Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

VITAMIN LARUT AIR

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pangan dan Gizi

Disusun oleh:
Kelompok 7
1. Vinka Theresia Pondaag (C1061181006)
2. Alvita Noveransa (C1061181015)
3. Devi Nur Fitriyani (C1061181026)
4. Govinda Anggita Fortin (C1061181036)

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
mata kuliah Ilmu Pangan dan Gizi ini bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada selutuh pihak yang telah berpartisipasi
dalam penyusunan makalah yang berjudul “Vitamin Larut Air” ini. Semoga segala
bantuan dan dukungan yang diberikan kepada kami mendapat imbalan yang berlipat
ganda diakhirat.
Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Pontianak, 4 juni 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. 2

DAFTAR ISI ................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 4

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 4

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4

1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 6

2.1 Pengertian Vitamin Larut Air .................................................................................... 6

2.2 Klasifikasi Vitamin Larut Air ................................................................................... 6

2.3 Pencernaan, Penyerapan, Transportasi, Ekskresi Vitamin Larut Air .................. 6

2.4 Ciri Kimiawi, Cara Menghitung Kebutuhan, Sumber, Akibat Kekurangan dan
Kelebihan dari Berbagai Vitamin Larut Air ............................................................ 8

BAB III PENUTUP .................................................................................................... 32

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 32

3.2 Penutup ....................................................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 33


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Vitamin (bahasa inggris: vital amine, vitamin) merupakan kelompok
senyawa organik yang memiliki fungsi vital bagi organisme didalam
metabolismenya. Senyawa organik ini memiliki bobot molekul kecil dan tidak
dapat dihasilkan didalam tubuh. Istilah vitamin merupakan pengabungan dari vita
artinya “hidup” dan amina (Wikipedia, 2018).
Kegunaan dasar vitamin bagi tubuh adalah untuk dapat bertumbuh dan
berkembang secara normal. Walaupun vitamin dibutuhkan oleh tubuh dalam
jumlah yang sedikit, namun jika kebutuhan ini diabaikan, maka metabolisme di
dalam tubuh kita akan terganggu karena senyawa lain tidak dapat mengantikan
fungsinya. Gangguan kesehatan ini dinamakan avitaminosis (Wikipedia, 2018).
Vitamin dibedakan dalam 2 kelompok besar, yaitu vitamin yang larut
dalam lemak dan vitamin yang larut dalam air. Vitamin larut lemak yaitu vitamin
A, D, E, K. Vitamin larut air, yaitu vitamin C dan B kompelks. Pada kesempatan
kali ini, kami akan memaparkan vitamin yang larut dalam air.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian dari vitamin larut air?
1.2.2 Apa saja klasifikasi vitamin larut air?
1.2.3 Bagaimana pencernaan, penyerapan, transportasi, ekskresi vitamin larut
air?
1.2.4 Bagaimana ciri kimiawi, cara menghitung kebutuhan, sumber, akibat
kekurangan dan kelebihan dari berbagai vitamin larut air?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian vitamin larut air
1.3.2 Mengetahui klasifikasi vitamin larut air
1.3.3 Mengetahui pencernaan, penyerapan, transportasi, ekskresi vitamin larut
air
1.3.4 Mengetahui ciri kimiawi, cara menghitung kebutuhan, sumber, akibat
kekurangan dan kelebihan dari berbagai vitamin larut air
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Vitamin Larut Air


Vitamin larut air adalah vitamin yang hanya dapat disimpan dalam jumlah yang
sedikit dan biasanya akan segera hilang bersamaan dengan aliran makanan. Saat
bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang terlepas akan masuk kedalam
aliran darah dan beredar ke seluruh tubuh, apabila tidak diperlukan maka vitamin
akan di buang bersama urine. Maka diperlukan asupan vitamin secara terus
menerus (Wikipedia, 2018).
Kegunaan dasar vitamin bagi tubuh adalah untuk dapat bertumbuh dan
berkembang secara normal. Walaupun vitamin dibutuhkan oleh tubuh dalam
jumlah yang sedikit, namun jika kebutuhan ini diabaikan, maka metabolisme di
dalam tubuh kita akan terganggu karena senyawa lain tidak dapat mengantikan
fungsinya. Gangguan kesehatan ini dinamakan avitaminosis (Wikipedia, 2018).

2.2 Klasifikasi Vitamin Larut Air


Vitamin larut air dibagi menjadi vitamin C dan B kompleks. Vitamin B
dibagi lagi menjadi 8, yaitu vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3, vitamin B5,
vitamin B6, vitamin B7, vitamin B9 dan vitamin B12 (Wikipedia, 2018).

2.3 Pencernaan, Penyerapan, Transportasi, Ekskresi Vitamin Larut Air


Pencernaan, penyerapan, transportasi dan ekskresi menurut Temuningsih:
2.3.1 Vitamin C dicerna oleh mulut dengan cara dikunyah. Diserap secara aktif
dan mungkin pula secara difusi pada bagian atas usus halus lalu masuk ke
peredaran darah melalui vena porta. Rata-rata absorpsi adalah 90% untuk
konsumsi antara 20-120 m sehari. Pada konsumsi lebih dari 100 m sehari,
kelebihan akan diekskresi sebaai asam askorbat atau sebagai
karbondisoksida melalui pernapasan Pada konsumsi lebih dari 300 m
sehari, kelebihan akan diekskresi melalui urin dalam bentuk asam oksalat.
2.3.2 Vitamin B1 dicerna oleh mulut dengan cara dikunyah. Diserap secara aktif
pada bagian duodenum, didalam sel epitel mukosa usus thiamin di
fosforilasikan dan disimpan dalam bentuk TPP di jantung, otak, hati dan
jaringan otot. Diekskresi dalam bentuk urine.
2.3.3 Vitamin B2 dicerna oleh mulut dengan cara dikunyah. Diserap dibagian
atas usus halus dengan proses yang membutuhkan natrium. Riboflavin
mengalami fosforilasi menjadi FMN dalam mukosa usus halus. Pada aliran
darah terikat pada albumin dan imunoglobulin G. Disimpan dihati, jantung
dan ginjal dalam bentuk FAD. Diekskresi dalam bentuk urine.
2.3.4 Vitamin B3 dicerna oleh mulut dengan cara dikunyah. Diserap didalam
usus halus niasin dihidrolisis dan diabsorbsi sebagai asam nikotinat,
nikotinamida, dan Nikotinamida Mononukleotida (NMN). Diekskresi
dalam bentuk urine.
2.3.5 Vitamin B5 dicerna oleh mulut dengan cara dikunyah. Diserap sebagai
bagian dari KoA yang dihidrolisis oleh enzim fosfatase menjadi 4-
fosfopantotein dan asam pantoneat. KoA disintesis kembali di sel hati.
Diekskresi dalam bentuk urine.
2.3.6 Vitamin B6 dicerna oleh mulut dengan cara dikunyah. Dihidrolisis oleh
enzim fotfatase dalam usus halus, selanjutnya vitamin B6 akan difosforilasi
didalam sel darah menjadi PLP, PLP ini terikat pada hemoglobin.
Fosforilasi juga terjadi di dalam hati, PLP terikat pada apoenzim dan masuk
ke darah terikat dengan albumin. PLP yang tidak trikat diubah menjadi
Asam piridoksat. Diekskresi dalam bentuk urine.
2.3.7 Vitamin B7 dicerna oleh mulut dengan cara dikunyah. Diserap secara aktif
dalam duodenum dan ileum bagian atas, disimpan atau digunakan setelah
diubah menjadi biotinil 5 adenilat didalam hati, otot, dan ginjal. Biotin di
dalam usus besar dapat disintensis oleh bakteri, sehingga ekskresi biotin
melalui feses dapat mencapai 3-6 kali lebih besar dari pada konsumsi
melalui makanan.
2.3.8 Vitamin B9 dicerna oleh mulut dengan cara dikunyah. Folat dihidrolisis
menjadi monoglutamat folat kemudian diubah menjadi 5-metil
tetrahidrofolat ke dalam hati disimpan dalam jumlah kecil. Dihati, folat
diubah menjadi asam tetrahidrofolat (THFA). THFA kemudian bereaksi
dengan poliglutamat sintase membentuk poliglutamil folat. Folat dalam hati
bersikulasi dalam plasma dan digunakan untuk sumsum tulang, kemudian
digunakandalam sel darah merah. Diekskresi dalam bentuk urine.
2.3.9 Vitamin B12 dicerna oleh mulut dengan cara dikunyah. Penyerapan
intestinal terjadi dengan perantaraan tempat-tempat reseptor dalam ileum
yang memerlukan pengikatan vitamin B12, suatu glikoprotein yang sangat
spesifik yaitu faktor intrinsik yang disekresi sel-sel parietal pada mukosa
lambung. Setelah diserap vitamin B12 terikat dengan protein plasma,
transkobalamin II untuk pengangkutan ke dalam jaringan. Vitamin B12
disimpan dalam hati terikat dengan transkobalamin I. Diekskresi dalam
bentuk urine.

2.4 Ciri Kimiawi, Menghitung Kebutuhan, Sumber, Akibat Kekurangan dan


Kelebihan dari Berbagai Vitamin Larut Air
2.4.1 Vitamin C
Ciri kimiawi
Dalam bentuk kristal tidak berwarna, titik cair 190-192°C. Bersifat larut dalam air
sedikit larut dalam aseton atau alkohol yang mempunyai berat molekul rendah.
Vitamin C sukar larut dalam kloroform, eter dan benzen. Dengan logam
membentuk garam. Sifat asam ditentukan dengan ionisasi enol grup pada atom C
nomor tiga

Pada pH rendah vitamin C lebih stabil daripada pH tinggi. Vitamin C mudah


teroksidasi, lebih-lebih apabila terdapat katalisator Fe, Cu, enzim Askorbat
oksidase, sinar, temperatur yang tinggi. Larutan encer vitamin C pada pH kurang
dari 7,5 masih stabil apabila tidak ada katalisator seperti di atas. Oksidasi vitamin
C akan terbentuk asam dihidroaskorbat. Vitamin C dengan iodin akan membentuk
ikatan dengan atom C normor 2 dan 3 sehingga ikatan rangkap hilang (Sudarmadji,
1989).

Vitamin C merupakan asam kuat dengan nilai pKa 4,21 dalam bentuk kristal,
cukup stabil tetapi sangat mudah teroksidasi bila dalam bentuk larutan dan di udara
terbuka. Tes iodin dan 2,6-dichlorophenolindophenol adalah merupakan tes
kuantitatif yang spesifik untuk menentukan konsentrasi asam askorbat (West,
1966).

Menghitung kebutuhan
Jumlah masukan vitamin C yang diperlukan pada orang dewasa agar jangan
sampai terjadi gejala defisiensi adalah 10 mg/hari. Sedangkan di Indonesia,
kebutuhan yang dianjurkan adalah 30 mg/hari.

Sumber
Vitamin C pada umumnya hanya terdapat di dalam pangan nabati, yaitu sayur dan
buah terutama yang asam, seperti jeruk, nanas, rambutan, papaya, gandaria, dan
tomat. Vitamin C juga banyak terdapat di dalam sayuran, daun-daunan, dan jenis
kol. Kandungan vitamin C beberapa bahan makanan dapat dilihat pada table
berikut.

Tabel nilai vitamin C berbagai bahan makanan (mg/100 gram)


(Almatsier, 2004).

Akibat kekurangan
Kekurangan vitamin C menyebabkan sariawan di mulut, kulit cenderung kasar,
gusi tidak sehat hingga gigi mudah goyah dan tanggal, mudah terjadi perdarahan
di bawah kulit (sekitar mata dan gusi), cepat lelah, otot lemah, luka sukar
sembuh, mudah mengalami depresi, gampang terkena anemia dengan gejala-
gejala kelelahan sakit kepala dan lekas marah. Kekurangan vitamin C berat
menyebabkan penyakit kudisan. (Almatsier, 2004).

Akibat kelebihan
Keracunan vitamin C terjadi jika terlalu banyak konsumsi suplemen vitamin C
berlebihan. Efek keracunan vitamin C tidak akan terjadi jika vitamin C yang
dimakan berasal dan makanan, buah – buahan dan sayuran. Efek dari kelebihan
konsumsi suplemen vitamin C overdosis antara lain :

a. Diare
b. Mual
c. Muntah
d. Mulas
e. Kram perut
f. Sakit kepala
g. Insomnia
h. Batu Ginjal

Batas maksimal vitamin C yang masih dapat diterima oleh tubuh adalah 2000
ccmg/hr, melebihi dari dosis tersebut dapat menyebabkan keracunan. Ketika
seseorang mengkonsumsi sejumlah besar vitamin C dalam bentuk suplemen
dalam jangka panjang, tubuh menyesuaikannya dengan menghancurkan dan
mengeluarkan kelebihan vitamin C dari pada biasanya. Jika konsumsi kemudian
secara tiba-tiba dikurangi, tubuh tidak akan menghentikan proses ini, sehingga
menyebabkan penyakit kudisan. (Almatsier, 2004).

2.4.2 Vitamin B1
Ciri kimiawi
Istilah tiamin menyatakan bahwa zat ini mengandung sulfur (tio) dan nitrogen
(amine). Molekul tiamin terdiri atas cincin pirimidin yang terikat dengan cincin
tiasol . Tiamin merupakan Kristal putih kekuningan yang larut dalam air. Dalam
keadaan kering vitamin B1 cukup stabil. Didalam keadaan larut vitamin B1 hanya
tahan panas bila dalam keadaan asam. Dalam suasana alkali vitamin B1 mudah
ruak oleh panas atau oksidasi. Kehilangan tiamin oleh pemasakan tergantung pada
lama dimasak, pH, suhu, jumlah air yang digunakan dan dibuang. Tiamin tahan
suhu beku. Tiamin secara komersial didapat sebagai tiamin hidro klorida yang lebih
stabil dan aktif secara biologic. Nama lain untuk tiamin adalah aneurin atau factor
aneutitik (Rincealfia, 2014).

Menghitung kebutuhan
Kebutuhan harian vitamin B1 erat kaitannya dengan dosis. Jika Anda sadar bahwa
dosis vitamin B1 yang kita konsumsi itu sebenarnya tidak boleh kelebihan ataupun
kekurangan. Walaupun dalam penggunaan hariannya kita juga tidak mampu
mengukur vitamin B1 yang telah masuk ke dalam tubuh, namun Anda bisa
mengukurnya dari jumlah berat sayuran atau buah atau daging yang mengandung
vitamin B1 yang telah Anda makan. Lalu berapakah dosis hariannya? Untuk
kebutuhan laki-laki, vitamin B1 dengan dosis sesuai usia sebagai berikut:
a. 1 sampai 3 tahun : 0.5 miligram per hari
b. 4 sampai 8 tahun : 0.6 miligram per hari
c. 9 sampai 13 tahun : 0.9 miligram per hari
d. 14 tahun ke atas : 1.2 miligram per hari

Sedangkan untuk kebutuhan perempuan dengan dosis juga sesuai usia sebagai
berikut:
a. 1 sampai 3 tahun : 0.5 mcg per hari
b. 4 sampai 8 tahun : 0.6 mcg per hari
c. 9 sampai 13 tahun : 0.9 mcg per hari
d. 14 sampai 18 tahun : 1.0 mcg per hari
e. 19 tahun keatas : 1.1 mcg per hari

Penuhilah kebutuhan dosis harian vitamin B1 ini dari berbagai sumber makanan
yang mengandung vitamin B1 ternyata banyak. Selain pada buah dan sayuran
tentunya. Pada makanan seperti daging, ikan, sereal, bijian, benih, tuna, kacang
polong, gandum, telur (Wikivitamin,2019).

Sumber
Berikut sumber makanan yang mengandung vitamin B1 :

Daging
Daging dalam produksi kalengan ternyata mengandung 0,9 mcg vitamin B1. Lebih
tinggi dibandingkan dengan vitamin B1 pada buah dan sayuran. Jeroan
mengandung vitamin B1 yang cukup banyak. Selain itu juga ada daging sapi yang
juga banyak mengandung vitamin B1. Seperti hati pada daging sapi banyak
mengandung vitamin B1. Terlebih lagi daging yang rendah lemak, lebih banyak
lagi mengandung vitamin B1.

Ikan
Ikan juga mengandung vitamin B1 loh. Ikan tuna mengandung setidaknya dalam 4
ons mampu memenuhi 38% kebutuhan harian vitamin B1 dalam tubuh. Dengan
begitu, sangat baik untuk mengkonsumsi ikan untuk memenuhi kebutuhan vitamin
B1. Secara pasti, dalam 4 ons ikan tuna terkandung 0,57 mcg vitamin B1.
Kemudian ada ikan Kuwe (pompano) yang mengandung 0,45 mcg vitamin B1
setiap sajian 100 gramnya. Lalu ada ikan salmon juga yang mirip kandungan
vitamin B1-nya seperti ikan tuna. Selain itu, menggunakan suplemen seperti
minyak ikan juga dapat membantu pemenuhan kebutuhan vitamin B1. Karena tidak
semua orang menyukai jenis ikan yang mengandung vitamin B1 sehingga
suplemen membantu untuk memenuhinya.

Sereal
Sereal termasuk makanan olahan modern. Karena di Negara maju, sereal sudah
menjadi makanan wajib untuk kebutuhan pagi hari (sarapan). Memang di Negara
berkembang seperti Indonesia sangat jarang dilakukan karena memang harga sereal
bisa lebih mahal daripada makanan alami yang biasa di konsumsi di pagi hari (nasi,
telur, mie, roti, dan lain-lain). Sereal sendiri merupakan produk dari gandum.
Kandungan vitamin B1-nya cukup tinggi. Karena seperempat cangkir saja mampu
memenuhi 0,5 mcg vitamin B1. Apalagi sereal ini bisa dipadukan dengan lauk
pauk lainnya seperti daging dan ikan.

Biji-bijian
biji-bijian seperti kacang kenari, kacang tanah, kacang brazil, kacang kering,
kacang kismis merupakan kacang-kacangan yang mengandung vitamin B1. Namun
jika kacang-kacangan ini dimasak, direbus, bisa kehilangan 30% dari kandungan
vitamin B1 alaminya. Untuk itu kacang-kacangan bisa dikonsumsi langsung untuk
mendapatkan vitamin B1 secara optimal. Seperti juga biji bunga matahari yang
mengandung 1,48 mcg vitamin B1 dalam takaran 100 gramnya.

Lalu kacang pinus yang mengandung 1,28 mcg vitamin B1 dalam takaran 100
gramnya. Kacang pistachio juga mengandung vitamin B1. Dalam takaran 100
gramnya mengandung 0,87 mcg vitamin B1. Kacang macadamia mengandung
vitamin B1 sebanyak 0,7 mcg dalam takaran 100 gramnya. Lalu juga ada kacang
kemiri mengandung vitamin B1 sebanyak 0,66 mcg dalam takaran 100 gramnya.

Kacang Polong
Kacang polong sendiri mengandung 0,4 mcg vitamin B1 dalam takaran 100
gramnya. Saat kacang polong ini direbus, mengandung 27% vitamin B1 dengan
pembagian per cangkirnya pada kacang polong dan kacang koro dengan berat
sekitar 23% per cangkirnya. Selain itu ada kacang hitam yang mengandung 0,42
mcg vitamin B1 setiap cangkir pemenuhannya. Ada kacang lima atau buncis juga
yang mengandung vitamin B1 sebanyak 24,7 mcg per satu cangkir kacang buncis.
Jadi sangat banyak kacang-kacangan yang mengandung vitamin B1.

Telur
Telur adalah sumber makanan yang paling sering dikonsumsi oleh orang Indonesia.
Seperti sarapan, jarang ada yang menggunakan sereal, namun telur bisa dijadikan
alternatif untuk memenuhi kebutuhan gizi vitamin B1. Tentu tidak hanya untuk
sarapan saja. Karena telur dihasilkan dari ayam dimana daging ayam juga
mengandung vitamin B1 (walaupun lebih banyak kandungannya pada daging sapi
dan babi). Oleh karena itu telur juga mengandung vitamin B1. Satu telur yang telah
dimasak mengandung 0,03 mcg vitamin B1.
Gandum
Kandungan vitamin B1 pada satu cangkir gandum mengandung 4,47 mcg vitamin
B1. Untuk itu gandum bisa dikonsumsi untuk pemenuhan vitamin B1 secara harian.
Walaupun sampai sekarang gandum lebih banyak di temukan pada sereal
dibandingkan pada masakan lain. Karena gandum merupakan komoditi ekspor
utama amerika serikat dan jarang ditanam di Indonesia. Selain itu gandum sudah
lebih diolah dalam bentuk makanan seperti roti, kue, dan makanan lainnya. Karena
gandum diolah menjadi tepung dan tepung itulah yang digunakan dalam bentuk
makanan lainnya. Bisa juga menjadi bahan baku mie yang sering kita makan sehari-
hari. Dari berbagai sumber makanan diatas, semoga semakin banyak informasi
yang akan anda dapatkan dan pahami tentang vitamin B1 ini akan membuat anda
banyak pilihan dalam menggunakan sumber-sumber makanan yang ada. Jika anda
belum banyak mengenal jenis makanan diatas atau belum pernah memakannya,
bisa dicoba terlebih dahulu. Karena terkadang tidak adanya variatif dalam makanan
yang kita makan akan terkendala pemenuhan vitamin B1 dalam tubuh nantinya
karena bosan dengan makanan yang itu-itu saja (Wikivitamin,2019).

Akibat kekurangan
Penyakit yang cukup terkenal jika Anda mengalami kekurangan vitamin B1 adalah
beri-beri. Saat tubuh kekurangan vitamin B1, maka tubuh akan mengalami
hilangnya nafsu makan, kehilangan berat badan, mual, kelelahan saraf, dan
insomnia. Selain itu, kekurangan vitamin B1 juga dapat menyebabkan gangguan
sistem jantung dan pembuluh darah. Walaupun sangat jarang sekarang kasus
penyakit beri-beri, tetap ada baiknya Anda mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung vitamin B1 (Roro Dyiah, 2016).

Akibat kelebihan
Terlalu banyak asupan vitamin B1 yang didapat oleh tubuh rupanya tidak baik dan
malah justru berakibat cukup serius. Beberapa kondisi di bawah ini merupakan
akibat dari mengonsumsi vitamin B1 terlalu banyak.

1. Agitasi

Kondisi ini adalah di mana seseorang akan merasa mudah terbawa emosi dan
menjadi lebih sensitif dari biasanya. Agitasi memiliki istilah lain yang biasa kita
sebut dengan kegelisahan. Ini juga bisa disamaartikan dengan kondisi gangguan
psikomotor atau aktivitas motorik yang secara tiba-tiba menjadi meningkat. Ciri-
ciri penderita agitasi adalah:

 Sering panik dengan meremas lengan.


 Mondar-mandir secara tak jelas.
 Sering gelisah.
 Melakukan kegiatan yang biasanya orang lain justru menganggapnya aneh.
 Menggigit bibir atau lidah sendiri jika sudah akut.
 Melukai orang lain pada tahap yang serius.

2. Palpitasi Jantung

Kondisi ini adalah di mana seseorang mengalami debar jantung yang lebih keras
dari biasanya. Dapat juga diakibatkan oleh hyperkalemia atau darah yang ternyata
memiliki kandungan kalium tinggi. Kalium ini biasanya akan dikeluarkan oleh
ginjal melalui urin sehingga tubuh tidak menampung terlalu banyak kalium.
Vitamin B1 yang dikonsumsi secara berlebihan akan membuatnya mengendap di
bagian ginjal dan darah pun otomatis mengandung kadar kalium lebih tinggi
sehingga mengganggu kinerja ginjal di mana vitamin B1 telah membebaninya.
Palpitasi jantung jika iabaikan maka akan memicu serangan jantung dan gejala
gagal jantung.

3. Ruam Kulit
Kondisi seperti ini biasanya diakibatkan oleh kapilari atau pembuluh darah yang
menyempit. Ruam kulit juga bisa terjadi karena bakteri atau virus dan zat kimia.
Namun, ruam pada kulit juga berkemungkinan diakibatkan oleh konsumsi vitamin
B1 terlalu berlebih. Ciri-ciri penderita ruam kulit adalah sebagai berikut:

 Berbintik dengan bentuk seperti bisul. Terjadi pembengkakan di kulit.


 Kulit memerah.
 Kulit terasa gatal-gatal.

 Ruam kulit pada umumnya tidak hanya muncul di satu area kulit dan gejala-
gejala tersebut dapat timbul ketika kulit mulai teriritasi. Satu-satunya jalan adalah
dengan mengurangi asupan vitamin B1 (Roro Dyiah, 2016).

2.4.3 Vitamin B2
Ciri kimiawi
Struktur riboflavin terdiri atas cincin isoaloksazin dengan rantai samping ribitil.
yang terikat dengan gula alcohol,ribitol. Jenis vitamin ini berupa pigmen fluoresen
berwarna yang relatif stabil terhadap panas tetapi terurai dengan cahaya yang
visible.

Bentuk aktif riboflavin adalah flavin mononukleatida ( FMN ) dan flavin adenin
dinukleotida ( FAD ). FMN dibentuk oleh reaksi fosforilasi riboflavin yang
tergantung pada ATP sedangkan FAD disintesis oleh reaksi selanjutnya dengan
ATP dimana bagian AMP dalam ATP dialihkan kepada FMN. Flavin adenin
difosfat (FAD) dibentuk bila FMN pada rantai sampingnya dikaitkan dengan
adenin monofosfat. Enzim-enzim flavoprotein yang mengandung FMN dan FAD
terikat pada bermacam apoenzim dan terlibat dalam reaksi oksidasi-reduksi
berbagai jalur metabolisme yang berpengaruh terhadap respirasi sel. Dalam bentuk
murni, riboflavin alkali kristal kuning. Riboflavin larut air, tahan panas, oksidasi
dan asam, tetapi tidak tahan alkali dan cahaya terutama sinar ultraviolet. FMN dan
FAD berfungsi sebagai gugus prostetik enzim oksidoreduktase, dimana gugus
prostetiknya terikat erat tetapi nonkovalen dengan apoproteinnya. Enzim-enzim
flavoprotein tersebar luas dan diwakili oleh beberapa enzim oksidoreduktase yang
penting dalam metabolisma mamalia, misalnya oksidase asam α amino dalam
reaksi deaminasi asam amino, santin oksidase dalam penguraian purin, aldehid
dehidrogenase, gliserol 3 fosfat dehidrogenase mitokondria dalam proses
pengangkutan sejumlah ekuivalen pereduksi dari sitosol ke dalam mitokondria,
suksinat dehidrogenase dalam siklus asam sitrat, Asil ko A dehidrogenase,serta
flavoprotein pengalih electron dalam oksidsi asam lemak dan dihidrolipoil
dehidrogenase dalam reaksi dekarboksilasi oksidatif piruvat serta α-ketoglutarat,
NADH dehidrogenase merupakan komponen utama rantai respiratorikdalam
mitokondria.Semua system enzim ini akan terganggu pada defisiensi riboflavin.
Dalam peranannya sebagai koenzim, flavoprotein mengalami reduksi reversible
cincin isoaloksazin hingga menghasilkan bentuk FMNH2 dan FADH2 (Hilary J
Powers, 2003).

Menghitung kebutuhan
Kebutuhan harian vitamin B2 ini dapat dikonsumsi mulai dari 0,3 miligram sampai
1,4 miligram secara harian. Namun dosis yang lebih tinggi bisa juga dikonsumsi
jika telah mendapatkan saran dari dokter. Biasanya karena terkena suatu penyakit
sehingga konsumsi vitamin B2 diperbanyak untuk masa penyembuhan.
Kebutuhan per hari dari konsumsi vitamin B2 untuk pria dewasa mengambil 1,7
mcg perhari sedangkan untuk wanita dewasa mengambil 1,3 mcg perharinya.
Karena vitamin B2 termasuk vitamin yang larut dalam air, maka saat berlebihan
mengkonsumsi vitamin B2, akan dikeluarkan melalui urin. Bagi tubuh saat
kekurangan vitamin B2, maka diharuskan bagi Anda agar mengkonsumsi banyak
air untuk mempermudah pembuatan urin agar meringankan kinerja dari ginjal
(Academia, 2019).
Sumber
Sayuran, hati, daging, telur dan susu merupakan sumber riboflavin bagi manusia.
Riboflavin disintesis oleh ragi, jamur dan bakteri autotrofik, tidak disintesis oleh
hewan, akan tetapi mikroorganisme di dalam usus bisa memberikan sumbangan
penting bagi kebutuhan hewan, terutama pada ruminansia. Produksi riboflavin oleh
industri fermentasi dengan jasa bakteri tertentu dari susu, molase atau substrat
lainnya yang dapat difermentasi, merupakan sumber komersial penting untuk
vitamin tersebut, terutama untuk kebutuhan ternak. Vitamin tersebut dibuat pula
secara sintetis kimiawi dalam jumlah besar. Riboflavin diperlukan dalam respirasi
sel, sehingga sangat dimungkinkan vitamin tersebut terdapat dalam semua sel
tumbuh-tumbuhan dan hewan. Pada tumbuhan,tempat riboflavin dibuat tidak
diketahui, namun konsentrasi terbesar vitamin tersebut terdapat di daun
(Academia, 2019).

Akibat kekurangan
a. Mulut Kering, Bibir Pecah-pecah, Sariawan
Mulut kering, bibir pecah-pecah dan sariawan lebih erat kaitannya dengan
kekurangan vitamin C dibandingkan dengan vitamin B2. Perlu diketahui, saat
imunitas tubuh berkurang atau kekurangan vitamin B2, maka jaringan kulit juga
akan mulai rusak yang menyebabkan terjadika kulit kering. Sehingga jaringan
epitel pada kulit lain semisal mulut dan bibis pun mengalami penurunan kualitas
kesehatannya. Sehingga mulut kering, bibir pecah-pecah, dan sariawan bisa terjadi.
Kekurangan vitamin B2 juga menyebabkan gangguan pada dinding lapisan
pencernaan. Sehingga makanan yang mengandung vitamin C untuk ikut mencegah
mulut kering, bibir pecah-pecah, sariawan tidaklah dapat diserap oleh tubuh secara
maksimal.

b. Kulit Kering Bersisik


Kulit kering bersisik diakibatkan kekurangan vitamin B2 juga bisa terjadi. Kulit
kering dan bersisik karena sel darah merah yang dibentuk dengan vitamin B2 tidak
tercukupi jumlahnya. Sehingga sel darah merah ini yang membawa vitamin lainnya
seperti vitamin C untuk membuat kolagen pada kulit untuk mencegah kulit kering
dan bersisik. Untuk menghindari kulit kering bersisik ini tentu dengan
mengkonsumsi suplemen vitamin (biasanya suplemen vitamin mengandung
beberapa macam vitamin). Namun jika tidak parah, anda tidak perlu mengkonsumsi
suplemen, tapi cukup makanan berserat seperti sayuran dan buah dengan konsumsi
rutin dan diperbanyak sudah mampu membuat kulit anda kembali normal dan tidak
kering dan bersisik.

c. Penglihatan Mata Kabur Karena Katarak dan Keratitis


Penglihatan mata kabur bisa terjadi juga akibat kekurangan vitamin B2. Katarak
dan keratitis adalah menyebabnya. Namun sebab awalnya tentu kekurangan
vitamin B2 ini. Pertama katarak adalah keadaan mata dimana serabut atau bahan
lensa di dalam kapsul lensa. Keratitis adalah radang pada kornea yang
menimbulkan gangguan penglihatan secara signifikan. Dengan penyakit mata baik
katarak maupun keratitis terjadi karena vitamin B2 sebagai vitamin yang
meregenerasi sel tidak diasup ke dalam tubuh dalam konsumsi yang cukup setiap
harinya. Sehingga pada aliran darah terdapat radikal bebas yang dapat membuat
organ mata tersebut rusak.

d. Turunnya Daya Tahan Tubuh


Vitamin B2 ini membantu mengubah karbohidrat menjadi glukosa. Sehingga
terdapat energi yang dibutuhkan tubuh untuk kegiatan sehari-hari. Kekurangan
energi dalam tubuh maka tubuh akan menjadi lemas dan imunitas tubuh akan
menurun. Sehingga metabolisme pada tubuh serta sistem normal pada tubuh
menjadi terganggu. Vitamin B2 ini juga membantu menghasilkan sel darah merah
serta melindungi syaraf pada tubuh. Sehingga saat imunitas

tubuh anda menurun, ada kemungkinannya anda juga kekurangan akan vitamin B2
selain juga bisa diakibatkan kekurangan vitamin lain.
e. Pertumbuhan Tubuh akan Terganggu
Pertumbuhan tubuh bisa terganggu dengan kekurangan asupan vitamin B2.
Kekurangan vitamin B2 ini lebih banyak terjadi pada anak-anak jika menyerang
pertumbuhan tubuh. Hal ini lebih kepada kondisi dimana ibu hamil tidak
mengkonsumsi makanan bergizi sejak masa kehamilannya. Sehingga
mempengaruhi pada kesehatan bayi dan tumbuh kembang bayi nantinya beranjak
dewasa. Biasanya saat ibu hamil mengalami anemia, lidah bengkak, sariawan, kulit
kering menandakan tubuh sedang mengalami kekurangan vitamin. Untuk itu
memenuhi vitamin B2 mampu membuat tumbuh kembang janin akan menjadi lebih
baik lagi.

f. Kulit Berminyak
Saat tubuh kekurangan vitamin B2, memang gejala paling mudah diketahui adalah
dengan adanya perubahan pada kulit. Seperti kulit menjadi bersisik, kering, bahkan
berminyak. Karena selaput lendir pada kulit tidak bekerja sebagaimana mestinya
saat tubuh tidak mendapatkan vitamin B2 yang cukup. Bisa dilihat pada kuku
tangan dan kaki juga. Bagi yang merasa kuku tangan dan kaki mengalami masalah
yang tidak biasanya, bisa ditandai dirinya sedang mengalami kekurangan vitamin
B2. Karena peran pentingnya juga dalam pembentukan sel darah merah, sehingga
nutrisi yang dibawa sel darah merah untuk bisa sampai diterima kulit pun
berkurang. Inilah mengapa kulit berminyak bisa terjadi. Kulit mengeluarkan
minyak dari kelenjarnya karena merespon keadaan lingkungan yang tidak baik
untuk melindungi kulit. Karena mencegah juga dari kulit bersisik, kasar, dan mudah
terluka. Jadi hal ini wajar, namun lebih baik ditanggulangi dengan mengkonsumsi
vitamin B2. Produksi minyak berlebih pada kulit juga menciptakan rasa terlalu
panas pada tubuh (Academia, 2019).

Akibat kelebihan
Akibat kelebihan vitamin B2 atau penggunaan secara overdosis dapat
menimbulkan efek samping. Tentu vitamin apapun tidaklah boleh dikonsumsi
berlebihan. Tubuh bisa mengalami keracunan. Tapi secara pasti gejala dan akibat
kelebihan vitamin B2 adalah tekanan darah menjadi rendah, mengalami kelelahan,
anemia atau kurang darah, mengalami mual dan muntah. Karena vitamin B2 juga
sama seperti vitamin B1 yang larut dalam air, maka jika tubuh mengalami
kelebihan vitamin B1 maka akan segera di dikeluarkan tubuh melalui keringat atau
urin. Sehingga mengobati kelebihan vitamin B2 pada tahap awal tentu dengan
mengkonsumsi air putih secara banyak untuk memicu penyerapan air dalam tubuh,
melarutkan vitamin B2 dalam tubuh dan mengeluarkannya melalui ginjal yang
berupa urin. Biasanya kelebihan vitamin B2 akibat konsumsi dari suplemen vitamin
B itu sendiri.
a. Mual dan Muntah
Mual dan muntah terjadi akibat kelebihan vitamin B2 bisa terjadi. Mual dan muntah
terjadi akibat organ perut seperti lambung dan usus tidak mampu untuk menyerap
vitamin B2 lebih banyak lagi. Karena vitamin B2 belum dikeluarkan dari tubuh.
Untuk itu mual dan muntah terjadi. Belum lagi kelebihan vitamin B2 pada tubuh
mengakibatkan tubuh menyimpan banyak vitamin B2 ini pada organ seperti hati
dan ginjal. Sehingga malah menimbulkan keracunan dan berakibat mual dan
muntah. Untuk itulah saat konsumsi vitamin B2 mulai berlebih ditandai mual dan
muntah, segerakan menghentikan konsumsi vitamin B2. Baik dalam bentuk alami
maupun suplemen.

b. Kelelahan
Lelah bisa ditimbulkan akibat kelebihan vitamin B2. Terjadi akibat konsumsi
berlebih vitamin B2 namun tidak disertai banyaknya aktifitas. Karena vitamin B2
ini juga mampu untuk regernari energi pada tubuh. Sehingga saat tubuh menjadi
kelebihan energi namun tidak digunakan, maka tubuh akan mengalami kelelahan.
Vitamin B2 inilah yang membentuk molekul steroid. Yaitu molekul dimana
digunakan untuk menambah tenaga pada atlit agar dapat mencapai pada batas-batas
kemampuan tubuh untuk dapat melakukan kegiatan olahraga. Jika anda ingin
mengkonsumsi vitamin B2 berlebih ada baiknya tidak disaat tubuh ingin
beraktivitas rendah seperti tidur. Karena setelah bangun tidur nantinya, tubuh akan
mengalami kelelahan yang cukup banyak karena metabolisme melalui respirasi pun
terjadi cukup banyak.

c. Tekanan Darah Rendah


Gejala tekanan darah rendah yaitu pusing, mudah mengantuk, serta kelelahan.
Gejala ini sangat erat dengan akibat kelebihan vitamin B2 sebelumnya diatas.
Sehingga jika anda mengalami gejala diatas saat mengkonsumsi vitamin B2 maka
dipastikan anda juga mengalami tekanan darah rendah. Sebabnya banyak sekali.
Terutama adanya melemahnya otot pada jantung dan akibatnya darah yang
mengalir pada tubuh menjadi sedikit karena jantung memompa lebih sedikit darah.
Adanya pembekuan darah di pembuluh vena. Jika konsumsi vitamin B2 berlebih
dapat mengakibatkan penggumpalan cairan (beri-beri), maka pembekuan darah
pun bisa terjadi. Tekanan darah rendah juga dapat diakibatkan tubuh kurang
mengkonsumsi garam dan kurangnya konsumsi air putih. Perlu juga sesekali
meminum kopi untuk meningkatkan kinerja jantung. Kurangi konsumsi vitamin B2
jika tekanan darah rendah ini terus menerus dan menambah konsumsi makanan
bergizi lainnya (Academia, 2019).

Dapus :
Almatsier, Sunita.2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
http://ajcn.nutrition.org/content/77/6/1352 : The American Journal of Clinical Nutrition
© 2003 American Society for Clinical Nutrition (Diakses pada 7 Juni 2019).
https://halosehat.com/gizi-nutrisi/vitamin/akibat-kelebihan-dan-kekurangan-vitamin-b1
(Diakses pada 6 Juni 2019).
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/52059/Chapter%20II.pdf?seq
uence=4&isAllowed=y (Diakses pada 6 Juni 2019).
http://rihaaisyanas.mahasiswa.unimus.ac.id/2016/10/25/vitamin-b2-riboflavin/
(Diakses pada 6 Juni 2019).
https://rincealfia.wordpress.com/2014/07/10/vitamin-larut-air/ (Diakses pada Juni
2019).
http://wikivitamin.com/definisi-dan-pengertian-vitamin-b1-thiamin/ (Diakses pada 6
Juni 2019).
https://www.academia.edu/29138548/MAKALAH_VITAMIN.docx (Diakses pada 7 Juni
2019).
https://www.academia.edu/8786514/Penyakit_Kelebihan_dan_Kekurangan_Vitamin
(Diakses pada 7 Juni 2019).

2.4.3 Vitamin B3
 Ciri kimiawi
Tahan terhadap suhu tinggi, cahaya, asam, alkali, oksidasi, dan
mudah diubah menjadi bentuk aktif nikotinamida.
 Menghitung kebutuhan

Angka kecukupan gizi (AKG) harian vitamin B3 bervariasi


berdasarkan usia, jenis kelamin, dan kondisi kesehatan masing-
masing. Berikut adalah AKG harian untuk vitamin B3:

Usia 0-6 bulan: 2 mg

Usia 7-12 bulan: 4 mg

Usia 1-3 tahun: 6 mg

Usia 4-8 tahun: 8 mg

Usia 9-13 tahun: 12 mg

Laki-laki usia 14 tahun atau lebih: 16 mg

Wanita usia 14 tahun atau lebih: 14 mg

Ibu hamil: 18 mg

Ibu menyusui: 17 mg
 Sumber
Vitamin B3 atau dikenal juga dengan niasin ditemukan secara luas
dalam sebagian besar makanan hewani dan nabati. Asam amino
essensial triptofan dapat diubah menjadi niasin (NAD+) dimana setiap
60 mg triptofan dapat dihasilkan 1 mg niasin.
 Akibat kekurangan
Kekurangan niasin menimbulkan sindroma
defisiensi pellagra, gejalanya mencakup penurunan
BB, berbagai kelainan pencernaan, dermatitis, depresi
dan demensia.
 Akibat kelebihan
Konsumsi niacin berlebihan dapat pula berefek negatif pada organ
hati. Beberapa penyakit yang dapat terjadi antara lain gangguan fungsi
hati, penyakit kuning, dan kerusakan sel-sel hati. Oleh karenanya,
tidak disarankan mengkonsumsi niacin berlebihan hanya untuk
menjaga kadar kolesterol darah.

2.4.4 Vitamin B5
 Ciri kimiawi
Larut air, lebih stabil dalam keadaan larut daripada kering, dalam
keadaan netral tahan terhadap panas basah, serta mudah terurai
oleh asam dan alkali.
 Menghitung kebutuhan

Angka kecukupan gizi (AKG) harian vitamin B5 bervariasi


berdasarkan usia dan kondisi kesehatan masing-masing. Berikut ini
AKG harian dari vitamin B5:

Usia 0-6 bulan: 1,7 mg

Usia 7-12 bulan: 1,8 mg

Usia 1-3 tahun: 2 mg

Usia 4-8 tahun: 3 mg

Usia 9-13 tahun: 4 mg

Usia 14 tahun atau lebih: 5 mg

Ibu hamil: 6 mg

Ibu menyusui: 7 mg

 Sumber
Makanan yang baik sebagai sumber vitamin B5 antara lain hati, ginjal,
salmon, telur, kacang, kedelai, jamur, brewer's yeast, dan sejumlah
sayuran. Pengolahan makanan dan pemanasan dapat menghilangan
hingga separuh asam pantotenat di dalam makanan.
 Akibat kekurangan
Kekurangan asam pantoneat atau vitamin B5 jarang terjadi
karena asam pantoneat terdapat secara luas dalam
makanan, khususnya dalam jumlah yang berlimpah
dalam jaringan hewan,sereal utuh dan kacang-
kacangan. Namun demikian, burning foot syndrom
pernah terjadi diantara para tawanan perang akibat
defisiensi asam pantoneat dan berhubungan dengan
menurunnya kemampuan asetilasi.
 Akibat kelebihan
Mengonsumsi vitamin B5 dengan takaran yang berlebihan dapat
menimbulkan efek samping, seperti nyeri lambung dan diare.

2.4.5 Vitamin B6
 Ciri kimiawi
Larut air, larut alkohol, tidak tahan cahaya, tidak stabil dalam
larutan alkali, dan tahan panas dalam keadaan asam.
 Menghitung kebutuhan

Angka kecukupan gizi (AKG) harian vitamin B6 bervariasi


berdasarkan usia, jenis kelamin, dan kondisi kesehatan masing-
masing. Ketahui AKG harian dari vitamin B6 berikut ini:
Usia 0-6 bulan: 0,1 mg.

Usia 7-12 bulan: 0,3 mg.

Usia 1-3 tahun: 0,5 mg.

Usia 4-8 tahun: 0,6 mg.

Usia 9-13 tahun: 1 mg.

Laki-laki usia 14-50 tahun: 1,3 mg.

Laki-laku usia di atas 50 tahun: 1,7 mg.

Wanita usia 14-18 tahun: 1,2 mg.

Wanita usia 19-50 tahun: 1,3 mg.

Wanita usia di atas 50 tahun: 1,5 mg.

Ibu hamil: 1,9 mg.

Ibu menyusui: 2 mg.

 Sumber
Vitamin B3 dapat ditemukan pada hati, ikan mackel, alpukat,
pisang, daging, sayuran dan telur merupakan sumber vitamin B6
yang terbaik.
 Akibat kekurangan
Kekurangan vitamin B6 dapat mengganggu fungsi vitamin B6 di dalam
tubuh dan beresiko terhadap penyakit jantung serta inflamasi.
Kekurangan vitamin B6 jarang terjadi dan setiap defisiensi yang
terjadi merupakan bagian dari defisiensi menyeluruh vitamin B
kompleks.
 Akibat kelebihan
Konsumsi vitamin B6 yang sangat berlebih (di atas 500 mg/hari)
dapat menyebabkan kerusakan saraf.
DAPUS
1. Gropper SS, Smith JL. Advanced Nutrition and Human Metabolism. 6
editionth ed. Belmont: Wadsworth Publishing; 2012.
2. McGuire M, Beerman KA. Nutritional Sciences From Fundamentals to Food.
2nd ed. USA: Wadsworth Cengage Learning; 2011.
3. Preedy PR. B Vitamins and Folate: Chemistry, Analysis, Function and
Effects. Cambridge: RSC Publishing; 2013.
4. V. P. Handbook of diet, nutrition and the skin. Wageningen: Wageningen
Academic Publishers; 2012.
5. https://www.academia.edu/15803271/Vitamin_B (Diakses pada tanggal 8 Juni
2019)
6. Vivi Triana. 2006. Macam-Macam Vitamin Dan Fungsinya Dalam Tubuh
Manusia. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 1 (1) : 47

2.4.6 Vitamin B7
Ciri kimiawi ……….. bla bla bla….. (nama sumber, tahun)
Menghitung kebutuhan ……….. bla bla bla….. (nama sumber, tahun)
Sumber ……….. bla bla bla….. (nama sumber, tahun)
Akibat kekurangan ……….. bla bla bla….. (nama sumber, tahun)
Akibat kelebihan ……….. bla bla bla….. (nama sumber, tahun)
2.4.7 Vitamin B9
Ciri kimiawi ……….. bla bla bla….. (nama sumber, tahun)
Menghitung kebutuhan ……….. bla bla bla….. (nama sumber, tahun)
Sumber ……….. bla bla bla….. (nama sumber, tahun)
Akibat kekurangan ……….. bla bla bla….. (nama sumber, tahun)
Akibat kelebihan ……….. bla bla bla….. (nama sumber, tahun)
2.4.8 Vitamin B12
Ciri kimiawi ……….. bla bla bla….. (nama sumber, tahun)
Menghitung kebutuhan ……….. bla bla bla….. (nama sumber, tahun)
Sumber ……….. bla bla bla….. (nama sumber, tahun)
Akibat kekurangan ……….. bla bla bla….. (nama sumber, tahun)
Akibat kelebihan ……….. bla bla bla….. (nama sumber, tahun)
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Penutup
DAFTAR PUSTAKA

Wikipedia. 2018. Vitamin. https://id.wikipedia.org/wiki/vitamin (online).


Temuningsih. Vitamin Larut Air. https://www.academia.edu/11747773/
Vitamin_Larut_Air (online).

Anda mungkin juga menyukai