Anda di halaman 1dari 14

Identifikasi Senyawa Obat Golongan Vitamin

PENDAHULUAN
• Vitamin mikro komponen (terdapat dalam jumlah kecil dalam makanan), tapi
sangat penting bagi beberapa fungsi tubuh untuk menjaga kelangsungan kehidupan dan
pertumbuhan
• Nutrisi tanpa kalori : molekul kecil
• Tidak diproduksi oleh manusia, diperoleh dari makanan sehari – hari
• Vitamin larut air : B dan C
• Vitamin larut lemak : A, D, E, K
• Fungsi : Sebagai kofaktor (elemen pembantu) untuk reaksi enzimatik
Vitamin Larut Air
Karena kelarutannya dalam air ,kelebihan vitamin ini akan diekskresikan ke dalam urin dan
dengan demikian jarang tertimbun dalam konsentrasi yang toksik.Penyimpanan vitamin B
kompleks bersifat terbatas (kecuali kobalamin) sebagai akibatnya vitamin B kompleks harus
dikomsumsi secara teratur.
Diantara vitamin-vitamin yang larut dalam air, dikenali keadaan defisiensi berikut ini :
1. Penyakit beri-beri (defisiensi tiamin).
2. Keilosis, glositis, sebore, dan fotofobia (defisiensi riboflavin)
3. Pellagra (defisiensi niasin).
4. Neuritis perifer (defisiensi piridoksin).
5. Anemia megaloblastik, asiduria metilmalonat dan anemia pernisiosa (defisiensi
kobalamin).
6. Anemia megaloblastik (defisiensi asam folat).
7. Penyakit skorbut/skurvi (defisiensi asam askorbat).
Kelompok dari vitamin B kompleks: Tiamin ( vitamin B 1 ). Riboflavin ( vitamin B2 ). Niasin (asam
nikotinat, nikotinamida, vitamin B3 ). Asam pantotenat ( vitamin B5 ). Vitamin B6 (piridoksin,
pridoksal, piridoksamin). Biotin. Vitamin B12 (kobalamin ). B9(Asam folat)
Sifat vitamin B
• Sifat-sifat vitamin B diantaranya larut dalam air, memberi wama fluorosens kuning-kehija
uan
• tidak larut dalam pelarut lemak, mudah rusak oleh cahaya dan sinar UV
• tahan terhadap pemanasan
• oksidator, asam dan sangat sensitif terhadap basa
1. Vitamin B1
 Vitamin B1 adalah vitamin yang termasuk dalam kelompok vitamin larut dalam air
 Vitamin B1 merupakan salah satu vitamin yang dibutuhkan untuk menambahkan nafsu
makan,membantu penggunaan karbohidrat dalam tubuh dan sangat berperan dalam
sistem syaraf.
 Fungsi tiamin adalah mengatasi gangguan saraf otot seperti nyeri, rematik, mengobati
defisiensi beri - beri, lesu, jantung berdebar - debar dan mengatasi ganguan
metabolisme (Widodo, 2004; Pavlovic, 2013)
2. Vitamin B6 (Pyridoksine HCL)
• Kelompok vitamin B6 terdiri dari piridoksol (piridoksin), piridoksal dan
piridoksamin.
• Membantu produksi sel darah merah dan meringankan gejala hipertensi (darah
tinggi), asma, serta PMS.
• vitamin ini berperan sebagai salah satu senyawa koenzim A yang digunakan tubuh
untuk menghasilkan energi melalui jalur sintesisasam lemak, seperti spingolipid dan
fosfolipid.
• vitamin B6 berperan sebagai koenzim berupa piridoksal fosfat (PLP) dan
piridoksamin (PMP) dalam berbagai reaksi transaminasi.
3. Vitamin B9 (Asam Folat = Asam Pteroil Glutamat)
• Asam folat tersusun dari 2-amino-4-hidroksi pteridin dan asam p-amino benzoat yang
mengikat asam p-amino glutamma
• sebagai prekursor dalam produksi DNA dan RNA
• Stabil pada pemanasan suasana netral dan alkali
• Sumber vitamin B9 : Tumbuhan,daging gandum dll
• Vitamin B9 ini cepat larut dalam air, dan memiliki 1 residu asam yang disebut “asam
pteroilglutamat’
4. Vitamin B 12
• Vitamin B12 adalah suatu vitamin yang sangat kompleks molekulnya
• mengandung sebuah atom kobalt yang terhubung dengan besi yang terhubung dalam
hemoglobin atau magnesium dalam klorofil.
• Vitamin B12 terjadi dalam beberapa bentuk, dan dikenal sebagai kobalamina
• sianokobalamina merupakan salah satu bentuk yang paling aktif.
• Sianokobalamina larut dalam udara, tahan terhadap panas, inaktif oleh cahaya, asam
keras atau larutan alkali. Hanya sedikit yang hilang oleh cara pemasakan normal
5. Vitamin C
 Vitamin C adalah vitamin yang termasuk dalam kelompok vitamin larut dalam air
 Vitamin C berbentuk kristal putih, merupakan suatu asam organik dan termasauk asam,
tetapi tidak berbau dalam larutan. Vitamin C mudah rusak karena oksidasi oleh oksigen
dari udara dan juga karena suhu, tetapi lebih stabil bila terdapat dalam bentuk kristal
(Wardani, L.A.,2012)
 Vitamin C diperlukan untuk kesehatan substansi matriks jaringan ikat, integritas epitel
melalui zat perekat antar sel, berperan dalam pertumbuhan tulang dan gigi, kesehatan
epitel pembuluh darah dan menurunkan kolesterol (Harper, 1979)
6.Vitamib B2 (Riboflavin)

 Riboflavin adalah nutrisi yang sangat penting bagi perkembangan jaringan tubuh,
produksi sel darah merah, dan membantu pelepasan energi yang bersumber dari
protein.
 Termasuk Vitamin yang larut dalam air
 Vitamin B2 bisa diperoleh dari beberapa jenis makanan, seperti produk susu, roti, daging
rendah lemak, jeroan, telur, kacang-kacangan, nasi, dan sayuran hijau.
 Vitamin B2 diperlukan untuk mengatasi anemia, meredakan migrain, menurunkan kadar
asam amino (homocysteine) yang terlalu tinggi di dalam darah, dan mencegah katarak.
Vitamin larut lemak
Vitamin yang larut dalam lemak merupakan molekul hidrofobik apolar, yang semuanya adalah
derivat isoprene.
Molekul-molekul ini tidak disintesis tubuh dalam jumlah yang memadai sehingga harus disuplai
dari makanan. Pemasokan vitamin- vitamin yang larut dalam lemak ini memerlukan absorbsi
lemak yang normal agar vitamin tersebut dapat diabsorbsi secara efisien.
Begitu diabsorbsi molekul vitamin tersebut harus diangkut dalam darah yaitu oleh lipoprotein
atau protein pengikat yang spesifik.
Vitamin yang larut di dalam lemak adalah vitamin A, D, E, dan K.
Keadaan yang mempengaruhi proses pencernaan dan penyerapan seperti steatore dan kelainan
sistem biliaris dapat mempengaruhi proses penyerapan vitamin- vitamin yang larut dalam
lemak, sehingga dapat menimbulkan keadaan defisiensi. Defisiensi gizi akan mempengaruhi
fungsi vitamin- vitamin tersebut
1. Vitamin A
Vitamin A merupakan salah satu jenis vitamin larut dalam lemak yang berperan penting
dalam pembentukan sistem penglihatan yang baik. Terdapat beberapa senyawa yang
digolongkan ke dalam kelompok vitamin A, antara lain retinol, retinil palmitat, dan retinil
asetat.
2. Vitamin D
Vitamin D (kalsiferol) merupakan vitamin yang mudah larut dalam lemak dan
merupakan praomon jenis sterol. Vitamin D merupakan kelompok senyawa sterol yang
terdapat di alam. 2 jenis vitamin D yang penting yaitu Vitamin D 2 (ergokalsiferol) dan vitamin
D3 (kolekalsiferol). Vitamin D2 banyak terdapat dalam bahan nabati seperti ragi dan Vitamin
D3 banyak terdapat dalam minyak hati ikan.
Umumnya vitamin D stabil terhadap pemanasan, asam dan oksigen. Vitamin D secara
lambat didestruksi bila lingkungannya alkalis, terutama bila terdapat udara dan cahaya.
Pemanasan dengan hidrogen peroksida tidak merusak vitamin D tetapi vitamin A akan rusak.

3. Vitamin E
Vitamin E (Tokoferol) berasal dari kata Tokos berarti kelainan dan pherein berarti
mengandung, sehingga vitamin E dihubungkan dengan fertilitas. Vitamin E dapat berupa
minyak, tidak dapat dikristalkan, viskositas tinggi, tahan terhadap suhu, alkali, asam dan
reduktor alamiah yang kuat, digunakan sebagai pelindung terhadap peroksida jaringan.
Sifat kimia vitamin E adalah sifat antioksidan. Vitamin E menghambat kerusakan jaringan
paru – paru dari oksidan – oksidan udara seperti udara yang bercampur asap dan kabut.
Vitamin E juga dapat mencegah anemia hemolitik odem dan kelainan – kelainan tertentu
pada kulit. Vitamin E berfungsi untuk memelihara Kesehatan kulit, kesuburan organ
reproduksi, mata, sel darah, dan otak
4. Vitamin K
Vitamin K adalah sekumpulan senyawa dengan antiquinon, vitamin K masalnya vitamin
K1 berasal dati tanaman, vitamin k2 berasal dari ikan dan daging, vitamin K-3 berasal dari
bakteri kolon. Vitamin K adalah nutrisi yang diperlukan tubuh dalam proses pembekuan
darah. Vitamin K terkandung secara alami di dalam makanan dan tersedia dalam bentuk
suplemen tambahan.Sumber utama vitamin K adalah sayuran dan buah-buahan. Jenis
sayuran yang mengandung vitamin K antara lain kangkung, bayam, brokoli, lobak, sawi, dan
kubis. Sedangkan beberapa jenis buah yang mengandung vitamin K adalah alpukat, buah ara,
kiwi, delima, dan anggur.fungsi vitamin K mengkatalis sintesis protombin di hati dan
berperan dalam pembentukan faktor – faktor pengumpulan darah
ALAT DAN BAHAN
Alat:

 Tabung reaksi dan tabung reaksi


 Penjepit tabung
 Pipet tetes
 Kaki tiga
 Bunsen
 Cawan porselen
 Crussible porselen
Bahan:

 K2SO4
 H2SO4
 Amonium tiosianat
 Benzil alcohol
 Kalium pirosulfat
 NaOH
 Sodium asetat
 Asam asetat
 KNO3
 Asam oksalat
 Kertas benzidin
 Pereaksi nessler
 KMnO4
 Pb asetat
 K3Fe(CN)6 5%
 n-butanol
 NH4OH
 FeCl3
 Pereaksi benedict
 TCA
 Kloroform
 Asam Asetat Anhidrat
 Kristal SbCl3
 H2O2 5%
URAIAN ZAT UJI
1. Vitamin A

2. Vitamin B1 (FI edisi V halaman 1265)


 Nama lain : Tiamin Hidroklorida
 Rumus molekul : C12H17ClN4OS.HCl
 Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, putih; bau khas lemah. Jika bentuk anhidrat
terpapar udara dengan cepat menyerap air lebih kurang 4%. Melebur pada suhu lebih
kurang 248° disertai peruraian.
 Kelarutan : Mudah larut dalam air; larut dalam gliserin; sukar larut dalam etanol;
tidak larut dalam eter dan dalam benzen.
 Identifikasi :
 Spektrum serapan inframerah zat yang telah dikeringkan pada suhu 1050 selama 2 jam
dan didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada
bilangan gelombang yang sama seperti pada Tiamin Hidroklorida BPFI
 Larutan (1 dalam 50) menunjukkan reaksi Klorida cara A, B dan C seperti tertera pada
Uji Identifikasi Umum
3. Vitamin B6
 Berat Molekul               : 205,64
 Rumus molekul            : C8H11NO3, HCl
 Pemerian                      :Hablur atau serbuk hablur; putih atau hampir putih;stabil diudara;
srcara perlahan-lahan dipengaruhi oleh cahaya matahari
 Kelarutan                      :Mudah larut dalam air; sukar larut dalam etanol tidak larut dalam
eter,
 Fungsi                           :Berperan dalam metabolisme asam amino dan glikogen dan
dalam kerja hormon steroid.
 pH : lebih kurang 3,0
4. Vitamin B9
 Berat Molekul           : 441,40
 Rumus molekul        : C19H19N7O6
 Pemerian                  : Serbuk hablur kuning, kuning kecoklatan atau jingga; tidak berbau
 Kelarutan                      : Segera larut dalam alkali hidroksida dan dalam alkali karbonat
encer; larut dalam asam klorida 3N panas dan dalam asam sulfat 2N panas; larut dalam
asam klorida 3 N panas dan asam sulfat 2 N panas menghasilkan larutan berwarna
kuning pucat; sangat sukar larut dalam air; tidak larut dalam etanol, dalam aseton,
dalam kloroform dan dalam eter
 Fungsi                     : Anti anemia megaloblastik
 pH : 2-4
5. Vitamin B 12
 Berat Molekul : 1355,35
 Rumus molekul : C63H88CoN14O14
 Pemerian : hablur merah tua, atau serbuk hablur merah
 Kelarutan : Agak sukar larut dalam air dan larut dalam etanol 95%; praktis
tidak larut dalam kloroform, eter dan aseton.
 Fungsi : anti anemia pernisiosa.
 Ph : 3,8 – 5,5
6. Vitamin C (FI edisi V halaman 149)
 Nama lain : Asam Askorbat
 Rumus molekul : C6H8O6
 Pemerian : Hablur atau serbuk; putih atau agak kuning, oleh pengaruh cahaya
lambat laun menjadi berwarna gelap. Dalam keadaan kering, stabil di udara, dalam
larutan cepat teroksidasi. Melebur pada suhu lebih kurang 190
 Kelarutan : mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam
kloroform, dalam eter dan dalam benzen
 Identifikasi:
 Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromida P
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Asam Askorbat BPFI.
 Larutan zat (1 dalam 50) mereduksi tembaga(II)tartrat alkali LP secara perlahan-lahan
pada suhu ruang, tetapi lebih cepat bila dipanaskan.
7. Vitamin D
8. Vitamin E
 Sinonim : Tocopherolum, Viteolin, evipherol.
 Rumus molekul: C29H50O2
 Berat Molekul : 430,69
 Titik Leleh : 2,50 C
 Titik Didih : 200-2200C
 Pemerian : Tidak berbau, tidak berasa
 Kelarutan : tidak larut dalam air, larut dalam minyak, lemak, aseton, alkohol,
kloroform, daneter
 Fungsi : Antioksidan

9. Vitamin K
 Sinonim                         :  Menadion, Menadiona, Methylnaphthochinonum, Menadionas,
Menadionum, Menaphthene, Menaphthone, Menadioni, Menaph, Vitamin K 3.
 Nama Kimia                  : 2-Methyl-1,4 naphthoquinone
 Merek dagang               :  Kappaxin (Sterling Winthrop);  Kayquinone (Abbott); 
Thyloquinone (Bristol-Myers Squibb)
 Rumus Molekul            : C11H8O2 =172.2
 Kandungan                   :  Antara 98,5% – 101,0% dari C11H8O2 (zat yang telah dikeringkan)
 Pemerian                       :  Serbuk hablur, kuning cerah, bau khas lemah, oleh pengaruh
cahaya warna menjadi coklat muda
 Titik lebur                     : 105˚ – 107˚C
 Kelarutan                      :  Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam kloroform P
dan dalam etanol P(95%), larut dalam benzen P dan dalam minyak nabati.

10. Vitamin B2
 Sinonim : Riboflavin
 Rumus Molekul : C17H20N4O6
 Berat Molekul : 376,37
 Pemerian : Serbuk hablur kuning sampai kuning jingga, bau kemah rasa agak pahit
 Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air dalam etanol (95%) P dan dalam larutan natrium
klorida isotonis. Praktis tidak larut dalam kloroform dan eter. Sangat mudah larut dalam
larutan alkali encer
 Identifikasi : Larutan 1mg dalam 100ml air dilihat dengan cahaya yang diteruskan
larutan berwarna kuning pucat kehijauan. Berflourosensi hijau kekuningan intensif yang
dengan penambahan asam muneral atau alkali. Flurosensi hilang.
 Nama Kimia : 7,8-dimetil-10- iso alokzazina
PROSEDUR KERJA
1. Uji Pendahuluan
a. Organoleptik
b. Uji Kelarutan
1) Siapkan 2 buah tabung reaksi
2) Masukkan ± 50 mg zat uji ke dalam masing-masing tabung reaksi tersebut
3) Ukur 1 ml aquades, masukkan kedalam tabung pertama. Kocok dan amati
kelarutannya. Jika tidak larut, panaskan diatas api langsung dan amati
kelarutannya.
4) Ukur 1 ml etanol, masukkan ke dalam tabung reaksi ke dua. Kocok dan amati
kelarutannya.
5) Catat hasil uji kelarutan ini pada tabel pengamatan.
6) Dengan cara yang sama lakukan pada zat uji lainnya.
c. Uji Keasaman
1) Sepotong kecil kertas lakmus merah dan biru dimasukkan ke dalam tabung reaksi
yang berisi larutan zat uji (hasil pengamatan uji kelarutan dalam air).
2) Amati perubahan warna kertas lakmus tersebut.
3) Catat hasil pengamatan perubahan warna masing-masing kertas lakmus ini pada
tabel pengamatan.
d. Uji Unsur
1) Masukkan 15 ml aquades ke dalam gelas kimia 100 ml.
2) Siapkan tabung pijar (dapat dibuat dari pipet pendek yang dibakar ujungnya dengan
nyala bunsen hingga tertutup).
3) Masukkan zat uji ± 50 mg zat uji ke dalam tabung pijar tersebut
4) Masukkan sepotong kecil logam Natrium, letakkan dibagian tengah tabung pijar.
5) Panaskan tabung pijar diatas api langsung dengan kemiringan tabung pijar ± 30
derajat hingga logam natrium lebur.
6) Tegakkan tabung hingga leburan logam natrium bercampur dengan zat uji,
kemudian panaskan terus hingga pijar. Masukkan tabung pijar tersebut ke dalam
gelas kimia yang telah berisi air, pecahkan tabung pijarnya menggunakan batang
pengaduk.
Catatan : logam Na dapat digantikan dengan campuran serbuk logam Mg dan
Na2CO3 (1:2) (Pereaksi Castellana).

7) Proses destruksi dilakukan dengan cara campur sama banyak zat uji dan Pereaksi
Castellana dalam tabung pijar. Pijarkan di atas nyala bunsen ± 5 menit. Kemudian
masukkan tabung pijar tersebut ke dalam gelas kimia yang telah berisi aquades,
pecahkan tabung
8) Panaskan di atas api langsung hingga mendidih, dan biarkan larutan mendidih
selama 5 menit. Kemudian saring.
9) Siapkan 3 buah tabung reaksi, masukkan masing-masing 1 ml filtrat.
a) Tabung 1, tambahkan 5 tetes larutan FeSO4 segar + 1 tetes FeCl3 + 5 tetes HCl.
Kalau terbentuk endapan biru berarti ada ion sianida (CN- ) yang berarti sampel
positif mengandung unsur N
b) Tabung 2, tambahkan 1-2 tetes larutan natrium nitroprussida, jika larutan
berwarna ungu berarti ada ion sulfida (S2- ) yang berarti sampel positif
mengandung unsur S.
c) Tabung 3, diasamkan dengan 1 ml HNO3 2N, jika ada ion sulfida (uji nomor 2
positif) maka didihkan larutan sampai bebas sulfida (uji uap dengan kertas
timbal asetat, larutan telah bebas sulfida jika uap sudah tidak membetuk warna
hitam pada kertas timbal asetat tersebut). Lalu tambahkan beberapa tetes
larutan AgNO3, jika terjadi endapan maka ada ion halida (endapan putih
berarti ada ion klorida, endapan putih kekuningan berarti ada ion bromida, dan
endapan kuning berarti ada ion iodida).
2. Identifikasi vitamin larut air
1. Vitamin B
Prinsip: Berdasarkan reaksi kimia antara vitamin B dengan NaOH dan Pb asetat disertai
pemanasan sehingga membentuK endapan berwarna coklat kehitaman

• Vitamin B 12
1. Campur ±1 mg zat dalam cawan porselen dengan ±10 mg K2SO4 dan 2 tetes
H2SO4 encer. Panaskan hati-hati hingga kemerahan. Biarkan dingin, ambil sisa,
tambahkan 2 tetes air, tambahkan 10 tetes larutan jenuh amonium tiosianat dan 0,5
ml benzil alkohol, kocok dan terbentuk warna biru yang larut dalam lapisan benzil
alcohol
2. 1 mg zat + 50 mg Kalium pirosulfat di dalam crussible porselen. Dinginkan, 
tambahkan 3 ml air, larutkan dengan pemanasan. Tambahkan 1 tetes
phenolphthalein dan tambahkan larutan NaOH (p) tetes demi tetes sampai tepat
berwarna pink. Tambahkan 500 mg natrium asetat (p) , 0,5 ml asam asetat 1 N dan
0,5 ml larutan garam nitroso R (1 dalam 500). Bila positif, akan terbentuk warna
merah atau jingga merah. Warna merah akan tetap bila ditambahkan 0,5 ml HCl dan
dipanaskan selama 1 menit.
3. Identifikasi Cobalt
a. Sample + KNO3 dalam asam = endapan kuning
b. Larutan zat dalam air + asam oksalat, dipanaskan dengan api kecil hingga
mendidih, di atas tabung diletakkan kertas benzidin à  kertas menjadi biru,
terbentuk senyawa siano
4. Zat + Nessler → hitam
5. Zat + KMnO4, dalam suasana dingin → warna ungu direduksi menjadihitam
• Vitamin B6
1. Dimasukkan larutan pirodoksi HCL ke dalam tabung reaksi. Lalu ditambahkan 2-3
tetes larutan FeCl3 Selanjutnya diamati perubahan warna yang terjadi.Timbulnya
warna jingga sampai merah tua berarti vitamin B6 positif.
2. Dimasukkan larutan pirodoksin – HCI ke dalam tabung reaksi, Ditambahkan 2
tetes larutan CUSO4 2% dan 10 tetes larutan NaOH 3N. Diamati warna yang terjadi,
terbentuknya warna biru-ungu, menunjukan( positif Vitamin B6)
3. Zat + Diazo A + Diazo B + NaOH terbentuk warna kuning yang berubah menjadi
warna jingga merah. Zat warna azo yang terbentuk akan lebih stabil apabila
dikompleks dengan logam berat seperti zink.
• Vitamin B9
Larutkan 20 mg zat dalam 2 ml HCl 7% ditambahkan 2 tetes fenol liq dan 3 tetes
larutan KBrO3 1,5% akan menghasilkan warna merah
 Vitamin B2
1. Larutan 1 mg dalam 100 ml berwarna kuning pucat kehijauan, berfloresensi hijau
Kekuningan, jika ditambahkan asam, basa atau reduktor, floresensi hilang.
2. Larutan zat ditambahkan larutan AgNO3 akan menghasilkan warna merah yang
Berubah menjadi merah jingga (merah kersen)
3. Zat ditambahkan H2SO4 pekat akan menghasilkan warna larutan merah cherry.
4. Zat ditambahkan Zn dan HCl akan menyebabkan warna kuning hilang.
5. Reaksi Iodoform positif.
• Vitamin B1
1. Reaksi Tiokrom
1) Sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi
2) Ditambahkan 3 ml NaOH , 2 tetes K3Fe(CN)6 5% dan 5 ml n-butanol kemudian
dikocok kuat selama beberapa menit hingga bercampur rata
3) Larutan sampel akan berfloresensi biru ungu maka sampel positif mengandung
vitamin B1
2. Reaksi Timbal Asetat
1) 10 mg zat sampel dimasukan ke dalam tabung reaksi
2) Ditambahkan 1 mL larutan Pb (II) asetat 10 % dan 2 mL NaOH 6 N, segera
terbentuk endapan berwarna kuning
2. Vitamin C
a. Reaksi FeCl3
Sampel dimasukkan dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan NH4OH dan
ditambahkan 1-3 tetes FeCl3 akan terbentuk warana ungu.
b. Reaksi Benedict
1) Sampel dimasukan ke dalam tabung reaksi
2) Ditambahkan 15 tetes pereaksi Benedict kemudian dipanaskan diatas api
kecilsampai mendidih selama 2 menit
3) Adanya perubahan warna menjadi hijau kekuningan menunjukkan adanya
vitamin C pada sampel
3. Vitamin larut lemak
1. Vit A
A. Prosedur Uji Identifikasi Vitamin A dengan Pereaksi Carr-Price
1. Masukkan 5 tetes zat yang diuji (misalnya: minyak ikan) ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 10 tetes kloroform lalu campur dengan baik
3. Tambahkan 2 tetes asam asetat anhidrat dan sepucuk sendok kristal SbCl 3
4. Amati perubahan warna yang terjadi
(Jika terbentuk warna biru yang berubah menjadi merah coklat berarti positif mengandung
vitamin A)

B.  Prosedur Uji Identifikasi Vitamin A dengan Pereaksi Trikloroasetat (TCA)


1. Masukkan 5 tetes zat yang diuji (misalnya: minyak ikan) ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 1 mL pereaksi trikloroasetat dalam kloroform
3. Campurlah dengan baik
4. Amati perubahan warna yang terjadi
Jika terbentuk warna biru kehijauan berarti positif mengandung vitamin A

2. Vit D
1. Masukan 10 tetes zat yang diuji (misalnya minyak ikan) ke dalam tabung reaksi
2. tambahkan 10 tetes larutan H2O2 5%
3. Kocoklah campuran kira-kira 1 menit
4. Panaskan di atas api kecil perlahan-lahan sampai tidak ada gelembung-
gelembung gas keluar. Usahakan jangan sampai mendidih
5. Dinginkan tabung di bawah air kran
6. Lalu lakukan uji dengan pereaksi Carr-Price seperti pada penentuan vitamin A
7. Amati perubahan warna yang terjadi.

3. Vit E
a. Reaksi Marquis: identifikasi gugus aromatis
Zat + 3 tetes formaldehid + H2SO4(p) cincin warna
b. Aqua brom: identifikasi ikatan rangkap
Zat + aqua brom   warna aqua brom hilang
c. 10 mg zat dalam 10 ml etanol + 2 ml HNO3 sambil di aduk ,dipanaskan pada suhu
750 selama 15 menit  merah cerah atau jingga
4. Vit K
Reaksi Warna
50 mg zat + 5 ml air + 75 mg Na bisulfit P  → kocok kuat → larutan tidak berwarna
Larutan tidak berwarna +  air 50 ml (campur) → larutan
2 ml larutan + 2 ml campuran etanol (95%) P dan ammonia 1:1 (kocok) → + 2 tetes etil
sianoasetat P → terjadi warna biru tua keunguan + 1 ml NaCl P 30 % b/v → hijau →
kuning.
PEMBUATAN REAGEN

 Cara membuat larutan naoh 1:10


1. Siapkan alat dan bahan
2. Timbang naoh 10 gram
3. Dilarutkan dalam baker glass 50 ml kemudian ditambahkan air kurang lebih 40 ml di
aduk sampai homogen
4. Masukan kedalam labu takar 100 ml dan ditambahkan aquadest sampai tanda batas
labu takar, dikocok sampai homogen
5. Dimasukan kesalam botol reagen

 Larutan Asam Trikloroasetat (TCA) 10%


Larutkan 10 gram asam trikoloroasetat dalam akuades sampai volum 100 mL

 Cara pembuatan Formaldehid


1. 10 mL formaldehid dicampurkan dengan Asam Sulfat pekat 50 mL
 pembuatan larutan FeCl3 1%
1. Ditimbang 0,072 mg serbuk FeCL3
2. Dimasukkan kedalam labu ukur melalui corong, kemudian ditambahkan 5 ml aquadest,
dihomogenkan
3. Ditambah 5 ml aquadest/ sampai tanda batas%
 Cara pembuatan Reaksi Benedict
Larutan A:
- Natrium Sitrat 86,5 g
- Na2CO3 50 g
- Aquadest 400 ml
Larutkan Natrium Sitrat dan Na2CO3 ke dalam air (dibantu dengan pemanasan), hasilnya
disaring dengan kertas saring dan diencerkan dengan aquadest hingga volume menjadi 425
ml
Larutan B:
- CuSO4.5H2O 8,65 g
- Aquadest 50 ml
Larutkan CuSO4.5H2O ke dalam aquadest hingga larut sempurna

Tuangkan larutan B ke dalam larutan A sambil diaduk pelan-pelan, ditambahkan aquadest


hingga volume menjadi 500 ml

Anda mungkin juga menyukai