Anda di halaman 1dari 23

VITAMIN LARUT AIR DAN METABOLISME

Dosen Pengampu: Sapril Kartini, S.Pd, M.Si

KELOMPOK III

ANDIKA (P202301161)
INANG (P202301117)
HIKMAH NUR WORIA (P202301147)
TEGAR ALAMSYAH ( P202301120)
AISKA KIRANA RACHMAD (P202301127)
ILUH DANU SRI DEWI (P202301170)
JANUAR EKA PREMASARI (P202301122)
ANNIZHA GITA SRIRAHAYU (P202301118)
NOVALIA FITRI RAMADHANI (P202301119)
LAODE AHMAD NURRABIUL AWAL HASILDUN (P202301123)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH swt atas segala rahmat,taufik dan hidayahnya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas bahasa indonesia yang diberikan dalam bentuk makalah
yang berjudul membaca kritis ini dengan baik. Tidak lupa juga kami sebagai penyusun
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses
pembuatan makalah ini.
Besar harapan kami sebagai penyusun agar kedepanya makalah ini dapat berguna atau
menjadi referensi bagi semua pihak yang membacanya. Serta kami sadar bahwasanya
makalah ini sangat jauh dari kata sempurna oleh karena, itu kami sngat menbgharapkan kritik
dan saran yang dapat membangun makalah kami
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 1


DAFTAR ISI ......................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................3
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................5
1.3 Tujuan ................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................7
2.1 Pengertian Vitamin Larut Air ............................................................................8
2.2 Klasifikasi Vitamin Larut Air ............................................................................9
2.3 Proses pencernaan vitamin larut air..................................................................10
2.4 Proses metabolisme vitamin larut air................................................................11
2.5 Proses Absorbsi Dan Ekskresi Vitamin Larut Air............................................12
BAB III PENUTUP.........................................................................................................13
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................14
3.2 Saran..................................................................................................................15
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang
memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh
tubuh. nama ini berasal berasal dari gabungan kata Bahasa latin vital yang artinya ‘hidup’ dan
amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organic yang memiliki atom nitrogen
(N),karena pada awalnya vitamin di anggap.telah di ketahui bahwa vitamin yang tidak
memiliki atom (N).dipandang dari sisi enzinmologi (atau ilmuu tentang enzim),vitamin
adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang yang dikatalisasi oleh enzim.pada
dasarnya,senyawa vitamin digunakan di tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang
secara normal.vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula diberikan
maanfat Kesehatan.
Sebagian besar vitamin larut air merupakan komponen system enzim yang banyak terlibat
dalam membantu metabolisme energi.pvitamin larut biasanya tidak disimpan dalam tubuh
dan dikeluarkan melalui urin dalam jumlah kecil.oleh sebab itu vitamin larut air perlu
dikomsumsi tiap hari untuk mencegah kekurangan yang dapat memanggu fungsi tubuh
normal.
Vitamin larut air dikelompokkan menjadi vitamin C dan vitamin B,vitamin B terdiri dari 8
faktor yang saling berkaitan fungsinya di didalam tubuh dan terdapat di dalam makanan yang
hampir sama. Fungsi terkait dalam metabolisme sehidup,baik dalam tumbuh-tumbuhan
maupun hewan sebagai koenzim atau kofaktor.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian vitamin larut air?
2. Apasajakah klasifikasi vitamin larut air ?
3. Bagaimanakah proses pencernaan vitamin larut air?
4. Bagaimanakah proses metabolisme vitamin larut air?
5. Bagaimanakah proses absorbsi dan eksresi vitamin larut air?

1.3 Tujuan
1. Pengertian vitamin larut air.
2. Klasifikasi vitamin larut air.
3. Proses pencernaan vitamin larut air.
4. Proses metabolisme vitamin larut air
5. Proses absorbsi dan eksresi vitamin larut air.
.
BAB 1
PEMBAHASAN

2.1Vitamin dan Mineral

A. Vitamin
1. Sekelompok molekul organic yang berbeda-beda yang diperlukan dalam jumlah
sangat kecil dalam makanan.
2. Senyawa-senyawa amina yang sangat diperlukan untuk mempertahankan hidup.
3. Ikatan organic yang terdapat dalam pangan dan tidak menghasilkan energi.
4. Zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dengan jumlah sangat kecil dan pada
umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh.
B. Fungsi
Berperan dalam beberapa tahap reaksi metabolisme energi, pertumbuhan dan pemeliharaan
tubuh, pada umumnya sebagai koenzim atau sebagai bagian dari enzim.
C. Klasifikasi
Vitamin dibagi menjadi dua klasifikasi, yaitu vitamin larutan lemak dan vitamin larut dalam
air.

2.2 Pengertian Vitamin Larut Air


Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa organik
amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap
organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh.
Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan amina
(amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena
pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang sama
sekali tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin
adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa
vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.
Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaat
kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit.
Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan
maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat
digantikan oleh senyawa lain. Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis.
Contohnya adalah bila kita kekurangan vitamin A maka kita akan mengalami kerabunan. Di
samping itu, asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan
gangguan metabolisme pada tubuh.
Vitamin larut dalam air adalah vitamin yang hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan
biasanya akan segera hilang bersama aliran makanan
Sebagian besar vitamin larut air merupakan komponen sistem enzim yang banyak terlibat
dalam membantu metabolisme energi. Vitamin larut air biasanya tidak disimpan dalam tubuh
dan dikeluarkan melalui urine dalam jumlah kecil. Oleh sebab itu vitamin larut air perlu
dikonsumsi setiap hari untuk mencegah kekurangan yang dapat mengganggu fungsi tubuh
normal.
Vitamin larut air dikelompokkan menjadi vitamin C dan vitamin B-kompleks. Vitamin B-
kompleks terdiri dari sepuluh faktor yang saling berkaitan fungsinya didalam tubuh dan
terdapat didalam bahan makanan yang hampir sama. Fungsinya terkait dalam proses
metabolisme sel hidup, baik pada tumbuh-tumbuhan maupun hewan sebagai koenzim dan
kofaktor.

2.3 Klasifikasi Vitamin Larut Air


Secara klasik, berdasarkan kelarutannya, vitamin digolongkan dalam dua kelompok,
yaitu (1) vitamin yang larut dalam lemak dan (2) vitamin yang larut dalam air, karena yang
pertama dapat diekstraksi dari bahan makanan dengan pelarut lemak dan yang terakhir
dengan air. Beberapa vitamin larut lemak adalah vitamin A, D, E, dan K, yang hanya
mengandung unsur- unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Vitamin yang larut dalam air terdiri
atas asam askorbat (C) dan B-komplek (B1 sampai B12), yang selain mengandung unsur-
unsur karbon, hidrogen, oksigen, juga mengandung nitrogen, sulfur atau kobalt.
Vitamin yang larut dalam air memiliki sifat-sifat umum, antara lain : (1) tidak hanya tersusun
atas unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen; (2) tidak memiliki provitamin; (3) terdapat di
semua jaringan; (4) sebagai prekusor enzim-enzim; (5) diserap dengan proses difusi biasa; (6)
tidak disimpan secara khusus dalam tubuh; (7) diekskresi melalui urin; (8) relatif lebih stabil,
namun pada temperatur berlebihan menimbulkan kelabilan.
Macam-macam vitamin larut air, antara lain :
 Vitamin C
 Vitamin B1 (Tiamin)
 Vitamin B2 (Riboflavin)
 Niasin (Asam Nikotinat/vitamin B3)
 Biotin (Vitamin B8)
 Asam Pantotenat (Vitamin B5)
 Vitamin B6 (Piridoksin, Piridoksal, dan Piridoksamin)
 Folat (Asam Folat, Folasin, Pteoril Monoglutamat/vitamin B9)
 Vitamin B12

1. Vitamin C
Vitamin C adalah kristal putih yang mudah larut dalam air. Dalam keadaan kering
vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah rusak karena
bersentuhan dengan udara (oksidasi) terutama bila terkena panas. Oksidasi dipercepat dengan
kehadiran tembaga dan besi. Vitamin C stabil dalam larutan alkali, tetapi cukup stabil dalam
larutan asam. Vitamin C adalah vitamin yang paling labil.
 Fungsi Vitamin C
Vitamin C mempunyai banyak fungsi di dalam tubuh. Diantaranya adalah :
 Sintesis Kolagen
Vitamin C dibutuhkan untuk hidroksilasi prolin dan lisin menjadi hidroksiprolin,
bahan penting dalam pembentukan kolagen. Kolagen merupakan senyawa protein yang
mempengaruhi integritas struktur sel disemua jaringan ikat, seperti pada tulang awan, matriks
tulang, dentin gigi, membrane kapiler, kulit dan tendon (urat oto). Dengan demikian, vitamin
C berperan dalam penyembuhan luka, patah tulang, perdarahan di bawah kulit dan
perdarahan di gusi.
 Sintesis Karnitin, Noradrenalin, Serotonin, dan Lain-lain.
Karnitin memegang peran dalam mengangkut asam lemak-rantai panjang kedalam
mitikondria untuk dioksidasi. Karnitin menurun pada devisiensi vitamin C yang disertai rasa
lemah dan lelah.
 Absorbsi dan Metabolisme Besi
Vitamin C mereduksi besi feri menjadi fero dalam usus halus sehingga mudah di
absorbs. Vitamin C menghambat pembentukan homosiderin yang sukar dimobilisasi untuk
membebaskan besi bila diperlukan. Absorpsi besi dalam bentuk nonhem meningkat empat
kali lipat bila ada vitamin C. Vitamin C berperan dalam memindahkan besi dari transferin di
dalam plasma ke feritin hati.
 Absorpsi Kalsium
Vitamin C juga membantu dalam absorpsi kalsium dengan menjaga agar kalsium
berada dalam bentuk larutan.
 Mencegah Infeksi
Vitamin C meningkatkan daya tahan terhadap infeksi, kemungkinan karena
pemeliharaan terhadap membrane mukosa atau pengaruh terhadap fungsi kekebalan.

 Sumber bahan makanan


Vitamin C pada umumnya hanya terdapat di dalam pangan nabati, yaitu sayur dan
buah terutama yang asam, seperti jeruk, nanas, rambutan, papaya, gandaria, dan tomat.
Vitamin C juga banyak terdapat di dalam sayuran, daun-daunan, dan jenis kol. Kandungan
vitamin C beberapa bahan makanan dapat dilihat pada table berikut.
Tabel nilai vitamin C berbagai bahan makanan (mg/100 gram)
Bahan Makanan Mg Bahan Makanan Mg
Daun singkong 275 Jambu Monyet Buah 197
Daun Katuk 200 Gandaria (masak) 110
Daun Melinjo 150 Jambu Biji 95
Daun Pepaya 140 Pepaya 78
Sawi 102 Mangga Muda 65
Kol 50 Mangga Masak Pohon 41
Kol Kembang 65 Durian 53
Bayam 60 Kedondong (masak) 50
Kemangi 50 Jeruk Manis 49
Tomat Masak 40 Jeruk Nipis 27
Kangkung 30 Nanas 24
Ketela Pohon Kuning 30 Rambutan 58

 Dampak Kekurangan Vitamin C


Kekurangan vitamin C menyebabkan sariawan di mulut, kulit cenderung kasar, gusi tidak
sehat hingga gigi mudah goyah dan tanggal, mudah terjadi perdarahan di bawah kulit (sekitar
mata dan gusi), cepat lelah, otot lemah, luka sukar sembuh, mudah mengalami depresi,
gampang terkena anemia dengan gejala-gejala kelelahan sakit kepala dan lekas marah.
Kekurangan vitamin C berat menyebabkan penyakit kudisan.

 Dampak Kelebihan Vitamin C


Keracunan vitamin C terjadi jika terlalu banyak konsumsi suplemen vitamin C
berlebihan. Efek keracunan vitamin C tidak akan terjadi jika vitamin C yang dimakan berasal
dan makanan, buah – buahan dan sayuran. Efek dari kelebihan konsumsi suplemen vitamin C
overdosis antara lain, seperti diare, mual, muntah, mulas, kram perut, insomnia, batu ginjal.
Batas maksimal vitamin C yang masih dapat diterima oleh tubuh adalah 2000 mg/hr,
melebihi dari dosis tersebut dapat menyebabkan keracunan. Ketika seseorang mengkonsumsi
sejumlah besar vitamin C dalam bentuk suplemen dalam jangka panjang, tubuh
menyesuaikannya dengan menghancurkan dan mengeluarkan kelebihan vitamin C dari pada
biasanya. Jika konsumsi kemudian secara tiba-tiba dikurangi, tubuh tidak akan menghentikan
proses ini, sehingga menyebabkan penyakit kudisan.

2. Vitamin B1 (Tiamin)
Istilah tiamin menyatakan bahwa zat ini mengandung sulfur (tio) dan nitrogen (amine).
Tiamin merupakan Kristal putih kekuningan yang larut dalam air. Dalam keadaan kering
vitamin B1 cukup stabil. Di dalam keadaan larut vitamin B1 hanya tahan panas bila berada
dalam keadaan asam. Dalam suasana alkali vitamin B1mudah rusak oleh panas atau oksidasi.
Kehilangan tiamin oleh pemasakan bergantung pada lama dimasak, pH, suhu, jumlah air
yang digunakan dan dibuang. Tiamin tahan suhu beku.

 Fungsi Vitamin B1
Dalam bentuk pirofosfat (TPP) atau difosfat (TDP), tiamin berfungsi sebagai koenzim
berbagai reaksi metabolism energy. Tiamin dibutuhkan untuk dekarboksilasi oksidatif piruvat
menjadi asetil KoA dan memugkinkan masuknya substrat yang dapat dioksidasi kedalam
siklus krebs untuk pembentukan energy. Asetil KoA yang dihasilkan enzim ini disamping itu
merupakan precursor penting lipida asetil kolin, yang berarti adanya peranan TPP dalam
fungsi normal system saraf. Didalam siklus krebs, TPP merupakan kofaktor pada
dekarboksilasi oksidatif alfa-kerogglutarat menjadi suksinil-KoA. TPP juga dibutuhkan untuk
dekarboksilasi asam alfa-keto seperti asam alfa-ketoglutarat dan 2-keto-karboksilat yang
diperoleh dari asam-asam amino metionin, treonin, leusin, isoleusin, dan valin. Tiamin juga
merupakan koenzim reaksi transketolase yang berfunfsi dalam pentose-fosfat shunt, jalur
alternative oksidasi glukosa.
Walaupun tiamin dibutuhkan dalam metabolism lemak, protein dan asam nukleat, peranan
utamanya adalah dalam metabolism karbohidrat.
 Sumber Bahan Makanan
Sumber makanan vitamin B1 adalah kacang-kacangan, termasuk sayur kacang-kacangan,
semua daging organ, daging tampa lemak, dan kuning telur. Unggas dan ikan juga merupakan
sumber tiamin yang baik. Tiamin didalam serelia utuh terdapat didalam sekam (lapisan
aleuron) dan benihn ya. Roti dibuat dari gandum utuh (whole wheat) kaya akan tiamin.

 Dampak Kekurangan
Beri-beri dapat terjadi karena kekurangan thiamin dalam jangka panjang. Penyakit ini
ditemukan pertama kali di Timur Jauh saat pembuatan beras ‘poles’ (polish rice) tersebar
luas. Beras yang dipoles mengakibatkan pembuangan kulit yang kaya akan thiamin. Beri-
beri dapat merusak sistem syaraf dan keracunan otot. Gejala kekurangan yang lain adalah
irama jantung yang tidak normal, gagal jantung, kelelahan, susah berjalan, kebingungan dan
kelumpuhan.

 Dampak Kelebihan
Pemakaian thiamin yang melebihi normal mempengaruhi sistem syaraf. Hal ini karena
reaksi hipersensitif yang dapat berpengaruh pada kelelahan, sakit kepala, sifat lekas marah
dan susah tidur. Sistem darah dapat terpengaruh, karena denyut nadi menjadi cepat.

3. Vitamin B2 (Riboflavin)
Dalam bentuk murni, riboflavin adalah kristal kuning. Riboflavin larut air, tahan panas,
oksidasi dan asam, tetapi tidak tahan alkali dan cahaya terutama sinar ultraviolet. Dalam
proses pemasakan tidak banyak yang rusak.

 Fungsi Vitamin B2
Riboflavin berfungsi sebagai koenzim. Riboflavin membantu enzim untuk menghasilkan
energi dari nutrisi penting untuk tubuh manusia. Riboflavin berperan pada tahap akhir dari
metabolisme energi nutrisi tersebut.

 Sumber Bahan Makanan


Riboflavin terdapat luas di dalam makanan hewani dan nabati, antara lain susu, keju,
ayam, hati, daging, brokoli, bayam, jamur, dan sayuran berwarna hijau. Penggunaan serealia
tumbuk atau hasil-hasil serealia yang diperkaya meningkatkan konsumsi riboflavin.

 Dampak Kekurangan
Kekurangan riboflavin dapat menyebabkan gejala seperti iritasi, kulit merah dan
keretakan kulit dekat dengan sudut mata dan bibir seperti halnya sensitivitas yang berlebihan
terhadap sinar (photophobia) . Hal ini dapat juga menyebabkan keretakan pada sudut mulut
(cheilosis).
Tanda-tanda awal kekurangan ribovlofin antara lain mata panas dan gatal, tidak tahan
cahaya, kehilangan ketajaman mata, bibir, mulut serta lidah sakit dan panas, pembesaran
kapiler darah di sekeliling mata. Di samping itu dapat pula mengakibatkan bayi lahir sumbing
dan gangguan pertumbuhannya.

4.Niasin (Asam Nikotinat)


Niasin adalah istilah generic untuk asam nikotinat dan turunan alamiyah nikotinamida
(niasin amida). Niasin merupakan Kristal putih yang lebih stabil dari tiamin dan riboflavin.
Niasin tahan terhadap suhu tinggi, cahaya, asam, alkali, dan oksidasi. Niasin tidak rusak oleh
pengolahan dan pemanasan normal, kecuali kehilangan melalui air masakan yang dibuang.
Nisin mudan diubah menjadi bentuk aktif nikotinamida.

 Fungsi Niasin
Nikotinamida berfungsi di dalam tubuh sebagai bagian koenzim NAD dan NADP
(NADH dan NADPH adalah bentuk reduksinya). Koenzim-koenzim ini diperlukan dalam
reaksi oksidasi-reduksi pada glikolisis, metabolism protein, asam lemak, pernapasan sel dan
detoksifikasi, di mana perannya adalah melepas dan menerima atom hydrogen. NAD juga
berfungsi dalan sintesis glikogen. Niasin membantu kesehatan kulit, sistem syaraf dan sistem
pencernaan.
 Sumber Bahan Makanan
Sumber niasin adalah hati, ginjal, ikan, daging, ayam dan kacang tanah. Susu dan telur
mengandung sedikit niasin tetapi kaya triptofan. Sayur dan buah tidak merupakan sumber
niasin. Sebagian besar protein hewani kaya akan triptofan. Untuk membuat suatu penafsiran
kasar, protein rata-rata makanan dapat dianggap mengandung 1% triptofan.
 Dampak Kekurangan Niasin
Pada tahap awal tanda-tanda kekurangan niasin adalah kelemahan otot, anoreksia,
gangguan pencernaan dan kulit memerah. Kekurangan berat menyebabkan Pellagra (penyakit
kekurangan niacin), menunjukkan gejala seperti dermatitis, diare dan dementia . Hal ini
meluas di bagian selatan US pada awal 1900. Gejala kekurangan niacin lainnya adalah
kehilangan nafsu makan, lemah, pusing dan kebingungan mental. Kulit dapat menunjukkan
gejala dermatitis simetrik bilateral, khususnya pada daerah yang terkena sinar matahari
langsung.

 Dampak Kelebihan Niasin


Niasin dalam jumlah yang besar dapat menjadi racun pada sistem syaraf, lemak darah
dan gula darah. Gejala – gejala seperti muntah, lidah membengkak dan pingsan dapat terjadi.
Lebih lanjut, hal ini dapat berpengaruh pada fungsi hati dan dapat mengakibatkan tekanan
darah rendah. Vitamin B6 (Piridoksin, piridoksal, piridoksamin)

4. Biotin
Biotin adalah suatu karbon monokarboksilat terdiri atas cincin imidasol yang bersatu
dengan cincin tetrahidrotiofen dengan rantai samping asam valerat. Biotin tahan panas, larut
air dan alcohol serta mudah dioksidasi.

 Fungsi Biotin
Biotin berfungsi sebagai koenzim pada reaksi-reaksi yang menyangkut penambahan
atau pengeluaran karbon dioksida kepada atau dari senyawa aktif. Sintesis dan oksidasi asam
lemak memerlukan biotin sebagai koenzim. Demikian pula deaminasi, yaitu pengeluaran
NH2 dari asam-asam amino tertentu, terutama asam aspartat, treonin, dan serin serta sintesis
purin yang diperlukan dalam pembentukan DNA dan RNA membutuhkan biotin. Secara
metabolic, biotin erat kaitannya dengan asam folat, asam pantetonat, dan vitamin B12.

 Sumber Bahan Makanan


Biotin terdapat dalam banyak jenis makanan dan di dalam tubuh dapat disintesis oleh
bakteri saluran cerna. Sumber yang baik adalah hati, kuning telur, serealia, khamir, kacang
kedelai, kacang tanah, sayuran dan buah-buahan tertentu (jamur, pisang, jeruk, semangka,
strawberi). Daging dan buah-buahan merupakan sumber yang kurang baik. Ketersediaan
biologic biotin sebagian ditentukan oleh pengikat dalam makanan. Dalam putih telur mentah
biotin diikat kuat oleh avidin, tetapi bila dimasak akan di lepas. Devidin mengalami
denaturasi dan tidak berbahaya.

 Dampak Kekurangan Biotin


Kekurangan biotin jarang terjadi pada manusia. Gejala kekurangan pada manusia atau
hewan dapat terjadi jika memakan putih telur mentah berasal lebih dari 24 butir telur sehari.
Gejala kekurangan biotin dapat muncul pada pasien rumah sakit yang menggunakan infus.
Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti kehilangan nafsu makan, mual, depresi, kelemahan
dan kelelahan. Dosis tambahan biotin diberikan pada pasien untuk mencegah defisiensi.

 Asam Pantotenat
Asam pantotenat adalah kristal putih yang larut air, rasa pahit, lebih stabil dalam
keadaan larut daripada kering, serta mudah terurai oleh asam, alkali dan panas kering. Dalam
keadaan netral asam pantotenat tahan terhadap panas basah.

 Fungsi Asam Pantotenat


Asam pantotenat berperan dalam metabolisme sebagai bagian dari koenzim A. Koenzim
ini berperan untuk membawa molekul dalam proses pemecahan glukosa, asam lemak dan
metabolisme energi. Asam pantotenat terlibat pula dalam sintesis hormone steroid, kolesterol,
fosfolipida, dan porfirin yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin.

 Dampak Kekurangan
Karena Asam Pantotenat banyak terdapat di dalam bahan makanan, kekurangan asam
pantotenat jarang terjadi. Gejala-gejala kekurangannya adalah rasa tidak enak pada saluran
cerna, kesemutan dan rasa panas pada kaki, muntah-muntah, diare yang timbul sekali-sekali,
rasa lelah dan susah tidur.

 Dampak Kelebihan
Gejala kelebihan kadang-kadang menyebabkan diare dan perut kembung.

7.Vitamin B6 (Piridoksin, Piridoksal, dan Piridoksamin)


Vitamin B6 terdapat di alam dalam tiga bentuk : piridoksin, piridoksal, dan piridoksamin.
Piridoksin hidroklorida adalah bentuk sintetik yang digunakan sebagai obat. Dalam keadaan
difosforilasi, vitamin B6 berperan sebagai koenzim berupa piridoksal fosfat (PLP) dan
piridoksamin (PMP) dalam berbagai reaksi transaminasi. Di samping itu PLP berperan dalam
berbagai reaksi lain.

 Fungsi
Vitamin B6 berperan dalam metabolisme asam amino dan asam lemak. Vitamin B6
membantu tubuh untuk mensintesis asam amino nonesensial. Selain itu juga berperan dalam
produksi sel darah merah.

 Sumber Bahan Makanan


Vitamin B6 paling banyak terdapat di dalam khamir, kecambah gandum, hati, ginjal,
serealia tumbuk, kacang-kacangan, kentang, dan pisang. Susu, telur, sayur, dan buah
mengandung sedikit vitamin B6. Vitamin B6 di dalam bahan makanan hewani lebih mudah
diabsorpsi daripada yang terdapat didalam bahan makanan nabati.

 Dampak Kekurangan
Orang yang mempunyai kadar vitamin B6 rendah, menunjukkan gejala seperti lemah,
sifat lekas marah dan susah tidur. Selanjutnya gejala kegagalan pertumbuhan, kerusakan
fungsi motorik dan kejang-kejang, anemia, penurunan pembentukan antibody, peradangan
lidah, serta luka pada bibir, sudut-sudut mulut dan kuit. Kekurangan vitamin B6 berat dapat
menimbulkan kerusakan pada system saraf pusat.

 Dampak Kelebihan
Konsumsi vitamin B6 dalam jumlah berlebihan selama berbulan-bulan akan
menyebabkan kerusakan saraf yang tidak dapat diperbaiki, dimulai dengan semutan pada
kaki, kemudian mati rasa pada tangan dan akhirnya tubuh tidak mampu bekerja. Kemudian
gejala keracunan adalah kesulitan berjalan, kelelahan dan sakit kepala. Ketika konsumsi
dikurangi, gejala-gejala ini berkurang, tetapi tidak selalu hilang sepenuhnya. Gejala kelebihan
vitamin B6 ini sudah dapat dilihat pada konsumsi sebanyak 25 miligram sehari.
 Folat (Asam Folat, Folasin, Pteoril Monoglutamat)
Folasin dan folat adalah nama generic sekelompok ikatan yang secara kimiawi dan
gizi sama dengan asam folat. Ikatan-ikatan ini berperan sebagai koenzim dalam transportasi
pecahan-pecahan karbon tunggal dalam metabolism asam amino dan sintesis asam nukleat.

 Fungsi
Folat merupakan bagian dari dua koenzim yang penting dalam sintesa sel-sel baru.
Folat dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah dan sel darah putih dalam sumsum
tulang dan untuk pendewasaannya. Folat berperan sebagai pembawa karbon tunggal dalam
pembentukan hem. Suplementasi folat dapat banyak menyembuhkan anemia parnisiosa,
namun gejala gastrointestian, dan gangguan saraf tetap bertahan.

 Sumber Bahan Makanan


Folat terdapat luas dalam bahan makanan terutama dalam bentuk poliglutamat. Folat
terutama terdapat didalam sayuran hijau (istilah folat berasal dari kata latin folium, yang
berarti daun hijau), hati, daging tanpa lemak, serealia utuh, biji-bijian, kacang-kacangan, dan
jeruk. Vitamin C yang ada pada jeruk menghambat kerusakan folat.
Sebanyak 75% folat dalam makanan terdapat dalam bentuk poliglutamat dan sisanya
sebagai monoglutamat. Karena folat mudah rusak pada pemanasa, dianjurkan tiap hari makan
buah dan sayur mentah, atau sayur yang dimasak tidak terlalu matang. Diperkirakan hanya
50% folat berasal dari makanan dapat diabsorpsi. Folat ternyata disintesis dalam jumlah
cukup banyak oleh bakteri usus.

 Dampak Kekurangan
Kekurangan folat dapat menyebabkan kekurangan darah. Gejalanya bisa meluas,
seperti sel- sel darah merah tidak matang, yang menunjukkan sintesa DNA yang lambat. Hal
ini disebabkan tidak hanya oleh kekurangan folat tetapi juga oleh kekurangan vitamin B12.
Gejala lain dari kekurangan folat adalah rasa panas pada jantung (heartburn), diare dan sering
terkena infeksi karena penekanan pada sistem kekebalan. Hal ini mempengaruhi sistem
syaraf, menyebabkan depresi, kebingungan mental, kelelahan dan pingsan.

 Dampak Kelebihan
Gejala keracunan adalah diare, susah tidur dan sifat mudah marah. Folat dengan dosis
tinggi dapat menutupi kekurangan vitamn B12, karena kedua vitamin ini berhubungan.

 Vitamin B12
Vitamin B12 adalah Kristal merah yang larut air. Warna merah karena kehadiran
kobalt. Vitamin B12 secara perlahan rusak oleh asam encer, alkali, cahaya, dan bahan-bahan
pengoksidasi dan pereduksi. Pada pemasakan, kurang lebih 70% vitamin B12 dapat
dipertahankan. Sianokobalamin adalah bentuk paling stabil dank arena itu diproduksi secara
komersial dari fermentasi bakteri.

 Fungsi
Vitamin B12 berperan penting pada saat pembelahan sel yang berlangsung dengan
cepat. Vitamin B12 juga memelihara lapisan yang mengelilingi dan melindungi serat syaraf
dan mendorong pertumbuhan normalnya. Selain itu juga berperan dalam aktifitas dan
metabolisme sel-sel tulang. Vitamin B12 juga dibutuhkan untuk melepaskan folat, sehingga
dapat membantu pembentukan sel-sel darah merah.

 Sumber Bahan Makanan


Vitamin B12 hanya ditemukan di dalam daging hewan dan produk-produk hewani.
Orang yang hanya makan sayuran (vegetarian) dapat melindungi diri sendiri melawan
defisiensi (kekurangan) dengan menambah konsumsi susu, keju dan telur. Hal ini berarti
sekitar satu cangkir susu atau satu butir telur untuk satu harinya. Untuk seorang vegetarian
yang tidak memakan semua produk dari hewan dapat memperoleh sumber vitamin B12 dari
susu kedelai atau ragi yang sudah ditumbuhkan dalam lingkungan yang kaya akan vitamin
B12.

 Dampak Kekurangan
Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan kekurangan darah (anemia), yang
sebenarnya disebabkan oleh kekurangan folat. Tanpa vitamin B12, folat tidak dapat berperan
dalam pembentukan sel-sel darah merah. Gejala kekurangan lainnya adalah sel-sel darah
merah menjadi belum matang (immature), yang menunjukkan sintesis DNA yang lambat.
Kekurangan vitamin B12 dapat juga mempengaruhi sistem syaraf, berperan pada regenerasi
syaraf peripheral, mendorong kelumpuhan. Selain itu juga dapat menyebabkan hipersensitif
pada kulit.

 Dampak Kelebihan
Tidak diketahui adanya gangguan karena kelebihan vitamin B12. Dosis hingga 1000
mikrogram tidak menampakkan bahaya, tetapi juga tidak menunjukkan kegunaan. Penganut
vegetarisme dianjurkan memakan suplemen multivitamin yang mengandung vitamin B12.

2.4 Pencernaan Vitamin Larut Air


Vitamin yang larut lemak atau minyak, jika berlebihan tidak dikeluarkan oleh tubuh,
melainkan akan disimpan. Sebaliknya, vitamin yang larut dalam air yaitu vitamin B kompleks
dan C tidak disimpan, melainkanakan dikeluarkan oleh sistem pembuangan tubuh.
Akibatnya selalu dibutuhkan asupan vitamin tersebut setiap hari. Vitamin yang alami bisa
didapat dari produk sayur, buah dan produk hewani. Seringkali makanan yang terkandung
dalam makanan atau minuman tidak berada dalam keadaan bebas, melainkan terikat, baik
secara fisik maupun kimia. Proses pencernaan makanan, baik didalam lambung dan usus
halus akan membantu melepaskan vitamin dari makanan agar bisa diserap oleh usus.Vitamin
diserap oleh usus dengan proses dan mekanisme yang berbeda. Vitamin larut air langsung
diserap melalui saluran darah dan ditransportasikan ke hati.

2.5 Metabolisme Vitamin Larut Air


Vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin B kompleks dan C, tidak disimpan
melainkan akan dikeluarkan oleh system pembuangan tubuh. Akibatnya, selalu dibutuhkan
asupan vitamin tersebut setiap hari.

 Proses Metabolismenya :
Proses pencernaan makanan, baik di dalam lambung maupun usus halus akan
membantu melepaskan vitamin dari makanan agar bisa diserap oleh usus. Vitamin larut air
langsung diserap melalui saluran darah dan ditransportasikan ke hati. Proses dan mekanisme
penyerapan vitamin dalam usus halus diperlihatkan pada table berikut.

Tabel Proses dan Mekanisme Penyerapan Vitamin dalam Usus Halus


Jenis Vitamin Mekanisme Penyerapan
Vitamin C Difusi pasif (lambat) atau menggunakan
Na+ (cepat)
Vitamin B1 (Tiamin) Difusi pasif (apabila jumlahnya dalam lumen usus
sedikit), dengan bantuan Na+ (bila jumlahnya
dalam lumen usus banyak)
Vitamin Difusi pasif
B2 (Riboflavin)
Niasin Difusi pasif (menggunakan Na+)
Vitamin Difusi Pasif
B6 (Piridoksin)

Vitamin Difusi Pasif


B6 (Piridoksin)
Folasin (Asam Folat) Menggunakan Na+
Vitamin B12 Menggunakan bantuan factor intrinsic (IF) dari
lambung

 Proses Metabolisme Vitamin C :


Vitamin C adalah vitamin yang larut air dan biasa disebut asam askorbat. Vitamin C
mudah diserap secara aktif atau mungkin secara nonaktif (difusi) pada bagian atas usus halus
masuk ke peredaran darah melalui vena porta (pembuluh darah besar yang menuju ke hati
lalu ke jantung). Rata-rata penyerapan adalah 90% untuk konsumsi 20-120 mg sehari.
Konsumsi tinggi sampai 12 gram (sebagai pil) hanya diserap sebanyak 16%. Vitamin C
kemudian dibawa ke semua jaringan, konsentrasi tertinggi ada di dalam jaringan adrenal,
pituitary dan retina.
Tubuh dapat menyimpan hingga 1.500 mg vitamin C bila konsumsi mencapai 100 mg
sehari. Jumlah ini dapat mencegah terjadinya skorbut (berupa kerusakan mucosa seperti
sariawan) selama tiga bulan, Vitamin C dibuang melalui urine. Karena dibuang melalui urine
itu berarti berhubungan dengan ginjal. Jadi asupan vitamin C dosis tinggi kurang baik untuk
penderita gagal ginjal dan hati.

2.6 Absorbsi dan Ekskresi Vitamin Larut Air

1. Absorbsi dan Ekskresi Vitamin C


Vitamin C dapat dioksidasi secara reversibel menjadi dehidro vitamin C dan
katabolisme lebih lanjut menghasilkan asam oksalat. Vitamin C diekskresikan terutama di
dalam urin, sebagian kecil di dalam tinja dan sebagian kecil lagi di dalam keringat .
Metabolisme vitamin C belum banyak diketahui. Oleh karena itu perlu penelitian lebih lanjut
tentang matabolisme vitamin C.

2. Absorbsi dan Eksresi Vitamin B


Thiamin mudah larut dalam air, sehingga thiamin di dalam usus halus mudah diserap
kedalam jaringan mukosa. Di dalam sel epithel mukosa usus thiamin difosforilasikan dengan
pertolongan ATP dan sebagai TPP dialirkan oleh vena porta ke hati. Thiamin total di dalam
darah berbentuk TPP, kadarnya 10 ug% di dalam komponen seluler 1 ug% di dalam plasma
leucocyt mengandung TPP dalam konsentrasi tinggi sampai 100 ug%. Thiamin diekskresikan
di dalam urine pada keadaan normal, ekskresi ini paralel terhadap tingkat konsumsi, tetapi
pada kondisi defisien hubungan paralel ini tidak lagi berlaku.
Riboflavin disebabkan dari ikatan-ikatan protein sebagai FAD dan FMN di dalam
lambung yang bersuasana asam. FAD dan FMN kemudian di dalam usus halus dihidrolisis
oleh enzim-enzim pirofosfatase dan fosfatasemenjadi riboflavin bebas. Riboflavin diabsorpsi
di bagian atas usus halus secara aktif oleh proses yang membutuhkan natrium untuk
kemudian mengalami fosfo rilasi hingga menjadi FMN di dalam mukosa usus halus.
Ribol=flavin dalam aliran darah sebagian besar terikat pada albumin dan sebagian kecilpada
imunoglobulin. G. Riboflavin dan metabolitnya terutama disimpan di dalam hati, jantung dan
ginjal. Simpanan riboflavin terutama dalam bentuk FAD yang mewakili 70-90% vitamin
tersebut.
Vitamin yang terikat pada protein ini dihidrolisis menjadi biostin yang diabsorpsi
bersama biotin dalam bagian atas usus halus. Biotin diabsorpsi secara aktif dalam duodenum
dan ileum bagian atas, serta disimpan atau digunakan setelah diubah menjadi biotinil-5-
adenilat di dalam hati, otot dan ginjal. Biostin dihidrolisis menjadi biotin di dalam pelasma.
Biotin dan metabolitnya dikeluarkan melalui urin dalam jumlah 6-50 ug/hari.
Asam pantotenat dikonsumsi sebagai bagian dari KoAyang oleh enzim pospatase
dalam saluran cerna dihidrolisis menjadi 4-fofopantotein dan asam pantotenat kemudian
diabsorpsi. KoA disintesis kembali di dalam sel-sel hati. Asam pantotenat dikeluarkan
melalui urin, terutama sebagai hasil metabolisme Koenzim A.
Sebelum diabsorpsi, vitamin B6 di dalam Makanan yang terutama terdapat dalam
bentuk fosforilasi dihidrolisis oleh enzim fosfatase di dalam usus halus . Di dalam hati,
ginjal, dan otak vitamin B6difosforilasi kembali untuk kemudian diubah menjadi bentuk PLP
oleh enzim oksidasi. Fosforilasi dan perubahan oksidatif vitamin B6 juga dapat terjadi di
dalam sel darah, daerah dimana PLP terikat pada hemoglobin. Sebanyak 50% jumlah vitamin
B6 dalam tubuh disimpan dalam otot. PLP dihati diikat oleh apoenzim dan beredar di dalam
darah dalam keadaan terikat dengan albumin. PLP yang tidak terikat diubah menjadi asam
piridoksat oleh enzim oksidase di dalam hati dan ginjal, yaitu metabolit utama yang di
keluarkan melalui urin.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang
memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh
tubuh. Vitamin larut dalam air adalah vitamin yang hanya dapat disimpan dalam jumlah
sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama aliran makanan. Saat suatu bahan pangan
dicerna oleh tubuh, vitamin yang terlepas akan masuk ke dalam aliran darah dan beredar ke
seluruh bagian tubuh. Apabila tidak dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang tubuh
bersama urin. Oleh karena hal inilah, tubuh membutuhkan asupan vitamin larut air secara
terus-menerus.
Vitamin yang larut dalam air terdiri dari vitamin B dan vitamin C. Kedua vitamin ini diberi
nama berdasarkan label dari tabung-tabung percobaan pada saat vitamin tersebut ditemukan.
Selanjutnya diketahui bahwa tabung percobaan dengan vitamin B ternyata mengandung lebih
dari satu vitamin, yang kemudian diberi nama B1, B2 dst. Kedelapan vitamin B berperan
penting dalam membantu enzim untuk metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, dan
dalam pembuatan DNA dan sel-sel baru.

3.2. Saran
Vitamin yang larut dalam air sangatlah penting bagi tubuh, untuk itu sebaiknya kita
mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin tersebut untuk memenuhi kebutuhan gizi
kita.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita.2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Proses Metabolisme Vitamin Larut Air -


http://git-gityudhistira.blogspot.com/2012/02/proses-metabolisme-vitamin-larut-dalam.html

Apa Itu Vitamin Larut Dalam Air - http://purwatiwidiastuti.wordpress.com/2012/05/13/apa-


itu-vitamin-larut-dalam-air/

Vitamin Larut Air - https://kuntummawar.wordpress.com/2013/05/16/makalah-vitamin-larut-


air/
Dasar-Dasar Gizi dan Vitamin - https://chiethalive.wordpress.com/2013/01/19/makalah-
dasar-dasar-gizi-vitamin-dan-larut-air/
Vitamin yang Larut Dalam Air - http://budimotivasi.blogspot.co.id/2012/05/makalah-
vitamin-yang-larut-dalam-air.html

Anda mungkin juga menyukai