Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH DASAR ILMU GIZI KESEHATAN MASYARAKAT

“VITAMIN LARUT AIR”

Dosen Pengampu : Dr. Idral Purnakarya, S.K.M. M.K.M.

Oleh : Kelompok 9

Kelas A4

1. Dea Devina Falikha 1811212046


2. Fanny Hanifah Irfan 1811213023
3. Lis Natahdiya Laulaa 2011211050
4. Mhd.Naufal Aryaz 2011212040
5. Roseta Nasywa Yuliza 2011212078

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Dasar Promosi Kesehatan ini.
Shalawat dan salam tidak lupa kita sampaikan kepada junjungan alam, Nabi besar
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan hingga ke alam yang
terang benderang seperti yang kita rasakan saat ini.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
mata kuliah dasar ilmu gizi kesehatan masyarakat dengan judul “Vitamin Larut Air”. .
Makalah ini berisi materi kesembilan pada mata kuliah ini di semester II program studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat.Disamping itu, kami mengucapkan
banyak terimakasih kepada dosen pengampuh kami selama pembuatan makalan ini
berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya
dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat
kekurangannya.

Padang, 26 April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ........................................................................................................... 1
1.3 Tujuan penulisan ............................................................................................................ 2
1.4 Manfaat penulisan .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Vitamin Larut Air .......................................................................................... 3
2.2 Sifat – Sifat Vitamin Larut Air ........................................................................................ 3
2.3 Klasifikasi Vitamin Larut Air.......................................................................................... 4
2.4 Kebutuhan Vitamin Larut Air ....................................................................................... 23
2.5 Suplementasi dan Fortifikassi Vitamin Larut Air ........................................................... 25
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 28
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 28
3.2 Saran ............................................................................................................................ 28
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 29

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Vitamin adalah senyawa-senyawa organik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan


normal dan mempertahankan hidup manusia, yang secara alami tidak mampu mensintesis
senyawa – senyawa tersebut. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin
adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa
vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal. Vitamin
memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaat kesehatan
Vitamin ada 2 macam yaitu larut dalam lemak (A,D,E dan K) serta vitamin yang larut
dalam air (B kompleks dan C) yang masing-masing memiliki peranan penting. Sebagian
besar vitamin larut air merupakan komponen system enzim yang banyak terlibat dalam
membantu metabolism energy. Vitamin larut air biasanya tidak di simpan di dalam tubuh dan
di keluarkan melalui urin dalam jumlah kecil. Oleh sebab itu vitamin larut air perlu di
konsumsi tiap hari untuk mencegah kekurangan yang dapat menggangu fungsi tubuh normal.
Vitamin larut air yaitu vitamin C dan vitamin B.Vitamin B terdiri dari 8 faktor yang saling
berkaitan fungsinya di dalam tubuh dan terdapat di dalam bahan makanan yang hampir sama.
Fungsi terkait ddalam proses metabolism sel hidup, baik dalam tumbuh-tumbuhan maupun
hewan sebagai koenzim atau kofaktor.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa defenisi dari vitamin larut air?


2. Apa saja klasifikasi vitamin larut air?
3. Bagaimana sifat-sifat vitamin larut air?
4. Bagaimanakah proses absorpsi dan eksresi vitamin larut air?
5. Bagaimana kebutuhan manusia terhadap vitamin larut air?

1
1.3 Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian vitamin larut air


2. Untuk mengetahui klasifikasi vitamin larut air
3. Untuk mengetahui sifat-sifat vitamin larut air
4. Untuk mengetahui proses absorpsi dan eksresi vitamin larut air
5. Untuk mengetahui kebutuhan manusia terhadap vitamin larut air

1.4 Manfaat penulisan

1. Diharapkan dapat dijadikan sebagai pemenuhan tugas kelompok dasar ilmu gizi.
2. Diharapkan dapat dijadikan pedoman dan pertimbangan untuk mengkonsumsi
vitamin larut air secukupnya untuk kesehatan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Vitamin Larut Air

Vitamin merupakan senyawa yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang sedikit untuk
proses metabolisme (Setyawati dan Hartini, 2018). Walaupun dibutuhkan dalam jumlah kecil
oleh tubuh, tapi apabila terjadi defisiensi vitamin maka dapat menyebabkan penyakit ringan
sampai penyakit berat. Menurut kelarutannya, vitamin terbagi menjadi vitamin larut lemak
dan vitamin larut air.
Vitamin larut air merupakan kelompok vitamin B Kompleks dan Vitamin C yang
berfungsi sebagai kofaktor enzim. Kedua vitamin ini tidak disimpan oleh tubuh sehingga
harus dikonsumsi setiap hari untuk memenuhi kecukupan dalam tubuh (Atma, 2018) .1

2.2 Sifat – Sifat Vitamin Larut Air

Vitamin yang larut dalam air terdiri atas asam askorbat (C) dan B-komplek (B1
sampai B12), yang selain mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen, juga
mengandung nitrogen, sulfur atau kobalt. Vitamin yang larut dalam air memiliki sifat-sifat
umum, antara lain:
1. Larut dalam air
2. dikeluarkan melalui urin
3. gejala defisiensi sering terjadi dengan cepat, harus selalu ada dalam makanan setiap hari
4. diabsorpsi melalui vena porte
5. bersifat toksik hanya pada dosis tinggi/megadosis .2

1
Clarisa Liana Polak, Nancy S. H. Malonda, Marsella D. Amisi. 2021. Gambaran Kecukupan Vitamin Larut
Air Pada Mahasiswa Semester Vi Di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
Selama Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Kesmas. Vol 10 No 2 (2021) 26 – 34.
2
Hamidah, S. (2015). Sayuran dan Buah serta Manfaatnya bagi Kesehatan. J Artikel Ilmiah. Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta.

3
2.3 Klasifikasi Vitamin Larut Air

2.3.1 Vitamin C
Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki peranan
penting dalam menangkal berbagai penyakit. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia
dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat (Almatsier, 2009).3
Susunan kimia vitamin C adalah suatu turunan heksosa dan diklasifikasikan
sebagai karbohidrat yang erat berkaitan dengan monosakarida. Vitamin C dapat
disentesis dari D glukosa dan D galaktosa dalam tumbu-tumbuhan dan sebagian besar
hewan. Vitamin C dapatdua bentuk dialam yaitu L-Asam askobat dan L- Asam
dehidro askorbat.
2.3.1.1 Absorpsi dan Ekskresi Vitamin C
Vitamin C dapat dioksidasi secara reversibel menjadi dehidro vitamin C dan
katabolisme lebih lanjut menghasilkan asam oksalat. Vitamin C diekskresikan
terutama di dalam urin, sebagian kecil di dalam tinja dan sebagian kecil lagi di dalam
keringat. Metabolisme vitamin C belum banyak diketahui. Oleh karena itu perlu
penelitian lebih lanjut tentang matabolisme vitamin C. Vitamin C mudah diabsorpsi
secara aktif dan mungkin pula secara difusi pada bagian atas usus halus lalu masuk
keperedaran darah melalui vena porta. Rata-rata absorpsi adalah 90 % untuk
komsumsi diantara 20 dan 120 mg sehari. Komsusmsi tingg samapai 12 gram hanya
diabsorpsi sebanyak 16 %. Vitamin C kemudian dibawa kesemua jaringan.
2.3.1.2 Fungsi Vitamin C
Vitamin C mempunyai banyak fungsi di dalam tubuh. Diantaranya adalah:
a. Sintesis Kolagen
Vitamin C dibutuhkan untuk hidroksilasi prolin dan lisin menjadi
hidroksiprolin, bahan penting dalam pembentukan kolagen. Kolagen
merupakan senyawa protein yang mempengaruhi integritas struktur sel
disemua jaringan ikat, seperti pada tulang awan, matriks tulang, dentin gigi,
membrane kapiler, kulit dan tendon (urat oto). Dengan demikian, vitamin C

3
Almatsier, Sunita.2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

4
berperan dalam penyembuhan luka, patah tulang, perdarahan di bawah kulit
dan perdarahan di gusi.
b. Sintesis Karnitin, Noradrenalin, Serotonin, dan Lain-lain.
Karnitin memegang peran dalam mengangkut asam lemak-rantai panjang
kedalam mitikondria untuk dioksidasi. Karnitin menurun pada devisiensi
vitamin C yang disertai rasa lemah dan lelah.
c. Absorbsi dan Metabolisme Besi
Vitamin C mereduksi besi feri menjadi fero dalam usus halus sehingga mudah
di absorbs. Vitamin C menghambat pembentukan homosiderin yang sukar
dimobilisasi untuk membebaskan besi bila diperlukan. Absorpsi besi dalam
bentuk nonhem meningkat empat kali lipat bila ada vitamin C. Vitamin C
berperan dalam memindahkan besi dari transferin di dalam plasma ke feritin
hati.
d. Absorpsi Kalsium
Vitamin C juga membantu dalam absorpsi kalsium dengan menjaga agar
kalsium berada dalam bentuk larutan.
e. Mencegah Infeksi
Vitamin C meningkatkan daya tahan terhadap infeksi, kemungkinan karena
pemeliharaan terhadap membrane mukosa atau pengaruh terhadap fungsi
kekebalan. Peranan vitamin C yang banyak dikenal yaitu dapat mencegah dan
mengobati penyakit sariawan.4
f. Mencegah kanker dan penyakit jantung
Vitamin C dapat mencegah pembentukan nitrosamin yang bersifat
karsinogenik. Disamping itu peranan Vitamin C sebagai antioksidan disuga
dapat mempengaruhi pembentukan sel-sel tumor.

4
Universitas Gadjah Mada,” VITAMIN” (Jogyakarta: Universitas Gadjah Mada), hal. 23.

5
2.3.1.3 Angka kecukupan Gizi yang dianjurkan untuk vitamin C
Kelomp Vitam Kelompo Vitamin C
ok umur in C k umur (mg)

Bayi/Anak (mg) 16-18 tahun 75


0 – 6 bulan 40 19-29 tahun 75
7–11 bulan 50 30-49 tahun 75
1-3 tahun 40 50-64 tahun 75
4-6 tahun 45 65-80 tahun 75
7-9 tahun 45 80+ tahun 75
Laki- Hamil (+an)
10-12 tahun 50 Trimester 1 +10
laki
13-15 tahun 75 Trimester 2 +10
16-18 tahun 90 Trimester 3 +10
19-29 tahun 90 Menyusui (+an)
30-49 tahun 90 6 bln pertama +25
50-64 tahun 90 6 bln kedua +25
65-80 tahun 90
80+ tahun 90
Perempuan
10-12 tahun 50
13-15 tahun 65

2.3.1.4 Sumber bahan makanan


Vitamin C pada umumnya hanya terdapat di dalam pangan nabati, yaitu sayur
dan buah terutama yang asam, seperti jeruk, nanas, rambutan, papaya, gandaria, dan
tomat. Vitamin C juga banyak terdapat di dalam sayuran, daun-daunan, dan jenis kol. 5
Kandungan vitamin C beberapa bahan makanan dapat dilihat pada table berikut.
Tabel nilai vitamin C berbagai bahan makanan (mg/100 gram)
Bahan Makanan Mg Bahan Makanan Mg
Daun singkong 275 Jambu Monyet Buah 197
Daun Katuk 200 Gandaria (masak) 110
Daun Melinjo 150 Jambu Biji 95
Daun Pepaya 140 Pepaya 78

5
David Pakaya, “PERANAN VITAMIN C PADA KULIT”. MEDIKA TADULAKO, jurnal ilmiah kedokteran,
Vol.1 No.2, Mei 2014, 46.

6
Sawi 102 M angga Muda 65
Kol 50 Mangga Masak Pohon 41
Kol Kembang 65 Durian 53
Bayam 60 Kedondong (masak) 50
Kemangi 50 Jeruk Manis 49
Tomat Masak 40 Jeruk Nipis 27
Kangkung 30 Nanas 24
Ketela Pohon Kuning 30 Rambutan 58

2.3.1.5 Dampak Kekurangan Vitamin C


Kekurangan vitamin C menyebabkan sariawan di mulut, kulit cenderung
kasar, gusi tidak sehat hingga gigi mudah goyah dan tanggal, mudah terjadi
perdarahan di bawah kulit (sekitar mata dan gusi), cepat lelah, otot lemah, luka sukar
sembuh, mudah mengalami depresi, gampang terkena anemia dengan gejala-gejala
kelelahan sakit kepala dan lekas marah. Kekurangan vitamin C berat menyebabkan
penyakit kudisan.
2.3.1.6 Dampak Kelebihan Vitamin C
Menurut (Perricone,2007:117) Vitamin C merupakan asam askorbat, senyawa
kimia yang larut air. 6 Keracunan vitamin C terjadi jika terlalu banyak konsumsi
suplemen vitamin C berlebihan. Efek keracunan vitamin C tidak akan terjadi jika
vitamin C yang dimakan berasal dan makanan, buah – buahan dan sayuran. Efek dari
kelebihan konsumsi suplemen vitamin C overdosis antara lain:
 Diare
 Mual
 Muntah
 Kram perut
 Sakit kepala
 Insomnia

6
Mia Aina dan Dawan Suprayogi, “Uji Kualitatif Vitamin C Pada Berbagai Makanan Dan Pengaruhnya
Terhadap Pemanasan” 62.

7
Batas maksimal vitamin C yang masih dapat diterima oleh tubuh adalah 2000
mg/hr, melebihi dari dosis tersebut dapat menyebabkan keracunan. Ketika seseorang
mengkonsumsi sejumlah besar vitamin C dalam bentuk suplemen dalam jangka
panjang, tubuh menyesuaikannya dengan menghancurkan dan mengeluarkan
kelebihan vitamin C dari pada biasanya. Jika konsumsi kemudian secara tiba-tiba
dikurangi, tubuh tidak akan menghentikan proses ini, sehingga menyebabkan
penyakit kudisan.

2.3.2 Vitamin B1 (Tiamin)


Tiamin tersusun dari pirimidin tersubsitusi yang dihubungkan oleh jembatan
metilen dengan tiazol tersubsitusi. 7 Tiamin menyatakan bahwa zat ini mengandung
sulfur (tio) dan nitrogen (amine). Tiamin merupakan Kristal putih kekuningan yang
larut dalam air. Dalam keadaan kering vitamin B1 cukup stabil. Di dalam keadaan
larut vitamin B1 hanya tahan panas bila berada dalam keadaan asam. Dalam suasana
alkali vitamin B1mudah rusak oleh panas atau oksidasi. Kehilangan tiamin oleh
pemasakan bergantung pada lama dimasak, pH, suhu, jumlah air yang digunakan dan
dibuang. Tiamin tahan suhu beku.
2.3.2.1 Fungsi Vitamin B1
Dalam bentuk pirofosfat (TPP) atau difosfat (TDP), tiamin berfungsi sebagai
koenzim berbagai reaksi metabolism energy. Tiamin dibutuhkan untuk
dekarboksilasi oksidatif piruvat menjadi asetil KoA dan memugkinkan masuknya
substrat yang dapat dioksidasi kedalam siklus krebs untuk pembentukan energy.
Asetil KoA yang dihasilkan enzim ini disamping itu merupakan precursor penting
lipida asetil kolin, yang berarti adanya peranan TPP dalam fungsi normal system
saraf. Didalam siklus krebs, TPP merupakan kofaktor pada dekarboksilasi oksidatif
alfa-kerogglutarat menjadi suksinil-KoA. TPP juga dibutuhkan untuk dekarboksilasi
asam alfa-keto seperti asam alfa-ketoglutarat dan 2-keto-karboksilat yang diperoleh

7
Rusdiana, “VITAMIN”, (Sumatera Utara: Program Studi Biokimia, 2004), 2.

8
dari asam-asam amino metionin, treonin, leusin, isoleusin, dan valin. Tiamin juga
merupakan koenzim reaksi transketolase yang berfunfsi dalam pentose-fosfat shunt,
jalur alternative oksidasi glukosa. Walaupun tiamin dibutuhkan dalam metabolism
lemak, protein dan asam nukleat, peranan utamanya adalah dalam metabolism
karbohidrat.
2.3.2.2 Angka kecukupan Gizi yang dianjurkan
Kelompok umur Vitamin B1 Kelompok umur Vitamin B1
(mg) (mg)

Bayi/Anak 16-18 tahun 1,1


0 – 6 bulan 0,3 19-29 tahun 1,1
7–11 bulan 0,4 30-49 tahun 1,1
1-3 tahun 0,6 50-64 tahun 1.0
4-6 tahun 0,8 65-80 tahun 0,8
7-9 tahun 0,9 80+ tahun 0,7
Laki-laki Hamil (+an)
10-12 tahun 1,1 Trimester 1 +0,3
13-15 tahun 1,2 Trimester 2 +0,3
16-18 tahun 1,3 Trimester 3 +0,3
19-29 tahun 1,4 Menyusui (+an)
30-49 tahun 1,3 6 bln pertama +0,3
50-64 tahun 1,2 6 bln kedua +0,3
65-80 tahun 1,0
80+ tahun 0.8
Perempuan
10-12 tahun 1,0
2.3.2.3 Sumber Bahan Makanan
Sumber makanan vitamin B1 adalah kacang-kacangan, termasuk sayur
kacang-kacangan, semua daging organ, daging tampa lemak, dan kuning telur.
Tiamin berperan sangat vital agar otak dapat bekerja dengan normal (Siegel et al.
1999).8 Unggas dan ikan juga merupakan sumber tiamin yang baik. Tiamin didalam
serelia utuh terdapat didalam sekam (lapisan aleuron) dan benihn ya. Roti dibuat dari
gandum utuh (whole wheat) kaya akan tiamin.
2.3.2.4 Dampak Kekurangan

8
Siti Dewi Indrasari, “Pengaruh Penyosohan Gabah dan Pemasakan terhadap Kandungan Vitamin B Beras
Merah”. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan, Vol.30 No.3, 2011, 183.

9
Kekurangan vitamin B1 dapat menyebabkan penyakit beri-beri yang
mempengaruhi sistem saraf tepi dan kardiosvaskuler yang menyebabkan sindrom
Wernicke-Korsakoff. 9 Beri-beri dapat terjadi karena kekurangan thiamin dalam
jangka panjang. Penyakit ini ditemukan pertama kali di Timur Jauh saat pembuatan
beras ‘poles’ (polish rice) tersebar luas. Beras yang dipoles mengakibatkan
pembuangan kulit yang kaya akan thiamin. Beri- beri dapat merusak sistem syaraf
dan keracunan otot. Gejala kekurangan yang lain adalah irama jantung yang tidak
normal, gagal jantung, kelelahan, susah berjalan, kebingungan dan kelumpuhan.
2.3.2.5 Dampak Kelebihan
Pemakaian thiamin yang melebihi normal mempengaruhi sistem syaraf. Hal
ini karena reaksi hipersensitif yang dapat berpengaruh pada kelelahan, sakit kepala,
sifat lekas marah dan susah tidur. Sistem darah dapat terpengaruh, karena denyut nadi
menjadi cepat.
2.3.3 Vitamin B2 (Riboflavin)
Dalam bentuk murni, riboflavin adalah Kristal kuning. Riboflavin larut air, tahan
panas, oksidasi dan asam, tetapi tidak tahan alkali dan cahaya terutama sinar
ultraviolet. Dalam proses pemasakan tidak banyak yang rusak.
2.3.3.1 Fungsi Vitamin B2
Riboflavin berfungsi sebagai koenzim. Riboflavin membantu enzim untuk
menghasilkan energi dari nutrisi penting untuk tubuh manusia. Riboflavin berperan
pada tahap akhir dari metabolisme energi nutrisi tersebut.
2.3.3.2 Angka kecukupan Gizi yang dianjurkan
Kelompok umur Vitamin B2 Kelompok Vitamin B2
umur
(mg) (mg)

Bayi/Anak 16-18 tahun 1,3


0 – 6 bulan 0,3 19-29 tahun 1,4
7–11 bulan 0,4 30-49 tahun 1,3
1-3 tahun 0,7 50-64 tahun 1,1
4-6 tahun 1,0 65-80 tahun 0,9

9
Siti Dewi Indrasari, “Pengaruh Penyosohan Gabah dan Pemasakan terhadap Kandungan Vitamin B Beras
Merah”. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan, Vol.30 No.3, 2011, 182.

10
7-9 tahun 1,1 80+ tahun 0,9
Laki- Hamil (+an)
10-12 tahun 1,3 Trimester 1 +0,3
laki
13-15 tahun 1,5 Trimester 2 +0,3
16-18 tahun 1,6 Trimester 3 +0,3
19-29 tahun 1,6 Menyusui
30-49 tahun 1,6 6 bln pertama +0,4
(+an)
50-64 tahun 1,4 6 bln kedua +0,4
65-80 tahun 1,1
80+ tahun 0,9
Perempuan
10-12 tahun 1,2
2.3.3.3 Sumber Bahan Makanan
Riboflavin terdapat luas di dalam makanan hewani dan nabati, antara lain
susu, keju, ayam, hati, daging, brokoli, bayam, jamur, dan sayuran berwarna hijau.
Penggunaan serealia tumbuk atau hasil-hasil serealia yang diperkaya meningkatkan
konsumsi riboflavin.
2.3.3.4 Dampak Kekurangan
Kekurangan riboflavin dapat menyebabkan gejala seperti iritasi, kulit merah
dan keretakan kulit dekat dengan sudut mata dan bibir seperti halnya sensitivitas yang
berlebihan terhadap sinar (photophobia). Hal ini dapat juga menyebabkan keretakan
pada sudut mulut (cheilosis). Selain itu, dapat menimbulkan rasa lelah,
ketidakmammpuan untuk bekerja, dan perubahan dan perubahan bibir pada bagian
yang kulitnya keras. 10
Tanda-tanda awal kekurangan ribovlofin antara lain mata panas dan gatal,
tidak tahan cahaya, kehilangan ketajaman mata, bibir, mulut serta lidah sakit dan
panas, pembesaran kapiler darah di sekeliling mata. Di samping itu dapat pula
mengakibatkan bayi lahir sumbing dan gangguan pertumbuhannya.

2.3.3.5 Dampak Kelebihan Vitamin B2


Jika terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung riboflavin
maka yang umum terjadi adalah air seni berwarna kuning. Hal ini sangat umum

10
Prof. Dr. Ir. Deddy Muchtadi, MS. ”Sumber, Fungsi, dan kecakupan Konsumsi Zat Gizi”. Pang4223/Modul
1, 1.42.

11
terjadi dan tidak berbahaya. Namun dalam dosis yang lebih tinggi, riboflavin akan
mengakibatkan sering buang air kecil dan diare. Inilah yang dapat menyebabkan efek
samping lainnya. Bebarapa gejala kelebihan B2 adalah tekanan darah menjadi rendah,
mengalami kelelahan, anemia atau kurang darah, mengalami mual dan Akibat yang
lebih serius adalah adanya reaksi alergi yang bisa menimbulkan rasa gatal, kesulitan
bernapas, serta pembengkakan pada bagian wajah, bibir, lidah dan tenggorokan.

2.3.4 Vitamin B3 Niasin (Asam Nikotinat)


Niasin adalah istilah generic untuk asam nikotinat dan turunan alamiyah
nikotinamida (niasin amida). 11 Niasin merupakan Kristal putih yang lebih stabil dari
tiamin dan riboflavin. Niasin tahan terhadap suhu tinggi, cahaya, asam, alkali, dan
oksidasi. Niasin tidak rusak oleh pengolahan dan pemanasan normal, kecuali
kehilangan melalui air masakan yang dibuang. Nisin mudan diubah menjadi bentuk
aktif nikotinamida.
2.3.4.1 Fungsi Niasin
Nikotinamida berfungsi di dalam tubuh sebagai bagian koenzim NAD dan
NADP (NADH dan NADPH adalah bentuk reduksinya). Koenzim-koenzim ini
diperlukan dalam reaksi oksidasi-reduksi pada glikolisis, metabolism protein, asam
lemak, pernapasan sel dan detoksifikasi, di mana perannya adalah melepas dan
menerima atom hydrogen. NAD juga berfungsi dalan sintesis glikogen. Niasin
membantu kesehatan kulit, sistem syaraf dan sistem pencernaan
2.3.4.2 Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan
Kelomp Vitam Kelompo Vitam
ok umur in B3 k umur in B3
(mg) (mg)
Bayi/Anak 16-18 tahun 12
0 – 6 bulan 2 19-29 tahun 12
7–11 bulan 4 30-49 tahun 12
1-3 tahun 6 50-64 tahun 10
4-6 tahun 9 65-80 tahun 9

11
“VITAMIN LARUT AIR (VITAMIN B DAN C)”. (UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG: 2016), 12.

12
7-9 tahun 10 80+ tahun 8
Laki- Hamil (+an)
10-12 tahun 12 Trimester 1 +4
laki
13-15 tahun 14 Trimester 2 +4
16-18 tahun 15 Trimester 3 +4
19-29 tahun 15 Menyusui (+an)
30-49 tahun 14 6 bln pertama +3
50-64 tahun 13 6 bln kedua +3
65-80 tahun 10
80+ tahun 8
Perempuan
10-12 tahun 11
13-15 tahun 12

2.3.4.3 Sumber Bahan Makanan


Sumber niasin adalah hati, ginjal, ikan, daging, ayam dan kacang tanah. Susu
dan telur mengandung sedikit niasin tetapi kaya triptofan. Sayur dan buah tidak
merupakan sumber niasin. Sebagian besar protein hewani kaya akan triptofan. Untuk
membuat suatu penafsiran kasar, protein rata-rata makanan dapat dianggap
mengandung 1% triptofan. Tumbuhan yang mengandung asam niacin seperti
gandum, ragi kulit ari beras, kacang-kacangan. 12
2.3.4.4 Dampak Kekurangan Niasin
Pada tahap awal tanda-tanda kekurangan niasin adalah kelemahan otot,
anoreksia, gangguan pencernaan dan kulit memerah. Kekurangan berat menyebabkan
Pellagra (penyakit kekurangan niacin), menunjukkan gejala seperti dermatitis, diare
dan dementia. Hal ini meluas di bagian selatan US pada awal 1900. Gejala
kekurangan niacin lainnya adalah kehilangan nafsu makan, lemah, pusing dan
kebingungan mental. Kulit dapat menunjukkan gejala dermatitis simetrik bilateral,
khususnya pada daerah yang terkena sinar matahari langsung.
2.3.4.5 Dampak Kelebihan Niasin
Niasin dalam jumlah yang besar dapat menjadi racun pada sistem syaraf,
lemak darah dan gula darah. Gejala – gejala seperti muntah, lidah membengkak dan

12
Mohammad Hanafi, dkk. “13 VITAMIN”,13.

13
pingsan dapat terjadi. Lebih lanjut, hal ini dapat berpengaruh pada fungsi hati dan
dapat mengakibatkan tekanan darah rendah. Vitamin B6 (Piridoksin, piridoksal,
piridoksamin)

2.3.5 Vitamin B8 (Biotin)


Biotin adalah suatu asam monokarboksilat terdiri atas cincin imidasol yang
bersatu dengan cincin tetrahidrotiofen dengan rantai samping asam valerat. 13 Biotin
tahan panas, larut air dan alcohol serta mudah dioksidasi.
2.3.5.1 Fungsi Biotin
Biotin berfungsi sebagai koenzim pada reaksi-reaksi yang menyangkut
penambahan atau pengeluaran karbon dioksida kepada atau dari senyawa aktif.
Sintesis dan oksidasi asam lemak memerlukan biotin sebagai koenzim. Demikian
pula deaminasi, yaitu pengeluaran NH2 dari asam-asam amino tertentu, terutama
asam aspartat, treonin, dan serin serta sintesis purin yang diperlukan dalam
pembentukan DNA dan RNA membutuhkan biotin. Secara metabolic, biotin erat
kaitannya dengan asam folat, asam pantetonat, dan vitamin B12.
2.3.5.2 Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan
Kelompok umur Biotin Kelompok umur Biotin
(mcg) (mcg)

Bayi/Anak 16-18 tahun 30


0 – 6 bulan 5 19-29 tahun 30
7–11 bulan 6 30-49 tahun 30
1-3 tahun 8 50-64 tahun 30
4-6 tahun 12 65-80 tahun 30
7-9 tahun 12 80+ tahun 30
Laki- Hamil (+an)
10-12 tahun 20 Trimester 1 +0
laki
13-15 tahun 25 Trimester 2 +0
16-18 tahun 30 Trimester 3 +0
19-29 tahun 30 Menyusui (+an)
30-49 tahun 30 6 bln pertama +5

13
Sunita Almatsier, “Prinsip Dasar Ilmu Gizi”, (Jakarta: PT SUN,2013), hal.201.

14
50-64 tahun 30 6 bln kedua +5
65-80 tahun 30
80+ tahun 30
Perempuan
10-12 tahun 20
13-15 tahun 25

2.3.5.3 Sumber Bahan Makanan


Biotin merupakan derivet yang tersebar luas dalam berbagai makanan alami.
14
Biotin terdapat dalam banyak jenis makanan dan di dalam tubuh dapat disintesis
oleh bakteri saluran cerna. Sumber yang baik adalah hati, kuning telur, serealia,
khamir, kacang kedelai, kacang tanah, sayuran dan buah-buahan tertentu (jamur,
pisang, jeruk, semangka, strawberi). Daging dan buah-buahan merupakan sumber
yang kurang baik. Ketersediaan biologic biotin sebagian ditentukan oleh pengikat
dalam makanan. Dalam putih telur mentah biotin diikat kuat oleh avidin, tetapi bila
dimasak akan di lepas. Devidin mengalami denaturasi dan tidak berbahaya.
2.3.5.4 Dampak Kekurangan Biotin
Kekurangan biotin jarang terjadi pada manusia. Gejala kekurangan pada
manusia atau hewan dapat terjadi jika memakan putih telur mentah berasal lebih dari
24 butir telur sehari. Gejala kekurangan biotin dapat muncul pada pasien rumah sakit
yang menggunakan infus. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti kehilangan nafsu
makan, mual, depresi, kelemahan dan kelelahan. Dosis tambahan biotin diberikan
pada pasien untuk mencegah defisiensi.

2.3.5.5 Dampak Kelebihan Biotin


Kelebihan vitamin B7 atau biotin dapat membut keracunan di dalam tubuh,
hal ini diakibatkan karena tidak mampunya tubuh untuk menyerap banyaknya B7
yang masuk sehingga B7 akan menyebar kemana saja, padahal bisa jadi tubuh itu
belum membutuhkan B7, dampak lainnya yaitu tubuh menjadi lemah, kulit menjadi
rusak, dan terganggunya metabolisme tubuh.

14
Rusdiana, “VITAMIN”, (Sumatera Utara: Progaram Studi Biokimia, 2004), hal.5.

15
2.3.6 Vitamin B5 (Asam pantotenat)
Asam pantotenat dibentuk melalui penggabungan asam pantoat dengan
alanine. 15 Asam pantotenat adalah Kristal putih yang larut air, rasa pahit, lebih stabil
dalam keadaan larut daripada kering, serta mudah terurai oleh asam, alkali dan panas
kering. Dalam keadaan netral asam pantotenat tahan terhadap panas basah.
2.3.6.1 Fungsi Asam Pantotenat
Asam pantotenat berperan dalam metabolisme sebagai bagian dari koenzim
A. Koenzim ini berperan untuk membawa molekul dalam proses pemecahan glukosa,
asam lemak dan metabolisme energi. Asam pantotenat terlibat pula dalam sintesis
hormone steroid, kolesterol, fosfolipida, dan porfirin yang diperlukan untuk
pembentukan hemoglobin.
2.3.6.2 Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan
Kelompok umur Vitamin B5 Kelompok umur Vitamin B5
(Pantotenat) (Pantotenat)
(mg) (mg)
Bayi/Anak 16-18 tahun 5,0
0 – 6 bulan 1,7 19-29 tahun 5,0
7–11 bulan 1,8 30-49 tahun 5,0
1-3 tahun 2,0 50-64 tahun 5,0
4-6 tahun 2,0 65-80 tahun 5,0
7-9 tahun 3,0 80+ tahun 5,0
Laki- Hamil (+an)
10-12 tahun 4,0 Trimester 1 +1,0
laki
13-15 tahun 5,0 Trimester 2 +1,0
16-18 tahun 5,0 Trimester 3 +1,0
19-29 tahun 5,0 Menyusui (+an)
30-49 tahun 5,0 6 bln pertama +2,0
50-64 tahun 5,0 6 bln kedua +2,0
65-80 tahun 5,0
80+ tahun 5,0
Perempuan
10-12 tahun 4,0

15
Vivi triana, “MACAM-MACAM VITAMIN DAN FUNGSINYA DALAM TUBUH MANUSIA”, Jurnal
kesehatan masyarakat, September 2006, hal.45.

16
2.3.6.3 Sumber
Terdapat didalam semua jaringan hewandan tumbu-tumbuhan. Sumber paling
baik adalah hati, ginjal, kuning telur, khamir, daging ikan, unggas, serial utuh dan
kacang-kacangan. Kekurangan asam pantotenat jarang terjadi karena asam pantotenat
terdapat secara luas dalam makanan, khususnya dalam jumlah yang berlimbah dalam
jaringan hewan , sereal utuh, dan kacang-kancangan.16
2.3.6.4 Dampak Kekurangan
Karena Asam Pantotenat banyak terdapat di dalam bahan makanan,
kekurangan asam pantotenat jarang terjadi. Gejala-gejala kekurangannya adalah rasa
tidak enak pada saluran cerna, kesemutan dan rasa panas pada kaki, muntah-muntah,
diare yang timbul sekali-sekali, rasa lelah dan susah tidur.
2.3.6.5 Dampak Kelebihan
Gejala kelebihan Asam Pantotenat kadang-kadang menyebabkan diare dan
perut kembung.
2.3.7 Vitamin B6
Vitamin B6 terdapat di alam dalam tiga bentuk: piridoksin, piridoksal, dan
piridoksamin. Piridoksin hidroklorida adalah bentuk sintetik yang digunakan sebagai
obat. Dalam keadaan difosforilasi, vitamin B6 berperan sebagai koenzim berupa
piridoksal fosfat (PLP) dan piridoksamin (PMP) dalam berbagai reaksi transaminasi.
Di samping itu PLP berperan dalam berbagai reaksi lain. Dapat gangguan
pertumbuhan, gangguan fungsi motoric, kejang-kejang, anemia, perangan lidah dan
penurunan pembentukan antibody. 17
2.3.7.1 Fungsi
Vitamin B6 berperan dalam metabolisme asam amino dan asam lemak.
Vitamin B6 membantu tubuh untuk mensintesis asam amino nonesensial. Selain itu
juga berperan dalam produksi sel darah merah.
2.3.7.2 Angka kecukupan Gizi yang Dianjurkan

16
Ibid. “MACAM-MACAM VITAMIN DAN FUNGSINYA DALAM TUBUH MANUSIA”.
17
Yosefin Hanna, “Hubungan Antara Literatur”, (FKM UI,2009), 13.

17
Kelompok umur Vitamin Kelompok umur Vitamin B6
B6
(mg)
(mg)
Bayi/Anak 16-18 tahun 1,2
0 – 6 bulan 0,1 19-29 tahun 1,3
7–11 bulan 0,3 30-49 tahun 1,3
1-3 tahun 0,5 50-64 tahun 1,5
4-6 tahun 0,6 65-80 tahun 1,5
7-9 tahun 1,0 80+ tahun 1,5
Laki- Hamil (+an)
10-12 tahun 1,3 Trimester 1 +0,4
laki
13-15 tahun 1,3 Trimester 2 +0,4
16-18 tahun 1,3 Trimester 3 +0,4
19-29 tahun 1,3 Menyusui (+an)
30-49 tahun 1,3 6 bln pertama +0,5
50-64 tahun 1,7 6 bln kedua +0,5
65-80 tahun 1,7
80+ tahun 1,7
Perempuan
10-12 tahun 1,2
13-15 tahun 1,2

2.3.7.3 Sumber Bahan Makanan


Vitamin B6 paling banyak terdapat di dalam khamir, kecambah gandum, hati,
ginjal, serealia tumbuk, kacang-kacangan, kentang, dan pisang. Susu, telur, sayur,
dan buah mengandung sedikit vitamin B6.
2.3.7.4 Dampak Kekurangan
Orang yang mempunyai kadar vitamin B6 rendah, menunjukkan gejala seperti
lemah, sifat lekas marah dan susah tidur. Selanjutnya gejala kegagalan pertumbuhan,
kerusakan fungsi motorik dan kejang-kejang, anemia, penurunan pembentukan
antibody, peradangan lidah, serta luka pada bibir, sudut-sudut mulut dan kuit.
Kekurangan vitamin B6 berat dapat menimbulkan kerusakan pada system saraf pusat.
Status vitamin b6 yang rendah dapat ditemukan 5 kali lebih sering pada bayi yang
lahir dari ibu yang tidak mendapatkan suplementasi b6 selama masa kehamilan. 18

18
Riska Habriel Ruslie, “The Rool of Vitamin in The Nutrition of Premature Infants”. Vol. 4, No. 1, Januari –
Juni 2012, 99.

18
2.3.7.5 Dampak Kelebihan
Konsumsi vitamin B6 dalam jumlah berlebihan selama berbulan-bulan akan
menyebabkan kerusakan saraf yang tidak dapat diperbaiki, dimulai dengan semutan
pada kaki, kemudian mati rasa pada tangan dan akhirnya tubuh tidak mampu bekerja.
Kemudian gejala keracunan adalah kesulitan berjalan, kelelahan dan sakit kepala.
Ketika konsumsi dikurangi, gejala-gejala ini berkurang, tetapi tidak selalu hilang
sepenuhnya. Gejala kelebihan vitamin B6 ini sudah dapat dilihat pada konsumsi
sebanyak 25 miligram sehari.
2.3.8 Folat (Asam Folat, Folasin, Pteoril Monoglutamat)
Folasin dan folat adalah nama generic sekelompok ikatan yang secara kimiawi
dan gizi sama dengan asam folat. Ikatan-ikatan ini berperan sebagai koenzim dalam
transportasi pecahan-pecahan karbon tunggal dalam metabolism asam amino dan
sintesis asam nukleat.

2.3.8.1 Fungsi
Folat merupakan bagian dari dua koenzim yang penting dalam sintesa sel-sel
baru. Folat dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah dan sel darah putih dalam
sumsum tulang dan untuk pendewasaannya. Folat berperan sebagai pembawa karbon
tunggal dalam pembentukan hem. Suplementasi folat dapat banyak menyembuhkan
anemia parnisiosa, namun gejala gastrointestian, dan gangguan saraf tetap bertahan.
Pada binatang, asam folat diperlukan untuk pertumbuhan dan kehamilan. 19
2.3.8.2 Angka Kecukupan Gizi
Kelompok umur Folat Kelompok umur Folat
(mcg) (mcg)

Bayi/Anak 16-18 tahun 400


0 – 6 bulan 65 19-29 tahun 400
7–11 bulan 80 30-49 tahun 400
1-3 tahun 160 50-64 tahun 400
4-6 tahun 200 65-80 tahun 400
7-9 tahun 300 80+ tahun 400

19
Ibid. “ILMU GIZI”. 156.

19
Laki- Hamil (+an)
10-12 tahun 400 Trimester 1 +200
laki
13-15 tahun 400 Trimester 2 +200
16-18 tahun 400 Trimester 3 +200
19-29 tahun 400 Menyusui (+an)
30-49 tahun 400 6 bln pertama +100
50-64 tahun 400 6 bln kedua +100
65-80 tahun 400
80+ tahun 400
Perempuan
10-12 tahun 400
13-15 tahun 400

2.3.8.3 Sumber Bahan Makanan


Folat terdapat luas dalam bahan makanan terutama dalam bentuk
poliglutamat. Folat terutama terdapat didalam sayuran hijau (istilah folat berasal dari
kata latin folium, yang berarti daun hijau), hati, daging tanpa lemak, serealia utuh,
biji-bijian, kacang-kacangan, dan jeruk. Sayur-sayuran yang berdaun hijau
merupakan sumber vitamin yang baik dan banyak. 20 Vitamin C yang ada pada jeruk
menghambat kerusakan folat.
Sebanyak 75% folat dalam makanan terdapat dalam bentuk poliglutamat dan
sisanya sebagai monoglutamat. Karena folat mudah rusak pada pemanasa, dianjurkan
tiap hari makan buah dan sayur mentah, atau sayur yang dimasak tidak terlalu matang.
Diperkirakan hanya 50% folat berasal dari makanan dapat diabsorpsi. Folat ternyata
disintesis dalam jumlah cukup banyak oleh bakteri usus.
2.3.8.4 Dampak Kekurangan
Kekurangan folat dapat menyebabkan kekurangan darah. Gejalanya bisa
meluas, seperti sel- sel darah merah tidak matang, yang menunjukkan sintesa DNA
yang lambat. Hal ini disebabkan tidak hanya oleh kekurangan folat tetapi juga oleh
kekurangan vitamin B12. Gejala lain dari kekurangan folat adalah rasa panas pada
jantung (heartburn), diare dan sering terkena infeksi karena penekanan pada sistem

20
Yosefin Hanna, “Hubungan Antara Literatur”, (FKM UI,2009), 12.

20
kekebalan. Hal ini mempengaruhi sistem syaraf, menyebabkan depresi, kebingungan
mental, kelelahan dan pingsan.
2.3.8.5 Dampak Kelebihan
Gejala keracunan adalah diare, susah tidur dan sifat mudah marah. Folat
dengan dosis tinggi dapat menutupi kekurangan vitamn B12, karena kedua vitamin ini
berhubungan

2.3.9 Vitamin B12 (kobalamin)


Vitamin B12 adalah Kristal merah yang larut air. Warna merah karena
kehadiran kobalt. Vitamin B12 secara perlahan rusak oleh asam encer, alkali, cahaya,
dan bahan-bahan pengoksidasi dan pereduksi. Pada pemasakan, kurang lebih 70%
vitamin B12 dapat dipertahankan. Sianokobalamin adalah bentuk paling stabil dank
arena itu diproduksi secara komersial dari fermentasi bakteri.
2.3.9.1 Fungsi
Vitamin B12 berperan penting pada saat pembelahan sel yang berlangsung
dengan cepat. Vitamin B12 juga memelihara lapisan yang mengelilingi dan
melindungi serat syaraf dan mendorong pertumbuhan normalnya. Selain itu juga
berperan dalam aktifitas dan metabolisme sel-sel tulang. Vitamin B12 juga dibutuhkan
untuk melepaskan folat, sehingga dapat membantu pembentukan sel-sel darah merah.
Selain itu, berfungsi sebagai koenzim dalam sintesis Suksinil-KoA.21
2.3.9.2 Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan
Kelompok umur Vitamin Kelompok umur Vitamin B12
B12
(mcg) (mcg)

Bayi/Anak 16-18 tahun 2,4


0 – 6 bulan 0,4 19-29 tahun 2,4
7–11 bulan 0,5 30-49 tahun 2,4
1-3 tahun 0,9 50-64 tahun 2,4
4-6 tahun 1,2 65-80 tahun 2,4
7-9 tahun 1,2 80+ tahun 2,4
Laki- Hamil (+an)
laki
21
Mohammad Hanafi, dkk. “VITAMIN”, 2010, 17.

21
10-12 tahun 1,8 Trimester 1 +0,2
13-15 tahun 2,4 Trimester 2 +0,2
16-18 tahun 2,4 Trimester 3 +0,2
19-29 tahun 2,4 Menyusui (+an)
30-49 tahun 2,4 6 bln pertama +0,4
50-64 tahun 2,4 6 bln kedua +0,4
65-80 tahun 2,4
80+ tahun 2,4
Perempuan
10-12 tahun 1,8
13-15 tahun 2,4

2.3.9.3 Sumber Bahan Makanan


Vitamin B12 hanya ditemukan di dalam daging hewan dan produk-produk
hewani. Sumber yang cakup kaya akan vitamin ini adalah hati, ginjal, otak, jantung,
dan jeroan.22 Orang yang hanya makan sayuran (vegetarian) dapat melindungi diri
sendiri melawan defisiensi (kekurangan) dengan menambah konsumsi susu, keju dan
telur. Hal ini berarti sekitar satu cangkir susu atau satu butir telur untuk satu harinya.
Untuk seorang vegetarian yang tidak memakan semua produk dari hewan dapat
memperoleh sumber vitamin B12 dari susu kedelai atau ragi yang sudah ditumbuhkan
dalam lingkungan yang kaya akan vitamin B12.

2.3.9.4 Dampak Kekurangan


Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan kekurangan darah (anemia),
yang sebenarnya disebabkan oleh kekurangan folat. Anemia akibat defisiensi vitamin
B12 ditandai oleh terdapatnya sel-sel darah merah yang berukuruan besar
23
(megaloblast atau macrocytes). Tanpa vitamin B12, folat tidak dapat berperan
dalam pembentukan sel-sel darah merah. Gejala kekurangan lainnya adalah sel-sel
darah merah menjadi belum matang (immature), yang menunjukkan sintesis DNA
yang lambat. Kekurangan vitamin B12 dapat juga mempengaruhi sistem syaraf,

22
Prof. Dr. Achmad Djaeni Sediaoetama, M.Sc. “Ilmu Gizi”, (Jakarta: Dian Rakyat ,2010), hal.160.
23
Prof.Dr.Ir. Deddy Muchtadi, MS., Pengantar Ilmu Gizi, (Bandung: ALFABETA, 2009), hal.169.

22
berperan pada regenerasi syaraf peripheral, mendorong kelumpuhan. Selain itu juga
dapat menyebabkan hipersensitif pada kulit.
2.3.9.5 Dampak Kelebihan
Tidak diketahui adanya gangguan karena kelebihan vitamin B12. Dosis hingga
1000 mikrogram tidak menampakkan bahaya, tetapi juga tidak menunjukkan
kegunaan. Penganut vegetarisme dianjurkan memakan suplemen multivitamin yang
mengandung vitamin B12.

2.4 Kebutuhan Vitamin Larut Air

2.4.1 Thiamin (Vitamin B1)


RDA untuk thiamin adalah 0,5 mg/1000 kkal perhari. Diperkirakan konsumsi
rata-rata makanan per hari sekitar 2000 kkal/orang, jadi RDA untuk thiamin sekitar 1
mg perhari. Makanan yang seimbang akan memberikan cukup thiamin. Orang yang
berpuasa atau melakukan diet harus memastikan bahwa mereka mendapat sejumlah
thiamin yang sama seperti dalam 2000 kkalori makanan.
2.4.2 Riboflavin (Vitamin B2)
RDA untuk riboflavin adalah 0,6 mg/1000 kkal perhari. Jadi sekitar 1,2 mg
perhari untuk 2000 kkal diet. Anak-anak dan wanita hamil membutuhkan tambahan
riboflavin karena vitamin ini penting untuk pertumbuhan. Kebutuhan badan akan
riboflavin mempunyai korelasi erat dengan kuantum protein yang dikonsumsi di
dalam hidangan.24
2.4.3 Niacin (vitamin B3)
RDA untuk niacin adalah 6,6 mg NE (niacin equivalents)/ 1000 kkal, atau 13 mg
perhari. NE merupakan jumlah niasin yang diperoleh dalam makanan, termasuk
niacin yang secara teori dibuat dari prekusor asam amino triptophan. 60 mg triptophan
dapat menghasilkan 1 mg niacin.

24
Ibid. “Ilmu Gizi”. 141

23
2.4.4 Vitamin B6 (Piridoksin, piridoksal, piridoksamin)
Koenzim vitamin B6 berperan penting dalam metabolisme asam amino, sehingga
konsumsi sehari-hari harus sebanding dengan konsumsi protein, karena protein dibuat
dari asam amino. RDA untuk vitamin B6 adalah 0,16 mg/g protein. Rata-rata
konsumsi adalah 2 mg/hari untuk pria dan 1,6 mg/hari untuk wanita.
2.4.5 Folat (folasin, asam folat, asam pteroilglutamat)
RDA untuk folat adalah sekitar 3 mg/kg berat badan. Untuk pria, konsumsi harian
sebaiknya sekitar 200 mg perhari dan untuk wanita sekitar 180 mg perhari.
Peningkatan konsumsi folat direkomendasikan selama hamil dan pada saat
pertumbuhan sel. Kekurangan asam folat dapat disebabkan tidak hanya oleh
konsumsi yang rendah, tetapi juga oleh berkurangnya penyerapan atau kebutuhan
metabolik yang tidak biasa untuk vitamin. Orang yang mengkonsumsi banyak
alkohol atau banyak mengkonsumsi makanan yang tidak berkalori juga mudah
kekurangan folat. Selain itu, pada kondisi yang berhubungan dengan pertumbuhan
sel, seperti kehamilan, kanker atau penyakit kerusakan kulit, seperti measles,
meningkatkan kebutuhan akan folat.
2.4.6 Vitamin B12 (Kobalamin)
Vitamin B12 (kobalamin) mempunyai struktur cincin yang kompleks (cincin
corrin) dan serupa dengan cincin porfirin, yang pada cincin ini ditambahkan ion
kobalt di bagian tengahnya. Vitamin B12 disintesis secara eksklusif oleh
mikroorganisme. Dengan demikian, vitamin B12 tidak terdapat dalam tanaman
kecuali bila tanaman tersebut terkontaminasi vitamin B12 tetapi tersimpan pada
binatang di dalam hati temapat vitamin B12 ditemukan dalam bentuk
metilkobalamin, adenosilkobalamin, dan hidroksikobalamin. Absorbsi intestinal
vitamin B12 terjadi dengan perantaraan tempat-tempat reseptor dalam ileum yang
memerlukan pengikatan vitamin B12, suatu glikoprotein yang sangat spesifik yaitu
faktor intrinsik yang disekresi sel-sel parietal pada mukosa lambung.. Setelah diserap
vitamin B12 terikat dengan protein plasma, transkobalamin II untuk pengangkutan ke
dalam jaringan.

24
RDA untuk vitamin B12 adalah sekitar 2 mikro-gram perhari. Vitamin B12 hanya
ditemukan di dalam daging hewan dan produk-produk hewani. Orang yang hanya makan
sayuran (vegetarian) dapat melindungi diri sendiri melawan defisiensi (kekurangan) dengan
menambah konsumsi susu, keju dan telur. Hal ini berarti sekitar satu cangkir susu atau satu
butir telur untuk satu harinya. Untuk seorang vegetarian yang tidak memakan semua produk
dari hewan dapat memperoleh sumber vitamin B12 dari susu kedelai atau ragi yang sudah
ditumbuhkan dalam lingkungan yang kaya akan vitamin B12.
2.4.7 Asam pantotenat (Vitamin B5)
Tidak ada RDA untuk asam pantotenat. Diperkirakan konsumsi yang aman dan
cukup adalah antara 4 sampai 7 mg perhari.
2.4.8 Biotin (Vitamin B8)
Biotin dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil, jadi tidak ada nilai RDA.
Perkiraan aman dan cukup yang dapat dikonsumsi dalam makanan sehari-hari antara
30-100 mikro-gram perhari. Hanya biotin bebas yang dapat diserap oleh usus. 25
2.4.9 Vitamin C
RDA untuk vitamin C adalah 60 mg/hari, tapi hal ini bervariasi pada setiap
individu. Stres fisik seperti luka bakar, infeksi, keracunan logam berat, rokok,
penggunaan terus-menerus obat-obatan tertentu (termasuk aspirin, obat tidur)
meningkatkan kebutuhan tubuh akan vitamin C. Perokok membutuhkan vitamin C
sekitar 100 mg/hari

2.5 Suplementasi dan Fortifikassi Vitamin Larut Air

2.5.1 Suplementasi
Vitamin larut air, yaitu vitamin B dan C adalah salah satu jenis vitamin yang
cukup mudah kita temukan suplemennya di pasaran. Kita tentu kerap mendengarkan
bahwa dosis yang dianjurkan oleh masing-masing jenis produk cukup tinggi.
Misalnya saja vitamin C 500 mg atau vitamin B kompleks dengan dosis di
atas kebutuhan harian. Kira-kira, apa yang akan terjadi jika konsumsi keduanya
berlebihan?

25
Prof.Dr.Ir. Deddy Muchtadi, MS., Pengantar Ilmu Gizi, (Bandung: ALFABETA, 2009), hal.171.

25
Hal yang dapat terjadi jika konsumsi vitamin larut air berlebihan adalah
vitamin yang berlebihan dibuang oleh tubuh. Menurut dietitian dari Mayo Clinic,
Katherine Zeratsky, vitamin C dan B yang berlebihan dalam tubuh tentu akan
dibuang. Hal ini disebabkan karena vitamin larut air dikeluarkan melalui urine
dimana metabolisme urine atau air dalam tubuh lebih sering daripada metabolisme
lemak untuk vitamin larut lemak. Konsumsi yang tidak sesuai dengan kebutuhan
tidak akan disimpan oleh tubuh dan tubuh hanya menggunakan dosis yang sesuai
kebutuhan saja.

Gejala Overdose Vitamin Larut Air


Baik vitamin C maupun vitamin B, jika dikonsumsi berlebihan, utamanya jika
asupannya diperoleh dari suplemen, maka tentu akan menyebabkan dosisnya
berlebihan dalam tubuh. Gejela overdose vitamin C antara lain gangguan pada perut
dan kepala, sedangkan menurut Livestrong gejala overdose vitamin D adalah sakit
kepala dan perubahan warna urine. Vitamin C adalah vitamin yang paling tidak stabil
dari semua vitamin dan mudah rusak selama pemrosesan dan penyimpanan. 26
Untuk mencegah konsumsi vitamin larut air berlebihan maka kita dianjurkan
melengkapi kebutuhannya vitamin B dan C dari bahan makanan sehari-hari, bukan
dari suplemen. Caranya tentu saja dengan menerapkan diet sehat dengan pemilihan
makanan yang seimbang dan bervariasi.

2.5.2 Fortifikasi
Fortifikasi adalah penambahan zat gizi mikro pada makanan yang dimakan
secara teratur dan dapat menghantarkan zat gizi mikro pada populasi yang luas
melalui makanan yang dikonsumsi setiap hari (Soekatra, 2005). Fortifikasi adalah
upaya yang sengaja dilakukan untuk menambahkan mikronutrien yang penting yaitu
vitamin dan mineral ke dalam makanan, sehingga dapat meningkatkan kualitas nutrisi
dari pasokan makanan dan bermanfaat bagi kesehatan masyarakat dengan resiko yang

26
Novalisha Techinamuti dan Rimadani Pratiwi, “METODE ANALISIS KADAR VITAMIN C”. Farmaka
Suplemen, Vol. 16 No. 2, 309.

26
minimal untuk kesehatan. Fortifikasi zat mikro dan substitusi bahan pagan lain yang
kaya akan gizi tertentu dapat dilakukan, sehingga dapat meningkatkan nilai gizi.27
Fortifikasi vitamin dan mineral yang penting antara lain asam folat dan Fe-fumarat
(WHO, 2008 dalam Surahman, 2014). Fortifikasi pangan umumnya digunakan untuk
mengatasi masalah gizi mikro pada jangka menengah dan panjang. Tujuan utamanya
adalah untuk meningkatkan tingkat konsumsi dari zat gizi populasi atau masyarakat.
Peran produk dari fortifikasi pangan adalah pencegahan defisiensi, dengan demikan
menghindari terjadinya gangguan yang membawa kepada penderitaan manusia dan
kerugian sosio ekonomi. Namun demikian, fortifikasi pangan juga dapat digunakan
untuk menghapus dan mengendalikan defisiensi zat gizi dan gangguan yang
diakibatkannya (Fidler,MC.,2003: Kanpairo, et al., 2012).
Sebagai contoh vitamin B9 (asam folat). Asam folat memiliki bentuk berupa
kristal berwarna kuning dengan berat molekul 441,4 gr/mol. Asam folat dapat larut
dalam air, tetapi tidak larut pada pelarut organik. Penelitian mengenai kestabilan
asam folat menunjukkan bahwa tingkat dan laju kerusakan asam folat dipengaruhi
oleh pH medium, proses pengolahan, dan larutan buffer (Green, 2002)

27
Noer Abyor Handayani, dkk.” Fortifikasi Inorganik Zink pada Tepung Ubi Jalar Ungu sebagai Bahan
Baku Bubur Bayi Instan”. Reaktor, Vol. 15 No. 2, 2014, 112.

27
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Vitamin larut dalam air adalah vitamin yang hanya dapat disimpan dalam jumlah
sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama aliran makanan. Sebagian besar vitamin
larut air merupakan komponen sistem enzim yang banyak terlibat dalam membantu
metabolisme energi. Vitamin larut air biasanya tidak disimpan dalam tubuh dan dikeluarkan
melalui urine dalam jumlah kecil. Oleh sebab itu vitamin larut air perlu dikonsumsi setiap
hari untuk mencegah kekurangan yang dapat mengganggu fungsi tubuh normal.
Vitamin yang larut dalam air terdiri dari vitamin B dan vitamin C. Kedua vitamin ini
diberi nama berdasarkan label dari tabung-tabung percobaan pada saat vitamin tersebut
ditemukan. Selanjutnya diketahui bahwa tabung percobaan dengan vitamin B ternyata
mengandung lebih dari satu vitamin, yang kemudian diberi nama B1, B2, niasin, biotin, asam
pantotenat, B6, folat, B12. Kesembilan vitamin B berperan penting dalam membantu enzim
untuk metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, dan dalam pembuatan DNA dan sel-sel
baru.
Vitamin C dan B dapat diperoleh dari berbagai macam sumber makanan,seperti
terdapat dalam sayur dan buah untuk vitamin C,serta daging-dagingan dan kacang-kacangan
untuk vitamin B.Vitamin-vitamin ini akan menimbulkan dampak buruk apabila jumlah yang
dikonsumsi kurang ataupun berlebih.Contohnya yatiu dampak kekurangan vitamin C adalah
sariawan dan bibir pecah-pecah.

3.2 Saran

Dalam penulisan makalah ini penulis berharap pembaca dapat mengetahui betapa
pentingnya vitamin larut air bagi tubuh kita,untuk itu sebaiknya kita mengonsumsi makanan
yang mengandung vitamin tersebut agar dapat memenuhi kebutuhan gizi kita,serta untuk
menjaga tubuh kita selalu sehat

28
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita.2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Handayani, Noer Abyor, dkk.2014. Fortifikasi Inorganik Zink pada Tepung Ubi Jalar Ungu
sebagai Bahan Baku Bubur Bayi Instan. Reaktor. 15(2):112

Indrasari, Siti Dewi. 2011.Pengaruh Penyosohan Gabah dan Pemasakan terhadap


Kandungan Vitamin B Beras Merah. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan,
30(3):183

Pakaya, David. 2014. PERANAN VITAMIN C PADA KULIT. MEDIKA TADULAKO, Jurnal
Ilmiah Kedokteran. 1(2):46

Ruslie, Riska Habriel Rusli. 2012.The Rool of Vitamin in The Nutrition of Premature Infants.
4(1):99

Sediaoetama, Achmad Djaeni. 2010. Ilmu Gizi. Jakarta: Dian Rakyat

Techinamuti, Novalisha dan Rimadani Pratiwi. METODE ANALISIS KADAR VITAMIN C.


Farmaka Suplemen. 16(2): 309

Triana, Vivi. 2006. Macam-Macam Vitamin dan Fungsinya Dalam Tubuh Manusia. Jurnal
kesehatan masyarakat.

29

Anda mungkin juga menyukai