Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

VITAMIN B12

DISUSUN OLEH :

HERMINA SUSANA NGUTRA (21502027)

PROGRAM STUDI BIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN KEBUMIAN

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
sebaik-baiknya. Makalah ini membahas mengenai “Vitamin B12”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Gizi. Selain itu,makalah ini
bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga penulis. Penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna,oleh sebab itu saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Demikianlah,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kita yang membacanya.

Tondano, 26 November 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….
I.I LATAR BELAKANG………………………………………………………………
I.II RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………
I.III TUJUAN…………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………...
II.I Pengertian………………………………………………………………………
II.II Sumber Vit B12………………………………………………………………….
II.III Faktor Penyebab Defesiansi…………………………………………………..
II.IV Kelebihan Vit B12……………………………………………………………..
II.V Kekurangan Vit B12…………………………………………………………….
II.VI Diagnosa………………………………………………………………………...
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………
Kesimpulan……………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………

3
BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang


Manusia hidup memerlukan suatu nutrisi yang akan masuk ke dalam tubuhnya atau biasa
disebut sebagai zat gizi. Pangan atau zat gizi yang berhubungan dengan kesehatan tubuh, yaitu
produksi energi, pembangunan dan pemeliharaan jaringan tubuh, serta pengaturan proses
kehidupan tubuh. Nutrisi adalah keadaan di mana organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal untuk pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan,
metabolisme dan ekskresi zat yang tidak digunakan untuk bertahan hidup, pertumbuhan dan
fungsi normal organ dan produksi energi. Secara umum zat nutrisi memberikan energi yang
mudah diserap dan memiliki bioavailabilitas tinggi. Zat gizi memiliki fungsi bagi tubuh
diantaranya adalah untuk menyediakan energi, pembentukan struktur dan penyediaan zat
molekul penting. Zat gizi terdiri atas makronutrien dan mikronutrien. Zat gizi makronitrien
berfungsi untuk menyuplai energi dan zat esensial untuk pemeliharaan aktivitas tubuh. Zat gizi
yang tergolong makronutrien adalah karbohidrat, protein dan lemak. Zat gizi mikronutrien
merupakan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang sedikit. Zat gizi
mikronutrien salah satunya adalah vitamin.
Vitamin merupakan zat organik kompleks yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang
sedikit, namun memiliki peran yang cukup penting. Vitamin tidak disintesis secara endogen
oleh tubuh, tetapi diasingkan dalam jumlah kecil dari makanan. Secara total, tubuh
membutuhkan 13 vitamin dalam jumlah yang cukup, dimana terdiri dari empat vitamin yang
larut lemak (A, D, E, K) dan sembilan vitamin yang larut dalam air, terdiri dari vitamin C dan
delapan vitamin B: tiamin (B 1), riboflavin (B 2), niasin (B 3), asam pantotenat (B 5), vitamin B
6, folat (B 9) dan vitamin B 12.

4
I.II Rumusan Masalah
1. Apa Yang dimaksud dengan Vitamin B12 ?
2. Darimana sumber Vitamin B.12 ?
3. Apa Fungsi Vitamin B12 ?
4. Faktor Penyebab Defisiansi Vitamin B12 dan Akibatnya ?
5. Penyebab kelebihan Vitamin B12 ?
6. Akibat Kekurangan Vitamin B12 ?
7. Bagaimana pengobatanya ?
8. Bagaimana Pencegahannya ?

I.III TUJUAN

1. Mengetahui Pengertian Vitamin B12 !


2. Mengetahui sumber Vitamin B.12 !
3. Mengetahui Fungsi Vitamin B12 !
4. Mengetahui Faktor Penyebab Defisiansi Vitamin B12 dan Akibatnya !
5. Mengetahui Penyebab kelebihan Vitamin B12 !
6. Mengetahui Akibat Kekurangan Vitamin B12 !
7. Mengetahui cara pengobatanya !
8. Mengetahui cara Pencegahannya !

5
BAB II
PEMBAHASAN
VITAMIN B12

II.I PENGERTIAN
Kita mungkin sering mendengar vitamin B. Uniknya dari vitamin B adalah ada banyak

jenis vitamin B yang bermanfaat bagi tubuh. Sebenarnya, ada 8 jenis vitamin B yang

memiliki fungsi yang berbeda-beda yaitu :

1. Vitamin B1 (Tiamin).

2. Vitamin B2 (Riboflavin).

3. Vitamin B3 (Niasin).

4. Vitamin B5 (Pantothenic Acid).

5. Vitamin B6 (Piridoksin).

6. Vitamin B7 (Biotin).

7. Vitamin B9 (Folat).

8. Vitamin B12 (Kobalamin).

Dan jenis vitamin yang mungkin sering Anda dengar adalah Vitamin B1, vitamin

B2, vitamin B6 atau vitamin B12.


6
Vitamin B12, disebut juga kobalamin, adalah sebuah vitamin larut air yang

berperan penting dalam berfungsi normalnya otak dan sistem saraf, serta dalam

pembentukan darah. Vitamin ini merupakan salah satu dari delapan vitamin B.

Umumnya, vitamin ini terlibat dalam metabolisme setiap sel dalam tubuh, terutama

pengaruhnya pada sintesis dan regulasi DNA serta pada sintesis asam lemak dan

produksi energi.

Vitamin B12 merupakan kumpulan senyawa-senyawa yang terhubung secara

kimia, yang semuanya memiliki aktivitas sebagai vitamin. Secara struktur, vitamin

B12 adalah vitamin yang paling kompleks dan mengandung elemen kobal yang

jarang tersedia secara biokimia. Biosintesis dari struktur dasar vitamin ini hanya

dapat dilakukan oleh bakteri, namun konversi antara bentuk-bentuknya yang

berbeda dapat terjadi dalam tubuh. Suatu bentuk sintesis yang umum dari vitamin

ini, sianokobalamin, tidak terjadi di alam, namun digunakan dalam banyak sediaan

farmasi dan suplemen, dan juga sebagai bahan tambahan makanan karena

kestabilannya dan harganya yang lebih murah. Dalam tubuh, vitamin ini diubah

menjadi bentuk fisiologisnya, metilkobalamin dan adenosilkobalamin, dengan

membuang gugus sianida nya walaupun dalam konsentrasi minimal. Baru-baru ini,

hidroksokobalamin (suatu bentuk kobalamin yang dihasilkan dari bakteri),

metilkobalamin, dan adenosilkobalamin juga dapat ditemukan pada produk


7
farmakologi dan suplemen makanan yang mahal. Kegunaaan dari zat-zat ini masih

diperdebatkan.

Dalam sejarahnya, vitamin B12 ditemukan dari hubungannya dengan

penyakit anemia pernisius, sebuah penyakit otoimun yang menghancurkan sel-sel

parietal dalam perut yang mensekresi faktor intrinsik. Faktor intrinsik ini sangat

penting dalam absorpsi normal vitamin B12, sehingga kekurangan faktor intrinsik,

yang tampak pada anemia pernisius, disebabkan oleh kekurangan vitamin B12.

Sejak saat itu, banyak jenis-jenis kekurangan vitamin B12 lain yang lebih tidak

kentara, berikut efek biokimianya, telah berhasil diuraikan.

(“ http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Vitamin_B12&oldid=2879989")

II.II SUMBER VITAMIN B12

Sumber utama kobalamin antara lain daging beserta produk olahannya,

ginjal, hati, kerang, ketam, kepiting, ikan (salmon, tuna), berbagai makanan laut

(seafood) lain, unggas, dan telur. Juga susu dan produk olahannya.

8
Sumber lainnya adalah miso (produk fermentasi kedelai, semacam tauco)

dan tempe (terutama yang dibuat secara tradisional). Pada tempe buatan pabrik tidak

ditemukan kobalamin. Bagi kaum vegetarian yang akan meningkatkan jumlah

vitamin B12, dapat makan sereal ataupun susu kedelai yang diperkaya dengan

vitamin dan mineral.

Orang yang hanya makan sayuran (vegetarian) dapat melindungi diri sendiri

melawan defisiensi (kekurangan) dengan menambah konsumsi susu, keju dan telur.

Hal ini berarti sekitar satu cangkir susu atau satu butir telur untuk satu harinya.

Untuk seorang vegetarian yang tidak memakan semua produk dari hewan dapat

memperoleh sumber vitamin B12 dari susu kedelai atau ragi yang sudah

ditumbuhkan dalam lingkungan yang kaya akan vitamin B12.

II.III FUNGSI VITAMIN B12

Fungsi vitamin B12 adalah :

 untuk mengubah karbohidrat, protein dan lemak menjadi energi,

 mencegah penyakit jantung,

 mencegah penyusutan otak yang dapat menyebabkan daya ingat menurun.

 memelihara dan melindungi lapisan yang mengelilingi saraf dan mendorong

pertumbuhannya secara normal.

 Selain itu juga berperan dalam aktifitas dan metabolisme sel-sel tulang.

 Vitamin B12 juga dibutuhkan untuk melepaskan folat, sehingga dapat

membantu pembentukan sel-sel darah merah dan sel darah merah terjaga

agar tetap sehat

9
II.IV PENYEBAB DEFISIENSI VITAMIN B12

Ada sejumlah faktor penyebab defisiensi vitamin B12. Misalnya :

1. Karena asupan vitamin lewat makanan kurang. Jumlah yang ditelan sedikit,

atau kurang memenuhi standar yang ditetapkan. Ini bisa terjadi pada mereka

yang “alergi” makanan hewani, yang notabene merupakan sumber kobalamin

(nama lain vitamin B12).

2. Pola makan vegetarian (hanya makan dari sumber nabati) juga dapat menjadi

faktor penyebab kekurangan vitamin ini. Sebab, vitamin B12 ditemukan dalam

produk hewan, dan jarang terdapat pada makanan nabati, kecuali kalau bahan

itu berasal dari rumput laut atau yang terkontaminasi oleh feses. Beberapa

rumput laut mengandung kobalamin kecuali spirulina karena hampir seluruh

vitamin B12 pada spirulina merupakan analog.

Makanya, mereka yang menganut pola makan vegetarian (pantang susu, telur,

daging) menjadi berisiko kekurangan vitamin ini. Hampir sepertiga vegetarian

yang berusia di atas 60 tahun tidak mampu lagi menyerap Vitamin B 12 ketika

mereka makan daging dan produk susu. Hal ini karena perut mereka tidak

cukup menghasilkan asam lambung, bahan pemecah bahan makanan supaya

Vitamin B12 dapat disimpan dalam tubuh (hati dan ginjal) hingga diperlukan

10
lagi. Tanpa asam lambung, orang yang menyantap menu dengan Vitamin B 12

dalam jumlah cukup pun bisa mengalami defisiensi.

Akibat kelebihan vitamin C

Kobalamin merupakan senyawa larut dalam air dari keluarga vitamin B. Tidak

seperti vitamin B lainnya yang tidak dapat disimpan dan harus digantikan setiap

hari, B12 dapat disimpan cukup lama dalam hati dan ginjal.

Kekurangan vitamin B12 tidak saja terjadi karena asupannya yang kurang.

Asupan vitamin lain berlebihan pun dapat mengakibatkan defisiensi B 12.

Misalnya, karena berlebihan mengkonsumsi vitamin C.

Kebiasaan makan vitamin C dosis tinggi bisa mengubah sejumlah kobalamin

menjadi analognya. Celakanya, di antara analog vitamin B 12 itu ada yang

berdaya kerja antivitamin B12. Kalau hal ini berlarut-larut, akan terjadi

defisiensi kobalamin.

Herbert dkk. dalam penelitian dampak kebiasaan makan vitamin C dosis tinggi,

melaporkan bahwa mengkonsumsi vitamin C sebanyak 500 mg sudah

menunjukkan pengaruh negatif terhadap vitamin B 12. Sementara itu Hines

menyebutkan, penggunaan vitamin C dosis tinggi (1 g sekali makan), mudah

sekali memicu terjadinya kasus defisiensi.

11
Konsumsi zat besi dan zat gizi lain yang bersifat antioksidan (vitamin A,

vitamin E, selenium) dilaporkan juga dapat mengubah vitamin B 12 menjadi

analognya. Sehingga secara teoritis bisa pula memicu timbulnya defisiensi

vitamin B12.

3. Mereka yang memiliki kondisi malabsorpsi (usus halus mengalami kesulitan

untuk menyerap sari-sari makanan),

4. Penderita HIV,

5. Orang-orang yang mengalami depresi,

6. Wanita yang telah memasuki tahap menopause, dan pecandu alkohol.

II.V AKIBAT DEFISIENSI VITAMIN B12

Akibat yang ditimbulkan karena defisiensi Vitamin B12 adalah ;

1. Anemia

Banyak sekali fungsi kobalamin dalam tubuh. Vitamin ini dikenal

sebagai penjaga nafsu makan dan mencegah terjadinya anemia (kurang darah)

dengan membentuk sel darah merah. Karena peranannya dalam pembentukan

sel, defisiensi kobalamin bisa mengganggu pembentukan sel darah merah,

sehingga menimbulkan berkurangnya jumlah sel darah merah, Akibatnya,

terjadi anemia.

Gejalanya meliputi :

 kelelahan, lemah, letih, lesu dan lalai.

 kehilangan nafsu makan,

 diare, dan
12
 murung.

2. Pernicious anemia.

Defisiensi berat vitamin B12 potensial menyebabkan bentuk anemia fatal

yang disebut Pernicious anemia. Soalnya, vitamin B12 bisa disimpan dalam

tubuh (hati dan ginjal), dan hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit, timbulnya

gejala defisiensi berat itu perlu waktu lima tahun atau lebih. Ketika gejalanya

muncul ke permukaan, biasanya pada usia pertengahan, defisiensi itu lebih

karena penyakit pencernaan atau gangguan penyerapan daripada karena menu

yang miskin vitamin B12, kecuali bagi yang vegetarian berat.

Anemia Karena Kekurangan Vitamin B12 (anemia pernisiosa) disebut

anemia megaloblastik. Selain zat besi, sumsum tulang memerlukan vitamin B12

dan asam folat untuk menghasilkan sel darah merah.

Jika kekurangan salah satu darinya, bisa terjadi anemia megaloblastik.

Pada anemia jenis ini, sumsum tulang menghasilkan sel darah merah yang besar

dan abnormal (megaloblas). Sel darah putih dan trombosit juga biasanya

abnormal. Anemia megaloblastik paling sering disebabkan oleh kekurangan

vitamin B12 dan asam folat dalam makanan atau ketidakmampuan untuk

menyerap vitamin tersebut. Kadang anemia ini disebabkan oleh obat-obat

tertentu yang digunakan untuk mengobati kanker (misalnya metotreksat,

hidroksiure,

Adapun Proses terjadinya anemia pernesiosa adalah Vitamin B12 dalam

keadaan normal telah diserap di bagian akhir usus halus yang menuju ke usus

13
besar (ilium). Supaya dapat diserap, vitamin B12 harus bergabung dengan

faktor intrinsik (suatu protein yang dibuat di lambung), yang kemudian

mengangkut vitamin ini ke ilium, menembus dindingnya dan masuk kedalam

aliran darah. Tanpa faktor intrinsik, vitamin B12 akan tetap berada dalam usus

dan dibuang melalui tinja. Pada anemia pernisiosa, lambung tidak dapat

membentuk faktor intrinsik, sehingga vitamin B12 tidak dapat diserap dan

terjadilah anemia, meskipun sejumlah besar vitamin dikonsumsi dalam

makanan sehari-hari.

Selain karena kekurangan faktor intrinsik, penyebab lainnya dari kekurangan

vitamin B12 adalah:

 Pertumbuhan bakteri abnormal dalam usus halus yang menghalangi

penyerapan vitamin B12.

 Penyakit tertentu (misalnya penyakit Chorn)

 Pengangkatan lambung atau sebagian dari usus halus dimana vitamin

B12 diserap.

 Vegetarian.

3. Terjadi gangguan pada sistem syaraf

Vitamin B12 juga merupakan koenzim penting yang dibutuhkan untuk

sintesa DNA yang mengontrol pembentukan sel-sel baru. Pun vitamin B 12 vital

dalam mencegah kerusakan sistem saraf dengan membantu pembentukan mielin

pada urat saraf. Sementara itu penyebab kerusakan sistem saraf kemungkinan

karena defisiensi gugus metil lantaran tidak mampu mensintesis metionin (salah

14
satu asam amino) dan S-adenosil \ metionin. Karena berperan dalam melindungi

fungsi saraf, defisiensi kobalamin bisa menimbulkan pembentukan sel saraf

terganggu, dan mengakibatkan kerusakan sistem saraf.

Gejalanya :

 kebodohan karena sistem saraf terganggu,

 demielinasi (kerusakan asam lemak mielin pada akson saraf) yang menyebar

dan progresif.

 kehilangan daya ingat dan orientasi,

 gampang bingung,

 delusi (berkhayal),

 kelelahan,

 kehilangan keseimbangan,

 refleks menurun, mati rasa,

 geli di tangan dan kaki,

 serta pendengaran terganggu.

 Kesemutan di tangan dan kaki.

 Hilangnya rasa ditungkai, kaki dan tangan.

 Pergelangan kaku.

Gejala lainnya adalah :

 buta warna tertentu, termasuk warna kuning dan biru

 luka terbuka di lidah atau lidah seperti terbakar

 penurunan berat badan


15
 warna kulit menjadi lebih gelap

 linglung

 Depresi

 penurunan fungsi intelektual.

4. Terganggunya pertumbuhan.

Pengaruh defisiensi B12 pada anak adalah terganggunya pertumbuhan.

Suatu penelitian membuktikan bahwa anak-anak yang vegetarian mengalami

gangguan pertumbuhan (kerdil) karena asupan B12 tidak memadai. Selain

meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak secara normal, vitamin B 12

juga memelihara kesuburan.

5. Gampang marah dan tersinggung.

II.VI KELEBIHAN VITAMIN B12

Sangat kadang-kadang telah ditemukan kasus kelebihan vitamin B12 atau

cobalamin di tingkat darah yang melebihi batas yang direkomendasikan. Fenomena

ini umumnya dianggap berasal dari suplemen yang berlebihan oleh konsumsi

minuman energi diperkaya dengan cobalamin, suplemen oral atau injeksi

intramuskular. Namun, ada kesempatan ketika tingkat ekstrim vitamin B12 adalah

melihat yang tampaknya timbul dari sebab-sebab alamiah dijelaskan. Dengan tidak

adanya alasan terbukti diasumsikan bahwa ini adalah hasil dari suatu proses

metabolisme rusak. Kesulitan dalam penyerapan B12 terletak pada garis pemisah

tipis antara daya serap maksimum dan tunjangan harian yang disarankan.

16
Umumnya orang dewasa melewati usia 50 memiliki kemampuan yang

rendah untuk menyerap vitamin B12 karena daya serap terganggu. Hal ini karena

penurunan produksi asam lambung yang diperlukan untuk mengasimilasi vitamin.

Masalah lain yang berhubungan dengan gastritis kronis yang mengganggu

kemampuan lapisan perut untuk menyerap itu. Kasus-kasus seperti harus

mengandalkan suplemen dan makanan yang diperkaya untuk memenuhi persyaratan

yang direkomendasikan. Atau tingkat yang tepat dari vitamin B12 diperoleh melalui

suplemen B12 oral atau suntikan.

Hal ini diyakini bahwa vitamin B12 memiliki kemampuan yang sangat

rendah untuk menjadi beracun Menurut Institute of Medicine,. 'Tidak ada efek

samping telah dikaitkan dengan kelebihan asupan vitamin B12 dari makanan dan

suplemen. Karena kurangnya efek samping, ada penelitian yang serius telah

dilakukan dalam kasus-kasus yang berlebihan vitamin B12.

II.VII DIAGNOSA

Biasanya, kekurangan vitamin B12 terdiagnosis pada :

 Pemeriksaan darah rutin untuk anemia. Pada contoh darah yang dibawah

mikroskop, tampak megaloblas (sel darah merah berukuran besar). Juga dapat

dilihat perubahan sel darah putih dan trombosit, terutama jika penderita telah

menderita anemia dalam jangka waktu yang lama.

 Jika diduga terjadi kekurangan, maka dilakukan pengukuran kadar vitamin

B12 dalam darah dan jika sudah pasti terjadi kekurangan vitamin B12, bisa

17
dilakukan pemeriksaan untuk menentukan penyebabnya.

Biasanya pemeriksaan dipusatkan kepada faktor intrinsik:

1. Contoh darah diambil untuk memeriksa adanya antibodi terhadap faktor

intrinsik. Biasanya antibodi ini ditemukan pada 60 – 90 % penderita

anemia pernisiosa.

2. Pemeriksaan yang lebih spesifik, yaitu analisa lambung.

Dimasukkan sebuah selang kecil (selang nasogastrik) melalui hidung,

melewati tenggorokan dan masuk ke dalam lambung. Lalu disuntikkan

pentagastrin (hormon yang merangasang pelepasan faktor intrinsik) ke

dalam sebuah vena. Selanjutnya diambil contoh cairan lambung dan

diperiksa untuk menemukan adanya faktor intrinsik.

Jika penyebabnya masih belum pasti, bisa dilakukan tes Schilling :

1. Diberikan sejumlah kecil vitamin B12 radioaktif per-oral (ditelan)

dan diukur penyerapannya.

2. Kemudian diberikan faktor intrinsik dan vitamin B12, lalu

penyerapannya diukur kembali.

Jika vitamin B12 diserap dengan faktor intrinsik, tetapi tidak diserap tanpa

faktor intrinsik, maka diagnosisnya pasti anemia pernisiosa.

II. PENGOBATAN

1. Lewat oral atau injeksi

18
Sesungguhnya tidak sulit untuk memenuhi kebutuhan akan vitamin B 12

dalam jumlah memadai dari sumber makanan, karena tubuh hanya

membutuhkannya dalam jumlah sedikit sekali. Karena itu sesungguhnya tak

perlu suplemen, kecuali kalau dokter menganjurkan.

Dokter sering memberikan resep bagi mereka yang mempunyai masalah

dengan penyerapan vitamin B12. Upaya untuk mengatasi kekurangan kobalamin

dapat dilakukan dengan memberikan 1 mikrogram kobalamin (bentuk tablet atau

cairan) per hari secara oral. Hal ini dilakukan kalau mengalami defisiensi akibat

asupan B12 dari makanan kurang. Sedangkan kalau terjadinya defisiensi gara-gara

penyerapan tidak memadai, terapinya bisa lewat injeksi dengan 1 mikrogram per

hari. Dosis tunggal injeksi 100 mikrogram atau lebih dapat menyembuhkan

setiap defisiensi vitamin B12, dengan catatan tidak ada komplikasi dengan

penyakit nonsistemik atau faktor lain. Penyembuhan dengan cara ini bisa

bertahan selama hidup dengan menyuntikkan 100 mikrogram vitamin B 12 tiap

bulan. Pemberian kobalamin dosis tinggi pun dianggap aman, karena

kelebihannya akan dikeluarkan dari tubuh lewat urine.

Pengobatan kekurangan vitamin B 12 atau anemia pernisiosa adalah

pemberian vitamin B12. Sebagian besar penderita tidak dapat menyerap vitamin

B12 per-oral (ditelan), karena itu diberikan melalui suntikan.

Pada awalnya suntikan diberikan setiap hari atau setiap minggu, selama beberapa

minggu sampai kadar vitamin B12 dalam darah kembali normal. Selanjutnya

suntikan diberikan 1 kali/bulan.

19
Penderita harus mengkonsumsi tambahan vitamin B12 sepanjang hidupnya.

Bagi ibu hamil atau menyusui Ada patokan tertentu yang mesti diikuti.

Kebutuhan fisiologis normal untuk orang dewasa sebanyak 2 mikrogram vitamin

B12 per hari. Nah, sebagai pengganti vitamin yang diambil oleh janin atau bayi,

wanita hamil dan menyusui membutuhkan asupan lebih tinggi. Selama akhir

masa pertengahan hamil, janin mengambil kira-kira 0,2 mikrogram per hari dari

cadangan ibunya. FAO maupun WHO menyarankan penambahan asupan vitamin

B12 bagi wanita hamil 0,3 mikrogram per hari (sehingga kebutuhannya menjadi

2,3 mikrogram/hari). Untuk wanita menyusui, asupan menjadi 2,5 mikrogram per

hari, 0,3 mikrogram di antaranya akan pindah ke air susu ibu (ASI).

III. PENCEGAHAN

Jika penyebabnya adalah asupan yang kurang, maka anemia ini bisa

dicegah melalui pola makanan yang seimbang.

20
BAB III

KESIMPULAN

Vitamin B12, disebut juga kobalamin, adalah sebuah vitamin larut air yang berperan

penting dalam berfungsi normalnya otak dan sistem saraf, serta dalam pembentukan darah.

Sumber utama kobalamin (vit B12) antara lain daging beserta produk olahannya, ginjal,

hati, kerang, ketam, kepiting, ikan (salmon, tuna), berbagai makanan laut (seafood) lain,

unggas, dan telur. Juga susu dan produk olahannya.

Fungsi vitamin B12 adalah :

 untuk mengubah karbohidrat, protein dan lemak menjadi energi,

 mencegah penyakit jantung,

 mencegah penyusutan otak yang dapat menyebabkan daya ingat menurun.

 memelihara dan melindungi lapisan yang mengelilingi saraf dan mendorong

pertumbuhannya secara normal.

 Selain itu juga berperan dalam aktifitas dan metabolisme sel-sel tulang.

 Vitamin B12 juga dibutuhkan untuk melepaskan folat, sehingga dapat membantu

pembentukan sel-sel darah merah dan sel darah merah terjaga agar tetap sehat

Faktor penyebab defisiensi vitamin B12

 Karena asupan vitamin lewat makanan kurang

 Pola makan vegetarian (yang hanya mengkonsumsi sumber nabati

saja)

 Kelebihan Vit C

21
 Mereka yang memiliki kondisi malabsorpsi (usus halus mengalami kesulitan

untuk menyerap sari-sari makanan),

 Penderita HIV,

 Orang-orang yang mengalami depresi,

 Wanita yang telah memasuki tahap menopause, dan pecandu alkohol.

Akibat defisiensi vitamin B12 : Anemia, Pernicious anemia, terjadi gangguan pada system

syaraf, terganggunya pertumbuhan dll.

22
23

Anda mungkin juga menyukai