Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“TEORI KOGNITIVISME”
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita
nikmat iman dan kesehatan, sehingga penyusunan makalah ini dapat berjalan tanpa ada
halangan yang berarti. Makalah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata
kuliah Strategi Belajar Mengajar.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi kita,
yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kita
semua, yang merupakan sebuah petunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam
yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam
semesta.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun, mahasiswa
maupun pembaca lainnya. Saya menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan. Sehubungan dengan hal tersebut kritik dan saran yang membangun akan
menambah manfaat bagi seluruh pihak terkait.

Makassar, 22 Oktober 2021

Penyusun

Halaman 2 ||
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan dituntut untuk dapat mencetak


insan yang bermartabat dan berkualitas, agar dapat meningkatkan taraf hidup bangsa.
Berbagai perubahan telah dilakukan dalam dunia pendidikan untuk memenuhi
kebutuhan sesuai dengan tuntutan zaman. Belajar merupakan suatu proses usaha sadar
yang dilakukan oleh individu untuk suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari
tidak memiliki sikap menjadibersikap benar, dari tidak terampil menjadi terampil
melakukan sesuatu. Belajar tidak hanya sekedar memetakan pengetahuan atau informasi
yang disampaikan. Namun bagaimana melibatkan individu secara aktif membuat
ataupun merevisi hasilbelajar yang diterimanya menjadi suatu pengalamaan yang
bermanfaat bagi pribadinya. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang membantu
individu belajardan berinteraksi dengan sumber belajar dan lingkungan.
Teori adalah seperangkat asas yang tersusun tentang kejadian-kejadian tertentu
dalam dunia nyata. Teori merupakan seperangkat preposisi yang didalamnya
memuattentang ide, konsep, prosedur dan prinsip yang terdiri dari satu atau lebih
variable yang saling berhubungan satu sama lainnya dan dapat dipelajari, dianalisis dan
diujiserta dibuktikan kebenarannya. Dari dua pendapat diatas Teori adalah seperangkat
asas tentang kejadian-kejadian yang didalamnnya memuat ide, konsep, prosedur
danprinsip yang dapat dipelajari, dianalisis dan diuji kebenarannya.
Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara
pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan metode
pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas.
Teori belajar akan memberikan kemudahan bagi guru dalam menjalankan
model-model pembelajaran yang akan dilaksanakan. Banyak ditemukan teori belajar
yang menitik beratkan pada perubahan tingkah laku setelah proses pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut:

1. Apa pengertian teori kognitivisme?

Halaman 3 ||
2. Apa saja varian dan tokoh teori belajar kognitivisme serta bagaimana konsep
pentingnya?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini, antara lain:
1. Untuk mengetahui pengertian teori belajar kognitivisme
2. Untuk mengetahui varian dan tokoh teori kognitivisme serta konsep pentingnya

Halaman 4 ||
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian

Pada teori belajar kognitivisme, belajar adalah pengorganisasian aspek- aspek

kognitif dan perseptual untuk memperoleh pemahaman. Tujuan dan tingkah laku

sangat dipengaruhi oleh proses berfikir internal yang terjadi selama proses belajar

Menurut peaget, Manusia berhadapan dengan tantangan, pengalaman, gejala

baru, dan persoalan yang harus ditanggapinya secara kognitif (mental). Untuk

itu, manusia harus mengembangkan skema pikiran lebih umum atau rinci, atau

perlu perubahan, menjawab dan menginterpretasikan pengalaman-pengalaman

tersebut. Dengan cara itu, pengetahuan seseorang terbentuk dan selalu

berkembang. Proses tersebut meliputi:

1. Skema/skemata adalah struktur kognitif yang dengannya seseorang

beradaptasi dan terus mengalami perkembangan mental dalam interaksinya

dengan lingkungan. Skema juga berfungsi sebagai kategori-kategori utnuk

mengidentifikasikan rangsangan yang datang dan terus berkembang.

2. Asimilasi adalah proses kognitif perubahan skema yang tetap

mempertahankan konsep awalnya, hanya menambah atau merinci.

3. Akomodasi adalah proses pembentukan skema atau karena konsep awal

sudah tidak cocok lagi.

4. Equilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi sehingga

seseorang dapat menyatukan pengalaman luar dengan struktur dalamya

Halaman 5 ||
(skemata). Proses perkembangan intelek seseorang berjalan dari disequilibrium

menuju equilibrium melalui asimilasi dan akomodasi.

Dikemukakannya pula, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan

dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi

kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh

interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru

hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau

berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal

dari lingkungan. Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran

adalah :

a) Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu

guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir

anak.

b) Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan

dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi.

c) Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.

d) Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.

e) Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan

diskusi dengan teman-temanya.

Adapun empat tahap perkembangan kognitif, antara lain:

1) Tahap sensorik motorik ( 0-2 tahun)


2) Tahap preoperasional (2-6 tahun)
3) Tahap operasional kongkrit (6-12 tahun)

Halaman 6 ||
4) Tahap formal yang bersifat internal (12-18 tahun)

B. Tokoh Teori Kognitivisme

Terdapat banyak aliran dalam teori belajar kognitif, yaitu teori pembelajaran
Gestalt, teori perkembangan kognitif Piaget, dan teori pemrosesan informasi Gagne.
1. Teori Pembelajaran Gestalt
Perintis teori ini adalah Max Wetheimer pada tahun 1912, ia mengadakan
eksperimen pengamatan mengenai suatu inovasi berkenaan dan pengamatan yang
membedakan antara pengamatan visual dan fenomena fisik. Bersama-sama dengan
Kurt Koffka dan Wolfgang Kohler, mereka mengembangkan hukum-hukum
pengematan dan penerapannya dalam belajar dan berpikir.
Berbeda dengan teori Behavioristik yang mengabaikan peranan pemahaman
atau “insight” dalam belajar, teori Gestalt justru menganggap bahwa insight itu
adalah inti belajar, sehingga belajar pada dasarnya adalah “insightful learning”.
Insightful learning sebagai ciri utama dalam belajar menurut teori Gestalt
memiliki ciri-ciri
a) Kemampuan dasar merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap
insightful learning. Selanjutnya, kemampuan dasar itu dipengaruhi oleh
beberapa aspek diantaranya usia, perbedaan kemampuan, dan keanggotaan
individu dalam suatu spesies.
b) Insight ditentukan oleh pengalaman masa lalu.
c) Insightful learning hanya mungkin ada apabila situasi belajar diatur dan
dikondisikan.
d) Insight biasanya didahului oleh proses mencari dan mencoba-coba.
e) Insight yang telah diperoleh dapat digunakan untuk menghadapi situasi lain.
Beberapa aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran meliputi:
1) Pengalaman tilikan (insight); bahwa tilikan memegang peranan yang penting
dalam perilaku. Dalam proses pembelajaran, hendaknya peserta didik memiliki
kemampuan tilikan yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam
suatu obyek atau peristiwa.
2) Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning); kebermaknaan unsur-unsur
yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran.
Makin jelas makna hubungan suatu unsure akan makin efektif sesuatu yang
dipelajari. Hal ini sangat penting dalam kegiatan pemecahan masalah, khususnya
dalam identifikasi masalah dan pengembangan alternative pemecahannya. Hal-
hal yang dipelajari peserta didik hendaknya memiliki makna yang jelas dan logis
dengan proses kehidupannya.

Halaman 7 ||
3) Perilaku bertujuan (pus posive behavior); bahwa perilaku terarah pada tujuan.
Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan
yang ingin dicapainya. Oleh karena itu, guru hendaknya menyadari tujuan
sebagai arah aktivitas pengajaran dan membantu peserta didik dalam memahami
tujuannya.
4) Prinsip ruang hidup (life space); bahwa perilaku individu memiliki keterkaitan
dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, materi yang diajarkan
hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan
kehidupan peserta didik.
5) Transfer dalam Belajar; yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi
pembelajaran tertentu ke situasi lain. Transfer belajar akan terjadi apabila
peserta didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu persoalan dan
menemukan generalisasi untuk kemudian digunakan dalam memecahkan
masalah dalam ituasi lain. Oleh karena itu, guru hendaknya dapat membantu
peserta didik untuk menguasai prinsip-prinsip pokok dari materi yang
diajarkannya.

2. Teori Pembelajaran Piaget


Piaget berpendapat bahwa perkembangan kognitif merupakan suatu proses
dimana suatu kemajuan individu melalui satu rangkaian yang secara kualitatif
berbeda dalam berpikir. Hal yang diperoleh dalam suatu peringkat merupakan dasar
pijakan untuk peringkat selanjutnya. Perkembangan kognitif terbentuk melalui
interaksi konstan antara individu dan lingkungan, dan akan terjadi dua proses, yaitu
organisasi dan adaptasi. Organisasi adalah proses penataan segala sesuatu yang ada
di lingkungan sehingga menjadi dikenal oleh individu. Adaptasi adalah proses
penyesuaian antara individu dengan lingkungannya. Dari interaksi dengan
lingkungan individu akan memperoleh pengetahuan. Pada masa bayi dan kanak-
kanak pengetahuan bersifat subjektif, dan akan berkembang menjadi objektif apabila
sudah mencapai perkembangan remaja dan dewasa.
Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif menjadi empat, yaitu:
a) Tahap sensori-motor (umur 0-2tahun)
Kemampuan kognitif anak masih sangat terbatas. Piaget menamakannya dengan
kemampuan yang bersifat primitif, artinya masih didasarkan pada perilaku yang
terbuka.
b) Tahap pre-operasional (umur 2-6tahun)
Pada masa ini menurut Piaget ditandai dengan adanya kesadaran dalam diri anak
tentang suatu objek, pada fase ini kemampuan berbahasa anak mulai
berkembang, mulai mengetahui perbedaan antara objek (fase intuisi), pada fase

Halaman 8 ||
ini pengamatan dan pemahaman anak terhadap situasi di lingkungan dipengaruhi
oleh sifatnya yang egocentric (cara pandang orang lain terhadap suatu objek
sama dengan dirinya).
c) Tahap operasional konkret (umur6-12 tahun)
Dikatakan fase operasional konkret. Karena pada masa ini pikiran anak terbatas
pada objek yang ia jumpai dari pengalaman langsung.
d) Tahap operasional formal (umur 12tahun ke atas)
Piaget menamakan fase ini sebagai fase formal operational, karena pada masa
ini pola pikir anak sudah sistematik dan meliputi proses yang kompleks.

Adapun implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran,


yaitu:
1) Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu
guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir
anak.
2) Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan
baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan
sebaik-baiknya.
3) Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
4) Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
5) Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan
diskusi dengan teman-temanya.

3. Teori Pemrosesan Informasi Gagne,


Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa belajar merupakan faktor yang sangat
penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari
belajar.
Peringkat proses pembelajaran menutut teori pemrosesan informasi Gagne
melalui delapan fase, yaitu motivasi, pemahaman, pemerolehan, penahanan, ingatan
kembali, generalisasi, perlakuan, dan umpan balik.
Menurut teori ini, belajar dipandang sebagai proses pengolahan otak manusia
sendiri yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Receptor (alat-alat indera) menerima rangsangan dari lingkungan dan
mengubahnya menjadi rasangan neural, memberikan simbol-simbol informasi
yang diterimanya.
b) Sensory register (penampungan kesan-kesan sensoris) yang terdapat pada syaraf
pusat, fungsinya menampung kesan-kesan sensoris dan mengadakan seleksi,
sehingga terbentuk suatu kebulatan perceptual (persepsi selektif). Informasi-

Halaman 9 ||
informasi yang masuk, sebagian diteruskan ke memori jangka pendek, sebagian
hilang dari system.
c) Short-term memory (memory jangka pendek) menampung hasil pengolahan
perceptual dan menyimpannya. Informasi tertentu disimpan lebih lama dan
diolah untuk menentukan maknanya. Memori jangka pendek dikenal juga
dengan memori kerja (working memory), kapasitasnya sangat terbatas, waktu
penyimpanannya juga pendek. Informasi dalam memori ini dapat ditransformasi
dalam bentuk kode-kode dan selanjutnya diteruskan ke memori jangka panjang.
d) Long-term memory (memori jangka panjang), menampung hasil pengolahan
yang ada di memori jangka pendek. Informasi disimpan dalam jangka panjang
dan bertahan lama, siap untuk dipakai biladi perlukan. Saat tranformasi
informasi, informasi-informasi baru terintegrasi dengan informasi-informasi
lama yang sudah tersimpan. Pengeluaran kembali atas informasi-informasi yang
tersimpan dalam memori jangka panjang adalah dengan pemanggilan. Ada dua
cara pemanggilan, (1) informasi mengalir dari memori jangka panjang ke
memori jangka pendek dan kemudian ke response generator, (2) informas
imengalir langsung dari memori jangka panjang ke response generator selama
pemanggilan (responotomatis).
e) Response generator (pencipta respon), menampung informasi yang tersimpan
dalam memori jangka panjang dan mengubahnya menjadi reaksi jawaban.

Halaman 10 ||
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Teori adalah seperangkat asas yang tersusun tentang kejadian-kejadian tertentu


dalam dunia nyata. Teori merupakan seperangkat preposisi yang didalamnya
memuattentang ide, konsep, prosedur dan prinsip yang terdiri dari satu atau lebih
variable yang saling berhubungan satu sama lainnya dan dapat dipelajari, dianalisis
dan diujiserta dibuktikan kebenarannya. Menurut teori Kognitivisme belajar adalah
pengorganisasian aspek- aspek kognitif dan perseptual untuk memperoleh
pemahaman.Teori kognitivisme dapat di terapkan dalam proses pembelajaran
biologi sebagai rujukan dalam melakssanakan berbagai kegiatan seperti dalam
melakukn praktikum maupun pengamatan

Halaman 11 ||
DAFTAR PUSTAKA

Rusman. (2017). Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta: Kencana

Fitriana, dkk. (2019). Teori Belajar Kognitivisme. https://www.spada.uns.ac.id/ (diakses


tanggal 22 oktober 2021)

Halaman 12 ||

Anda mungkin juga menyukai