Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Vitamin adalah sekelompok senyawa organic berbobot molekul kecil yang
memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme yang tidak dapat
dihasilkan oleh tubuh. Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan
dapat pula memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak
mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit. Secara garis besar,
vitamin dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar, yaitu vitamin yang
larut dalam lemak dan yang larut dalam air.
Sebgaian besar vitamin larut air merupakan komponen system enzim yang
banyak terlibat dalam membantu metabolisme energy. Vitamin larut dalam air
biasanya tidak disimpan di dalam tubuh dan dikeluarkan melalui urin dalam
jumlah kecil. Oleh sebab itu vitamin larut air perlu dikonsumsi tiap hari untuk
mencegah kekurangan yang dapat mengganggu fungsi tubuh normal.
Vitamin larut air dikelompokkan menjadi vitamin C dan vitamin B
kompleks. Vitamin B kompleks terdiri atas sepuluh factor yang saling
berkaitan fungsinya di dalam tubuh dan terdapat di dalam bahan makanan
yang hampir sama. Fungsinya terkait dalam proses metabolisme sel hidup,
baik pada tumbuh-tumbuhan maupun hewan sebagai koenzim dan kofaktor.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud vitamin dan vitamin larut air?
2. Bagaimana karakteristik vitamin larut air?
3. Bagaimanakah fungsinya?
4. Bagaimanakah proses ekskresi atau sekresinya?
5. Bagaimanakah jika seseorang kelebihan vitamin?
6. Bagaimanakah jika seseorang kekurangan vitamin?
7. Apa saja sumber bahan makanannya?

1
1.3. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui yang termasuk vitamin larut air
2. Mengetahui fungsi vitamin
3. Mengetahui sumber bahan makanan yang mengandung vitamin

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Vitamin dan Vitamin Larut Air


Vitamin adalah zat – zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam
jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak dibentuk oleh tubuh. Vitamin
termasuk kelompok zat pengatur perumbuhan dan pemeliharaan kehidupan.
Karena vitamin adalah zat organik maka vitamin dapat rusak karena
penyimpanan dan pengolahan. Vitamin dibedakan menjadi dua yaitu: (1)
vitamin larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K) dan (2) vitamin larut
dalam air (vitamin B dan C).
Sebagian besar vitamin larut air merupakan komponen sistem enzim
yang banyak terlibat dalam membantu metabolisme energi. Vitamin larut air
biasanya tidak disimpan dalam tubuh dan dikeluarkan melalui urine dalam
jumlah kecil. Sehingga vitamin ini perlu dikonsumsi tiap hari untuk
mencegah kekurangan yang dapat mengganggu fungsi normal tubuh.
Vitamin larut air dikelompokkan menjadi vitamin C dan vitamin B-
kompleks. Vitamin B-kompleks terdiri atas 10 faktor yang saling berkaitan
fungsinya di dalam tubuh dan terdapat di dalam bahan makanan yang hampir
sama. Vitamin larut air:
a. Vitamin C
b. Vitamin B1 (Tiamin)
c. Vitamin B2 (Riboflavin)
d. Vitamin B3 (Niasin/Asam nikotinat)
e. Vitamin B5 (Asam pantotenat)
f. Vitamin B6 (Piridoksin, Piridoksal, dan Piridoksamin)
g. Vitamin B8 (Biotin)
h. Vitamin B9 (Asam folat)
i. Vitamin B12 (Kobalamin)

3
2.2. Bagaimana Karakteristik Vitamin Larut Air
vitamin yang larut dalam air atau water-soluble vitamin adalah jenis
vitamin yang bisa larut dalam cairan dan bisa diserap jaringan
tubuh sesegera mungkin. Itu sebabnya tubuh perlu terus-menerus
mendapat asupan vitamin A karena sifatnya tidak disimpan oleh
tubuh.
2.3. Fungsi
a. Vitamin C
Vitamin C mempunyai banyak fungsi di dalam tubuh, sebagai
koenzim atau kofaktor. Beberapa turunan vitamin C digunakan sebagai
antioksidan di dalam industri pangan untuk mencegah proses menjadi
tengik, perubahan warna (browning) pada buah – buahan dan untuk
mengawetkan daging.
1. Sintesis kolagen
Vitamin C diperlukan untuk hidroksilasi prolin dan lisin menjadi
hidroksiprolin, bahan penting dalam pembentukan kolagen. Sehingga
vitamin C berperan dalam penyembuhan luka, patah tulang, perdarahan
di bawah kulit dan perdarahan gusi.
2. Sintesis karnitin, noradrenalin, serotonin, dan lain – lain
Karnitin memegang peranan dalam emngangkut asam lemak rantai
panjang ke dalam mitokondria untuk dioksidasi. Karnitin menurun pada
defisiensi vitamin C yang disertai dengan rasa lemah dan lelah. vitamin
C berperan dalam perubahan triptofan menjadi 5-hidroksitriptofan dan
pembawa saraf serotonin. Vitamin C juga diperlukan untuk oksidasi
fenilalanin dan tirosin serta perubahan folasin menjadi asam
tetrahidrofolat.
3. Absorpsi dan metabolisme besi
Vitamin C mereduksi besi feri menjadi fero dalam usus halus sehingga
mudah diabsorbsi. Vitamin C menghambat pembentukan hemosiderin
yang sukar dimobilisasi untuk membebaskan besi bila diperlukan.

4
Absorbsi besi dalam bentuk nonhem meningkat empat kali lipat bila
ada vitamin C. Vitamin C berperan dalam memindahkan besi dari
transferrin di dalam plasma ke ferritin hati.
4. Absorpsi kalsium
Vitamin C membantu agar kalsium berada dalam bentuk larutan.
5. Mencegah infeksi
Vitamin C meningkatkan daya tahan terhadap infeksi, kemungkinan
karena pemeliharaan terhadap membrane mukosa atau pengaruh
terhadap fungsi kekebalan. Tetapi konsumsi vitamin C dosis tinggi
secara rutin tidak dianjurkan.
6. Mencegah kanker dan penyakit jantung
Vitamin C dikatakan dapat mencegah dan menyembuhkan kanker,
kemungkinan karena vitamin C dapat mencegah pembentukan
nitrosamine yang bersifat karsinogenik. Di samping itu peranan vitamin
C sebagai antioksidan diduga dapat mempengaruhi pembentukan sel-sel
tumor. Hal-hal ini hingga sekarang belum dapat dibuktikan secara
ilmiah. Vitamin C diduga dapat menurunkan taraf trigliserida serum
tinggi yang berperan dalam terjadinya penyakit jantung.
b. Vitamin B1 (Tiamin)
Dalam bentuk pirofosfat (TPP) atau difosfat (TDP), tiamin
berfungsi sebagai koenzim berbagai reaksi metabolisme energi. Walupun
tiamin dibutuhkan dalam metabolisme lemak, protein dan asam nukleat,
peran utamanya adalah dalam metabolisme karbohidrat.
c. Vitamin B2 (Riboflavin)
Riboflavin mengikat asam fosfat dan menjadi bagian dari dua jenis
koenzim FMN dan FAD yang berperan dalam reaksi oksidasi – reduksi
dalam sel sebagai pembawa hidrogen dalam transpor elektron dalam
mitokondria. Keduanya juga merupakan koenzim dehidrogrnase yang
mengkatalisis langkah pertama dalam oksidasi berbagai taham
metabolisme gukosa dan glukosa. Orang dewasa yang menderita
kekurangan tiroksin menunjukkan kekurangan riboflavin.
d. Vitamin B6 (Piridoksin, Piridoksal, dan Piridoksamin)
5
Berperan dalam bentuk fosforilasi PLP dan MPM sebagai koenzim
terutama dalam transaminasi, dekarboksilasi, dan reaksi lain yang
berkaitan dengan metabolisme protein. Piridoksin berada dalam otak
dalam konsentrasi tinggi walaupun pada taraf plasma rendah. Kelainan
otak seperti demensia mungkin disebabkan oleh kurangnya pengambilan
vitamin – vitamin tertentu terutama vitamin B6 oleh otak.

e. Vitamin B12 (Kobalamin)


Diperlukan untuk mengubah folat menjadi bentuk aktif, dan dalam fungsi
normal metabolisme semua sel, terutama sel – sel saluran cerna, sumsum
tulang, dan jaringan saraf. Reaksi metionin sintetase dan reaksi
metilmalonil – KoA mutase diperlukan untuk degradasi asam propionat
dan asam lemak rantai ganjil terutama dalam sistem saraf. Diduga
gangguan sistem saraf pada kekurangan vitamin ini disebabkan oleh
gangguan aktivitas enzim ini.
f. Vitamin B3 (Niasin)
Nikotinamida berfungsi di dalam tubh sebagai bahan koenzim NAD dan
NADP (NADH dan NADPH adalah bentuk reduksinya). Koenzim-
koenzim ini diperlukan dalam reaksi oksidasi-reduksi pada gliklisis,
metabolisme protein, asam lemak, pernafasan sel dan detoksifikasi,
dimanan peranannya adalah melepas dan menerima atom hydrogen. NAD
juga berfungsi dalam sintesis glikogen.
g. Vitamin B5(Asam pantotenat)
Peranan utama asam pantoneat adalah sebagai bagian joenzim A, yang
diperlukan dalam berbagai reaksi metabolisme sel. Sebagian dari asetil
KoA, asma pantotenat terlibat dalam berbagai reaksi yang berkaitan
dengan metabolisme karbohidrat dan lipida, termasuk sintesis dan
pemecahan asam lemak. Asam pantotenat juga terlibat pula dalam sintesis
steroid, kolesterol, fosfolipida, dan porfirin yang diperlukan untuk
pembentukan haemoglobin.
h. Vitamin B8 (Biotin)

6
Biotin berfungsi sebagai koenzim pada reaksi-reaksi yang menyangkut
penambahan dan pengeluaran karbon dioksida kepada atau dari senyawa
aktif. Sintesis dan oksidasi asam lemak memerlukan biotin sebagai
koenzim.
i. Vitamin B9 (Folat)
Fungsi utama koenzim folat (THFA) adalah memindahkan atom akrbon
tunggal dalam bentuk gugus formil, hidroksimetil atau metil dalam reaksi-
reaksi penting metabolisme beberapa asam amino dan sintesis asam
nukleat. THFA berperan dalam sintesis purin-purin guanine dan adenine
serta pirimidin timin, yaitu senyawa-senyawa yang digunakan dalam
pembentukan DNA dan RNA. Di sam ping itu folat dibutuhkan untuk
pembentukan sel darah merah dan sel darah putih dalam sumsum tulang
dan untuk pendewasaannya.

2.4. Proses Ekskresi atau Sekresi


a. Vitamin C
b. Vitamin B1 (Tiamin)
Ekskresi tiamin dilakukan melalui urin dalam bentuj utuh dan sebgaian
kecil dalam bentuk metabolit, terutama tiamin difosfat dan disulfit.
Ekskresi tiamin melalui urin menurun dengan cepat pada kekurangan
tiamin.
c. Vitamin B2 (Riboflavin)
Riboflavin dan FMN dalam aliran darah sebagian besar terikat pada
albumin dan sebgaian kecil pada immunoglobulin G. Riboflavin dan
metabolitnya terutama disimpan di dalam hati, jantung, dan ginjal.
Simpanan riboflavin terutama dalam bentuk FAD yang mewakili 70-90%
vitamin tersebut. Konsentrasinya lima kali FMN dan lima puluh kali
riboflavin. Sebanyak 200 µg riboflavin dan metabolitnya dikeluarkan
melalui urin tiap hari. Jumlahnya bergantung pada konsumsi dan
kebutuhan jaringan.
d. Vitamin B6 (Piridoksin, Piridoksal dan Piridoksamin)

7
Sebanyak 50% jumlah vitamin B6 dalam tubuh disimpan dalam otot. Di
dalam hati diikat oleh apoenzim dan beredar di dalam darah dalam
keadaan terikat dengan albumin. Yang tidak terikat diubah menjadi asam
piridoksat oleh enzim oksidase di dalam hati dan ginjal, yaitu metabolit
utama yang dikeluarkan melalui urine.

e. Vitamin B12
Hanya sebgaian kecil Vitamin B12 diekskresikan melalui ginjal ke dalam
urin. Vitamin B12 yang melebihi kapasitas mengikat vitamin dalam darah
diekskresikan dalam urin. Pada kondisi fisiologis Vitamin B12 terutama
terdapat dalam cairan empedu. Konsentrasinya dalam empedu terdapat
sepuluh kali dalam urin
f. Vitamin B3 (Niasin)
Di dalam usus halus niasin dihidrolisis dan diabsobsi sebagai asam
nikotinat, nikotinamida dan Nikotinamida Mononukleotida (NMN).
Kelebihan niasin dibuang melalui urin
g. Vitamin B5 (Asam Pantotenat)
Asam pantotenat dikeluarkan melalui urin, terutama sebagai hasil
metabolisme koenzim A. nilai darah normal adalah >100 µg/dL dan
ekskresi melalui urine sebanyak 1-15 mg/hari. Dengan makanan adekuat,
sebanyak 2-7 mg/hari dikeluarkan melalui urine dan 1-2 mg/hari melalui
feses.
h. Vitamin B8 (Biotin)
Biotin diabsorbsi secara aktif dalam duodenum dan ileum bagian atas,
serta disimpan atau digunakan setela diubah menjadi biotinil-5-adenilat di
dalam hati, otot dan ginjal. Biostin dihidrolisis menjadi biotin di dalam
plasma. Biotin dan metabolitnya dikeluarkan melalui urin dalam jumlah
6-50 µg/hari
i. Vitamin B9 (Folat)
Folat dikeluarkan melalui feses dan urine sebagai 5-metil- H 4 folat.
Jumlah folat yang dikeluarkan tiap hari melalui feses danurin hamper

8
sama dengan jumlah yang terdapat dalam simpanan tubuh, yang umurnya
adalah kurang lebih 100 hari. Persediaan folat habis dalam waktu 20
minggu.

2.5. Kelebihan Vitamin


a. Vitamin C
Konsumsi vitamin C setiap hari secara berlebihan dapat
menimbulkan hiperoksaluria dan resiko lebih tinggi terhadap batu ginjal.
Resiko batu oksalat dengan suplemen vitamin C dosis tinggi dengan
demikian rendah, akan tetapi hal ini dapat menjadi berarti pada seseorang
yang memiliki kecenderungan untuk pembentukan batu ginjal.
b. Vitamin B1 (Tiamin)
Pemakaian thiamine yang melebihi normal mempengaruhi system syaraf.
Hal ini karena hipersensifitif yang dapat berpengaruh pada kelelahan,
sakit kepala, sifat lekas marah dan susah tidur. System darah dapat
terpengaruh, karena denyut nadi menjadi cepat.
c. Vitamin B2 (Riboflavin)
Belum diketahui tanda – tanda kelebihan riboflavin.
d. Vitamin B6 (Piridoksin, Piridoksal dan Piridoksamin)
Konsumsi vitamin ini dengan jumlah berlebihan selama berbulan –
bulan akan menyebabkan kerusakan saraf yang tidak dapat diperbaiki,
dimulai dengan semutan pada kaki, kemudian mati rasa pada tangan dan
akhirnya tubuh tidak mampu bekerja. Gejala kelebihan vitamin ini sudah
dapat dilihat dalam konsumsi sebanyak 25 miligram sehari.
e. Vitamin B12
Tidak diketahui adanya gangguan karena kelebihan vitamin ini. Dosis
hingga 1000 μg tidak menampakkan bahaya, tetapi juga tidak
menunjukkan kegunaan. Penganut vegetarisme dianjurkan memakan
suplemen multivitamin yang mengandung vitamin B12.
f. Vitamin B3 (Niasin)
Niasin dalam jumlah yang besar dapat menjadi racun pada system syaraf,
lemak darah dan gula darah. Gejala-gejala seperti muntah, lidah
9
membengkak dan pingsan dapat terjadi. Lebih lanjut, hal ini dapat
berpengaruh pada fungsi hati dan dapat mengakibatkan tekanan darah
rendah.
g. Vitamin B5 (Asam Pantotenat)
Gejala kelebihan kadang-kadang menyebabkan diare dan perut kembung
h. Vitamin B8 (Biotin)
Akibat kelebihan biotin belum diketahui
i. Vitamin B9 (Folat)
Pada penyakit kronis yang dihubungkan dengan kemungkinan defisiensi
folat biasanya diberikan suplemen asam folat sebanyak 1 mg per sehari.
Gangguan absorbs, anemia dan penyakit saluran cerna pada sprue tropis
bisanya diberi asam folat sampai 5 mg sehari di samping obat-obat lain.

2.6. Kekurangan Vitamin


a. Vitamin C
Kekurangan vitamin C menyebabkan skorbut. Tanda-tanda awal
antara lain lelah, lemah, nafas pendek, kejang otot, tulang, otot dan
persendian sakit serta kurang nafsu makan, kulit menjadi kering, kasar
dan gatal, warna merah kebiruan dibawah kulit, perdarahan gusi,
kedudukan gigi menjadi longgar, mulut dan mata kering dan rambut
rontok. Kekurangan vitamin C juga dapat menyebabkan sariawan di
mulut, luka sukar sembuh, mudah mengalami depresi, gampang
mengalami anemia dengan gelaja-gejala kelelahan sakit kepala dan lekas
marah. Kekurangan vitamin C berat menyebabkan penyakit kudisan.
b. Vitamin B1
Gejala klinik kekurangan tiamin terutama menyangkut system
saraf dan jantung, yang dalam keadaan berat dinamakan ber-beri, yaitu
beri-beri basah dan beri-beri kering. Beri-beri basah ditandai oleh sesak
nafas dan edema setelah mengalami rasa lelah berkepanjangan. Tanda-
tanda ini menunjukkan kegagalan jantung. Ber-beri kering ditandai oleh
kelemahan otot luar biasa dan degenerasi saraf perifer yang dapat
berlanjut dengan kelumpuhan kaki.
10
c. Vitamin B2
Kekurangan riboflavin dapat menyebabkan gejala seperti irtasi,
kulit merah dan keretakan kulit dekat dengan sudut mata dan bibir seperti
halnya sensivitas yang berlebihan terhadap sinar (photopobia). Hal ini
juga dapat menyababkan keretakan pada sudut mulut (cheilosis).
Tanda-tanda awal kekurangan riboflavin antara lain mata panas
dan gatal, tidak tahan cahaya, kehilangan ketajaman mata, bibir, mulut
serta lidah sakit dan panas, pembesaran kapiler darah di sekeliling mata.
Di samping itu dapat pula mengakibatkan bayi lahir sumbing dan
gangguan pertumbuhannya.
d. Vitamin B6
Orang yang mempunyai kadar vitamin B6 rendah, menunjukkan
gejala seperti lemah, sifat lekas narah dan susah tidur. Selanjutnya gejala
kegagalan pertumbuhan, kerusakan fungsi motoric dan kejang-kejang,
anemia, penurunan pembentukan antibody, peradangan lidah serta luka
pada bibir, sudut-sudut mulut dan kulit. Kekurangan vitamin B6 dapat
menimbulkan kerusakan pada system saraf pusat.
e. Vitamin B12
Kekurangan vitamin ini jarang terjadi karena kekurangan dalam
makanan, akan tetapi sebagian besar sebagai akibat penyakit saluran cerna
atau pada gangguan absorpsi dan transportasi. Salah satu gejala
kekurangan vitamin ini adalah anemia karena kekurangan folat.
Kekurangan Vitamin B12 menimbulkan dua jenis sindroma.
Gangguan sintesis DNA menyebabkan gangguan perkembangbiakan sel –
sel, terutama sel – sel yang cepat membelah. Sindrom kedua berupa
gangguan saraf yang menunjukkan degenerasi otak, saraf mata, saraf
tulang belakang dan saraf perifer. Tandanya adalah mati rasa, semutan,
kaki terasa panas, kaku dan rasa lemah pada kaki. Kekurangan ini lebih
banyak terjadi pada orang tua karena makan yang tidak teratur.
f. Vitamin B3 (Niasin)
Pada tahap awal tanda-tanda kekuangan niasin adlah kelemahan otot,
anoreksia, gangguan pencernaan dan kulit memerah. Kekurangan berat
11
menyebabkan Pellagra (penyakit kekurangan niasin), menunjukkan gejala
seperti dermatitis, diare dan dementia. Gejala kekurangan niacin lainnya
adalah kehilangan nafsu makan, lemah, pusing dan kebingungan mental.
Kulit dapat menunjukkan gejala dermatitis simetrik bilateral, khususnya
pada daerah ang terkena sinar matahari langsung.
g. Vitamin B5 (Asam pantotenat)
Karena asam pantotenat terdapat luas di dalam bahan mekanan,
kekurangan asam panteotenat jarang terjadi. Gejala-gejala kekurangan
adlah rasa tidak enak pada saluran cerna, kesemutan dan rasa panas pada
kaki, muntah-muntah, diare yang timbul sekali-kali, rasa lelah, dan susah
tidur.
h. Vitamin B8 (Biotin)
Gejala kekurangan biotin jarang terjadi pada manusia. Gejala kekurangan
pada manusia atau hewan dapat terjadi jika memakan putih telur mentah
berasal lebih dari 24 butir telur sehari. Gejala kekurangan biotin bisa
terjadi bila seseorang bergantung secara total pada pemberian zat gizi
melalui parenteral (tidak melalui saluran cerna)
i. Vitamin B9 (Folat)
Kekurangan folat dapat menyebabkan kekurangan darah. Gejalanya bisa
meluas, seperti sel-sel darah merah tidak matang, yang menunjukkan
sintesa DNA yang lamba. Hal ini disebabkan tidak hanya kekurangan
folat tetapi juga oleh kekurangan vitamin B12. Gejala lain dari kekurangan
folat adlah rasa panas jantung (heartburn), diare dan sering terkena infeksi
karena penekanan pada system kekebalan. Hal ini mempengaruhi system
syaraf, menyebabkan depresi, kebingungan mental, kelelahan dan pingsan

2.7. Sumber Bahan Makanan


a. Vitamin C
Pada umumnya hanya terdapat di dalam pangan nabati, yaitu sayur
dan buah terutama yang asam seperti jeruk, nenas, rambutan, pepaya,
gandaria, dan tomat. Vitamin C juga banyak terdapat di dalam sayuran
daun – daunan dan jenis kol.
12
b. Vitamin B1 (Tiamin)
Sumber utama tiamin di dalam makanan adalah serealia tumbuk /
setengah giling.di Indonesia serealia yang di makan sebagai makanan
pokok adalah beras. Sumber lain adalah kacang – kacangan, termasuk
sayur kacang – kacangan, semua daging organ, daging tanpa lemak, dan
kuning telur. Unggas dan ikan juga merupakan sumber tiamin yang baik.
Roti dibuat dari gandum utuh kaya akan tiamin.
c. Vitamin B2 (Riboflavin)
Riboflavin terdapat luas di dalam makanan hewani dan nabati,
yaitu di dalam susu, keju, hati, daging, dan sayuran berwarna hijau.
Penggunaan serealia tumbuk atau hasil – hasil serealia yang diperkaya
akan meningkatkan konsumsi riboflavin.
d. Vitamin B6 (Piridoksin, Piridoksal, dan Piridoksamin)
Vitamin B6 paling banyak terdapat di dalam khamir, kecambah
gandum, hati, ginjal, serealia tumbuk, kacang – kacangan, kentang, dan
pisang. Susu, telur, sayur, dan buah mengandung sedikit vitamin B6.
e. Vitamin B12 (Kobalamin)
Semua vitamin B12 alami diperoleh sebagai hasil sintesis bakteri,
fungi atau ganggang. Sumber utama vitamin ini adalah makanan protein
hewani yang memperolehnya dari hasil sintesis bakteri di dalam usus,
seperti hati, ginjal, disusul oleh susu, telur, ikan, keju, dan daging. Vitamin
B12 dalam sayuran ada bila terjadi pembusukan atau pada sintesis bakteri.
f. Vitamin B3 (Niasin)
Sumber niasin adalah hati, ginjal, ikan, daging, ayam dan kacang tanah.
Susu dan telur mengandung sedikit niasin tetapi kaya triptofan. Sayur dan
buah tidak termasuk sumber niasin. Sebagian besar protein hewani kaya
akan triptofan. Untuk membuat suatu penaksiran kasar, protein makanan
rata-rata dapat dianggap mengandung 1% triptofan.
g. Vitamin B5 (Asam pantotenat)
Sesuai dengan istilah pantotenat, yang berarti luas, asam pantotenat
terdapat di dalam semua jaringan hewan dan tumbuh-tumbuhan. Sumber

13
paling baik adalah hati, ginjal, kuning telur, daging, ikan, ungags, serelia
utuh dan kacang-kacangan. Sekitar 33% asam pantotenat hilang dalam
proses pemasakan dan sekitar 50% hilang pada proses penggilingan beras
h. Vitamin B8 (Biotin)
Biotin terdapat dalam banyak jenis makanan dan di dalam tubuh dapat
disintesis oleh bakteri saluran cerna. Sumber yang baik adlah hati, kuning
telur, serelia, khamir, kacang kedelai, kacang tanah, sayuran dan buah-
buahan ttertentu (pisang, jeruk, semangka, strawberry). Daging dan buah-
buahan merupakan sumber yang kurang baik. Ketersediaan biologic biotin
sebagian ditentukan oleh pengikat dalam makanan. Dalam putih telur
mentah biotin diikat kuat oleh avidin, tetapi bila dimasak akan dilepas,
avidin mengalami denaturasi dan tidak berbahaya.
i. Vitamin B9 (Folat)
Folat terdapat luas di dalam bahan makanan terutama dalam bentuk
poliglutamat. Folat terutama terdapat di dalam sayuran hijau, hati, daging
tanpa lemak, serelia utuh, biji-bijian, kacang-kacangan, dan jeruk.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Vitamin adalah senyawa organic dalam jumlah mikro yang sangat
esensial dalam fungsi kebanyakan bentuk tubuh, tetapi tidak dapat
disintesa oleh beberapa organisme dan harus diperoleh dari luar tubuh.
Vitamin yang larut dalam air terbagi atas vitamin C dan vitamin B
kompleks. Vitamin B kompleks sendiri terbagi lagi atas Vitamin B1
(Tiamin), Vitamin B2 (Riboflavin), Vitamin B3 (Niasin/Asam nikotinat),
Vitamin B5 (Asam pantotenat), Vitamin B6 (Piridoksin, Piridoksal, dan
Piridoksamin), Vitamin B8 (Biotin) , Vitamin B9 (Asam folat), Vitamin B12
(Kobalamin). Vitamnin dapat diperoleh dari berbagai sumber makanan,
baik sayur maupun buah. Kekurangan terhadap suatu vitamin dapat
menimbulkan berbagai penyakit sesuai dengan jenis vitaminnya. Rata-rata
eksresi vitamin yang larut dalam air keluar dalam bentuk urin

3.2 Saran
Kami sebagai penulis dapat berharap kepada para pembaca, setelah
membaca makalah ini. Para pembaca apalagi para mahasiswa keperawatan
dapat mengetahui tentang apa itu Vitamin yang Larut Dalam Air dalam
ilmu keperawatan. Dalam makalah ini tentunya masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu memohon koreksinya agar kedepan makalah kami lebih
baik dan bermanfaat.

15

Anda mungkin juga menyukai