Adapun definisi ‘ulum al – qu’an secara istilah, para ulama memberikan redaksi yang berbeda –
beda, sebagimna dijelaskan berikut ini :
2. Menurut Az-Zarqani
“beberapa pembahasan yang berkaitan dengan Al-Qur’an, dari sisi turun, urutan penulisan,
kodifikasi, cara membaca, kemukjizatan, nasikh, munsukh, dan penolakan hal-hal yang bisa
menimbulkan keraguan terhadapnya, serta hal-hal lain.”
“sebuah ilmu yang memiliki banyak objek pembahasan yang berhubungan dengan Al-Qur’an,
mulai proses penurunan, urutan penulisan, penulisan, kodifikasi, cara membaca, penafsiran,
kemukjizatan, nasikh-mansukh, muhkan-mutasyabih, sampai pembahasan-pembahasan lain.”
Walaupun dengan redaksi yang sedikit berbeda, ketiga definisi di atas memiliki maksud yang
sama. Sehingga ketiga ulama tersebut sepakat bahwa ‘ulumul qur’an adalah sejumlah
pembahasan yang berkaitan dengan Al-Qur’an.
B.Ruang Lingkup Pembahsan ‘Ulum Al- Quran
Berkenan dengan persoalan ini, M. Hasbi Ash-Shiddieqy berpendapat bahwa ruang lingkup
pembahasan Ulumul Qur’an terdiri atas enam hal pokok berikut ini :
a. Persoalan turunnya Al-Qur’an (Nuzul Al-Qur’an)
Riwayat mutawatir
Riwayat ahad
Riwayad syadz
Imalah
Isti’arah
Penyerupaan (tasybih)
e. Persoalan makna-makna Al-Qur’an yang berkaitan dengan hukum
Nash
Makna lahir
Makna global
Nash yang maknanya tersembunyi karena suatu sebab yang terdapat pada kata itu sendiri
Berpisah
Bersambung
Uraian singkat
Uraian seimbang
Pendek
B.Fase Kodifikasi
Pada fase sebelum kodifikasi ‘Ulumul Al-Qur’an juga ilmu-ilmu lainnya sebelum
dikodifikasikan dalam bentuk kitab atau mushaf. Saatu-satunya yang sudah dikodifikasikan saat
itu hanyalah Al-Qur’an, fenomena it uterus berlangsung sampai ketika ‘Ali bin Abi Thalib
memerintahkan Abu Al-Aswad Ad-Da’uli untuk menulis ilmu nahwu. Perintah ‘Ali inilah yang
membuka gerbang pengodifikasian ilmu-ilmu agama dan bahasa Arab. Pengodifikasian itu
semakin marak dan meluas ketika islam berada pada tangan pemerintahan Bani Umayyah dan
Bani ‘Abbasiah pada periode-periode awal pemerintahannya.
‘Ali bin al-MAdini (w. 234 H.), gurunya Imam Al-Bukhari, yang menyusun Ilmu Asbab
An-Nuzul
Abu ubaid al-qasimi bin salam (w. 224 H.) yang menyusun Ilmu Nasikh Wa Al-
Mansukh, Ilmu Qira’at, dan Fadha’il Al-Qur’an
Muhammad bin ayyub adh-durraits (w. 294 H.) yang menyusun Ilmu Makki wa Al-
Madani
Muhammad bin Khalaf Al-Marzuban (w. 309 H.) yang menyusun kitab Al-Hawi Fi’
‘Ulum Al-Qur’an
3. Perkembanga ‘ulumul Al-Qur’an abad IV H.
Pada abad IV H. mulai disusun Ilmu Gharib Al-Qur’an dan beberapa kitab ‘Ulumul Al-Qur’an
dengan memakai istilah ‘Ulum Al-Qur’an. Diantara ulama yang menyusun ilmu-ilmu itu adalah:
‘Ali bin Ibrahim bin Sa’id al-Hufi (w. 430 H.), selain mempelopori penyusunan I’rab Al-
Qur’an, ia pun menyusun kitab Al-Burhan fi’Ulum Al-Qur’an.
Abu ‘Amr Ad-Dani (w. 444 H.) yang menyusun kitab At-Taisir fi Qira’at As-Sab’i dan
kitab Al-Muhkam fi An-Naqth
5. Perkembangan ‘Ulumul Al-Qur’an Abad VI H.
Pada abad VI H. di samping terdapat ulama yangbmeneruskan pengembangan ‘Ulumul Al-
Qur’an, juga terdapat ulama yang mulai menyusun ilmu Mubhamat Al-Qur’an, di antaranya
adalah:
Abu Al-Qasim bin ‘Abdurrahman As-Suhaili (w. 581 H.) yang menyusun
kitab Mubhamat Al-Qur’an
Ibn Al-jauzi (w. 597 H.) yang menyusun kitab Funun Al-Afnan fi ‘Aja’ib Al-Qur’an dan
kitab Al-Mujtaba’ fi ‘Ulum Tata’allaq bi Al-Qur’an.
6. Perkembangan ‘Ulumul Al-Qur’an Abad VII H.
Pada abad VII H. ilmu-ilmu Al-Qur’an terus berkembang dengan mulai tersusunnya Ilmu Majas
Al-Qur’an dan Ilmu Qira’at. Di antara ulama abad VII yang besar perhatiannya terhadap ilmu-
ilmu ini adalah:
Alamuddin As-Sakhawi (w. 643 H.), kitabnya mengenai ilmu Qira’at dinamai Hidayat
Al-Murtab fi Mutasyabih
Ibn ‘Abd As-Salam yang terkenal dengan nama Al-‘Izz (w. 660 H.) yang mempelopori
penulisan ilmu Majaz Al-Qur’an dalam satu kitab
Abu Syamah (w. 655 H.) yang menyusun kitab Al-Mursyid Al-Wajiz fi ‘Ulum Al-Qur’an
Tata’allaq bi Al-Qur’an Al-‘Aziz.
7. Perkembangan ‘Ulumul Al-Qur’an Abad VIII H.
Pada abad VII H. muncullah beberapa ulama yang menyusun ilmu-ilmu baru tentang Al-
Qur’an, sedangkan penulisan kitab-kitab tentang “Ulum Al-Qur’an terus berjalan. Di antara
mereka adalah:
Ibn Abi Al-isba’ yang menyusun ilmu Badai’i Al-Qur’an
Ibn Al-Qayyim (w. 752 H.) yang menyusun ilmu Aqsam Al-Qur’an
Najmuddin ath-Thufi (w. 716 H.) yang menyusun Ilmu Hujaj Al-Qur’an atau Ilmu Jadal
Al-Qur’an
Abu Al-Hasan Al-Mawardi, yang menyusun Ilmu Amtsal Al-Qur’an
Badruddin Az-Zarkasyi (745-794 H.) yang menyusun kitab Al-Burhan fi ‘ulum Al-
Qur’an
Taqiyuddin Ahmad bin Taimiyah Al-Harrani (w. 728 H.) yang menyusun kitab Ushul Al-
Tafsir
8. Perkembangan ‘Ulumul Al-Qur’an Abad IX dan X H
Pada abad IX dan permulaan abad X H., makin banyak karangan yang ditulis ulama
tentang Ulum Al-Qur’an. Pada masa ini, perkembangan Ulum Al-Qur’an mencpai
kesempurnaannya. Di antara ulama yang menyusun Ulum Al-Qur’an pada masa ini adalah:
Jalaluddin Al-Bulqni (w. 824 H.) yang menyusun kitab Mawaki’ Al-‘Ulum min Mawaqi’
al-Nujum.
Muhammad bin Sulaiman Al-Kafiyaji (w. 879 H.) yang menyusun kitab At-Taisir fi
Qawa’id At-Tafsir
Jalaluddin ‘Abdurrahman bin Kamaluddin As-Suyuthi (849-911H.) yang menyusun
kitab Ath-TAhbir fi ‘Ulum At-Tafsir
9. Perkembangan ‘Ulumul Al-Qur’an Abad XIV H.
Setelah memasuki abad XIV H., bangkitlah kembali perhatian ulama dalam penyusunan kitab-
kitab yang membahas Al-Qur’an dari berbagai segi. Kebangkitan ini di antaranya dipicuh oleh
kegiatan ilmiah di Universitas Al-Azhar Mesir, terutama ketika universitas ini membuka jurusan-
jurusan bidang studi yang menjadikan tafsr dan hadits sebagai salah saatu jurusannya.
REPORT THIS AD
Pada abad ini ada sedikit pengembangan tema yang dilakukan oleh para ulama dibandingkan
pada abad-abad sebelumnya. Pengembangan itu di antaranya berupa penerjemahan Al-Qur’an ke
dalam bahasa-bahasa Ajam. Pada abad ini, perkembangan ‘Ulum Al-Qur’an diwarnai oleh
usaha-usaha menebarkan keraguan di seputar Al-Qur’an yang dilakukan oleh kalangan orientalis
atau oleh orang islam itu sendiri yang dipengaruhi oleh orientalis.
Di antara karya-karya ‘Ulum Al-Qur’an yang lahir pada abad ini adalah:
1. Syekh Thahir Al-Jazairi yang menyusun kitab At-Tibyan fi’Ulum Al-Qur’an yang selesai
pada tahun 1335 H
2. Jamaluddin Al-Qasimy (w. 1332 H.) yang menyusun kitab Mahasin Al-Ta’wil
3. Muhammad ‘Abd Al-‘Azhim Az-Zarqani yang menyusun kitab Manahil Al-‘irfan
fi’Ulum Al-Qur’an (2 jilid)
4. Muhammad ‘Ali Salamah yang menyusun kitab Manhaj Al-Furqan fi’Ulum Al-Qur’an
5. Syeikh Tanthawi Jauhari yang menyusun kitab Al-Jawahir fi Tafsir Al-Qur’an dan Al-
Qur’an wa ‘Ulum ‘Ashriyyah
6. Mushthafa Shadiq Ar-Rafi’I yang menyusun kitab I’jaz Al-Qur’an
7. Ustadz Sayyid Quthub yang menyusun kitab At-Tashwir Al-Fani fi Al-Qur’an
8. Ustadz Malik bin Nabi yang menyusun kitab Az-Zhahirah Al-Quraniyah.
9. Sayyid Imam Muhammad Rasyid Ridha yang menyusun kitab Tafsir Al-Qur’an Al-
Hakim (TAfsir Al-Manar)
10. Syekh Muhammad ‘Abdullah Darraz yang menyusun kitab An-Naba’ Al-‘Azhim ‘an Al-
Qur’an Al-Karim: Nazharat Jadidah fi Al-Qur’an
11. DR. Subhi As-SAlih, Guru Besar Islamic Studies dan Fiqhu Lugah pada Fakultas Adab
Universitas Libanon, yang menyusun kitab Mabahits fi ‘Ulum Al-Qur’an.
12. Syekh Mahmud Abu Daqiqi yang menyusun kitab ‘Ulum Al-Qur’an.
13. Syekh Muhammad ‘Ali Salamah, yang menyusun kitab Manhaj Al-Furqan fi’Ulum al-
Qur’an.
14. Ustadz Muhammad Al-Mubarak yang menyusun kitab Al-Manhal Al-Khalid.
15. Muhammad Al-Ghazali yang menyusun kitab Nazharat fi Al-Qur’an.
16. Syekh Muhammad Musthafa Al-Maraghi yang menyusun sebuah risalah yang
menerangkan kebolehan kita menerjemahkan Al-Qur’an. Ia pun menulis kitab Tafsir Al-
Maraghi