1|Kelompok 4
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa ta’ala. Shalawat dan salam
selalu tercurahkan kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Berkat
limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Vitamin, Karakteristik, dan Metabolisme dalam Tubuh” guna memenuhi
tugas mata kuliah Dasar Gizi.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua serta
dosen sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang apa itu
vitamin, macam-macam vitamin, fungsi vitamin, karakteristik vitamin, bagaimana
metabolisme vitamin dalam tubuh dan contoh kasusnya serta solusi atas kasus
tersebut.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa
Universitas Muslim Indonesia. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing kami
meminta masukannya demi perbaikan makalah di masa yang akan datang dan
kami juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun
guna kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
2|Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ 2
DAFTAR ISI........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG............................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................... 5
C. TUJUAN………………………………....................………...……......... 5
BAB II PEMBAHASAN
A. VITAMIN.................................................................................................. 6
1) Pengertian Vitamin...........................................................................6
2) Macam – Macam, Fungsi, Sumber dan Akibat Kekurangan
Vitamin..............................................................................................6
3) Tahun Penemuan Vitamin Alami Dan Sumbernya.........................15
4) Akibat Kelebihan dan Kekurangan Vitamin....................................16
5) Contoh Kasus Terkait Vitamin Serta Solusi Kasus Tersebut..........20
B. KARAKTERISTIK VITAMIN............................................................... 21
C. METABOLISME VITAMIN DALAM TUBUH.................................... 26
1) Pengertian Metabolisme..................................................................26
2) Metabolisme Vitamin......................................................................28
3) Metabolisme Vitamin......................................................................28
A. KESIMPULAN........................................................................................ 34
B. SARAN.................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 36
3|Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Istilah vitamin pertama kali digunakan oleh Cashimir Funk dipolandia pada
tahun 1912, yaitu ketika penemuan zat dalam dedak beras yang dapat
menyebabkan beri beri. Zat tersebut dibutuhkan oleh tubuh untuk hidup “vita” dan
mengandung unsur N (amine). Sehingga diberi istilah VITAMIN.
Vitamin adalah senyawa senyawa organik tertentu / nutrisi yang diperlukan
dalam jumlah kecil (mikronutrien) dalam diet seseorang tetapi esensial untuk
reaksi metabolisme dalam sel dan penting dalam melangsungkan pertumbuhan
normal serta memelihara kesehatan.
Fungsi khusus vitamin adalah sebagai kofaktor(elemen pembantu) untuk
reaksi enzimatik. Vitamin juga berperan dalam berbagai macam fungsi tubuh
lainnya , termasuk regenerasi kulit, penglihatan, sistem susunan syaraf dan system
kekebalan tubuh dan pembekuan darah.
Metabolisme atau metabolismos memiliki makna perubahan yang berasal dari
Yunani dan diartikan oleh para ahli menjadi beberapa makna. Metabolisme
merupakan seluruh reaksi kimia yang ada atau terjadi pada suatu organisme
hingga tingkat yang paling kecil atau seluler. Metabolisme juga merupakan suatu
proses pembuatan atau pembentukan energi yang diperlukan oleh tubuh pada
makhluk hidup. Dengan kata lain, metabolisme adalah suatu proses dalam tubuh
yang mana pada proses ini zat gizi diubah menjadi energi. Energi yang dihasilkan
dari proses metabolisme selanjutnya akan digunakan untuk segala macam
kegiatan seperti berpikir dan bernapas serta berbicara. Oleh karena itu, suatu
makhluk hidup yang memiliki metabolisme tubuh kurang baik akan kesulitan
melakukan aktivitasnya. Metabolisme juga kerap disamakan dengan makna proses
mencerna padahal keduanya memiliki beda yang mencolok yang belum banyak
diketahui. Proses mencerna adalah proses yang ada di dalam tubuh dengan ciri
mengolah dan memecah makanan yang masuk menjadi zat gizi.
4|Kelompok 4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud vitamin?
2. Apa saja macam – macam, fungsi, sumber dan akibat kekurangan vitamin?
3. Tahun berapa penemuan vitamin alami dan sumbernya?
4. Apa saja akibat apabila kelebihan dan kekurangan vitamin?
5. Jelaskan contoh kasus terkait vitamin beserta solusi kasus tersebut?
6. Apa saja karakteristik dari vitamin?
7. Apa yang dimaksud metabolisme?
8. Apa yang dimaksud metabolisme vitamin?
9. Bagaimana proses metabolisme?
C. Tujuan
1. Agar dapat mengetahui apa itu vitamin
2. Agar dapat mengetahui macam – macam, fungsi, sumber dan akibat
kekurangan vitamin
3. Agar dapat mengetahui tahun penemuan vitamin alami dan sumbernya
4. Agar dapat mengetahui akibat dari kelebihan dan kekurangan vitamin
5. Agar dapat mengetahui contoh kasus terkait vitamin serta solusi kasus
tersebut
6. Agar dapat mengetahui apa saja karakteristik dari vitamin
7. Agar dapat mengetahui apa itu metabolisme
8. Agar dapat mengetahui apa itu metabolisme vitamin
9. Agar dapat mengetahui proses metabolisme vitamin dalam tubuh
5|Kelompok 4
BAB II
PEMBAHASAN
A. VITAMIN
1. Pengertian Vitamin
Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh
tubuh kita yang berfungsi untuk mamsbantu pengaturan atau proses kegiatan
tubuh. Tanpa vitamin manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan
dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan
memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita.
Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh
dan berkembang dengan baik. Secara garis besar, vitamin dapat dikelompokkan
menjadi 2 kelompok besar, yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang
larut dalam lemak. Hanya terdapat 2 vitamin yang larut dalam air, yaitu B dan C,
sedangkan vitamin lainnya, yaitu vitamin A, D, E, dan K bersifat larut dalam
lemak. Vitamin yang larut dalam lemak akan disimpan di dalam jaringan adiposa
6|Kelompok 4
(lemak) dan di dalam hati. Vitamin ini kemudian akan dikeluarkan dan diedarkan
ke seluruh tubuh saat dibutuhkan. Beberapa jenis vitamin hanya dapat disimpan
beberapa hari saja di dalam tubuh, sedangkan jenis vitamin lain dapat bertahan
hingga 6 bulan lamanya di dalam tubuh.
Berbeda dengan vitamin yang larut dalam lemak, jenis vitamin larut dalam air
hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang
bersama aliran makanan. Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin
yang terlepas akan masuk ke dalam aliran darah dan beredar ke seluruh bagian
tubuh. Apabila tidak dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang tubuh bersama
urin. Oleh karena hal inilah, tubuh membutuhkan asupan vitamin larut air secara
terus-menerus.
Jenis vitamin C dan semua golongan vitamin B ini larut dalam air hanya
dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama
aliran makanan. Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang
terlepas akan masuk ke dalam aliran darah dan beredar ke seluruh bagian
tubuh. Apabila tidak dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang tubuh
bersama urin. Oleh karena hal inilah, tubuh membutuhkan asupan vitamin
larut air secara terus-menerus, diantaranya sebagai berikut.
7|Kelompok 4
dapat diturunkan. Selain itu, vitamin C berperan dalam menjaga bentuk dan
struktur dari berbagai jaringan di dalam tubuh, seperti otot. Vitamin ini juga
berperan dalam penutupan luka saat terjadi pendarahan dan memberikan
perlindungan lebih dari infeksi mikroorganisme patogen. Melalui mekanisme
inilah vitamin C berperan dalam menjaga kebugaran tubuh dan membantu
mencegah berbagai jenis penyakit.
5) Vitamin B1 (Thiamin)
Vitamin B1, yang dikenal juga dengan nama Tiamin, merupakan salah satu
jenis vitamin yang memiliki fungsi penting dalam menjaga kesehatan kulit dan
membantu mengkonversi karbohidrat menjadi energi yang diperlukan tubuh
untuk rutinitas sehari-hari. Di samping itu, vitamin B1 juga membantu proses
metabolisme protein danlemak.
6) Vitamin B2 (Riboflavin)
8|Kelompok 4
kompenen koenzim flavin mononukleotida (flavin mononucleotide,FMN) dan
flavin adenine dinukleotida (adenine dinucleotide, FAD). Kedua enzim ini
berperan penting dalam regenerasi energi bagi tubuh melalui proses respirasi.
Vitamin ini juga berperan dalam pembentukan molekulsteroid, sel darah
merah, dan glikogen, serta menyokong pertumbuhan berbagai organ tubuh,
seperti kulit, rambut, dan kuku.
7) Vitamin B3 (Niacin)
9|Kelompok 4
Vitamin B5 (Asam Pantotenat) banyak terlibat dalam reaksi enzimatik di
dalam tubuh. vitamin B5 berfungi besar dalam berbagai jenis metabolisme,
seperti dalam reaksi pemecahan nutrisi makanan, terutama lemak. Peranan lain
vitamin ini adalah menjaga komunikasi yang baik antara sistem saraf pusat
dan otak dan memproduksi senyawa asam lemak, sterol, neurotransmiter, dan
hormon tubuh.
Sumber vitamin B6 ini merupakan salah satu jenis vitamin yang mudah
didapatkan karena vitamin ini banyak terdapat di dalam beras, jagung, kacang-
kacangan, daging, dan ikan.
10 | K e l o m p o k 4
Vitamin B7 atau di kenal Biotin berfungsi sebagai koenzim pada reaksi-
reaksi yang menyangkut penambahan atau pengeluaran karbon dioksida
kepada atau dari senyawa aktif. Sintesis dan oksidasi asam lemak memerlukan
biotin sebagai koenzim. Demikian pula deaminasi, yaitu pengeluaran
NH2 dari asam-asam amino tertentu, terutama asam aspartat, treonin, dan
serin serta sintesis purin yang diperlukan dalam pembentukan DNA dan RNA
membutuhkan biotin. Secara metabolic, biotin erat kaitannya dengan asam
folat, asam pantetonat, dan vitamin B12.
Vitamin B9 atau Asam Folat merupakan bagian dari dua koenzim yang
berfungsi penting dalam sintesa sel-sel baru. Asam Folat dibutuhkan untuk
pembentukan sel darah merah dan sel darah putih dalam sumsum tulang dan
untuk pendewasaannya. Asam Folat berperan sebagai pembawa karbon
tunggal dalam pembentukan hem. Suplementasi folat dapat banyak
menyembuhkan anemia parnisiosa, namun gejala gastrointestian, dan
gangguan saraf tetap bertahan.
11 | K e l o m p o k 4
Sumber vitamin B9 terdapat luas dalam bahan makanan terutama dalam
bentuk poliglutamat. Asam Folat terutama terdapat didalam sayuran hijau,
hati, daging tanpa lemak, serealia utuh, biji-bijian, kacang-kacangan, dan
jeruk.
Sumber makanan yang baik untuk memenuhi kebutuhan vitamin B12 yaitu
daging daging, telur, susu, hati dan ragi (makanan hasil fermentasi).
Vitamin yang larut dalam lemak memiliki sifat-sifat umum, antara lain :
12 | K e l o m p o k 4
- Tidak terdapat di semua jaringan
- Terdiri dari unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen
- Memiliki bentuk prekusor atau provitamin
- Menyusun struktur jaringan tubuh
- Diserap bersama lemak
- Disimpan bersama lemak dalam tubuh
- Diekskresi melalui feses
- Kurang stabil jika dibandingkan vitamin B, dapat dipengaruhi oleh
cahaya, oksidasi dan lain sebagainya.
1) Vitamin A (Retinol)
13 | K e l o m p o k 4
menyebabkan kerabunan, terhambatnya pertumbuhan tubuh, pembengkakan
hati, dan iritasi kulit.
Sumber vitamin D juga merupakan salah satu jenis vitamin yang banyak
ditemukan pada makanan hewani, antara lain ikan, telur, susu, serta produk
olahannya, seperti keju.
3) Vitamin E (Tokoferol)
Sumber vitamin E banyak ditemukan pada ikan, ayam, kuning telur, ragi,
dan minyak tumbuh-tumbuhan.
14 | K e l o m p o k 4
Akibat kekurangan vitamin E dapat menyebabkan gangguan kesehatan
yang fatal bagi tubuh, antara lain kemandulan baik bagi pria maupun wanita.
Selain itu, saraf dan otot akan mengalami gangguan yang berkepanjangan.
Sumber vitamin K yaitu susu, kuning telur, dan sayuran segar yang
merupakan sumber vitamin K yang baik bagi pemenuhan kebutuhan di dalam
tubuh.
15 | K e l o m p o k 4
4. Akibat Kelebihan dan Kekurangan Vitamin
16 | K e l o m p o k 4
C12H17ON4S - Kelelahan - Gagal jantung
- Denyut nadi cepat - Gangguan absorpsi
- Kesemutan
- Gangguan
pencernaan
Vitamin B2 (riboflavin) Tidak ada - Kehilangan
= C17H20O5N4 ketajaman mata
- Stomatitisangular
- Glossitis
- Bibir merandang
- Dermatitis
Vitamin B3 (niasin) = - Kemerahan - Pelagra
C6H5O2N - Ulkus lambung - Dermatitis
- Tekanan - Diare
darah rendah - Demensia
- Mual, Muntah, Diare
- Kerusakan hati
Vitamin B5 (asam Tidak ada - Gangguan saluran
pantotenat) cerna
- Kesemutan
Vitamin B6 (pridoksin) - Depresi, Sakit kepala - Metabolisme protein
- Iritabilitas - Dermatitis
- Lemas - Glostis
- Anemia
- Keracunan - Anoreksia
Vitamin B7 (biotin)
- Kelelahan
- Depresi
- Kulit kering
- Abnormalitas jantung
- Menutupi defisiensi - Diare
Vitamin B9 (asam folat)
17 | K e l o m p o k 4
vitamin B12 - Depresi
- Anemia
18 | K e l o m p o k 4
- Sakit kepala
Vitamin E - Gangguan - Edema
saluran cerna - Lesi kulit
- Keracunan - Hemolisis eritrosit
- Sindroma neurologik
Vitamin K - Hemolisi sel darah - Perdarahan
merah
- Sakit kuning
(jaundice)
- Kerusakan pada otak
19 | K e l o m p o k 4
5. Contoh Kasus Terkait Vitamin Serta Solusi Kasus Tersebut
Berdasarkan data WHO tahun 2011, kematian akibat penyakit tidak menular
di negara-negara berkembang menyumbang sekitar 60% dari seluruh penyebab
kematian. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) terakhir juga menyebutkan
bahwa sebanyak 60% kasus kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit
degeneratif yaitu stroke, darah tinggi dan diabetes.
20 | K e l o m p o k 4
"Anak-anak yang kurang gizi sejak kecil berisiko mengidap penyakit
degeneratif saat menginjak usia dewasa muda. Penyebabnya karena organ-
organnya kurang berkembang dengan baik, misalnya pankreas yang lemah
memicu munculnya diabetes. Kecenderungan ini disebut dengan fetal origin
disease," terang dr Elvina.
Studi pada 2006 lalu menunjukkan bahwa asupan yodium yang rendah
berakibat pada kelelahan, mata bengkak, kulit kering dan kuku yang rapuh.
1. Vitamin A
Sensitif terhadap oksidasi udara, bahkan dalam kondisi padat, terutama dalam
bentuk alkoholnya. Proses oksidasi ini, terutama dalam bentuk larutan,
dikatalisis oleh logam seperti Fe dan Cu.
Mengalami inaktivasi sinar ultraviolet. Retinil propionat memiliki sensitivitas
lebih tinggi terhadap cahaya dibandingkan retinil palmitat.
Stabil dalam kondisi basa. Stabilitas meningkat seiring peningkatan pH.
21 | K e l o m p o k 4
Pada pH di bawah 6, vitamin A mengalami isomerisasi. Pada retinil palmitat,
isomerisasi terjadi hingga tercapai kesetimbangan rasio 2:1 antara all-trans
retinil palmitat dan isomer cis-nya. Bentuk isomer cis memiliki aktivitas yang
lebih rendah dari bentuk all-trans.
2. Vitamin D
Memiliki karakteristik stabilitas yang mirip vitamin A, tetapi lebih stabil.
Ergocalciferol dalam bentuk sediaan padat dan cair dapat mengalami
isomerisasi karena asam askorbat, asam folat, thiamin hidroklorida, dan
piridoksin hidroklorida. Niasinamid dan kalsium pantotenat tidak
menyebabkan isomerisasi. Hasil isomerisasi ini antara lain isotakhisterol,
prekalsiferol, dan isokalsiferol.
Pemanasan atau asam lemah dapat mengubah menjadi 5,6-trans dan bentuk
tidak aktif lainnya.
3. Vitamin E
Tokoferol bebas sangat sensitif terhadap oksidasi, terutama dalam kondisi
basa, dengan membentuk warna gelap saat dipapar oksigen. Oksidasi ini
dikatalisis oleh garam logam seperti Fe dan Cu, cahaya, serta dipercepat
dengan asam lemak poli-tak-jenuh.
Sangat tahan terhadap kondisi asam dan (hanya di bawah kondisi anaerob)
kondisi basa.
Ester asetat sangat stabil, sehingga tidak memiliki efek antioksidan, kecuali
dihidrolisis dulu secara saponifikasi.
4. Vitamin K
Stabil terhadap panas, udara, dan asam, tetapi tidak stabil dalam terhadap
basa kuat.
Mengalami peruraian di bawah paparan cahaya.
Dapat mengalami reduksi, misalnya dengan natrium bisulfit, tetapi dapat
direoksidasi dengan bahan pengoksidasi lemah.
5. Vitamin B1 (Thiamin)
Stabilitas menurun seiring peningkatan pH.
22 | K e l o m p o k 4
Sensitif terhadap bahan pengoksidasi dan pereduksi. Bahan pereduksi seperti
natrium sulfit menyebabkan degradasi vitamin B1 sehingga dihindari
pemakaiannya produk yang mengandung vitamin ini. Demikian juga
penggunaan gula pereduksi.
Interaksi dengan vitamin B2 (riboflavin) dalam larutan membentuk thiokrom,
yang menyebabkan larutan berwarna coklat dan terbentuk endapan.
Sebaliknya, riboflavin terdegradasi menjadi kloroflavin, yang juga dapat
membentuk endapan. Pembentukan thiokrom dapat dicegah dengan
penambahan asam askorbat, tetapi dapat berakibat peningkatan pembentukan
kloroflavin. Interaksi antara thiamin dan riboflavin diperkuat dengan adanya
niasinamid.
Thiamin menyebabkan degradasi asam folat pada pH antara 5,9 dan 6,9
dalam larutan. Pemecahan asam folat ini dipercepat dengan keberadaan hasil
urai thiamin.
Hasil urai thiamin secara perlahan menyebabkan peruraian sianokobalamin.
Laju degradasi ini dipercepat dengan keberadaan niasinamid. Interaksi dapat
dihambat dengan penambahan feri klorida.
6. Vitamin B2 (Riboflavin)
Sensitif terhadap cahaya, terutama dalam bentuk larutan. Di bawah pengaruh
cahaya, dalam kondisi asam dan netral, dapat terbentuk lumikrom, sedangkan
dalam kondisi basa membentuk lumiflavin. Reaksi degradasi ini dipercepat
oleh panas.
Sensitif terhadap bahan pereduksi, termasuk gula pereduksi.
Interaksi dengan thiamin telah dibahas di atas.
Niasinamid dapat meningkatkan kelarutan melalui pembentukan kompleks.
Di bawah paparan cahaya dan adanya air, keberadaan riboflavin dapat
menyebabkan degradasi asam folat. Reaksi degradasi meningkat cepat pada
pH 6,5 dan dapat diperlambat pada pH di bawah 5, atau dalam kondisi
terlindung dari cahaya dan kelembaban.
23 | K e l o m p o k 4
Riboflavin menjadi katalis dekomposisi aerobik asam askorbat. Interaksi ini
dapat dicegah dengan melindungi produk dari cahaya dan oksigen.
Keberadaan niasinamid mempercepat peruraian.
7. Vitamin B3 (Niasin atau Niasinamid)
Merupakan vitamin yang relatif stabil dan jarang menunjukkan masalah
stabilitas.
Niasinamid dapat mengalami hidrolisis menjadi niasin pada pH di bawah 4
dan di atas 8.
Lebih banyak menyebabkan peningkatan interaksi antarvitamin yang lain.
Dapat membentuk kompleks berwarna kuning dengan vitamin C (Cartensen,
2001), yang tertutupi dengan keberadaan vitamin A dan B2.
Dapat merusak struktur gelatin, sehingga kombinasi niasinamid dengan
serbuk kering tersalut gelatin dapat menyebabkan pelepasan bahan yang
tersalut dan mempengaruhi stabilitasnya.
Selain meningkatkan kelarutan riboflavin dan asam folat, niasinamid juga
dapat meningkatkan kelarutan senyawa lain melalui kompleksasi, antara lain
parasetamol (Hamza dan Paruta, 1985), diazepam, griseofulvin, progesteron,
17beta-estradiol, testosteron (Rasool et al, 1991), moricizin (Hussain et al,
1993), nifedipin (Suzuki dan Sunada, 1998).
8. Vitamin B5 (Asam Pantotenat)
Asam pantotenat bersifat sangat higroskopis, terutama dl-kalsium pantotenat.
Tidak stabil dalam suasana asam. Stabilitas maksimum pada pH 6-7.
Mengalami dekomposisi secara hidrolisis. Untuk sediaan cair dan semisolida,
bentuk provitaminnya, yaitu dexpantenol, dipilih untuk digunakan. Stabilitas
pantenol yang lebih pada pH di bawah 5 memberikan keuntungan dalam
formulasi produk multivitamin.
9. Vitamin B6 (Piridoksin)
Merupakan vitamin yang relatif stabil.
Dalam bentuk larutan, sensitif terhadap cahaya.
10. Vitamin B7 (Biotin)
pH optimum untuk stabilitas larutan biotin antara 5 dan 8.
24 | K e l o m p o k 4
Tidak sensitif terhadap bahan pengoksidasi lemah (misalnya, udara), bahan
pereduksi, dan cahaya tampak.
Dapat dipengaruhi oleh bahan pengoksidasi kuat, sinar ultraviolet, dan asam.
11. Asam Folat atau Asam Pteroilglutamat
Stabil pada pH optimum antara 6,0 dan 9,8. Tidak stabil pada pH di bawah 5.
Tidak stabil dalam bentuk larutan akibat hidrolisis yang menghasilkan
pterinkarbaldehid dan asam p-aminobenzoilglutamat.
Kelarutan asam folat dapat ditingkatkan oleh niasinamid.
Sensitif terhadap bahan pereduksi (seperti asam askorbat), bahan
pengoksidasi, dan cahaya, terutama dalam bentuk larutan.
12. Vitamin B12 (Sianokobalamin)
Mengalami fotodegradasi secara cepat.
pH optimal antara 4 dan 5.
Untuk sediaan parenteral mulvitamin, pH optimal 5,8. Namun, overage
hingga lebih dari 5% dan suhu penyimpanan 2-8°C diperlukan untuk
meningkatkan masa edar (Monajjemzadeh et al, 2014). Pemakaian overage
yang terlalu tinggi, terutama dengan alasan stabilitas, umumnya tidak bisa
diterima (FDA, 2009).
Larutan sianokobalamin sensitif suhu.
Sensitif terhadap bahan pengoksidasi dan bahan pereduksi.
Mengalami dekomposisi dengan adanya thiamin dan hasil degradasinya.
Reaksi ini diperparah dengan adanya niasinamid, tetapi dapat diperlambat
oleh garam besi (III).
Vitamin B2 berperan sebagai sensitiser dalam fotolisis vitamin B12 (Ahmad
et al, 2012).
Inkompatibel dengan vitamin C. Degradasi minimum diperoleh pada pH1
dan perusakan meningkat seiring peningkatan pH hingga maksimum pada
pH7. Ion Cu meningkatan kemampuan asam askorbat untuk merusak
sianokobalamin. Vitamin B12 juga dirusak oleh asam dehidroaskorbat.
25 | K e l o m p o k 4
Larutan dekstrosa dan sukrosa menyebabkan penurunan kadar vitamin B12
dalam larutan. Dekstrosa lebih merusak daripada sukrosa. Sorbitol dan
gliserin kompatibel dengan vitamin B12 (Barr et al, 1957)
13. Vitamin C (Asam Askorbat)
Mengalami dekomposisi melalui dua jalur utama, dengan melibatkan
pembentukan asam dehidroaskorbat. Jalur pertama adalah hidrolisis
anaerobik, yang menghasilkan karbondioksida dan furfural, yang lebih lanjut
membentuk produk berwarna cokelat. Jalur kedua adalah degradasi aerob,
berupa oksidasi membentuk asam oksalat.
Stabil terhadap udara dalam bentuk kering.
Cu dan Fe menjadi katalsis dekomposisi asam askorbat. Paling tidak stabil
pada pH 4 dengan adanya ion logam.
Dalam perbandingan efek glukosa, sukrosa, dan sorbitol terhadap stabilitas
vitamin C, ditemukan bahwa stabilitas paling buruk terjadi pada penggunaan
glukosa, pada larutan dengan pH antara 4,5 dan 7,0.
Karboksimetilselulosa dan/atau tragakan menurunkan stabilitas vitamin C
dalam larutan oral.
pH stabilitas optimum antara 5,5 dan 6,5.
Asam dehidroaskorbat dapat bereaksi dengan beberapa asam amino
membentuk produk berwarna cokelat.
26 | K e l o m p o k 4
Secara umum, pengertian Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang
terjadi di dalam makhluk hidup, mulai makhluk hidup bersel satu
yang sangat sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur, tumbuhan, hewan; sampai
makhluk yang susunan tubuhnya kompleks seperti manuasia. Di dalam proses ini,
makhluk hidup mendapat, mengubah dan memakai senyawa kimia dari sekitarnya
untuk mempertahankan hidupnya.
27 | K e l o m p o k 4
2. Metabolisme Vitamin
Pada tahun 1912, Funk adalah sarjana Biokimia bangsa Polandia yang bekerja
di London untuk pertama kali memperkenalkam istilah vitamin ( amine yang
vital) yang kemudian terkenal dengan nama vitamin (dari bahasa latin, vital yang
artinya hidup), untuk menandakan kelompok dari senyawa-senyawa organic
tersebut. (Kamiensky, 2006)
Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor
dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin
ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal.
Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan
berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan
B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12,
dan folat).Walau memiliki peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat
memproduksi vitamin D dan vitamin K dalam bentuk provitamin yang tidak aktif.
Oleh karena itu, tubuh memerlukan asupan vitamin yang berasal dari makanan
yang kita konsumsi. Buah-buahan dan sayuran terkenal memiliki kandungan
vitamin yang tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh, asupan vitamin
lain dapat diperoleh melalui suplemen makanan. (Lie, 2004)
Vitamin yang larut lemak atau minyak, jika berlebihan tidak dikeluarkan oleh
tubuh, melainkan akan disimpan. Sebaliknya, vitamin yang larut dalam, yaitu
vitamin B kompleks dan C, tidak disimpan melainkan akan dikeluarkan oleh
system pembuangan tubuh. Akibatmya, selalu dibutuhkan asupan vitamin tersebut
tiap hari. Vitamin yang alami bisa didapat dari sayur, buah dan produk hewani,
seringkali vitamin yang terkandung dalam makanan atau minuman tidakl berada
dalan keadaan bebas, melainkan terikat, baik secara fisik maupun kimia. Proses
pencernaan makanan, baik didalam lambung maupun usus halus akan membantu
melepaskan vitamin dari makanan agar bias diserap oleh usus. Vitamin larut
28 | K e l o m p o k 4
lemak diserap didalam usus bersama dengan lemak atau minyak yang
dikonsumsi.
Vitamin diserap oleh usus dengan proses dan mekanisme yang berbeda.
Terdapat perbedaab prinsip proses penyerapan antara vitamin larut dan vitamin
larut air. Vitamin larut lemak akan diserap secara difusi pasif dan kemudian
didalam dinding usus digabungkan dengan kilomikron (lipoprotein) yang
kemudian diserap system limfak, kemudian bergabung dengan saluran dara untuk
ditransportasikan kehati. Sedangakan vitamin larut air langsung diserap melalui
saluran darah dan ditransportasikan ke hati.
Vitamin A
Vitamin A terdiri dari 3 biomolekul aktif yang terdiri dari retinol, retinal
(retinaldehyde) dan retinoic acid. Ketiga biomolekul tersebut berasal dari β
carotene provitamin A, terdapat pada tanaman berwarna hijau tua, oranye dan
merah. Transport di dalam tubuh berupa chylomikron, Vitamin A di simpan
dalam sel stealate pada hati dalam bentuk retinyl ester (retinol diesterifikasi
dengan suatu molekul asam lemak), pada saat dimobilisasi dlm tubu diubah
mjd retinol dan dilepas ke peredaran darah dengan berikatan dan protein RBP.
RBP hanya akan dilepas ke dalam darah apabila mengandung retinol.
Berbagai macam sel mempunyai reseptor RBP yang terikat pada membran.
Vitamin A dan β-karoten diserap dari usus halus dan sebagian besar
disimpan di dalam hati. Bentuk karoten dalam tumbuhan selain β, adalah α, γ
karoten serta kriptosantin. Setelah dilepaskan dari bahan pangan dalam proses
pencernaan, senyawa tersebut diserap oleh usus halus dengan bantuan asam
empedu (pembentukan micelle).
Vitamin A dan karoten diserap oleh usus dari micelle secara difusi pasif,
kemudian digabungkan dengan kilomikron dan diserap melalui saluran
limfatik, kemudian bergabung dengan saluran darah dan ditransportasikan ke
hati. Di hati, vitamin A digabungkan dengan asam palmitat dan disimpan
29 | K e l o m p o k 4
dalam bentuk retinil palmitat. Bila diperlukan oleh sel-sel tubuh, retinil
palmitat diikat oleh protein pengikat retinol (PPR) atau retinol-binding protein
(RBP), yang disintesis dalam hati. Selanjutnya ditransfer ke protein lain, yaitu
“transthyretin” untuk diangkut ke sel-sel jaringan.
Vitamin A yang tidak digunakan oleh sel-sel tubuh diikat oleh protein
pengikat retinol seluler (celluler retinol binding protein), sebagian diangkut ke
hati dan bergabung dengan asam empedu, yang selanjutnya diekskresikan ke
usus halus, kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui feses. Sebagian lagi
diangkut ke ginjal dan diekskresikan melalui urine dalam bentuk asam
retinoat. (Lie, 2004)
Asam ascorbat lebih dikenal sebagai vitamin C, berasal dari glukosa dari
siklus asam uronat, glukosa pada asam askorbat dikatalis oleh enzim L
gulonolakton oksidase Enzim ini tdk ada pada primate vitamin C diperoleh
dari makanan berfungsi sebagai agen pereduksi berbagai reaksi , Vitamin C
dikeluarkan dari tubuh melalui urine dalm bentuk dydroaskorbat,
ketogulonate, askorbat 2 sulfate, asam oksalat. Reaksi utama yang sangat
membutuhkan vitamin C hidroksilasi proline dalam kolagen, sebagai kofaktor
reaksi katabolisme tirosine dan sintesis epinefrin dari tirosin, sintesis asam
empedu.
Vitamin D
30 | K e l o m p o k 4
Vitamin D adalah grup vitamin yang larut dalam lemak prohormon.
Vitamin D dikenal juga dengan nama kalsiferol. Bagian tubuh yang paling
banyak dipengaruhi oleh vitamin ini adalah tulang. Vitamin D ini dapat
membantu metabolisme kalsium dan mineralisasi tulang. Sel kulit akan segera
memproduksi vitamin D saat terkena cahaya matahari (sinar ultraviolet). Bila
kadar vitamin D rendah maka tubuh akan mengalami pertumbuhan kaki yang
tidak normal, dimana betis kaki akan membentuk huruf O dan X.
Komponen dari koenzim flavin adalah FMN dan FAD. Enzim yang
bekerja pada reaksi reduksi – oksidasi (redoks), memiliki fungsi sentral dalam
produksi energi dan pernapasan seluler yang merupakan prekursor kofaktor
flavin mononukleotida (FMN) flavin adenine dinukleotida (FAD) Enzim yang
memerlukan kofaktor tersebut adalah flavoprotein
31 | K e l o m p o k 4
Riboflavin + ATP = FMN
Asam pantotenat ( vitamin B5) berasal dari β-alanin dan asam pantoat
diperlukan untuk sintesis coenzim A, komponen asil carier protein (ACP)
pada sintesis asam lemak kofaktor ensim fatty acid synthase. Sekitar 70 enzim
membutuhkan CoA atau derivat ACP untuk melakukan fungsinya. Vitamin B5
banyak ditemukan di kacang-kacangan, daging dan biji-bijian. CoA
diperlukan pada siklus kreb, sintesis dan oksidasi asam lemak, metabolisme
asam amino, sintesis kolesterol.
Vitamin B6
32 | K e l o m p o k 4
Di dalam tubuh diubah menjadi bentuk aktif vitamin B6 menjadi PLP
(piridoksal fosfat ) Pengubahan dari vitamin B6, Piridoksal fosfat ini
membutuhkan ATP dengan ensim piridoksal kinase, PLP adalah koenzim
pada reaksi transaminasi, sintesis dan katabolisme asam amino, glikogenolisis
(gikogen fosforilase).
Vitamin E
33 | K e l o m p o k 4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Vitamin adalah zat organik yang banyak ditemukan pada makanan. Nah,
vitamin adalah zat yang sangat penting dalam membantu perkembangan fisik dan
mental manusia, meski dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang sedikit, vitamin
tergolong sebagai zat gizi mikro. Vitamin adalah jenis zat gizi mikro yang masih
terbagi-bagi lagi dalam kelompok dan jenis yang berbeda. Ada 6 jenis vitamin
yang berperan penting dalam menjaga fungsi tubuh manusia. Sedangkan dua
kelompok vitamin yaitu vitamin yang larut dalam lemak dan vitamin yang larut
dalam air.
B. SARAN
34 | K e l o m p o k 4
memperbanyak olahraga, menjaga hidrasi tubuh dengan baik, minum the hijau
dan hindari diet cepat.
35 | K e l o m p o k 4
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Vitamin.hml
36 | K e l o m p o k 4