Anda di halaman 1dari 10

Tugas Individu

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia


Dosen : Indarwati, S.S., M.Hum

MAKALAH
VITAMIN LARUT AIR
VITAMIN B3 (NIACIN)

DISUSUN OLEH :

MELANI ZULHIDAYATI Z. MONOARFA


K011181042
KESMAS A

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan kehadirat Allah swt. Karena atas berkat, rahmat dan
hidayah-Nya lah sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah mengenai
"VITAMIN B3 (NIACIN)" ini sesuai dengan waktu yang ditentukan dan
sebagaimana semestinya.

Makalah ini tentu tidak akan tersusun seperti ini tanpa adanya berbagai jurnal-
jurnal yang telah saya jadikan sebagai referensi. Maka dari itu saya sangat
bersyukur dan berterima kasih kepada penulis-penulis jurnal tersebut. Namun,
dengan terselesaikannya makalah ini bukan berarti makalah ini juga telah
sempurna. Saya menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan kesalahan
baik dari segi penyusunannya ataupun segi bahasanya. Dengan demikian, saya
menerima segala kritik dan saran demi tersusunnya makalah yang sempurna dan
terbaik.

Akhir kata, saya sangat berharap makalah ini akan membawa manfaat bagi
pembacanya. Menambah ilmu pengetahuan pembaca mengenai VITAMIN B3
(NIACIN) dan mengaplikasikan didalam kehidupan.

Makassar, 19 April 2019

Penulis

i|P a g e
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................I

DAFTAR ISI ...................................................................................................... II

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 1
1.3 Tujuan ................................................................................................. 2
1.4 Manfaat ............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Definisi Vitamin B3 (Niacin) ........................................................... 3


2.2. Sumber Vitamin B3 (Niacin) ............................................................ 3
2.3. Angka Kecukupan Gizi Vitamin B3 (Niacin) .................................. 3
2.4. Fungsi Vitamin B3 (Niacin) ............................................................. 4
2.5. Dampak Kelebihan Vitamin B3 (Niacin) ......................................... 5
2.6. Dampak Kekurangan Vitamin B3 (Niacin) ...................................... 5

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 6


3.2 Saran ................................................................................................ 6

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 7

ii | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai salah satu unsur gizi, keberadaan vitamin sangat penting bagi tubuh,
terutama sebagai pengatur sekaligus pemicu dalam proses metabolisme tubuh.
Namun kebutuhan tubuh terhadap vitamin hanya dalam jumlah yang kecil,
terutama untuk mengawali reaksi kimia dalam sel-sel dan jaringan tubuh.

Vitamin merupakan nutrien organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil


untuk berbagai fungsi biokimiawi dan yang umumnya tidak disintesis oleh tubuh
sehingga harus dipasok dari makanan. Vitamin yang pertama kali ditemukan
adalah vitamin A dan B , dan ternyata masing-masing larut dalam lemak dan larut
dalam air. Kemudian ditemukan lagi vitamin-vitamin yang lain yang juga bersifat
larut dalam lemak atau larut dalam air. Sifat larut dalam lemak atau larut dalam air
dipakai sebagai dasar klasifikasi vitamin. Vitamin yang larut dalam air,
seluruhnya diberi simbol anggota B kompleks (kecuali vitamin C) dan vitamin
larut dalam lemak yang baru ditemukan diberi simbol menurut abjad (vitamin A,
D, E, K). Vitamin yang larut dalam air tidak pernah dalam keadaan toksisitas di
didalam tubuh karena kelebihan vitamin ini akan dikeluarkan melalui urin.
Berangkat dari informasi tersebut, penulis memutuskan untuk mengkaji lebih
lanjut mengenai vitamin B3 (Niacin).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari vitamin B3 (Niacin)?
2. Apa saja sumber vitamin B3 (Niacin)?
3. Bagaimana vitamin B3 (Niacin) dalam angka kecukupan gizi?
4. Apa fungsi dari vitamin B3 (Niacin)?
5. Apa dampak kelebihan vitamin B3 (Niacin)?
6. Apa dampak kekurangan vitamin B3 (Niacin)?

1|P a g e
1.3 Tujuan
 Tujuan Umum:
Tujuan Umum dari penyusunan makalah tentang vitamin B3 (Niacin) yaitu untuk
menambah informasi dan pengetahuan tentang vitamin B3 (Niacin).
 Tujuan Khusus:
1. Untuk mengetahui definisi dari vitamin B3 (Niacin).
2. Untuk mengetahui berbagai sumber dari vitamin B3 (Niacin).
3. Untuk mengetahui bagaimana angka kecukupan gizi vitamin B3 (Niacin).
4. Untuk mengetahui fungsi dari vitamin B3 (Niacin).
5. Untuk mengetahui dampak kelebihan vitamin B3 (Niacin).
6. Untuk mengetahui dampak kekurangan vitamin B3 (Niacin).

1.4 Manfaat
1. Diharapkan dapat dijadikan pertimbangan untuk mengkonsumsi vitamin
B3 (Niacin) secukupnya untuk kesehatan tubuh.
2. Diharapkan dapat dijadikan sebagai pemenuhan tugas individu Biomedik
II.

2|P a g e
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Vitamin B3 (Niacin)


Vitamin B3 atau sering disebut juga niacin juga merupakan salah satu vitamin
yang larut dalam air. Istilah niacin meliputi nicotinic acid dan nicotinamide,
dimana merupakan bagian reaktif dari co-enzim NAD dan NADP. Niacin
sebenarnya bukan vitamin murni karena dapat dibentuk di dalam tubuh dari asam
amino tryptophan. Namun demikian, suplai asupan tryptophan yang cukup
diperlukan untuk menjamin tersedianya niacin secara cukup guna fungsi esensial
dalam metabolisme dan untuk memperbaiki DNA.
Niasin merupakan Kristal putih yang lebih stabil dari tiamin dan riboflavin.
Niasin tahan terhadap suhu tinggi, cahaya, asam, alkali, dan oksidasi. Niasin tidak
rusak oleh pengolahan dan pemanasan normal, kecuali kehilangan melalui air
masakan yang dibuang. Nisin mudan diubah menjadi bentuk aktif nikotinamida.

2.2. Sumber Vitamin B3 (Niacin)


Niacin dapat ditemukan di hati, ginjal, ikan, daging, ayam, kacang tanah, kopi
instant, roti yang diperkaya, sereal dan produk-produk susu. Susu dan telur
mengandung sedikit niasin tetapi kaya triptofan. Sayur dan buah tidak merupakan
sumber niasin. Sebagian besar protein hewani kaya akan triptofan. Untuk
membuat suatu penafsiran kasar, protein rata-rata makanan dapat dianggap
mengandung 1% triptofan.

2.3. Angka Kecukupan Gizi Vitamin B3 (Niacin)


Angka Kecukupan Gizi (AKG) atau RDA (Recommended Dietary
Allowances) untuk niacin adalah 6,6 mg NE (niacin equivalents)/1000 kkal, atau
13 mg perhari. NE merupakan jumlah niasin yang diperoleh dalam makanan,
termasuk niacin yang secara teori dibuat dari prekusor asam amino triptofan. 60
mg triptofan dapat menghasilkan 1 mg niacin.

3|P a g e
Amerika Serikat merekomendasikan asupan niacin 14 mg/hari untuk wanita
dan 16 mg/hari untuk laki-laki. Anak-anak dan remaja memerlukan niacin lebih
sedikit. Dalam kondisi hamil dan menyusui dianjurkan untuk mengkonsumsi lebih
4 dan 3 mg/hari. Berikut adalah AKG harian untuk vitamin B3 :
 Usia 0-6 bulan: 2 mg
 Usia 7-12 bulan: 4 mg
 Usia 1-3 tahun: 6 mg
 Usia 4-8 tahun: 8 mg
 Usia 9-13 tahun: 12 mg
 Laki-laki usia 14 tahun atau lebih: 16 mg
 Wanita usia 14 tahun atau lebih: 14 mg
 Ibu hamil: 18 mg
 Ibu menyusui: 17 mg

2.4. Fungsi Vitamin B3 (Niacin)


Nukleotida nikotinmida mempunyai peranan yang luas sebagai koenzim pada
banyak enzim dehidrogenase yang terdapat di dalam sitosol ataupun mitokondria.
Dengan demikian vitamin niasin merupakan komponen kunci pada banyak
lintasan metabolic yang mengenai metabolisme karbohidrat, lipid serta asam
amino. Nikotinamida berfungsi di dalam tubuh sebagai bagian koenzim NAD dan
NADP (NADH dan NADPH adalah bentuk reduksinya). Koenzim-koenzim ini
diperlukan dalam reaksi oksidasi-reduksi pada glikolisis, metabolism protein,
asam lemak, pernapasan sel dan detoksifikasi, di mana perannya adalah melepas
dan menerima atom hydrogen. Enzim-enzim dehidrogenase yang terikat dengan
NAD mengkatalisis reaksi oksidoreduksi dalam lintasan oksidatif misalnya siklus
asam sitrat, sedangkan enzim-enzim dehidrogenase yang terikat dengan NADP
ditemukan dalam lintasan yang berhubungan dengan sintesis reduktif misalnya
lintasan pentosa fosfat. Niasin memiliki keunikan diantara vitamin B karena tubuh
dapat membentuknya dari asam amino triptofan. Selain itu niasin membantu
kesehatan kulit, sistem syaraf dan sistem pencernaan.

4|P a g e
2.5. Dampak Kelebihan Vitamin B3 (Niacin)
Niasin dalam jumlah yang besar dapat menjadi racun pada sistem syaraf,
lemak darah dan gula darah. Gejala – gejala seperti muntah, lidah membengkak
dan pingsan dapat terjadi. Lebih lanjut, hal ini dapat berpengaruh pada fungsi hati
dan dapat mengakibatkan tekanan darah rendah.

2.6. Dampak Kekurangan Vitamin B3 (Niacin)


Pada tahap awal tanda-tanda kekurangan niasin adalah kelemahan otot,
anoreksia, gangguan pencernaan dan kulit memerah. Kekurangan berat
menyebabkan Pellagra (penyakit kekurangan niacin), menunjukkan gejala seperti
dermatitis, diare dan dementia . Hal ini meluas di bagian selatan US pada awal
1900. Gejala kekurangan niacin lainnya adalah kehilangan nafsu makan, lemah,
pusing, kelelahan, dementia, diare, insomnia, dan kebingungan mental. Kulit
dapat menunjukkan gejala dermatitis simetrik bilateral, khususnya pada daerah
yang terkena sinar matahari langsung. Selain mencegah pellagra, niacin juga
mencegah munculnya histamine yang menjadi pemicu alergi dan bronkitis.

5|P a g e
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Vitamin B3 atau sering disebut juga niacin juga merupakan salah satu vitamin
yang larut dalam air. Istilah niacin meliputi nicotinic acid dan nicotinamide,
dimana merupakan bagian reaktif dari co-enzim NAD dan NADP. Niacin dapat
ditemukan di hati, ginjal, ikan, daging, ayam, kacang tanah, kopi instant, roti yang
diperkaya, sereal dan produk-produk susu. Angka Kecukupan Gizi untuk niacin
adalah 6,6 mg NE/1000 kkal, atau 13 mg perhari. Kemudian apabila niasin
dikonsumsi dalam jumlah yang besar dapat menjadi racun pada sistem syaraf,
lemak darah dan gula darah. Begitupun sebaliknya jika kekurangan niasin dapat
menyebabkan kelemahan otot, anoreksia, gangguan pencernaan dan kulit
memerah.

3.2 Saran
Saran yang dapat saya berikan yaitu apabila mengonsumsi makanan yang
mengandung vitamin B3 sebaiknya dikonsumsi secara seimbang agar tidak
menimbulkan gejala-gejala yang tidak diinginkan sehingga perlu memperhatikan
dampak dari kelebihan dan kekurangan vitamin B3.

6|P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Sholihah, SH, dkk. 2016. “Vitamin Larut Air (Vitamin B dan C)”. Makalah.
https://www.academia.edu/29651246/Makalah_vit_larut_air. Diakses pada 19
April 2019.

Elisa. “Vitamin”. Universitas Gadjah Mada.


http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/32864/8sq82bhflvmoa3dm0t7s7d
04m3. Diakses pada 19 April 2019.

Willy, Tjin. 2018. “Vitamin B3 (Niacin)”. https://www.alodokter.com/vitamin-


b3-niacin. Diakses pada 19 April 2019.

Fadri, Rince Alfia. 2014. “Vitamin larut air”.


https://rincealfia.wordpress.com/2014/07/10/vitamin-larut-air/. Diakses pada
19 April 2019.

Triana, Vivi. 2006. “Macam - Macam Vitamin dan Fungsinya Dalam Tubuh
Manusia”. Jurnal Kesehatan Masyarakat. I (1): 40-47.

7|P a g e

Anda mungkin juga menyukai