Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ILMU NUTRISI TERNAK

“VITAMIN LARUT DALAM AIR”

Dibimbing oleh :

Dr. Ir. Budi Ayuningsih, M.SI

Disusun Oleh :

SINSIN DWI SHINTYA 200110180052

VANEZA PRILIAN PUTRI S 200110180103

RISSA ASTRIANA 200110180228

RIFQY 200110180277

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah yang berjudul "Vitamin Larut Air (Vitamin B dan C)".
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat, tata bahasa maupun materi. Oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun dari pembaca sangat kami butuhkan dalam penyempurnaan makalah
ini.

Jatinangor, september
2019

Penyusun,

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN .....................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................1

1.3 Tujuan ............................................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN .......................................................................................3

2.1 Pengertian Vitamin Larut Dalam Air .............................................................3

2.2 Fungsi Vitamin B dan C Dalam Tubuh ..........................................................4

2.3 Sumber Vitamin B dan C ...............................................................................7

2.4 metabolisme Vitamin B dan C .......................................................................9

DAFTAR ILUSTRASI

Gambar 1. Struktur kimia vitamin B1 ................................................................10

Gambar 2. Struktur kimia vitamin B2 ................................................................10

Gambar 3. Struktur kimia vitamin B12 .............................................................11

Gambar 4. Struktur kimia vitamin C ..................................................................11

Daftar Pustaka ......................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok
senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital
dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh.
Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup"
dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki
atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak
diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N.
Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor
dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa
vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara
normal. Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula
memberikan manfaat kesehatan
Sebagian besar vitamin larut air merupakan komponen system enzim yang
banyak terlibat dalam membantu metabolism energy. Vitamin larut air
biasanya tidak di simpan di dalam tubuh dan di keluarkan melalui urin dalam
jumlah kecil. Oleh sebab itu vitamin larut air perlu di konsumsi tiap hari untuk
mencegah kekurangan yang dapat menggangu fungsi tubuh normal.
Vitamin larut air di kelompokan menjadi vitamin C dan vitamin B,
viatamin B terdiri dari 8 faktor yang saling berkaitan fungsinya di dalam
tubuh dan terdapat di dalam bahan makanan yang hampir sama. Fungsi terkait
ddalam proses metabolism sel hidup, baik dalam tumbuh-tumbuhan maupun
hewan sebagai koenzim atau kofaktor.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian vitamin larut air?
2. Apa fungsi vitamin B dan C dalam tubuh?
3. Bagaimanakah proses metabolisme vitamin B dan C?
4. Apa sumber vitsmin B dan C?

1
1.3 Tujuan
1. Pengertian vitamin larut air.
2. Fungsi vitamin B dan C dalam tubuh.
3. Proses metabolisme vitamin B dan C.
4. Sumber vitamin B dan C.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Vitamin Larut Air
Vitamin yang larut dalam air adalah vitamin yang mudah diserap ke dalam
jaringan dan secara alami tidak disimpan di dalam tubuh. Perbedaan utama
antara vitamin yang larut dalam air dengan vitamin yang larut dalam lemak
yaitu bagaimana tubuh mengurai dan menyimpannya. Vitamin yang larut
dalam air tidak akan disimpan dalam tubuh, berbeda dengan vitamin larut
dalam lemak yang disimpan dalam jaringan lemak dan hati.
Vitamin yang larut dalam air, diantaranya asam askorbat (Vitamin C) yang
rupanya hanya dibutuhkan dalam makanan manusia, monyet dan marmot
serta vitamin B-Kompleks yang hanya diperlukan dalam ransum hewan
monogasrik.
Vitamin B dapat dibagi dalam dua golongan :
1. Vitamin B yang ada hubungannya dengan pelepasan energy dari bahan
makanan
 Tiamin-B1
 Riboflavin-B2
 Nikotinamida
 Asam pantotenat
 Biotin
2. Vitamin hematopoietic atau vitamin yang ada hubungannya dengan
pembentukan sel darah merah (asam folat dan B12, yang ada kalanya
disebut kobalamin). Piridoksin-B6 berfungsi sedemikian rupa sehingga
vitamin tersebut dapat dimasukkan dalam katagori vitamin perlepas
energy dan vitamin hematopoietic.

Cara mengoptimalkan asupan vitamin yang larut dalam air :

Terdapat jumlah harian yang disarankan pada saat mengonsumsi vitamin


B yaitu tergantung pada jenis kelamin, usia dan kondisi kesehatan tertentu.
Kebutuhan asupan vitamin C yang disarankan adalah 105,2 mg perhari untuk

3
pria dewasa dan 83,6 mg perhari untuk wanita dewasa. Sedangkan asupan
untuk anak-anak dan remaja berusia 1-18 tahun berkisar dari 75,6 mg perhari
sampai 100 mg perhari. Untuk mengoptimalkan asupan vitamin yang larut
dalam air, kita dapat mengkonsumsi makanan seperti ikan salmon, daging
sapi, tiram, bayam, telur, susudan yoghurt. Sedangkan sumber vitamin c
termasuk buah jeruk, stoberi, kiwi, mangga, nanas, dan semangka. Selain itu,
vitamin C juga berasal dari jenis sayuran seperti brokoli, tomat, kentang dan
paprika.

2.2 Fungsi Vitamin B dan C dalam tubuh


1. Vitamin C
Vitamin C adalah kristal putih yang mudah larut dalam air. Dalam keadaan
kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah
rusak karena bersentuhan dengan udara (oksidasi) terutama bila terkena
panas. Oksidasi dipercepat dengan kehadiran tembaga dan besi. Vitamin C
stabil dalam larutan alkali, tetapi cukup stabil dalam larutan asam. Vitamin C
adalah vitamin yang paling labil.
Fungsi Vitamin C
Vitamin C mempunyai banyak fungsi di dalam tubuh. Diantaranya adalah :
 Sintesis Kolagen
Vitamin C dibutuhkan untuk hidroksilasi prolin dan lisin menjadi
hidroksiprolin, bahan penting dalam pembentukan kolagen. Kolagen
merupakan senyawa protein yang mempengaruhi integritas struktur sel
disemua jaringan ikat, seperti pada tulang awan, matriks tulang, dentin
gigi, membrane kapiler, kulit dan tendon (urat oto). Dengan demikian,
vitamin C berperan dalam penyembuhan luka, patah tulang, perdarahan
di bawah kulit dan perdarahan di gusi.
 Sintesis Karnitin, Noradrenalin, Serotonin, dan Lain-lain.
Karnitin memegang peran dalam mengangkut asam lemak-rantai
panjang kedalam mitikondria untuk dioksidasi. Karnitin menurun pada
devisiensi vitamin C yang disertai rasa lemah dan lelah.
 Absorbsi dan Metabolisme Besi

4
Vitamin C mereduksi besi feri menjadi fero dalam usus halus sehingga
mudah di absorbs. Vitamin C menghambat pembentukan homosiderin
yang sukar dimobilisasi untuk membebaskan besi bila diperlukan.
Absorpsi besi dalam bentuk nonhem meningkat empat kali lipat bila
ada vitamin C. Vitamin C berperan dalam memindahkan besi dari
transferin di dalam plasma ke feritin hati.
 Absorpsi Kalsium
Vitamin C juga membantu dalam absorpsi kalsium dengan menjaga
agar kalsium berada dalam bentuk larutan.
 Mencegah Infeksi
Vitamin C meningkatkan daya tahan terhadap infeksi, kemungkinan
karena pemeliharaan terhadap membrane mukosa atau pengaruh
terhadap fungsi kekebalan.
2. Vitamin B1 (Tiamin)
Dalam bentuk pirofosfat (TPP) atau difosfat (TDP), tiamin berfungsi
sebagai koenzim berbagai reaksi metabolism energy. Tiamin dibutuhkan
untuk dekarboksilasi oksidatif piruvat menjadi asetil KoA dan memugkinkan
masuknya substrat yang dapat dioksidasi kedalam siklus krebs untuk
pembentukan energy. Asetil KoA yang dihasilkan enzim ini disamping itu
merupakan precursor penting lipida asetil kolin, yang berarti adanya peranan
TPP dalam fungsi normal system saraf. Didalam siklus krebs, TPP merupakan
kofaktor pada dekarboksilasi oksidatif alfa-kerogglutarat menjadi suksinil-
KoA. TPP juga dibutuhkan untuk dekarboksilasi asam alfa-keto seperti asam
alfa-ketoglutarat dan 2-keto-karboksilat yang diperoleh dari asam-asam amino
metionin, treonin, leusin, isoleusin, dan valin. Tiamin juga merupakan
koenzim reaksi transketolase yang berfunfsi dalam pentose-fosfat shunt, jalur
alternative oksidasi glukosa.
Walaupun tiamin dibutuhkan dalam metabolism lemak, protein dan asam
nukleat, peranan utamanya adalah dalam metabolism karbohidrat.

3. Vitamin B2 (Riboflavin)

5
Riboflavin berfungsi sebagai koenzim. Riboflavin membantu enzim untuk
menghasilkan energi dari nutrisi penting untuk tubuh manusia. Riboflavin
berperan pada tahap akhir dari metabolisme energi nutrisi tersebut.

4. Niasin (Asam Nikotinat)


Nikotinamida berfungsi di dalam tubuh sebagai bagian koenzim NAD dan
NADP (NADH dan NADPH adalah bentuk reduksinya). Koenzim-koenzim
ini diperlukan dalam reaksi oksidasi-reduksi pada glikolisis, metabolism
protein, asam lemak, pernapasan sel dan detoksifikasi, di mana perannya
adalah melepas dan menerima atom hydrogen. NAD juga berfungsi dalan
sintesis glikogen. Niasin membantu kesehatan kulit, sistem syaraf dan sistem
pencernaan.
5. Biotin
Biotin berfungsi sebagai koenzim pada reaksi-reaksi yang menyangkut
penambahan atau pengeluaran karbon dioksida kepada atau dari senyawa
aktif. Sintesis dan oksidasi asam lemak memerlukan biotin sebagai koenzim.
Demikian pula deaminasi, yaitu pengeluaran NH2 dari asam-asam amino
tertentu, terutama asam aspartat, treonin, dan serin serta sintesis purin yang
diperlukan dalam pembentukan DNA dan RNA membutuhkan biotin. Secara
metabolic, biotin erat kaitannya dengan asam folat, asam pantetonat, dan
vitamin B12.
6. Asam Pantotenat
Asam pantotenat berperan dalam metabolisme sebagai bagian dari koenzim
A. Koenzim ini berperan untuk membawa molekul dalam proses pemecahan
glukosa, asam lemak dan metabolisme energi. Asam pantotenat terlibat pula
dalam sintesis hormone steroid, kolesterol, fosfolipida, dan porfirin yang
diperlukan untuk pembentukan hemoglobin.
7. Vitamin B6 (Piridoksin, Piridoksal, dan Piridoksamin)
Vitamin B6 berperan dalam metabolisme asam amino dan asam lemak.
Vitamin B6 membantu tubuh untuk mensintesis asam amino nonesensial.
Selain itu juga berperan dalam produksi sel darah merah.
8. Folat (Asam Folat, Folasin, Pteoril Monoglutamat)

6
Folat merupakan bagian dari dua koenzim yang penting dalam sintesa sel-sel
baru. Folat dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah dan sel darah
putih dalam sumsum tulang dan untuk pendewasaannya. Folat berperan
sebagai pembawa karbon tunggal dalam pembentukan hem. Suplementasi
folat dapat banyak menyembuhkan anemia parnisiosa, namun gejala
gastrointestian, dan gangguan saraf tetap bertahan.
9. Vitamin B12
Vitamin B12 berperan penting pada saat pembelahan sel yang berlangsung
dengan cepat. Vitamin B12 juga memelihara lapisan yang mengelilingi dan
melindungi serat syaraf dan mendorong pertumbuhan normalnya. Selain itu
juga berperan dalam aktifitas dan metabolisme sel-sel tulang. Vitamin
B12 juga dibutuhkan untuk melepaskan folat, sehingga dapat membantu
pembentukan sel-sel darah merah.

2.3 Sumber vitamin B dan C


1. Vitamin C ( Asam Arkobat )
Sumber vitamin C diantaranya jeruk limau, jeruk manis, anggur,
dan tomat. Semua makanan hijauan, sayuran, dan buah-buahan
mengandung pula sejumlah vitamin C. Rumput kering dan hijauan
lainnya yang dikeringkan tidak mengandung vitamin C. silase dapat
mengandung jumlah vitamin C cukup. Vitamin tersebut dibentuk pada
waktu biji tumbuh oleh karenanya biji yang sedang berkecambah kaya
akan vitamin C.
Selain bahan diatas, ada lagi sumber vitamin C lainnya seperti :
papaya, paprika merah, brokoli, kubis, stroberi, kiwi, kembang kol, mini
kol, ubi jalar, blewah. Vitamin C dapat pula dibuat secara sintetis (
merupakan vitamin pertama yang dapat disintetis di laboratorium ).
2. Vitamin B1 ( Tiamin )
Biji-biji butiran adalah sumber yang baik dari vitamin B1 juga
kebanyakan hijauan. Sumber tiamin yang lain dapat mencakup : susu,
kuning telur, daging ( terutama daging babi dan jeroan seperti hati,

7
butiran, leguminosa kering ). Selain itu ada juga gandum, kembang kol,
jeruk, dan kentang.
3. Vitamin B2 ( Riboflavin )
Vitamin didapat dalam material biologik dan tanaman hijau, ragi,
jamur, dan kebanyakan produk bakterial. Begitu pula susu, terutama yang
sudah mengalami fermentasi, dan hati adalah sumber vitamin yang baik.
Biji-biji serial mengandung sedikit vitamin B2 sehingga ransum unggas
yang terdiri dari kebanyakan biji tersebut mempunyai kecenderungan
untuk kekurangan vitamin tersebut. Sumber lain dari riboflavin yaitu :
susu, telur, daging, leguminosa, dan hijauan.
4. Vitamin B6 ( Piridoksin )
Vitamin B6 terdapat pada sebagian besar makanan sebagai protein
kompleks dari peridoksal dan peridoksamina fosfat. Vitamin ini terdapat
pada : urat daging, hati, ragi, air susu, makanan hujauan yang banyak
daunnya sebagai suplemen protein nabati, dan biji-bijian sereal.
5. Vitamin B12 ( Sianokobalamina )
Sumber utama bitamin B12 di alam adalah sintesis mikrobial.
Vitamin B12 disintesa oleh jasad renik sehingga makanan yang telah
mengalami fermentasi zat-zat renik merupakan sumber yang baik. Hati
ternak juga merupakan sumber yang baik. Tumbuh-tumbuhan tidak
mengandung vitamin ini kecuali sudah terkontaminasi dengan bakterial
yang memproduksi vitamin tersebut. Vitamin ini dibuat oleh banyak jenis
bakteri dan aktinomisetes, akan tetapi rupanya tidak dibuat oleh ragi atau
jamur. Vitamin ini juga tersebar luas dalam bahan makanan asal hewan
seperti daging, susu, telur, dan ikan.
6. Nikotinamide ( Niasin )
Sumber niasin adalah hati, kacang tanah, biji bungan matahari, dan
lain-lain suplemen protein nabati. Selain itu, susu, daging, hijauan,
butiran (kecuali jagung) merupakan sumber niasin yang baik.
7. Asam Pantotenat

8
Sumber asam pantotenat diantaranya ada : hati, kuning telur, susu,
kentang dan kubis. Selain itu juga terdapat pada biji sereal, suplemen
protein, hijauan, dan ragi.
8. Asam Folat ( Folasin )
Sumber folasin yaitu biji-biji sereal, kedelai, legume, limbah hasil
ternak, hati, sayuran yang berwarna hijau tua, dan butir-butiran.
9. Koline
Sumber koline yaitu hati dan tepung kelenjar, tepung ikan, ragi,
bungkil kacang kedelai, biji sereal, kuni ng telur.
10. Biotin
Sumber utama biotin adalah hati, ragi, molase, kacang tanah, dan
telur. Sebagian besar hijauan yang berdaun banyak merupakan sumber
yang baik.

2.4 Metabolisme vitamin B dan C


Vitamin merupakan kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalis oleh enzim
dan pada dasarnya senyawa vitamin dipergunakan untuk tumbuh dan
berkembang secara normal. Terdapat dua jenis vitamin menurut pelarutnya
yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang tidak larut dalam air
sehingga vitamin tersebut larut dalam lemak atau minyak. Vitamin yang larut
dalam lemak atau minyak apabila berlebihan di dalam tubuh tidak akan
dikeluarkan oleh tubuh akan tetapi akan disimpan dalam tubuh. Vitamin yang
tidak larut dalam lemak atau minyak seperti vitamin B dan vitamin C apabila
berlebihan didalam tubuh akan dikeluarkan oleh system ekskresi, oleh karena
itu vitamin B dan C selalu dibutuhkan tubuh. Vitamin dapat diperoleh dari
sayur – sayuran, buah – buahan, dan juga produk hewani, namun vitamin
yang terdapat di dalam makanan dan minum tidak berada dalam keadaan
bebas oleh karena itu harus melalui proses pencernaan didalam lambung dan
usus halus agar melepas vitamin dari makanan atau minuman tersebut.
1. Vitamin B

9
a). Vitamin B1 (Thiamin)

gambar 1. Struktur kimia vitamin B1

Vitamin B1 merupakan vitamin yang cenderung stabil pada Ph


asam. Thiamin mudah larut dalam air sehimgga mudah diserap
mukosa didalam usus halus, sel epitel mukosa usus akan
melakukan phosphorylasi terhadap thiamine menggunakan ATP
kemudian dialirkan vena portae ke hati. Thiamin diekskresikan
didalam urine.

b). Vitamin B2 (Riboflavin)

gambar 2. Struktur kimia vitamin B2

Riboflavin terdapat bebas didalam makanan dan larut dalam air


sehingga dapat diserap mukosa saat berada di usus. Dalam sel ephitel
mukosa usus riboflavin mengalami phosphorylasi dengan bantuan
ATP dan dialirkan melalui vena portale kehati.

10
c). Vitamin B12

gambar 3. Struktur kimia vitamin B12

Vitamin B12 memiliki mekanisme yang cukup rumit. Dalam


sekresi gaster terdapat enzim transferase atau disebut Faktor Intrinsik
(FI). FI akan mengikat vitamin B12 dan mengakibatkan vitamin ini
resistan terhadap serangan mikroba didalam rongga usus. Faktor
Intrinsik ini dihasilkan oleh sel – sel cardia ventriculi.

2. Vitamin C

Gambar 4. Struktur kimia vitamin C

Metabolisme pada vitamin C memiliki tiga tahap yang terdiri dari


oksidasi, ekskresi, dan regenerasi. Hasil dari oksidasi Vitamin C berupa radikal
bebas askorbil yang dapat berubah menjadi vitamin c kembali atau yang
disebut reversible. Vitamin C juga dapat mengalami oksidasi ireversibel

11
menjadi dehydro-L-ascorbid acid, biasanya vitamin Cakan mengalami oksidasi
setelah bereaksi dengan vitamin E. Pada preoses oksidasi vitamin C dapat
dengan mudah melepaskan electron karena aadanya oksidasi
monovalenreversibel menjadi radikal askorbil, yang menyebabkan vitamin C
mampu bereaksi dengan radikal bebas.

Vitamin C lebih efisien beroksidasi pada konsentrasi vitamin yang rendah


dikarenakan pada kondisi tersebut reaksi yang predominan adalah reaksi
pemutus, sebaliknya pada konsentrasi yang tinggi vitamin C akan menghambat
rantai asam askorbil dan molekul oksigen.

Vitamin C dapat diabsorpsi dengan secara aktif dan difusi pada saat berada
dalam bagian usus halus lalu akan diteruskan melalui peredaran darah vena
porta.

Vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin B kompleks dan C, tidak
disimpan melainkan akan dikeluarkan oleh system pembuangan tubuh.
Akibatnya, selalu dibutuhkan asupan vitamin tersebut setiap hari.

Proses Metabolismenya :
Proses pencernaan makanan, baik di dalam lambung maupun usus halus
akan membantu melepaskan vitamin dari makanan agar bisa diserap oleh usus.
Vitamin larut air langsung diserap melalui saluran darah dan ditransportasikan ke
hati.
Proses Metabolisme Vitamin C :
Vitamin C adalah vitamin yang larut air dan biasa disebut asam askorbat.
Vitamin C mudah diserap secara aktif atau mungkin secara nonaktif (difusi) pada
bagian atas usus halus masuk ke peredaran darah melalui vena porta (pembuluh
darah besar yang menuju ke hati lalu ke jantung). Rata-rata penyerapan adalah
90% untuk konsumsi 20-120 mg sehari. Konsumsi tinggi sampai 12 gram (sebagai
pil) hanya diserap sebanyak 16%. Vitamin C kemudian dibawa ke semua jaringan,
konsentrasi tertinggi ada di dalam jaringan adrenal, pituitary dan retina.
Tubuh dapat menyimpan hingga 1.500 mg vitamin C bila konsumsi
mencapai 100 mg sehari. Jumlah ini dapat mencegah terjadinya skorbut (berupa

12
kerusakan mucosa seperti sariawan) selama tiga bulan, Vitamin C dibuang
melalui urine. Karena dibuang melalui urine itu berarti berhubungan dengan
ginjal. Jadi asupan vitamin C dosis tinggi kurang baik untuk penderita gagal ginjal
dan hati.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anggordi. 1979. Ilmu Makanan Ternak Umum. Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama

Suharjo, Clara M. Kusharto. 1992. Prinsip-PrinsipIlmu Gizi. Jakarta:


Kanisius

Tillman, Allen D., (et al). 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Kamiensky M, Koegh J. 2006. Vitamins and Minerals . Pharmacology


Demystified.Mc. GrawHill Companies. USA.

14

Anda mungkin juga menyukai