi kekebalan ditemukan bahwa :
a. Ada hubungan kuat antara status vitamin A dan resiko terhadap penyakit
infeksi pernapasan
b. Hubungan antara kekurangan vitamin A dan diare belum begitu jelas
c. Kekurangan vitamin A pada campak cenderung menimbulkan komplikasi
yang dapat berakibat kematian
4. Pertumbuhan dan perkembangan
Vitamin A berpengaruh terhadap sintesis protein, dengan demikian terhadap
pertumbuhan sel. Vitamin A dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan sel epitel
yang membentuk email dalam pertumbuhan gigi. Pada kekurangan vitamin A,
pertumbuhan tulang terhambat dan bentuk tulang tidak normal. Bila hewan percobaan
diberi makanan yang tidak mengandung vitamin A, maka pertumbuahan akan
terganggu setelah simpanan vitamin A dalam tubuh habis. Pada anak-anak yang
kekurangan vitamin A, terjadi kegagalan dalam pertumbuhan. Vitamin A dalam hal
ini berperan sebagai asam retinoat.
5. Reproduksi
Vitamin A dalam bentuk retinol dan retinal berperan dalam reproduksi pada tikus.
Pembentukan sperma pada hewan jantan serta pembentukan sel telur dan
perkembangan janin dalam kandungan membutuhkan vitamin A dalam bentuk retinol.
Hewan betina dengan status vitamin A rendah mampu hamil akan tetapi mengalami
keguguran atau kesukaran dalam melahirkan. Kebutuhan vitamin A selama hamil
meningkat untuk kebutuhan janin dan persiapan induk untuk menyusui.

2
6. Pencegahan kanker dan penyakit jantung
Kemampuan retinoid mempengaruhi perkembangan sel epitel dan kemampuan
meningkatkan aktivitas sistem kekebalan diduga berpengaruh dalam pencegahan
kanker, terutama kanker kulit, tenggorokan, paru-paru, payudara dan kantung kemih.
Di samping itu beta karoten yang bersama vitamin E dan C berperan sebagai
antioksidan diduga dapat pula mencegah kanker paru-paru.
Penelitian-penelitian menunjukkan bahwa vitamin A berperan dalam pencegahan
dan penyembuhan penyakit jantung. Bagaimana mekanismenya belum diketahui
dengan pasti.
7. Lain-lain
Defisiensi vitamin A juga menyebabkan berkurangnya nafsu makan. Hal ini
mungkin karena perubahan pada jonjot rasa pada lidah. Vitamin A juga berperan
dalam pembentukan sel darah merah, kemungkinan melalui interaksi dengan besi.
Sumber vitamin A
Vitamin A terdapat di dalam pangan hewani, sedangkan karoten terutama di dalam
pangan nabati.
Sumber vitamin A adalah hati, kuning telur, susu (di dalam lemaknya) dan mentega.
Margarin biasanya diperkaya dengan vitamin A. Karena vitamin A tidak berwarna,
warna kuning dalam kuning telur adalah karoten yang tidak diubah menjadi vitamin A.
Minyak hati ikan digunakan sebagai sumber vitamin A yang diberikan untuk keperluan
penyembuhan.
Sumber karoten adalah sayuran berwarna hijau tua dan buah-buahan yang berwarna
kuning-jingga, seperti daun singkong, daun kacang, kangkung, bayam, kacang panjang,
buncis, wortel, tomat, jagung kuning, pepaya, mangga, nangka masak dan jeruk. Minyak
kelapa sawit yang berwarna merah kaya akan karoten.

Akibat kekurangan vitamin A


1. Buta senja
Salah satu tanda awal kekurangan vitamin A adalah buta senja (niktalopia), yaitu
ketidakmampuan menyesuaikan penglihatan dari cahaya terang ke cahaya samar-
samar/senja, seperti bila memasuki kamar gelap dari kamar terang. Konsumsi vitamin
A yang tidak cukup menyebabkan simpanan dalam tubuh menipis, sehingga kadar
vitamin A darah menurun yang berakibat vitamin tidak cukup diperoleh retina mata
untuk membentuk pigmen penglihatan rodopsin.
2. Perubahan pada mata
Kornea mata terpengaruh secara dini oleh kekurangan vitamin A. Kelenjar air
mata tidak mampu mengeluarkan air mata sehingga terjadi pengeringan pada selaput
yang menutupi kornea. Ini diikuti oleh tanda-tanda : atrofi kelenjar mata, keratinisasi
konjungtiva (selaput yag melapisi permukaan bagian dalam kelopak mata dan bola
mata), pemburaman, pelepasan sel-sel epitel kornea yang akhirnya berakibat
melunaknya dan pecahnya kornea. Mata terkena infeksi dan terjadi perdarahan.
Gejala-gejala ini dalam bentuk ringan dinamakan xerosis konjungtiva, yaitu
konjungtiva menjadi kering, bercak Bitot, yaitu berupa bercak putih keabu-abuan pada
konjungtiva. Dalam bentuk sedang dinamakan xerosis kornea, yaitu kornea menjadi
kering dan kehilangan kejernihannya. Tahap akhir adalah keratomalasia, di mana
kornea menjadi lunak dan bisa pecah yang menyebabkan kebutaan total. Istilah
xeroftalmia meliputi semua aspek klinik yang berkaitan dengan defisiensi vitamin A.
3. Infeksi
Fungsi kekebalan tubuh menurun pada kekurangan vitamin A, sehingga mudah
terserang infeksi. Di samping itu lapisan yang menutupi trakea dan paru-paru
mengalami keratinisasi, tidak mengeluarkan lendir, sehingga mudah dimasuki
mikroorganisme atau bakteri atau virus dan menyebabkan infeksi saluran pernapasan.
Bila terjadi pada permukaan dinding usus akan diare.
Perubahan pada permukaan saluran kemih dan kelamin dapat menimbulkan
infeksi pada ginjal dan kantung kemih, serta vagina. Perubahan ini dapat pula
meningkatkan endapan kalsium yang dapat menyebabkan batu ginjal dan gangguan
kantung kemih. Kekurangan vitamin A pada anak-anak di samping itu dapat
menyebabkan komplikasi pada campak yang dapat menyebabkan kematian. Vitamin
A juga dinamakan vitamin anti-infeksi.

4. Perubahan pada kulit


Kulit menjadi kering dan kasar. Folikel rambut menjadi kasar, mengeras dan
mengalami keratinisasi yang dinamakan hiperkeratosis folikular. Mula-mula terkena
lengan dan paha, kemudian dapat menyebar ke seluruh tubuh. Asam retinoat sering
diusapkan ke kulit untuk menghilangkan kerutan kulit, jerawat, dan kelainan kulit
lain.

5.Gangguan pertumbuhan
Kekurangan vitamin A menghambat pertumbuhan sel-sel, termasuk sel-sel tulang.
Fungsi sel-sel yang membentuk email pada gigi terganggu dan terjadi atrofi sel-sel
yang membentuk dentin, sehingga gigi mudah rusak.
6.Lain-lain
Perubahan lain yang dapat terjadi adalah keratinisasi sel-sel rasa pada lidah yang
menyebabkan berkurangnya nafsu makan, dan anemia.

Akibat kelebihan vitamin A


Kelebihan vitamin A hanya bisa terjadi bila memakan vitamin A sebagai suplemen
dalam takaran tinggi yang berlebihan, misalnya takaran 16000 RE untuk jangka waktu
lama atau 40000-55000 RE/hari.
Gejala pada orang dewasa antara lain sakit kepala, pusing, rambut rontok, kulit
mengering, tidak ada nafsu makan atau anoreksia, dan sakit pada tulang. Pada wanita
menstruasi berhenti. Pada bayi terjadi pembesaran kepala dan hidrosefalus, yang dapat
terjadi pada konsumsi 8000 RE/hari selama tiga puluh hari.
Gejala kelebihan ini hanya terjadi bila dimakan dalam bentuk vitamin A. Karoten
tidak dapat menimbulkan gejala kelebihan, karena absorpsi karoten menurun bila
konsumsi tinggi. Di samping itu sebagian dari karoten yang diserap tidak diubah menjadi
vitamin A, akan tetapi disimpan di dalam lemak. Bila lemak di bawah kulit mengandung
banyak karoten, warna kulit akan terlihat kekuningan.
C. Vitamin D
Vitamin D mencegah dan menyembuhkan riketsia, yaitu penyakit di mana tulang
tidak mampu melakukan kalsifikasi. Vitamin D dapat dibentuk tubuh dengan bantuan
sinar matahari. Bila tubuh mendapat cukup sinar matahari konsumsi vitamin D melalui
makanan tidak dibutuhkan. Karena dapat disintesis di dalam tubuh, vitamin D dapat
dikatakan bukan vitamin, tapi suatu prohormon. Bila tubuh tidak mendapat cukup sinar
matahari, vitamin D perlu dipenuhi melalui makanan.
Fungsi vitamin D
Fungsi utama vitamin D adalah membantu pembentukan dan pemeliharaan tulang
bersama vitamin A dan vitamin C, hormon-hormon paratiroid dan kalsitonin, protein
kolagen, serta mineral-mineral kalsium,
fosfor, magnesium dan fluor. Fungsi khusus vitamin D dalam hal ini adalah membantu
pengerasan tulang dengan cara mengatur agar kalsium dan fosfor tersedia di dalam darah
untuk diendapkan pada proses pengerasan tulang.

Hal ini dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :


1. Di dalam saluran cerna, kalsitriol meningkatkan absorpsi vitamin D dengan cara
merangsang sintesis protein pengikat kalsium dan protein pengikat fosfor pada
mukosa usus halus
2. Di dalam tulang, kalsitriol bersama hormon paratiroid merangsang pelepasan
kalsium dari permukaan tulang ke dalam darah
3. Di dalam ginjal, kalsitriol merangsang reabsorpsi kalsium dan fosfor.

Sumber vitamin D
Vitamin D diperoleh tubuh melalui sinar matahari dan makanan. Penduduk daerah
tropik tidak perlu menghiraukan kemungkinan kekurangan vitamin D. Bayi dan anak-
anak dianjurkan berada di bawah sinar matahari beberapa waktu tiap hari. Kekurangan
vitamin D lebih mungkin terjadi di negara-negara yang tidak selalu mendapat sinar
matahari.

6
Sumber utama vitamin D di daerah nontropik adalah dari makanan. Makanan hewani
merupakan sumber utama vitamin D dalam bentuk kolekalsiferol, yaitu kuning telur,
hati, krim, mentega, dan minyak hati-ikan. Susu sapi dan ASI bukan merupakan sumber
vitamin D yang baik. Untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan vitamin D dilakukan
fortifikasi makanan, terutama terhadap susu, mentega dan makanan untuk bayi dengan
vitamin D2 (ergosterol yang diradiasi). Minyak hati-ikan sering digunakan sebagai
suplemen vitamin D untuk bayi dan anak-anak. Dalam keadaan normal suplemen vitamin
D sebetulnya tidak diperlukan. Vitamin D relatif stabil dan tidak mudah rusak bila
makanan dipanaskan atau disimpan untuk jangka waktu lama.

Akibat kekurangan vitamin D


Kekurangan vitamin D menyebabkan kelainan pada tulang yang dinamakan riketsia
pada anak-anak dan osteomalasia pada orang dewasa. Kekurangan pada orang dewasa
juga dapat menyebabkan osteoporosis. Riketsia terjadi bila pengerasan tulang pada anak-
anak terhambat sehingga lembek. Kaki membengkok, ujung-ujung tulang panjang
membesar (lutut dan pergelangan), tulang rusuk membengkok, pembesaran kepala
karena penutupan fontanel terlambat, gigi terlambat keluar, bentuk gigi tidak teratur dan
mudah rusak. Riketsia jarang dapat disembuhkan sepenuhnya. Sebelum ditemukan
fortifikasi makanan dengan vitamin D, riketsia banyak terdapat di negara-negara dengan
empat musim. Sekarang masih terdapat pada anak-anak miskin di kota-kota industri yang
kurang mendapat sinar matahari.
Osteomalasia adalah riketsia pada orang dewasa. Biasanya terjadi pada wanita yang
konsumsi kalsiumnya rendah, tidak banyak mendapat sinar matahari dan mengalami
banyak kehamilan dan menyusui.
Osteomalasia dapat pula terjadi pada mereka yang menderita penyakit saluran
cerna, hati, kantung empedu atau ginjal. Tulang melembek yang menyebabkan gangguan
dalam bentuk tulang, terutama pada kaki, tulang belakang, toraks, dan pelvis.
Gejala awalnya adalah rasa sakit seperti rematik dan lemah dan kadang muka
menggamit (twitching), tulang membengkok (bentuk O atau X) dan dapat menyebabkan
fraktur (patah).
Karena cukup sinar matahari, kekurangan vitamin D tidak merupakan masalah di
Indonesia. Suplemen vitamin D tidak dibutuhkan.
Akibat kelebihan vitamin D
Konsumsi vitamin D dalam jumlah berlebihan mencapai lima kali AKG, yaitu lebih
dari 25 mikrogram (1000 SI) sehari, akan menyebabkan keracunan.
Gejalanya adalah kelebihan absopsi vitamin D yang pada akhirnya menyebabkan
kalsifikasi berlebihan pada tulang dan jaringan tubuh, seperti ginjal, paru-paru, dan organ
tubuh lain.
Tanda-tanda khas adalah akibat hiperkalsemia, seperti lemah, sakit kepala, kurang
nafsu makan, diare, muntah-muntah, gangguan mental dan pengeluaran urin berlebihan.
Bayi yang diberi vitamin D berlebihan, menunjukkan gangguan saluran cerna, rapuh
tulang, gangguan pertumbuhan dan kelambatan perkembangan mental.
D. Vitamin E (Tokoferol)
Pada tahun 1922, ditemukan suatu zat larut lemak yang dapat mencegah keguguran
dan sterilisasi pada tikus. Semula zat ini dinamakan faktor antisterilitas dan kemudian
vitamin E. Vitamin E kemudian pada tahun 1936 dapat diisolasi dari minyak kecambah
gandum dan dinamakan tokoferol, berasal dari bahasa Yunani dari kata tokos yang
berarti kelainan dan pherein berarti yang menyebabkan. Sekarang dikenal beberapa
bentuk tokoferol dan istilah vitamin E biasa digunakan untuk menyatakan setiap
campuran tokoferol yang aktif secara biologik. Hewan tidak dapat mensintesis vitamin E
dalam tubuhnya, sehingga harus memperolehnya dari makanan nabati. Kekurangan
vitamin E pada hewan dapat menimbulkan berbagai sindroma, tapi angka kecukupan
untuk manusia belum dapat dikatakan sudah pasti.
Fungsi vitamin E
Fungsi utama vitamin E adalah sebagai antioksidan yang larut dalam lemak dan
mudah memberikan hidrogen dari gugus hidroksil (OH) pada struktur cincin ke radikal
bebas. Radikal bebas adalah molekul-molekul reaktif dan dapat merusak, yang
mempunyai elektron tidak berpasangan. Bila menerima hidrogen, radikal bebas menjadi
tidak reaktif. Pembentukan radikal bebas terjadi dalam tubuh pada proses metabolisme
aerobik normal pada waktu oksigen secara bertahap direduksi menjadi air. Radikal bebas
yang dapat merusak itu juga diperoleh tubuh dari benda-benda polusi, ozon, dan asap
rokok.
Vitamin E berada di dalam lapisan fosfolipida membran sel dan memegang peranan
biologik utama dalam melindungi asam lemak-tidak jenuh ganda dan komponen
membran sel lain dari oksidasi radikal bebas.
1. Peroksidasi lipida dan vitamin E
Membran sel terutama terdiri atas asam lemak tidak jenuh ganda yang sangat
mudah dioksidasi oleh radikal bebas. Proses peroksidasi lipida ini dapat menyebabkan
kerusakan struktur dan fungsi membran sel.
8

Reaksi ini dipercepat oleh kehadiran tembaga dan besi dan dapat dicegah bila
semua radikal bebas dapat dipunahkan oleh antioksidan. Proses ini dimulai oleh
radikal bebas OH yang mengikat satu hidrogen dari asam lemak tidak jenuh
ganda/ALTHG:H, sehingga membentuk radikal ALTJG (ALTJG). ALTJG bereaksi
dengan oksigen dan membentuk radikal peroksil (ALTJG:OO*), yang kemudian
bereaksi dengan ALTJG:H lain hingga membentuk suatu hidroksiperoksida
(ALTJG:OOH) dan suatu ALTJG lagi.
Peranan biologik utama vitamin E adalah memutuskan rantai proses peroksidasi
lipida dengan menyumbangkan satu atom hidrogen dari gugus OH pada cincinnya ke
radikal bebas, sehingga terbentuk radikal vitamin E yang stabil dan tidak merusak.
2. Sistem pertahanan antioksidan
Bila vitamin E tidak berhasil mencegah pembentukan ALTJG:OOH di dalam
membran sel ada sistem pertahanan lain yang berperan. ALTJG:OOH dapat
dilepaskan dari fosfolipida oleh enzim fosfolipase A2 dan dipunahkan di dalam
sitoplasma sel oleh enzim glutation peroksidase yang mengandung selenium. Jadi
aktivitas antioksidan vitamin E dan selenium melalui glutation peroksidase sangat erat
berkaitan satu sama lain. Enzim antioksidan penting lain adalah superoksida
dismutase, katalase dan glukosa-6 fosfat dehidrogenase, serta ikatan-ikatan
karotenoid, asam urat, dan asam askorbat (vitamin C).
Walaupun vitamin E adalah antioksidan larut lemak utama di dalam membran sel,
konsentrasinya sangat kecil yaitu satu molekul per 2000-3000 molekul fosfolipida.
Diduga terjadi regenerasi dengan bantuan vitamin C atau reduktase lain yang
mereduksi radikal vitamin E kembali ke bentuk aslinya.
Kerusakan struktur dan fungsi sel sebagai akibat peroksidasi lipida dikaitkan
dengan kemungkinan hubungannya dengan proses menua, pengaruh racun lingkungan
(polutan) dan pemicu bentuk-bentuk tertentu karsinogenesis. Hal ini masih
membutuhkan pembuktian.
3. Fungsi lain
Vitamin E mungkin mempunyai fungsi penting lain yang tidak berkaitan dengan
fungsi sabagai antioksidan, yaitu :
a. Fungsi struktural dalam memelihara integritas membran sel
b. Sintesis DNA
c. Merangsang reaksi kekebalan
d. Mencegah penyakit jantung koroner
e. Mencegah keguguran dan sterilisasi

Sumber vitamin E
Vitamin E banyak terdapat dalam bahan makanan. Sumber utama vitamin E adalah
minyak tumbuh-tumbuhan, terutama minyak kecambah gandum dan biji-bijian. Minyak
kelapa dan zaitun hanya sedikit mengandung vitamin E. Sayuran dan buah-buahan juga
merupakan sumber vitamin E yang baik. Daging, unggas, ikan, dan kacang-kacangan
mengandung vitamin E dalam jumlah terbatas.
Vitamin E mudah rusak pada pemanasan (seperti terjadi pada proses penggorengan)
dan oksidasi. Jadi, sebagai sumber vitamin E diutamakan bahan makanan dalam bentuk
segar atau yang tidak terlalu mengalami pemrosesan. Karena vitamin E tidak larut air,
vitamin E tidak hilang selama dimasak dengan air. Pembekuan dan penggorengan dalam
minyak merusak sebagian besar vitamin E.

Akibat kekurangan vitamin E


Penyakit kekurangan vitamin E pada manusia jarang terjadi, karena vitamin E
terdapat luas di dalam bahan makanan. Kekurangan biasanya terjadi karena adanya
ganggguan absopsi lemak seperti pada cystic fibrosis dan gangguan transpor lipida
seperti pada beta-lipopro-teinemia.
Kekurangan vitamin E pada manusia menyebabkan hemolisis eritrosit, yang dapat
diperbaiki dengan pemberian tambahan vitamin E. Akibat lain adalah sindroma
neurologik sehingga terjadi fungsi tidak normal pada sumsum tulang belakang dan retina.
Tanda-tandanya adalah kehilangan koordinasi dan refleks otot, serta gangguan
penglihatan dan berbicara. Vitamin E dapat memperbaiki kelainan ini.

Hal lain tampaknya dapat diperbaiki dengan terapi vitamin E, walaupun hasilnya
belum konsisten adalah penyakit tumor pada payudara yang tidak malignan (fibrocystic
breast disease) dan aliran darah kurang sempurna yang menyebabkan kesemutan pada
kaki. Pembuktian epidemiologis sedang dikumpulkan tentang hubungan vitamin E
dengan resiko kanker usus, payudara, dan paru-paru serta penyakit jantung koroner.

Akibat kelebihan vitamin E


Menggunakan vitamin E secara berlebihan dapat menimbulkan keracunan. Namun,
akibatnya tidak terlalu merugikan seperti halnya dengan kelebihan vitamin A. Gangguan
pada saluran cerna terjadi bila memakan lebih dari 600 miligram sehari (60-75 kali
kecukupan). Dosis tinggi juga dapat meningkatkan efek obat antikoagulan yang
digunakan untuk mencegah penggumpalan darah.
E. Vitamin K
Pada tahun 1935, Dam dari Denmark menemukan penyakit perdarahan pada pada
ayam percobaan yang diberi makanan cukup dalam zat gizi yang telah diketahui.
Perbaikan terjadi setelah diberi makanan alfalfa atau tepung ikan yang telah busuk.
Faktor aktif yang dapat menyembuhkan itu dinamakan vitamin koagulation. Dengan
bantuan Karrer, seorang ahli kimia dari Swiss, pada tahun 1939 ia berhasil mengisolasi
vitamin larut lemak yang dinamakan vitamin K (dari koagulation). Faktor ini ternyata
merupakan kelompok senyawa yang terdiri atas filokinon yang terdapat dalam tumbuh-
tumbuhan dan menakinon yang terdapat dalam minyak ikan dan daging. Menakinon juga
dapat disintesis oleh bakteri di dalam usus halus manusia.

Fungsi vitamin K
Sejak lama fungsi vitamin K yang diketahui adalah dalam pembekuan darah,
walaupun mekanismenya belum diketahui dengan pasti. Baru sejak tahun 1970-an para
ahli mengetahui secara lebih jelas peranan vitamin K di dalam tubuh, yang ternyata tidak
hanya dalam pembekuan darah saja.
Vitamin K ternyata merupakan kofaktor enzim karboksilase yang mengubah residu
protein berupa asam glutamate (glu) menjadi gama-karboksiglutamat (gla). Protein-
protein ini dinamakan protein-tergantung vitamin K atau gla-protein. Enzim karbokilase
yang menggunakan vitamin K sebagai kofaktor didapat di dalam membran hati dan
tulang dan sedikit di jaringan lain. Gla-protein dengan mudah dapat mengikat ion
kalsium. Kemampuan inilah yang merupakan aktivitas biologik vitamin K. Pada proses
pembekuan darah, gama-karboksilasis terjadi di dalam hati pada residu asam glutamat
yang terdapat pada berbagai faktor pembekuan darah, seperti faktor II (protrombin), VII,
VIII, IX, dan X. Kemampuan gla-protein untuk mengikat kalsium merupakan langkah
esensial dalam pembekuan darah.
10

Gla-protein lain yang mampu mengikat ion kalsium terdapat di dalam jaringan
tulang dan gigi sebagai osteokalsin dan gla-protein matriks. Kedua jenis gla-protein ini
mengikat hidroksiapatit yang diperlukan dalam pembentukan tulang. Tanpa vitamin K,
tulang memproduksi protein yang tidak sempurna, sehingga tidak dapat mengikat
mineral-mineral yang diperlukan dalam pembentukan tulang.

Sumber vitamin K
Kadar vitamin K bahan makanan belum diketahui dengan pasti. Olson (1973) telah
membuat kadar ringkasan kadar vitamin K bahan makanan yang dikumpulkan dari
beberapa bioessay. Sumber utama vitamin K adalah hati, sayuran daun berwarna hijau,
kacang buncis, kacang polong, kol, dan brokoli.
Semakin hijau daun-daunan semakin tinggi kandungan vitamin K-nya. Bahan
makanan lain yang mengandung vitamin K dalam jumlah lebih kecil adalah susu, daging,
telur, serealia, buah-buahan, dan sayuran lain.
Sumber vitamin K lain adalah flora bakteri dalam usus halus (jejunum dan ileum).
Penggunaan menakinon yang disintesis oleh mikroorganisme usus halus belum diketahui
dengan pasti.
Air Susu Ibu (ASI) tidak banyak mengandung vitamin K, sedangkan bakteri yang
dapat mensintesis vitamin K tidak segera tersedia di dalam saluran cerna bayi.
Untuk mencegah terjadinya gangguan penggumpalan darah yang dapat
menyebabkan perdarahan, bayi baru lahir dianjurkan mendapat vitamin K melalui mulut
atau dalam bentuk injeksi intramuskular. Susu formula bayi sebaiknya difortifikasi
dengan vitamin K.
Akibat kekurangan dan kelebihan vitamin K
Kekurangan vitamin K menyebabkan darah tidak dapat menggumpal, sehingga bila
ada luka atau pada operasi terjadi perdarahan.
Kekurangan vitamin K karena makanan jarang terjadi, sebab vitamin K terdapat
secara luas dalam makanan. Kekurangan vitamin K terjadi bila ada gangguan absorpsi
lemak (bila produksi empedu kurang atau pada diare).

Kekurangan vitamin K bisa juga terjadi bila seseorang mendapat antibiotika


sedangkan tubuhnya kurang mendapat vitamin K dari makanan. Antibiotika membunuh
kuman-kuman di dalam
usus yang membentuk vitamin K. Oleh karena itu, sebelum operasi biasanya diperiksa
terlebih dahulu kemampuan darah untuk menggumpal dan sebagai pencegahan diberi
suntikan vitamin K. Vitamin K biasanya diberikan sebelum operasi untuk mencegah
perdarahan berlebihan. Aspirin berlebihan dapat mencegah pembekuan darah normal
dengan mengganggu pembentukan platelet dan faktor-faktor tergantung vitamin K.
Kelebihan vitamin K hanya bisa terjadi bila vitamin K diberikan dalam bentuk
berlebihan berupa vitamin K sintetik menadion. Gejala kelebihan vitamin K adalah
hemolisis sel darah merah, sakit kuning (jaundice) dan kerusakan pada otak.
F. Vitamin C
Vitamin C adalah kristal putih yang mudah larut dalam air. Dalam keadaan kering
vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah rusak karena
bersentuhan dengan udara (oksidasi) terutama bila terkena panas. Oksidasi dipercepat
dengan kehadiran tembaga dan besi. Vitamin C stabil dalam larutan alkali, tetapi cukup
stabil dalam larutan asam. Vitamin C adalah vitamin yang paling labil.

Fungsi vitamin C
1. Sintesis kolagen
Vitamin C dibutuhkan untuk hidroksilasi prolin dan lisin menjadi hidroksiprolin,
bahan penting dalam pembentukan kolagen. Kolagen merupakan senyawa protein
yang mempengaruhi integritas struktur sel disemua jaringan ikat, seperti pada tulang
rawan, matriks tulang, dentin gigi, membran kapiler, kulit dan tendon (urat otot).
Dengan demikian, vitamin C berperan dalam penyembuhan luka, patah tulang,
perdarahan di bawah kulit dan perdarahan gusi.
2. Sintesis karnitin, noradrenalin, serotonin, dan lain-lain.
Karnitin memegang peranan dalam mengangkut asam lemak-rantai panjang
kedalam mitokondria untuk dioksidasi. Karnitin menurun pada defisiensi vitamin C
yang disertai rasa lemah dan lelah.
3. Absorbsi dan metabolisme besi
Vitamin C mereduksi besi feri menjadi fero dalam usus halus sehingga mudah di
absorpsi. Vitamin C menghambat pembentukan homosiderin yang sukar dimobilisasi
untuk membebaskan besi bila diperlukan. Absorpsi besi dalam bentuk nonhem
meningkat empat kali lipat bila ada vitamin C. Vitamin C berperan dalam
memindahkan besi dari transferin di dalam plasma ke feritin hati.
4. Absorpsi kalsium
Vitamin C juga membantu dalam absorpsi kalsium dengan menjaga agar kalsium
berada dalam bentuk larutan.
12

5. Mencegah infeksi
Vitamin C meningkatkan daya tahan terhadap infeksi, kemungkinan karena
pemeliharaan terhadap membran mukosa atau pengaruh terhadap fungsi kekebalan.

Sumber vitamin C
Vitamin C pada umumnya hanya terdapat di dalam pangan nabati, yaitu sayur dan
buat terutama yang asam, seperti jeruk, nenas, rambutan, pepaya, gandaria, dan tomat,
vitamin C juga banyak terdapat di dalam sayuran daun-daunan dan jenis kol.

Akibat kekurangan vitamin C


Kekurangan vitamin C menyebabkan sariawan di mulut, kulit cenderung kasar, gusi
tidak sehat hingga gigi mudah goyah dan tanggal, mudah terjadi perdarahan di bawah
kulit (sekitar mata dan gusi), cepat lelah, otot lemah, luka sukar sembuh, mudah
mengalami depresi, gampang terkena anemia dengan gejala-gejala kelelahan sakit kepala
dan lekas marah. Kekurangan vitamin C berat menyebabkan penyakit kudisan.

Akibat kelebihan vitamin C


Keracunan vitamin C terjadi jika terlalu banyak konsumsi suplemen vitamin C
berlebihan. Efek keracunan vitamin C tidak akan terjadi jika vitamin C yang dimakan
berasal dan makanan, buah-buahan dan sayuran. Efek dari kelebihan konsumsi suplemen
vitamin C overdosis antara lain :
Diare,Mual,Muntah,Mulas,Kram perut ,Sakit kepala ,Insomni dan Batu Ginjal

Batas maksimal vitamin C yang masih dapat diterima oleh tubuh adalah 2000 mg/hr,
melebihi dari dosis tersebut dapat menyebabkan keracunan. Ketika seseorang
mengkonsumsi sejumlah besar vitamin C dalam bentuk suplemen dalam jangka panjang,
tubuh menyesuaikannya dengan menghancurkan dan mengeluarkan kelebihan vitamin C
dari pada biasanya. Jika konsumsi kemudian secara tiba-tiba dikurangi, tubuh tidak akan
menghentikan proses ini, sehingga menyebabkan penyakit kudisan.

G. Vitamin B
1. Vitamin B1 (Tiamin)
Istilah tiamin menyatakan bahwa zat ini mengandung sulfur (tio) dan nitrogen
(amine). Tiamin merupakan kristal putih kekuningan yang larut dalam air. Dalam
keadaan kering vitamin B1 cukup stabil. Di dalam keadaan larut vitamin B1 hanya
tahan panas bila berada dalam keadaan asam. Dalam suasana alkali vitamin B1 mudah
rusak oleh panas atau oksidasi. Kehilangan tiamin oleh pemasakan bergantung pada
lama dimasak, pH, suhu, jumlah air yang digunakan dan dibuang. Tiamin tahan suhu
beku.

Fungsi vitamin B1
Dalam bentuk pirofosfat (TPP) atau difosfat (TDP), tiamin berfungsi sebagai
koenzim berbagai reaksi metabolisme energi. Tiamin dibutuhkan untuk dekarboksilasi
oksidatif piruvat menjadi asetil KoA dan memungkinkan masuknya substrat yang
dapat dioksidasi kedalam siklus krebs untuk pembentukan energi.

Asetil KoA yang dihasilkan enzim ini disamping itu merupakan prekursor penting
lipida asetil kolin, yang berarti adanya peranan TPP dalam fungsi normal sistem saraf.
Didalam siklus krebs, TPP merupakan kofaktor pada dekarboksilasi oksidatif alfa-
kerogglutarat menjadi suksinil-KoA. TPP juga dibutuhkan untuk dekarboksilasi asam
alfa-keto seperti asam alfa-ketoglutarat dan 2-keto-karboksilat yang diperoleh dari
asam-asam amino metionin, treonin, leusin, isoleusin, dan valin. Tiamin juga
merupakan koenzim reaksi transketolase yang berfungsi dalam pentosa-fosfat shunt,
jalur alternatif oksidasi glukosa. Walaupun tiamin dibutuhkan dalam metabolisme
lemak, protein dan asam nukleat, peranan utamanya adalah dalam metabolisme
karbohidrat.
13

Sumber vitamin B1
Sumber utama tiamin di dalam makanan adalah serealia tumbuk/setengah giling
atau yang difortifikasi dengan tiamin dan hasilnya. Di Indonesia serealia yang
dinamakan sebagai makanan pokok adalah beras. Sumber tiamin lain adalah kacang-
kacangan, termasuk sayur kacang-kacangan, semua daging organ, daging tanpa
lemak, dan kuning telur. Unggas dan ikan juga merupakan sumber tiamin yang baik.
Tiamin di dalam serealia utuh terdapat di dalam sekam (lapisan aleuron) dan
benihnya. Roti dibuat dari gandum utuh (whole wheat) kaya akan tiamin.

Akibat kekurangan vitamin B1


Beri-beri dapat terjadi karena kekurangan tiamin dalam jangka panjang. Penyakit
ini ditemukan pertama kali di Timur Jauh saat pembuatan beras ‘poles’ (polish rice)
tersebar luas. Beras yang dipoles mengakibatkan pembuangan kulit yang kaya akan
tiamin. Beri-beri dapat merusak sistem saraf dan keracunan otot. Gejala kekurangan
yang lain adalah irama jantung yang tidak normal, gagal jantung, kelelahan, susah
berjalan, kebingungan dan kelumpuhan.

Akibat kelebihan vitamin B1


Pemakaian tiamin yang melebihi normal mempengaruhi sistem saraf. Hal ini
karena reaksi hipersensitif yang dapat berpengaruh pada kelelahan, sakit kepala, sifat
lekas marah dan susah tidur. Sistem darah dapat terpengaruh, karena denyut nadi
menjadi cepat.

2. Vitamin B2 (Riboflavin)
Dalam bentuk murni, riboflavin adalah kristal kuning. Riboflavin larut air, tahan
panas, oksidasi, dan asam, tetapi tidak tahan alkali dan cahaya terutama sinar
ultraviolet. Dalam proses pemasakan tidak banyak yang rusak.

Fungsi vitamin B2
Riboflavin berfungsi sebagai koenzim. Riboflavin membantu enzim untuk
menghasilkan energi dari nutrisi penting untuk tubuh manusia. Riboflavin berperan
pada tahap akhir dari metabolisme energi nutrisi tersebut.

Sumber vitamin B2
Riboflavin terdapat luas di dalam makanan hewani dan nabati, yaitu di dalam
susu, keju, hati, daging, dan sayuran berwarna hijau. Penggunaan serealia tumbuk atau
hasil-hasil serealia yang diperkaya akan meningkatkan konsumsi riboflavin.

Akibat kekurangan vitamin B2


Kekurangan riboflavin dapat menyebabkan gejala seperti iritasi, kulit merah dan
keretakan kulit dekat dengan sudut mata dan bibir seperti halnya sensitifitas yang
berlebihan terhadap sinar (photophobia). Hal ini dapat juga menyebabkan keretakan
pada sudut mulut (cheilosis).
Tanda-tanda awal kekurangan riboflovin antara lain mata panas dan gatal, tidak
tahan cahaya, kehilangan ketajaman mata, bibir, mulut serta lidah sakit dan panas,
pembesaran kapiler darah di sekeliling mata. Di samping itu dapat pula
mengakibatkan bayi lahir sumbing dan gangguan pertumbuhannya.

Dampak kelebihan vitamin B2


Belum diketahui tanda-tanda kelebihan riboflavin.

3. Niasin (Asam Nikotinat)


Niasin adalah istilah generik untuk asam nikotinat dan turunan alamiah
nikotinamida (niasin amida). Niasin merupakan kristal putih yang lebih stabil dari
tiamin dan riboflavin. Niasin tahan terhadap suhu tinggi, cahaya, asam, alkali, dan
oksidasi. Niasin tidak rusak oleh pengolahan dan pemanasan normal, kecuali
kehilangan melalui air masakan yang dibuang. Nisin mudah diubah menjadi bentuk
aktif nikotinamida.
Fungsi niasin
Nikotinamida berfungsi di dalam tubuh sebagai bagian koenzim NAD dan NADP
(NADH dan NADPH adalah bentuk reduksinya). Koenzim-koenzim ini diperlukan
dalam reaksi oksidasi-reduksi pada glikolisis, metabolisme protein, asam lemak,
pernapasan sel dan detoksifikasi, di mana perannya adalah melepas dan menerima
atom hidrogen. NAD juga berfungsi dalan sintesis glikogen. Niasin membantu
kesehatan kulit, sistem saraf, dan sistem pencernaan.

Sumber niasin
Sumber niasin adalah hati, ginjal, ikan, daging, ayam, dan kacang tanah. Susu dan
telur mengandung sedikit niasin tetapi kaya triptofan. Sayur dan buah tidak
merupakan sumber niasin. Sebagian besar protein hewani kaya akan triptofan. Untuk
membuat suatu penafsiran kasar, protein makanan rata-rata dapat dianggap
mengandung 1% triptofan.

Akibat kekurangan niasin


Pada tahap awal tanda-tanda kekurangan niasin adalah kelemahan otot, anoreksia,
gangguan pencernaan dan kulit memerah. Kekurangan berat menyebabkan pelagra
(penyakit kekurangan niasin), menunjukkan gejala seperti dermatitis, diare dan
dementia . Hal ini meluas di bagian selatan US pada awal 1900. Gejala kekurangan
niasin lainnya adalah kehilangan nafsu makan, lemah, pusing dan kebingungan
mental. Kulit dapat menunjukkan gejala dermatitis simetrik bilateral, khususnya pada
daerah yang terkena sinar matahari langsung.

Akibat kelebihan niasin


Niasin dalam jumlah yang besar dapat menjadi racun pada sistem saraf, lemak
darah dan gula darah. Gejala-gejala seperti muntah, lidah membengkak dan pingsan
dapat terjadi. Lebih lanjut, hal ini dapat berpengaruh pada fungsi hati dan dapat
mengakibatkan tekanan darah rendah.

4. Biotin
Biotin adalah suatu karbon monokarboksilat terdiri atas cincin imidasol yang
bersatu dengan cincin tetrahidrotiofen dengan rantai samping asam valerat. Biotin
tahan panas, larut air dan alkohol serta mudah dioksidasi.

Fungsi biotin
Biotin berfungsi sebagai koenzim pada reaksi-reaksi yang menyangkut
penambahan atau pengeluaran karbon dioksida kepada atau dari senyawa aktif.
Sintesis dan oksidasi asam lemak memerlukan biotin sebagai koenzim. Demikian pula
deaminasi, yaitu pengeluaran NH2  dari asam-asam amino tertentu, terutama asam
aspartat, treonin, dan serin serta sintesis purin yang diperlukan dalam pembentukan
DNA dan RNA membutuhkan biotin. Secara metabolik, biotin erat kaitannya dengan
asam folat, asam pantotenat, dan vitamin B12.

Sumber biotin
Biotin terdapat dalam banyak jenis makanan dan di dalam tubuh dapat disintesis
oleh bakteri saluran cerna. Sumber yang baik adalah hati, kuning telur, serealia,
khamir, kacang kedelai, kacang tanah, sayuran dan buah-buahan tertentu (jamur,
pisang, jeruk, semangka, strawberi). Daging dan buah-buahan merupakan sumber
yang kurang baik. Ketersediaan biologik biotin sebagian ditentukan oleh pengikat
dalam makanan. Dalam putih telur mentah biotin diikat kuat oleh avidin, tetapi bila
dimasak akan dilepas. Avidin mengalami denaturasi dan tidak berbahaya.

Akibat kekurangan biotin


Kekurangan biotin jarang terjadi pada manusia. Gejala kekurangan pada manusia
atau hewan dapat terjadi jika memakan putih telur mentah berasal lebih dari 24 butir
telur sehari. Gejala kekurangan biotin  dapat muncul pada pasien rumah sakit yang
menggunakan infus.

Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti kehilangan nafsu makan, mual, depresi,
kelemahan dan kelelahan. Dosis tambahan biotin diberikan pada pasien untuk
mencegah defisiensi.
Akibat kelebihan biotin
Akibat kelebihan biotin belum diketahui.
5. Asam Pantotenat
Asam pantotenat adalah kristal putih yang larut air, rasa pahit, lebih stabil dalam
keadaan larut daripada kering, serta mudah terurai oleh asam, alkali dan panas kering.
Dalam keadaan netral asam pantotenat tahan terhadap panas basah.

Fungsi asam pantotenat


Asam pantotenat berperan dalam metabolisme sebagai bagian dari koenzim A.
Koenzim ini berperan untuk membawa molekul dalam proses pemecahan glukosa,
asam lemak dan metabolisme energi. Asam pantotenat terlibat pula dalam sintesis
hormon steroid, kolesterol, fosfolipida, dan porfirin yang diperlukan untuk
pembentukan hemoglobin.

Sumber asam pantotenat


Pantotenat terdapat di dalam semua jaringan hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Sumber paling baik adalah hati, ginjal, kuning telur, khamir, daging, ikan, unggas,
serealia utuh, dan kacang-kacangan. Sekitar 33% asam pantotenat hilang dalam proses
pemasakan dan sekitar 50% hilang pada proses penggilingan beras.

Akibat kekurangan asam pantotenat


Karena asam pantotenat banyak terdapat di dalam bahan makanan, kekurangan
asam pantotenat jarang terjadi. Gejala-gejala kekurangannya adalah rasa tidak enak
pada saluran cerna, kesemutan dan rasa panas pada kaki, muntah-muntah, diare yang
timbul sekali-sekali, rasa lelah dan susah tidur.

Akibat kelebihan asam pantotenat


Gejala kelebihan kadang-kadang menyebabkan diare dan perut kembung.

6. Vitamin B6 (Piridoksin, Piridoksal, dan Piridoksamin)


Vitamin B6 terdapat di alam dalam tiga bentuk : piridoksin, piridoksal, dan
piridoksamin. Piridoksin hidroklorida adalah bentuk sintetik yang digunakan sebagai
obat. Dalam keadaan difosforilasi, vitamin B6 berperan sebagai koenzim berupa
piridoksal fosfat (PLP) dan piridoksamin (PMP) dalam berbagai reaksi transaminasi.
Di samping itu PLP berperan dalam berbagai reaksi lain.
Fungsi vitamin B6
Vitamin B6 berperan dalam metabolisme asam amino dan asam lemak. Vitamin
B6 membantu tubuh untuk mensintesis asam amino nonesensial. Selain itu juga
berperan dalam produksi sel darah merah.

Sumber vitamin B6
Vitamin B6 paling banyak terdapat di dalam khamir, kecambah, gandum, hati,
ginjal, serealia tumbuk, kacang-kacangan, kentang, dan pisang. Susu, telur sayur, dan
buah mengandung sedikit vitamin B6. Vitamin B6 di dalam bahan makanan hewani
lebih mudah diabsorpsi daripada yang terdapat di dalam bahan makanan nabati.

Akibat kekurangan vitamin B6


Orang yang mempunyai kadar vitamin B6 rendah, menunjukkan gejala seperti
lemah, sifat lekas marah dan susah tidur. Selanjutnya gejala kegagalan pertumbuhan,
kerusakan fungsi motorik dan kejang-kejang, anemia, penurunan pembentukan
antibody, peradangan lidah, serta luka pada bibir, sudut-sudut mulut dan kuit.
Kekurangan vitamin B6 berat dapat menimbulkan kerusakan pada sistem saraf pusat.

Akibat kelebihan vitamin B6


Konsumsi vitamin B6 dalam jumlah berlebihan selama berbulan-bulan akan
menyebabkan kerusakan saraf yang tidak dapat diperbaiki, dimulai dengan semutan
pada kaki, kemudian mati rasa pada tangan dan akhirnya tubuh tidak mampu bekerja.
Kemudian gejala keracunan adalah kesulitan berjalan, kelelahan dan sakit kepala.
Ketika konsumsi dikurangi, gejala-gejala ini berkurang, tetapi tidak selalu hilang
sepenuhnya. Gejala kelebihan vitamin B6 ini sudah dapat dilihat pada konsumsi
sebanyak 25 miligram sehari.

7. Folat (Asam Folat, Folasin, Pteoril Monoglutamat)


Folasin dan folat adalah nama generik sekelompok ikatan yang secara kimiawi
dan gizi sama dengan asam folat. Ikatan-ikatan ini berperan sebagai koenzim dalam
transportasi pecahan-pecahan karbon tunggal dalam metabolisme asam amino dan
sintesis asam nukleat.

Fungsi folat
Folat merupakan bagian dari dua koenzim yang penting dalam sintesa sel-sel
baru. Folat dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah dan sel darah putih dalam
sumsum tulang dan untuk pendewasaannya. Folat berperan sebagai pembawa karbon
tunggal dalam pembentukan hem. Suplementasi folat dapat banyak menyembuhkan
anemia pernisiosa, namun gejala gastrointestian, dan gangguan saraf tetap bertahan.

Sumber folat
Folat terdapat luas di dalam bahan makanan terutama dalam bentuk poliglutamat.
Folat terutama terdapat di dalam sayuran hijau (istilah folat berasal dari kata latin
folium, yang artinya daun hijau), hati, daging tanpa lemak, serealia utuh, biji-bijian,
kacang-kacangan, dan jeruk.

Akibat kekurangan folat


Kekurangan folat dapat menyebabkan kekurangan darah. Gejalanya bisa meluas,
seperti sel-sel darah merah tidak matang, yang menunjukkan sintesa DNA yang
lambat. Hal ini disebabkan tidak hanya oleh kekurangan folat tetapi juga oleh
kekurangan vitamin B12. Gejala lain dari kekurangan folat adalah rasa panas pada
jantung (heartburn), diare dan sering terkena infeksi karena penekanan pada sistem
kekebalan. Hal ini mempengaruhi sistem saraf, menyebabkan depresi, kebingungan
mental, kelelahan, dan pingsan.
Akibat kelebihan folat
Gejala keracunan adalah diare, susah tidur dan sifat mudah marah. Folat dengan
dosis tinggi dapat menutupi kekurangan vitamn B12, karena kedua vitamin ini
berhubungan.

8. Vitamin B12 (Kobalamin)


Vitamin B12 adalah kristal merah yang larut air. Warna merah karena kehadiran
kobal. Vitamin B12 secara perlahan rusak oleh asam encer, alkali, cahaya, dan bahan-
bahan pengoksidasi dan pereduksi. Pada pemasakan, kurang lebih 70% vitamin B12
dapat dipertahankan. Sianokobalamin adalah bentuk paling stabil dan karena itu
diproduksi secara komersial dari fermentasi bakteri.

Fungsi vitamin B12


Vitamin B12 berperan penting pada saat pembelahan sel yang berlangsung dengan
cepat. Vitamin B12 juga memelihara lapisan yang mengelilingi dan melindungi serat
saraf dan mendorong pertumbuhan normalnya. Selain itu juga berperan dalam
aktifitas dan  metabolisme sel-sel tulang. Vitamin B12 juga dibutuhkan untuk
melepaskan folat, sehingga dapat membantu pembentukan sel-sel darah merah.
Sumber vitamin B12
Semua vitamin B12 alami diperoleh sebagai hasil sintesis bakteri, fungi atau
ganggang. Sumber utama vitamin B12 adalah makanan protein hewani yang
memperolehnya dari hasil sintesis bakteri di dalam usus, seperti hati, ginjal, disusul
oleh susu, telur, ikan, keju, dan daging. Vitamin B12 dalam sayuran ada bila terjadi
pembusukan atau pada sintesis bakteri. Vitamin B12 yang terjadi melalui sintesis
bakteri pada manusia tidak diabsorpsi karena sintesis terjadi di dalam kolon. Bentuk
vitamin B12 dalam makanan terutama sebagai 5-deoksiadenosil dan
hidroksikobalamin, sedikit sebagai metilkobalamin dan sedikit sekali sebagai
sianokobalamin.

Akibat kekurangan vitamin B12


Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan kekurangan darah (anemia), yang
sebenarnya disebabkan oleh kekurangan folat. Tanpa vitamin B 12, folat tidak dapat
berperan dalam pembentukan sel-sel darah merah. Gejala kekurangan lainnya adalah
sel-sel darah merah menjadi belum matang (immature), yang menunjukkan sintesis
DNA yang lambat. Kekurangan vitamin B12 dapat juga mempengaruhi sistem saraf,
berperan pada regenerasi saraf peripheral, mendorong kelumpuhan. Selain itu juga
dapat menyebabkan hipersensitif pada kulit.

Akibat kelebihan vitamin B12


Tidak diketahui adanya gangguan karena kelebihan vitamin B12. Dosis hingga
1000 mikrogram tidak menampakkan bahaya, tetapi juga tidak menunjukkan
kegunaan. Penganut vegetarisme dianjurkan memakan suplemen multivitamin yang
mengandung vitamin B12.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari makalah ini adalah:
1. Vitamin adalah nutrisi yang penting dalam tubuh untuk proses metabolisme dan
pertumbuhan yang normal.
2. Vitamin dikelompokkan menjadi 2 golongan utama yaitu vitamin yang larut dalam
lemak yaitu vitamin A,D, E, dan K serta vitamin yang larut dalam air yaitu vitamin C
dan B.
3. Vitamin yang larut dalam air hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya
akan segera hilang bersama aliran makanan.
4. Kebanyakan vitamin berfungsi sebagai koenzim dalam berbagai reaksi dalam tubuh.
5. Kekurangan vitamin dapat mengganggu kelancaran reaksi–reaksi biokimia di dalam
tubuh dan masing-masing vitamin dapat mendefenisikannya.

B. Saran
1. Sebagai manusia, kita perlu menjaga keseimbangan asupan nutrisi dan selalu menjaga
kesehatan.
2. Semoga dengan adanya makalah ini, baik penyusun maupun pembaca dapat
memahami akan pentingnya vitamin dalam kehidupan sehari - hari
21
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Barasi, Mary E. 2009. Ilmu Gizi. Jakarta: Airlangga.

Endang, Achadi. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Gibney, Michael J., et al. 2005. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran ECG.

Khomsan, Ali. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya.

Proverawati A., dan Siti Asfuah. 2009. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha

Medika.

Sediaoetama, Achmad Djaeni. 2010. Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat.

Supariasa, D.N.I., et al. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: ECG.


22

Anda mungkin juga menyukai