Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KARAKTERISTIK VITAMIN LARUT AIR BAGI TUBUH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Gizi

Disusun Oleh:

SERLIN YONALISA ONBOTI


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah “Ilmu Gizi ”
yang berjudul "Vitamin Larut Air (Vitamin B dan C)". Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat, tata bahasa maupun materi. Oleh karena itu saran dan kritik
yang membangun dari pembaca sangat saya butuhkan dalam penyempurnaan makalah ini.

Walikota, 21 agustus 2023

DAFTAR ISI

Kata Pengantar_________________________________________________________2Daftar
Isi______________________________________________________________

3Bab I - Pendahuluan

1.1.Latar Belakang__________________________________________________4

1.2.Rumusan Masalah_______________________________________________4

1.3.Tujuan_________________________________________________________5

Bab II – Pembahasan

2.1. Pengertian vitamin larut air_________________________________________6

2.2. Klasifikasi vitamin larut air_________________________________________7

2.3. Proses pencernaan vitamin larut air___________________________________18

1.  Proses metabolisme vitamin larut air__________________________________18


2.  Proses absorbsi dan eksresi vitamin larut air___________________________19

Bab III - Penutup

3.1 Kesimpulan___________________________________________________213.2
Saran__________________________

______________________________21

Daftar Pustaka___________________________________________________________22

BAB I

PENDAHULUAN

1.  Latar Belakang

 Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot
molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan
oleh tubuh. Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan amina
(amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya
vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom
N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang
dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan
berkembang secara normal. Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula
memberikan manfaat kesehatan

Sebagian besar vitamin larut air merupakan komponen system enzim yang banyak terlibat dalam
membantu metabolism energy. Vitamin larut air biasanya tidak di simpan di dalam tubuh dan di
keluarkan melalui urin dalam jumlah kecil. Oleh sebab itu vitamin larut air perlu di konsumsi tiap hari
untuk mencegah kekurangan yang dapat menggangu fungsi tubuh normal.

Vitamin larut air di kelompokan menjadi vitamin C dan vitamin B, viatamin B terdiri dari 8 faktor yang
saling berkaitan fungsinya  di dalam tubuh dan terdapat di dalam bahan makanan yang hampir sama.
Fungsi terkait ddalam proses metabolism sel hidup, baik dalam tumbuh-tumbuhan maupun hewan
sebagai koenzim atau kofaktor.

1.  Rumusan Masalah


1.  Apakah pengertian vitamin larut air?
2.  Apasajakah klasifikasi vitamin larut air ?
3.  Bagaimanakah proses pencernaan vitamin larut air?
4.  Bagaimanakah proses metabolisme vitamin larut air?
5.  Bagaimanakah proses absorbsi dan eksresi vitamin larut air?

1.3 Tujuan

1.  Pengertian vitamin larut air.


2.  Klasifikasi vitamin larut air.
3.  Proses pencernaan vitamin larut air.
4.  Proses metabolisme vitamin larut air.
5.  Proses absorbsi dan eksresi vitamin larut air.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.    Pengertian Vitamin Larut Air

Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot
molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan
oleh tubuh.

Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan amina (amine) yang
mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin
dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N.
Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang
dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan
berkembang secara normal.

Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaat kesehatan. Bila
kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan
vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita
akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Gangguan kesehatan ini
dikenal dengan istilah avitaminosis. Contohnya adalah bila kita kekurangan vitamin A maka kita akan
mengalami kerabunan. Di samping itu, asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat
menyebabkan gangguan metabolisme pada tubuh.
Vitamin larut dalam air adalah vitamin yang hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya
akan segera hilang bersama aliran makanan

Sebagian besar vitamin larut air merupakan komponen sistem enzim yang banyak terlibat dalam
membantu metabolisme energi. Vitamin larut air biasanya tidak disimpan dalam tubuh dan dikeluarkan
melalui urine dalam jumlah kecil. Oleh sebab itu vitamin larut air perlu dikonsumsi setiap hari untuk
mencegah kekurangan yang dapat mengganggu fungsi tubuh normal.

Vitamin larut air dikelompokkan menjadi vitamin C dan vitamin B-kompleks. Vitamin B-kompleks terdiri
dari sepuluh faktor yang saling berkaitan fungsinya didalam tubuh dan terdapat didalam bahan makanan
yang hampir sama. Fungsinya terkait dalam proses metabolisme sel hidup, baik pada tumbuh-tumbuhan
maupun hewan sebagai koenzim dan kofaktor.

 2.2.     Klasifikasi Vitamin Larut Air

Secara klasik, berdasarkan kelarutannya, vitamin digolongkan dalam dua kelompok, yaitu (1) vitamin
yang larut dalam lemak dan (2) vitamin yang larut dalam air, karena yang pertama dapat diekstraksi dari
bahan makanan dengan pelarut lemak dan yang terakhir dengan air. Beberapa vitamin larut lemak adalah
vitamin A, D, E, dan K, yang hanya mengandung unsur- unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Vitamin
yang larut dalam air  terdiri atas asam askorbat (C) dan B-komplek (B1 sampai  B12), yang selain
mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen, juga mengandung nitrogen, sulfur atau kobalt.

Vitamin yang larut dalam air memiliki sifat-sifat umum, antara lain : (1) tidak hanya tersusun atas unsur-
unsur karbon, hidrogen dan oksigen; (2) tidak memiliki provitamin; (3) terdapat di semua jaringan; (4)
sebagai prekusor enzim-enzim; (5) diserap dengan proses difusi biasa; (6) tidak disimpan secara khusus
dalam tubuh; (7) diekskresi melalui urin; (8) relatif lebih stabil, namun pada temperatur berlebihan
menimbulkan kelabilan.

Macam-macam vitamin larut air, antara lain :

Vitamin C
Vitamin B1 (Tiamin)
Vitamin B2 (Riboflavin)
Niasin (Asam Nikotinat/vitamin B3)
Biotin (Vitamin B8)
Asam Pantotenat (Vitamin B5)
Vitamin B6 (Piridoksin, Piridoksal, dan Piridoksamin)
Folat (Asam Folat, Folasin, Pteoril Monoglutamat/vitamin B9)
Vitamin B12

1.  Vitamin C

Vitamin C adalah kristal putih yang mudah larut dalam air. Dalam keadaan kering vitamin C cukup
stabil, tetapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah rusak karena bersentuhan dengan udara (oksidasi)
terutama bila terkena panas. Oksidasi dipercepat dengan kehadiran tembaga dan besi. Vitamin C stabil
dalam larutan alkali, tetapi cukup stabil dalam larutan asam. Vitamin C adalah vitamin yang paling labil.

Fungsi Vitamin C

Vitamin C mempunyai banyak fungsi di dalam tubuh. Diantaranya adalah :

Sintesis Kolagen

Vitamin C dibutuhkan untuk hidroksilasi prolin dan lisin menjadi hidroksiprolin, bahan penting dalam
pembentukan kolagen. Kolagen merupakan senyawa protein yang mempengaruhi integritas struktur sel
disemua jaringan ikat, seperti pada tulang awan, matriks tulang, dentin gigi, membrane kapiler, kulit dan
tendon (urat oto). Dengan demikian, vitamin C berperan dalam penyembuhan luka, patah tulang,
perdarahan di bawah kulit dan perdarahan di gusi.

Sintesis Karnitin, Noradrenalin, Serotonin, dan Lain-lain.

Karnitin memegang peran dalam mengangkut asam lemak-rantai panjang kedalam mitikondria untuk
dioksidasi. Karnitin menurun pada devisiensi vitamin C yang disertai rasa lemah dan lelah.

Absorbsi dan Metabolisme Besi

Vitamin C mereduksi besi feri menjadi fero dalam usus halus sehingga mudah di absorbs. Vitamin C
menghambat pembentukan homosiderin yang sukar dimobilisasi untuk membebaskan besi bila
diperlukan. Absorpsi besi dalam bentuk nonhem meningkat empat kali lipat bila ada vitamin C. Vitamin
C berperan dalam memindahkan besi dari transferin di dalam plasma ke feritin hati.

Absorpsi Kalsium

Vitamin C juga membantu dalam absorpsi kalsium dengan menjaga agar kalsium berada dalam bentuk
larutan.

Mencegah Infeksi

Vitamin C meningkatkan daya tahan terhadap infeksi, kemungkinan karena pemeliharaan terhadap
membrane mukosa atau pengaruh terhadap fungsi kekebalan.

Sumber bahan makanan

Vitamin C pada umumnya hanya terdapat di dalam pangan nabati, yaitu sayur dan buah terutama yang
asam, seperti jeruk, nanas, rambutan, papaya, gandaria, dan tomat. Vitamin C juga banyak terdapat di
dalam sayuran, daun-daunan, dan jenis kol. Kandungan vitamin C beberapa bahan makanan dapat
dilihat pada table berikut.

Tabel nilai vitamin C berbagai bahan makanan (mg/100 gram)

Bahan Makanan Mg Bahan Makanan Mg


Daun singkong 275 Jambu Monyet Buah 197

Daun Katuk 200 Gandaria (masak) 110

Daun Melinjo 150 Jambu Biji 95

Daun Pepaya 140 Pepaya 78

Sawi 102 Mangga Muda 65

Kol 50 Mangga Masak Pohon 41

Kol Kembang 65 Durian 53

Bayam 60 Kedondong (masak) 50

Kemangi 50 Jeruk Manis 49

Tomat Masak 40 Jeruk Nipis 27

Kangkung 30 Nanas 24

Ketela Pohon Kuning 30 Rambutan 58

Dampak Kekurangan Vitamin C

Kekurangan vitamin C menyebabkan sariawan di mulut, kulit cenderung kasar, gusi tidak sehat hingga
gigi mudah goyah dan tanggal, mudah terjadi perdarahan di bawah kulit (sekitar mata dan gusi), cepat
lelah, otot lemah, luka sukar sembuh, mudah mengalami depresi, gampang terkena anemia dengan gejala-
gejala kelelahan sakit kepala dan lekas marah. Kekurangan vitamin C berat menyebabkan penyakit
kudisan.

Dampak Kelebihan Vitamin C

Keracunan vitamin C terjadi jika terlalu banyak konsumsi suplemen vitamin C berlebihan. Efek
keracunan vitamin C tidak akan terjadi jika vitamin C yang dimakan berasal dan makanan, buah –
buahan dan sayuran. Efek dari kelebihan konsumsi suplemen vitamin C overdosis antara lain, seperti
diare, mual, muntah, mulas, kram perut, insomnia, batu ginjal.

Batas maksimal vitamin C yang masih dapat diterima oleh tubuh adalah 2000 mg/hr, melebihi dari dosis
tersebut dapat menyebabkan keracunan. Ketika seseorang mengkonsumsi sejumlah besar vitamin C dalam
bentuk suplemen dalam jangka panjang, tubuh menyesuaikannya dengan menghancurkan dan
mengeluarkan kelebihan vitamin C dari pada biasanya. Jika konsumsi kemudian secara tiba-tiba
dikurangi, tubuh tidak akan menghentikan proses ini, sehingga menyebabkan penyakit kudisan.

1.  Vitamin B1 (Tiamin)

Istilah tiamin menyatakan bahwa zat ini mengandung sulfur (tio) dan nitrogen (amine). Tiamin
merupakan Kristal putih kekuningan yang larut dalam air. Dalam keadaan kering vitamin B1 cukup
stabil. Di dalam keadaan larut vitamin B1 hanya tahan panas bila berada dalam keadaan asam. Dalam
suasana alkali vitamin B1mudah rusak oleh panas atau oksidasi. Kehilangan tiamin oleh pemasakan
bergantung pada lama dimasak, pH, suhu, jumlah air yang digunakan dan dibuang. Tiamin tahan suhu
beku.

Fungsi Vitamin B1

Dalam bentuk pirofosfat (TPP) atau difosfat (TDP), tiamin berfungsi sebagai koenzim berbagai reaksi
metabolism energy. Tiamin dibutuhkan untuk dekarboksilasi oksidatif piruvat menjadi asetil KoA dan
memugkinkan masuknya substrat yang dapat dioksidasi kedalam siklus krebs untuk pembentukan energy.
Asetil KoA yang dihasilkan enzim ini disamping itu merupakan precursor penting lipida asetil kolin, yang
berarti adanya peranan TPP dalam fungsi normal system saraf. Didalam siklus krebs, TPP merupakan
kofaktor pada dekarboksilasi oksidatif alfa-kerogglutarat menjadi suksinil-KoA. TPP juga dibutuhkan
untuk dekarboksilasi asam alfa-keto seperti asam alfa-ketoglutarat dan 2-keto-karboksilat yang diperoleh
dari asam-asam amino metionin, treonin, leusin, isoleusin, dan valin. Tiamin juga merupakan koenzim
reaksi transketolase yang berfunfsi dalam pentose-fosfat shunt, jalur alternative oksidasi glukosa.

Walaupun tiamin dibutuhkan dalam metabolism lemak, protein dan asam nukleat, peranan utamanya
adalah dalam metabolism karbohidrat.

Sumber Bahan Makanan

Sumber makanan vitamin B1 adalah kacang-kacangan, termasuk sayur kacang-kacangan, semua daging
organ, daging tampa lemak, dan kuning telur. Unggas dan ikan juga merupakan sumber tiamin yang
baik. Tiamin didalam serelia utuh terdapat didalam sekam (lapisan aleuron) dan benihn ya. Roti dibuat
dari gandum utuh (whole wheat) kaya akan tiamin.

Dampak Kekurangan

Beri-beri dapat terjadi karena kekurangan thiamin dalam jangka panjang. Penyakit ini ditemukan
pertama kali di Timur Jauh saat pembuatan beras ‘poles’ (polish rice) tersebar luas. Beras yang dipoles
mengakibatkan pembuangan kulit yang kaya akan thiamin. Beri- beri dapat merusak sistem syaraf dan
keracunan otot. Gejala kekurangan yang lain adalah irama jantung yang tidak normal, gagal jantung,
kelelahan, susah berjalan, kebingungan dan kelumpuhan.

Dampak Kelebihan

Pemakaian thiamin yang melebihi normal mempengaruhi sistem syaraf. Hal ini karena reaksi hipersensitif
yang dapat berpengaruh pada kelelahan, sakit kepala, sifat lekas marah dan susah tidur. Sistem darah
dapat terpengaruh, karena denyut nadi menjadi cepat.

1.  Vitamin B2 (Riboflavin)

Dalam bentuk murni, riboflavin adalah kristal kuning. Riboflavin larut air, tahan panas, oksidasi dan
asam, tetapi tidak tahan alkali dan cahaya terutama sinar ultraviolet. Dalam proses pemasakan tidak
banyak yang rusak.

Fungsi Vitamin B2

Riboflavin berfungsi sebagai koenzim. Riboflavin membantu enzim untuk menghasilkan energi dari
nutrisi penting untuk tubuh manusia. Riboflavin berperan pada tahap akhir dari metabolisme energi
nutrisi tersebut.

Sumber Bahan Makanan

Riboflavin terdapat luas di dalam makanan hewani dan nabati, antara lain susu, keju, ayam, hati, daging,
brokoli, bayam, jamur, dan sayuran berwarna hijau. Penggunaan serealia tumbuk atau hasil-hasil serealia
yang diperkaya meningkatkan konsumsi riboflavin.

Dampak Kekurangan

Kekurangan riboflavin dapat menyebabkan gejala seperti iritasi, kulit merah dan keretakan kulit dekat
dengan sudut mata dan bibir seperti halnya sensitivitas yang berlebihan terhadap sinar (photophobia) .
Hal ini dapat juga menyebabkan keretakan pada sudut mulut (cheilosis).

Tanda-tanda awal kekurangan ribovlofin antara lain mata panas dan gatal, tidak tahan cahaya,
kehilangan ketajaman mata, bibir, mulut serta lidah sakit dan panas, pembesaran kapiler darah di
sekeliling mata. Di samping itu dapat pula mengakibatkan bayi lahir sumbing dan gangguan
pertumbuhannya.

 
1.  Niasin (Asam Nikotinat)

Niasin adalah istilah generic untuk asam nikotinat dan turunan alamiyah nikotinamida (niasin amida).
Niasin merupakan Kristal putih yang lebih stabil dari tiamin dan riboflavin. Niasin tahan terhadap suhu
tinggi, cahaya, asam, alkali, dan oksidasi. Niasin tidak rusak oleh pengolahan dan pemanasan normal,
kecuali kehilangan melalui air masakan yang dibuang. Nisin mudan diubah menjadi bentuk aktif
nikotinamida.

Fungsi Niasin

Nikotinamida berfungsi di dalam tubuh sebagai bagian koenzim NAD dan NADP (NADH dan NADPH
adalah bentuk reduksinya). Koenzim-koenzim ini diperlukan dalam reaksi oksidasi-reduksi pada glikolisis,
metabolism protein, asam lemak, pernapasan sel dan detoksifikasi, di mana perannya adalah melepas dan
menerima atom hydrogen. NAD juga berfungsi dalan sintesis glikogen. Niasin membantu kesehatan kulit,
sistem syaraf dan sistem pencernaan.

Sumber Bahan Makanan

Sumber niasin adalah hati, ginjal, ikan, daging, ayam dan kacang tanah. Susu dan telur mengandung
sedikit niasin tetapi kaya triptofan. Sayur dan buah tidak merupakan sumber niasin. Sebagian besar
protein hewani kaya akan triptofan. Untuk membuat suatu penafsiran kasar, protein rata-rata makanan
dapat dianggap mengandung 1% triptofan.

Dampak Kekurangan Niasin

Pada tahap awal tanda-tanda kekurangan niasin adalah kelemahan otot, anoreksia, gangguan pencernaan
dan kulit memerah. Kekurangan berat menyebabkan Pellagra (penyakit kekurangan niacin), menunjukkan
gejala seperti dermatitis, diare dan dementia . Hal ini meluas di bagian selatan US pada awal 1900. Gejala
kekurangan niacin lainnya adalah kehilangan nafsu makan, lemah, pusing dan kebingungan mental. Kulit
dapat menunjukkan gejala dermatitis simetrik bilateral, khususnya pada daerah yang terkena sinar
matahari langsung.

Dampak Kelebihan Niasin

Niasin dalam jumlah yang besar dapat menjadi racun pada sistem syaraf, lemak darah dan gula darah.
Gejala – gejala seperti muntah, lidah membengkak dan pingsan dapat terjadi. Lebih lanjut, hal ini dapat
berpengaruh pada fungsi hati dan dapat mengakibatkan tekanan darah rendah. Vitamin B6 (Piridoksin,
piridoksal, piridoksamin)

1.  Biotin
Biotin adalah suatu karbon monokarboksilat terdiri atas cincin imidasol yang bersatu dengan cincin
tetrahidrotiofen dengan rantai samping asam valerat. Biotin tahan panas, larut air dan alcohol serta
mudah dioksidasi.

Fungsi Biotin

Biotin berfungsi sebagai koenzim pada reaksi-reaksi yang menyangkut penambahan atau pengeluaran
karbon dioksida kepada atau dari senyawa aktif. Sintesis dan oksidasi asam lemak memerlukan biotin
sebagai koenzim. Demikian pula deaminasi, yaitu pengeluaran NH2  dari asam-asam amino tertentu,
terutama asam aspartat, treonin, dan serin serta sintesis purin yang diperlukan dalam pembentukan DNA
dan RNA membutuhkan biotin. Secara metabolic, biotin erat kaitannya dengan asam folat, asam
pantetonat, dan vitamin B12.

Sumber Bahan Makanan

Biotin terdapat dalam banyak jenis makanan dan di dalam tubuh dapat disintesis oleh bakteri saluran
cerna. Sumber yang baik adalah hati, kuning telur, serealia, khamir, kacang kedelai, kacang tanah,
sayuran dan buah-buahan tertentu (jamur, pisang, jeruk, semangka, strawberi). Daging dan buah-buahan
merupakan sumber yang kurang baik. Ketersediaan biologic biotin sebagian ditentukan oleh pengikat
dalam makanan. Dalam putih telur mentah biotin diikat kuat oleh avidin, tetapi bila dimasak akan di
lepas. Devidin mengalami denaturasi dan tidak berbahaya.

Dampak Kekurangan Biotin

Kekurangan biotin jarang terjadi pada manusia. Gejala kekurangan pada manusia atau hewan dapat
terjadi jika memakan putih telur mentah berasal lebih dari 24 butir telur sehari. Gejala kekurangan biotin
 dapat muncul pada pasien rumah sakit yang menggunakan infus. Hal ini dapat menyebabkan gejala
seperti kehilangan nafsu makan, mual, depresi, kelemahan dan kelelahan. Dosis tambahan biotin
diberikan pada pasien untuk mencegah defisiensi.

1.  Asam Pantotenat

Asam pantotenat adalah kristal putih yang larut air, rasa pahit, lebih stabil dalam keadaan larut daripada
kering, serta mudah terurai oleh asam, alkali dan panas kering. Dalam keadaan netral asam pantotenat
tahan terhadap panas basah.

Fungsi Asam Pantotenat


Asam pantotenat berperan dalam metabolisme sebagai bagian dari koenzim A. Koenzim ini berperan
untuk membawa molekul dalam proses pemecahan glukosa, asam lemak dan metabolisme energi. Asam
pantotenat terlibat pula dalam sintesis hormone steroid, kolesterol, fosfolipida, dan porfirin yang
diperlukan untuk pembentukan hemoglobin.

Dampak Kekurangan

Karena Asam Pantotenat banyak terdapat di dalam bahan makanan, kekurangan asam pantotenat jarang
terjadi. Gejala-gejala kekurangannya adalah rasa tidak enak pada saluran cerna, kesemutan dan rasa
panas pada kaki, muntah-muntah, diare yang timbul sekali-sekali, rasa lelah dan susah tidur.

Dampak Kelebihan

Gejala kelebihan kadang-kadang menyebabkan diare dan perut kembung.

1.  Vitamin B6 (Piridoksin, Piridoksal, dan Piridoksamin)

Vitamin B6 terdapat di alam dalam tiga bentuk : piridoksin, piridoksal, dan piridoksamin. Piridoksin
hidroklorida adalah bentuk sintetik yang digunakan sebagai obat. Dalam keadaan difosforilasi, vitamin
B6 berperan sebagai koenzim berupa piridoksal fosfat (PLP) dan piridoksamin (PMP) dalam berbagai
reaksi transaminasi. Di samping itu PLP berperan dalam berbagai reaksi lain.

Fungsi

Vitamin B6 berperan dalam metabolisme asam amino dan asam lemak. Vitamin B6 membantu tubuh
untuk mensintesis asam amino nonesensial. Selain itu juga berperan dalam produksi sel darah merah.

Sumber Bahan Makanan

Vitamin B6 paling banyak terdapat di dalam khamir, kecambah gandum, hati, ginjal, serealia tumbuk,
kacang-kacangan, kentang, dan pisang. Susu, telur, sayur, dan buah mengandung sedikit vitamin B6.
Vitamin B6 di dalam bahan makanan hewani lebih mudah diabsorpsi daripada yang terdapat didalam
bahan makanan nabati.

Dampak Kekurangan
Orang yang mempunyai kadar vitamin B6 rendah, menunjukkan gejala seperti lemah, sifat lekas marah
dan susah tidur. Selanjutnya gejala kegagalan pertumbuhan, kerusakan fungsi motorik dan kejang-kejang,
anemia, penurunan pembentukan antibody, peradangan lidah, serta luka pada bibir, sudut-sudut mulut
dan kuit. Kekurangan vitamin B6 berat dapat menimbulkan kerusakan pada system saraf pusat.

Dampak Kelebihan

Konsumsi vitamin B6 dalam jumlah berlebihan selama berbulan-bulan akan menyebabkan kerusakan
saraf yang tidak dapat diperbaiki, dimulai dengan semutan pada kaki, kemudian mati rasa pada tangan
dan akhirnya tubuh tidak mampu bekerja. Kemudian gejala keracunan adalah kesulitan berjalan,
kelelahan dan sakit kepala. Ketika konsumsi dikurangi, gejala-gejala ini berkurang, tetapi tidak selalu
hilang sepenuhnya. Gejala kelebihan vitamin B6 ini sudah dapat dilihat pada konsumsi sebanyak 25
miligram sehari.

1.  Folat (Asam Folat, Folasin, Pteoril Monoglutamat)

Folasin dan folat adalah nama generic sekelompok ikatan yang secara kimiawi dan gizi sama dengan asam
folat. Ikatan-ikatan ini berperan sebagai koenzim dalam transportasi pecahan-pecahan karbon tunggal
dalam metabolism asam amino dan sintesis asam nukleat.

Fungsi

Folat merupakan bagian dari dua koenzim yang penting dalam sintesa sel-sel baru. Folat dibutuhkan
untuk pembentukan sel darah merah dan sel darah putih dalam sumsum tulang dan untuk
pendewasaannya. Folat berperan sebagai pembawa karbon tunggal dalam pembentukan hem.
Suplementasi folat dapat banyak menyembuhkan anemia parnisiosa, namun gejala gastrointestian, dan
gangguan saraf tetap bertahan.

Sumber Bahan Makanan

Folat terdapat luas dalam bahan makanan terutama dalam bentuk poliglutamat. Folat terutama terdapat
didalam sayuran hijau (istilah folat berasal dari kata latin folium, yang berarti daun hijau), hati, daging
tanpa lemak, serealia utuh, biji-bijian, kacang-kacangan, dan jeruk. Vitamin C yang ada pada jeruk
menghambat kerusakan folat.

Sebanyak 75% folat dalam makanan terdapat dalam bentuk poliglutamat dan sisanya sebagai
monoglutamat. Karena folat mudah rusak pada pemanasa, dianjurkan tiap hari makan buah dan sayur
mentah, atau sayur yang dimasak tidak terlalu matang. Diperkirakan hanya 50% folat berasal dari
makanan dapat diabsorpsi. Folat ternyata disintesis dalam jumlah cukup banyak oleh bakteri usus.

Dampak Kekurangan

Kekurangan folat dapat menyebabkan kekurangan darah. Gejalanya bisa meluas, seperti sel- sel darah
merah tidak matang, yang menunjukkan sintesa DNA yang lambat. Hal ini disebabkan tidak hanya oleh
kekurangan folat tetapi juga oleh kekurangan vitamin B12. Gejala lain dari kekurangan folat adalah rasa
panas pada jantung (heartburn), diare dan sering terkena infeksi karena penekanan pada sistem
kekebalan. Hal ini mempengaruhi sistem syaraf, menyebabkan depresi, kebingungan mental, kelelahan
dan pingsan.

Dampak Kelebihan

Gejala keracunan adalah diare, susah tidur dan sifat mudah marah. Folat dengan dosis tinggi dapat
menutupi kekurangan vitamn B12, karena kedua vitamin ini berhubungan.

1.  Vitamin B12

Vitamin B12 adalah Kristal merah yang larut air. Warna merah karena kehadiran kobalt. Vitamin
B12 secara perlahan rusak oleh asam encer, alkali, cahaya, dan bahan-bahan pengoksidasi dan pereduksi.
Pada pemasakan, kurang lebih 70% vitamin B12 dapat dipertahankan. Sianokobalamin adalah bentuk
paling stabil dank arena itu diproduksi secara komersial dari fermentasi bakteri.

Fungsi

Vitamin B12 berperan penting pada saat pembelahan sel yang berlangsung dengan cepat. Vitamin
B12 juga memelihara lapisan yang mengelilingi dan melindungi serat syaraf dan mendorong pertumbuhan
normalnya. Selain itu juga berperan dalam aktifitas dan  metabolisme sel-sel tulang. Vitamin B12 juga
dibutuhkan untuk melepaskan folat, sehingga dapat membantu pembentukan sel-sel darah merah.

  

Sumber Bahan Makanan

Vitamin B12 hanya ditemukan di dalam daging hewan dan produk-produk hewani. Orang yang hanya
makan sayuran (vegetarian) dapat melindungi diri sendiri melawan defisiensi (kekurangan) dengan
menambah konsumsi susu, keju dan telur. Hal ini berarti sekitar satu cangkir susu atau satu butir telur
untuk satu harinya. Untuk seorang vegetarian yang tidak memakan semua produk dari hewan dapat
memperoleh sumber vitamin B12 dari susu kedelai atau ragi yang sudah ditumbuhkan dalam lingkungan
yang kaya akan vitamin B12.

Dampak Kekurangan

Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan kekurangan darah (anemia), yang sebenarnya disebabkan
oleh kekurangan folat. Tanpa vitamin B12, folat tidak dapat berperan dalam pembentukan sel-sel darah
merah. Gejala kekurangan lainnya adalah sel-sel darah merah menjadi belum matang (immature), yang
menunjukkan sintesis DNA yang lambat. Kekurangan vitamin B12 dapat juga mempengaruhi sistem
syaraf, berperan pada regenerasi syaraf peripheral, mendorong kelumpuhan. Selain itu juga dapat
menyebabkan hipersensitif pada kulit.

Dampak Kelebihan

Tidak diketahui adanya gangguan karena kelebihan vitamin B12. Dosis hingga 1000 mikrogram tidak
menampakkan bahaya, tetapi juga tidak menunjukkan kegunaan. Penganut vegetarisme dianjurkan
memakan suplemen multivitamin yang mengandung vitamin B12.

2.3.Pencernaan Vitamin Larut Air

Vitamin yang larut lemak atau minyak, jika berlebihan tidak dikeluarkan oleh tubuh,  melainkan akan
disimpan. Sebaliknya, vitamin yang larut dalam air yaitu vitamin B kompleks dan C tidak disimpan, 
melainkanakan dikeluarkan oleh sistem pembuangan tubuh. Akibatnya selalu dibutuhkan asupan vitamin
tersebut setiap hari. Vitamin yang alami bisa didapat dari produk sayur, buah dan produk hewani.
Seringkali makanan yang terkandung dalam makanan atau minuman tidak berada dalam keadaan bebas,
melainkan terikat, baik secara fisik maupun kimia. Proses pencernaan makanan, baik didalam lambung
dan usus halus akan membantu melepaskan vitamin dari makanan agar bisa diserap oleh usus.Vitamin
diserap oleh usus dengan proses dan mekanisme yang berbeda. Vitamin larut air langsung diserap melalui
saluran darah dan ditransportasikan ke hati.

 2.4.Metabolisme Vitamin Larut Air

Vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin B kompleks dan C, tidak disimpan melainkan akan
dikeluarkan oleh system pembuangan tubuh. Akibatnya, selalu dibutuhkan asupan vitamin tersebut setiap
hari.

Proses Metabolismenya :
Proses pencernaan makanan, baik di dalam lambung maupun usus halus akan membantu melepaskan
vitamin dari makanan agar bisa diserap oleh usus. Vitamin larut air langsung diserap melalui saluran
darah dan ditransportasikan ke hati. Proses dan mekanisme penyerapan vitamin dalam usus halus
diperlihatkan pada table berikut.

Tabel Proses dan Mekanisme Penyerapan Vitamin dalam Usus Halus

Jenis Vitamin Mekanisme Penyerapan

Vitamin C Difusi pasif (lambat) atau menggunakan Na+ (cepat)

Difusi pasif (apabila jumlahnya dalam lumen usus sedikit), dengan


Vitamin B1 (Tiamin)
bantuan Na+ (bila jumlahnya dalam lumen usus banyak)

Vitamin B2 (Riboflavin) Difusi pasif

Niasin Difusi pasif (menggunakan Na+)

Vitamin B6 (Piridoksin) Difusi Pasif

Folasin (Asam Folat) Menggunakan Na+

Vitamin B12 Menggunakan bantuan factor intrinsic (IF) dari lambung

Proses Metabolisme Vitamin C :

Vitamin C adalah vitamin yang larut air dan biasa disebut asam askorbat. Vitamin C mudah diserap
secara aktif atau mungkin secara nonaktif (difusi) pada bagian atas usus halus masuk ke peredaran darah
melalui vena porta (pembuluh darah besar yang menuju ke hati lalu ke jantung). Rata-rata penyerapan
adalah 90% untuk konsumsi 20-120 mg sehari. Konsumsi tinggi sampai 12 gram (sebagai pil) hanya
diserap sebanyak 16%. Vitamin C kemudian dibawa ke semua jaringan, konsentrasi tertinggi ada di dalam
jaringan adrenal, pituitary dan retina.

 Tubuh dapat menyimpan hingga 1.500 mg vitamin C bila konsumsi mencapai 100 mg sehari. Jumlah ini
dapat mencegah terjadinya skorbut (berupa kerusakan mucosa seperti sariawan) selama tiga bulan,
Vitamin C dibuang melalui urine. Karena dibuang melalui urine itu berarti berhubungan dengan ginjal.
Jadi asupan vitamin C dosis tinggi kurang baik untuk penderita gagal ginjal dan hati.

2.5. Absorbsi dan Ekskresi Vitamin Larut Air

1. Absorbsi dan Ekskresi Vitamin C

Vitamin C dapat dioksidasi secara reversibel menjadi dehidro vitamin C dan katabolisme lebih lanjut
menghasilkan asam oksalat. Vitamin C diekskresikan terutama di dalam urin, sebagian kecil di dalam
tinja dan sebagian kecil lagi di dalam keringat . Metabolisme vitamin C belum banyak diketahui. Oleh
karena itu perlu penelitian lebih lanjut tentang matabolisme vitamin C.

 2.  Absorbsi dan Eksresi Vitamin B

Thiamin mudah  larut dalam air, sehingga thiamin di dalam usus halus mudah diserap kedalam jaringan
mukosa. Di dalam sel epithel mukosa usus thiamin difosforilasikan dengan pertolongan ATP dan sebagai
TPP dialirkan oleh vena porta ke hati. Thiamin total di dalam darah berbentuk TPP, kadarnya 10 ug% di
dalam komponen seluler 1 ug% di dalam plasma leucocyt mengandung TPP dalam konsentrasi tinggi
sampai 100 ug%. Thiamin diekskresikan di dalam urine pada keadaan normal, ekskresi ini paralel
terhadap tingkat konsumsi, tetapi pada kondisi defisien hubungan paralel ini tidak lagi berlaku.

Riboflavin disebabkan dari ikatan-ikatan protein sebagai FAD dan FMN di dalam lambung yang
bersuasana asam. FAD dan FMN kemudian di dalam usus halus dihidrolisis oleh enzim-enzim
pirofosfatase dan fosfatasemenjadi riboflavin bebas. Riboflavin diabsorpsi di bagian atas usus halus secara
aktif oleh proses yang membutuhkan natrium untuk kemudian mengalami fosfo rilasi hingga menjadi
FMN di dalam mukosa usus halus. Ribol=flavin dalam aliran darah sebagian besar terikat pada albumin
dan sebagian kecilpada imunoglobulin. G. Riboflavin dan metabolitnya terutama disimpan di dalam hati,
jantung dan ginjal. Simpanan riboflavin terutama dalam bentuk FAD yang mewakili 70-90% vitamin
tersebut.

Vitamin yang terikat pada protein ini dihidrolisis menjadi biostin yang diabsorpsi bersama biotin dalam
bagian atas usus halus. Biotin diabsorpsi secara aktif dalam  duodenum dan ileum bagian atas, serta
disimpan atau digunakan setelah diubah menjadi biotinil-5-adenilat di dalam hati, otot dan ginjal. Biostin
dihidrolisis menjadi biotin di dalam pelasma. Biotin dan metabolitnya dikeluarkan melalui urin dalam
jumlah 6-50 ug/hari.

Asam pantotenat dikonsumsi sebagai bagian dari KoAyang oleh enzim pospatase dalam saluran cerna
dihidrolisis menjadi 4-fofopantotein dan asam pantotenat kemudian diabsorpsi. KoA disintesis kembali di
dalam sel-sel hati. Asam pantotenat dikeluarkan melalui urin, terutama sebagai hasil metabolisme
Koenzim A.

Sebelum diabsorpsi, vitamin B6 di dalam Makanan yang terutama terdapat dalam bentuk fosforilasi
dihidrolisis oleh enzim fosfatase  di dalam usus halus . Di dalam hati, ginjal, dan otak vitamin
B6difosforilasi kembali untuk kemudian diubah menjadi bentuk PLP oleh enzim oksidasi. Fosforilasi dan
perubahan oksidatif vitamin B6 juga dapat terjadi di dalam sel darah, daerah dimana PLP terikat pada
hemoglobin. Sebanyak 50% jumlah vitamin B6 dalam tubuh disimpan dalam otot. PLP dihati diikat oleh
apoenzim dan beredar di dalam darah dalam keadaan terikat dengan albumin. PLP yang tidak terikat
diubah menjadi asam piridoksat oleh enzim oksidase di dalam hati dan ginjal, yaitu metabolit utama yang
di keluarkan melalui urin.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital
dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Vitamin larut dalam air
adalah vitamin yang hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama
aliran makanan. Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang terlepas akan masuk ke
dalam aliran darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila tidak dibutuhkan, vitamin ini akan
segera dibuang tubuh bersama urin. Oleh karena hal inilah, tubuh membutuhkan asupan vitamin larut air
secara terus-menerus.

Vitamin yang larut dalam air terdiri dari vitamin B dan vitamin C. Kedua vitamin ini diberi nama
berdasarkan label dari tabung-tabung percobaan pada saat vitamin tersebut ditemukan. Selanjutnya
diketahui bahwa tabung percobaan dengan vitamin B ternyata mengandung lebih dari satu vitamin, yang
kemudian diberi nama B1, B2 dst. Kedelapan vitamin B berperan penting dalam membantu enzim untuk
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, dan dalam pembuatan DNA dan sel-sel baru. 

3.2. Saran

Vitamin yang larut dalam air sangatlah penting bagi tubuh, untuk itu sebaiknya kita mengonsumsi
makanan yang mengandung vitamin tersebut untuk memenuhi kebutuhan gizi kita.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita.2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Proses Metabolisme Vitamin Larut Air - http://git-gityudhistira.blogspot.com/2012/02/proses-


metabolisme-vitamin-larut-dalam.html

Apa Itu Vitamin Larut Dalam Air - http://purwatiwidiastuti.wordpress.com/2012/05/13/apa-itu-vitamin-


larut-dalam-air/

Vitamin Larut Air - https://kuntummawar.wordpress.com/2013/05/16/makalah-vitamin-larut-air/

Dasar-Dasar Gizi dan Vitamin - https://chiethalive.wordpress.com/2013/01/19/makalah-dasar-dasar-gizi-


vitamin-dan-larut-air/

Vitamin yang Larut Dalam Air - http://budimotivasi.blogspot.co.id/2012/05/makalah-vitamin-yang-larut-


dalam-air.html

Anda mungkin juga menyukai