Dibimbing oleh :
Disusun Oleh :
RIFQY 200110180277
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah yang berjudul "Vitamin Larut Air (Vitamin B dan C)".
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat, tata bahasa maupun materi. Oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun dari pembaca sangat kami butuhkan dalam penyempurnaan makalah
ini.
Jatinangor, september
2019
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ILUSTRASI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok
senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital
dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh.
Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup"
dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki
atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak
diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N.
Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor
dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa
vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara
normal. Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula
memberikan manfaat kesehatan
Sebagian besar vitamin larut air merupakan komponen system enzim yang
banyak terlibat dalam membantu metabolism energy. Vitamin larut air
biasanya tidak di simpan di dalam tubuh dan di keluarkan melalui urin dalam
jumlah kecil. Oleh sebab itu vitamin larut air perlu di konsumsi tiap hari untuk
mencegah kekurangan yang dapat menggangu fungsi tubuh normal.
Vitamin larut air di kelompokan menjadi vitamin C dan vitamin B,
viatamin B terdiri dari 8 faktor yang saling berkaitan fungsinya di dalam
tubuh dan terdapat di dalam bahan makanan yang hampir sama. Fungsi terkait
ddalam proses metabolism sel hidup, baik dalam tumbuh-tumbuhan maupun
hewan sebagai koenzim atau kofaktor.
1
1.3 Tujuan
1. Pengertian vitamin larut air.
2. Fungsi vitamin B dan C dalam tubuh.
3. Proses metabolisme vitamin B dan C.
4. Sumber vitamin B dan C.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Vitamin Larut Air
Vitamin yang larut dalam air adalah vitamin yang mudah diserap ke dalam
jaringan dan secara alami tidak disimpan di dalam tubuh. Perbedaan utama
antara vitamin yang larut dalam air dengan vitamin yang larut dalam lemak
yaitu bagaimana tubuh mengurai dan menyimpannya. Vitamin yang larut
dalam air tidak akan disimpan dalam tubuh, berbeda dengan vitamin larut
dalam lemak yang disimpan dalam jaringan lemak dan hati.
Vitamin yang larut dalam air, diantaranya asam askorbat (Vitamin C) yang
rupanya hanya dibutuhkan dalam makanan manusia, monyet dan marmot
serta vitamin B-Kompleks yang hanya diperlukan dalam ransum hewan
monogasrik.
Vitamin B dapat dibagi dalam dua golongan :
1. Vitamin B yang ada hubungannya dengan pelepasan energy dari bahan
makanan
Tiamin-B1
Riboflavin-B2
Nikotinamida
Asam pantotenat
Biotin
2. Vitamin hematopoietic atau vitamin yang ada hubungannya dengan
pembentukan sel darah merah (asam folat dan B12, yang ada kalanya
disebut kobalamin). Piridoksin-B6 berfungsi sedemikian rupa sehingga
vitamin tersebut dapat dimasukkan dalam katagori vitamin perlepas
energy dan vitamin hematopoietic.
3
pria dewasa dan 83,6 mg perhari untuk wanita dewasa. Sedangkan asupan
untuk anak-anak dan remaja berusia 1-18 tahun berkisar dari 75,6 mg perhari
sampai 100 mg perhari. Untuk mengoptimalkan asupan vitamin yang larut
dalam air, kita dapat mengkonsumsi makanan seperti ikan salmon, daging
sapi, tiram, bayam, telur, susudan yoghurt. Sedangkan sumber vitamin c
termasuk buah jeruk, stoberi, kiwi, mangga, nanas, dan semangka. Selain itu,
vitamin C juga berasal dari jenis sayuran seperti brokoli, tomat, kentang dan
paprika.
4
Vitamin C mereduksi besi feri menjadi fero dalam usus halus sehingga
mudah di absorbs. Vitamin C menghambat pembentukan homosiderin
yang sukar dimobilisasi untuk membebaskan besi bila diperlukan.
Absorpsi besi dalam bentuk nonhem meningkat empat kali lipat bila
ada vitamin C. Vitamin C berperan dalam memindahkan besi dari
transferin di dalam plasma ke feritin hati.
Absorpsi Kalsium
Vitamin C juga membantu dalam absorpsi kalsium dengan menjaga
agar kalsium berada dalam bentuk larutan.
Mencegah Infeksi
Vitamin C meningkatkan daya tahan terhadap infeksi, kemungkinan
karena pemeliharaan terhadap membrane mukosa atau pengaruh
terhadap fungsi kekebalan.
2. Vitamin B1 (Tiamin)
Dalam bentuk pirofosfat (TPP) atau difosfat (TDP), tiamin berfungsi
sebagai koenzim berbagai reaksi metabolism energy. Tiamin dibutuhkan
untuk dekarboksilasi oksidatif piruvat menjadi asetil KoA dan memugkinkan
masuknya substrat yang dapat dioksidasi kedalam siklus krebs untuk
pembentukan energy. Asetil KoA yang dihasilkan enzim ini disamping itu
merupakan precursor penting lipida asetil kolin, yang berarti adanya peranan
TPP dalam fungsi normal system saraf. Didalam siklus krebs, TPP merupakan
kofaktor pada dekarboksilasi oksidatif alfa-kerogglutarat menjadi suksinil-
KoA. TPP juga dibutuhkan untuk dekarboksilasi asam alfa-keto seperti asam
alfa-ketoglutarat dan 2-keto-karboksilat yang diperoleh dari asam-asam amino
metionin, treonin, leusin, isoleusin, dan valin. Tiamin juga merupakan
koenzim reaksi transketolase yang berfunfsi dalam pentose-fosfat shunt, jalur
alternative oksidasi glukosa.
Walaupun tiamin dibutuhkan dalam metabolism lemak, protein dan asam
nukleat, peranan utamanya adalah dalam metabolism karbohidrat.
3. Vitamin B2 (Riboflavin)
5
Riboflavin berfungsi sebagai koenzim. Riboflavin membantu enzim untuk
menghasilkan energi dari nutrisi penting untuk tubuh manusia. Riboflavin
berperan pada tahap akhir dari metabolisme energi nutrisi tersebut.
6
Folat merupakan bagian dari dua koenzim yang penting dalam sintesa sel-sel
baru. Folat dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah dan sel darah
putih dalam sumsum tulang dan untuk pendewasaannya. Folat berperan
sebagai pembawa karbon tunggal dalam pembentukan hem. Suplementasi
folat dapat banyak menyembuhkan anemia parnisiosa, namun gejala
gastrointestian, dan gangguan saraf tetap bertahan.
9. Vitamin B12
Vitamin B12 berperan penting pada saat pembelahan sel yang berlangsung
dengan cepat. Vitamin B12 juga memelihara lapisan yang mengelilingi dan
melindungi serat syaraf dan mendorong pertumbuhan normalnya. Selain itu
juga berperan dalam aktifitas dan metabolisme sel-sel tulang. Vitamin
B12 juga dibutuhkan untuk melepaskan folat, sehingga dapat membantu
pembentukan sel-sel darah merah.
7
butiran, leguminosa kering ). Selain itu ada juga gandum, kembang kol,
jeruk, dan kentang.
3. Vitamin B2 ( Riboflavin )
Vitamin didapat dalam material biologik dan tanaman hijau, ragi,
jamur, dan kebanyakan produk bakterial. Begitu pula susu, terutama yang
sudah mengalami fermentasi, dan hati adalah sumber vitamin yang baik.
Biji-biji serial mengandung sedikit vitamin B2 sehingga ransum unggas
yang terdiri dari kebanyakan biji tersebut mempunyai kecenderungan
untuk kekurangan vitamin tersebut. Sumber lain dari riboflavin yaitu :
susu, telur, daging, leguminosa, dan hijauan.
4. Vitamin B6 ( Piridoksin )
Vitamin B6 terdapat pada sebagian besar makanan sebagai protein
kompleks dari peridoksal dan peridoksamina fosfat. Vitamin ini terdapat
pada : urat daging, hati, ragi, air susu, makanan hujauan yang banyak
daunnya sebagai suplemen protein nabati, dan biji-bijian sereal.
5. Vitamin B12 ( Sianokobalamina )
Sumber utama bitamin B12 di alam adalah sintesis mikrobial.
Vitamin B12 disintesa oleh jasad renik sehingga makanan yang telah
mengalami fermentasi zat-zat renik merupakan sumber yang baik. Hati
ternak juga merupakan sumber yang baik. Tumbuh-tumbuhan tidak
mengandung vitamin ini kecuali sudah terkontaminasi dengan bakterial
yang memproduksi vitamin tersebut. Vitamin ini dibuat oleh banyak jenis
bakteri dan aktinomisetes, akan tetapi rupanya tidak dibuat oleh ragi atau
jamur. Vitamin ini juga tersebar luas dalam bahan makanan asal hewan
seperti daging, susu, telur, dan ikan.
6. Nikotinamide ( Niasin )
Sumber niasin adalah hati, kacang tanah, biji bungan matahari, dan
lain-lain suplemen protein nabati. Selain itu, susu, daging, hijauan,
butiran (kecuali jagung) merupakan sumber niasin yang baik.
7. Asam Pantotenat
8
Sumber asam pantotenat diantaranya ada : hati, kuning telur, susu,
kentang dan kubis. Selain itu juga terdapat pada biji sereal, suplemen
protein, hijauan, dan ragi.
8. Asam Folat ( Folasin )
Sumber folasin yaitu biji-biji sereal, kedelai, legume, limbah hasil
ternak, hati, sayuran yang berwarna hijau tua, dan butir-butiran.
9. Koline
Sumber koline yaitu hati dan tepung kelenjar, tepung ikan, ragi,
bungkil kacang kedelai, biji sereal, kuni ng telur.
10. Biotin
Sumber utama biotin adalah hati, ragi, molase, kacang tanah, dan
telur. Sebagian besar hijauan yang berdaun banyak merupakan sumber
yang baik.
9
a). Vitamin B1 (Thiamin)
10
c). Vitamin B12
2. Vitamin C
11
menjadi dehydro-L-ascorbid acid, biasanya vitamin Cakan mengalami oksidasi
setelah bereaksi dengan vitamin E. Pada preoses oksidasi vitamin C dapat
dengan mudah melepaskan electron karena aadanya oksidasi
monovalenreversibel menjadi radikal askorbil, yang menyebabkan vitamin C
mampu bereaksi dengan radikal bebas.
Vitamin C dapat diabsorpsi dengan secara aktif dan difusi pada saat berada
dalam bagian usus halus lalu akan diteruskan melalui peredaran darah vena
porta.
Vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin B kompleks dan C, tidak
disimpan melainkan akan dikeluarkan oleh system pembuangan tubuh.
Akibatnya, selalu dibutuhkan asupan vitamin tersebut setiap hari.
Proses Metabolismenya :
Proses pencernaan makanan, baik di dalam lambung maupun usus halus
akan membantu melepaskan vitamin dari makanan agar bisa diserap oleh usus.
Vitamin larut air langsung diserap melalui saluran darah dan ditransportasikan ke
hati.
Proses Metabolisme Vitamin C :
Vitamin C adalah vitamin yang larut air dan biasa disebut asam askorbat.
Vitamin C mudah diserap secara aktif atau mungkin secara nonaktif (difusi) pada
bagian atas usus halus masuk ke peredaran darah melalui vena porta (pembuluh
darah besar yang menuju ke hati lalu ke jantung). Rata-rata penyerapan adalah
90% untuk konsumsi 20-120 mg sehari. Konsumsi tinggi sampai 12 gram (sebagai
pil) hanya diserap sebanyak 16%. Vitamin C kemudian dibawa ke semua jaringan,
konsentrasi tertinggi ada di dalam jaringan adrenal, pituitary dan retina.
Tubuh dapat menyimpan hingga 1.500 mg vitamin C bila konsumsi
mencapai 100 mg sehari. Jumlah ini dapat mencegah terjadinya skorbut (berupa
12
kerusakan mucosa seperti sariawan) selama tiga bulan, Vitamin C dibuang
melalui urine. Karena dibuang melalui urine itu berarti berhubungan dengan
ginjal. Jadi asupan vitamin C dosis tinggi kurang baik untuk penderita gagal ginjal
dan hati.
13
DAFTAR PUSTAKA
Tillman, Allen D., (et al). 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar.
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
14