Menurut Anderson (1996) hormon disekresi terus menerus, dan frekuensi dari
sekresinya diatur oleh tuntutan dari kebutuhan tubuh. Sistem saraf mengontrol sistem
endokrin baik secara langsung atau tidak langsung. Pengaruh langsungnya adalah
minimal dan digambarkan dengan baik oleh efek dari sistem saraf simpatis pada sekresi
medula adrenal. Kontrol tak langsung adalah lebih umum dan dipusatkan di sekitar peran
dari hipotalamus. Hipotalamus mensekresi hormon tertentu dan menyebarkan hormon ini
ke pituitari posterior di tempat hormon tersebut disimpan. Juga, hipotalamus mensekresi
bahan kimiawi, yang dikenal sebagai faktor realising, yang dilepaskan ke dalam vaskular
di antara hipotalamus dan pituitari anterior. Faktor realising ini adalah spesifik dan
mengatur pelepasan dari hormon-hormon pituitari. Hormon yang dilepaskan oleh
kelenjar target mungkin mengumpan balik dan mempengaruhi pelepasan atau
penghambatan dari hormon pituitari atau hipotalamus.
Menurut Rumanta (2007) jumlah hormon yang disekresikan oleh kelenjar endokrin
ditentukan oleh kebutuhan tubuh akan hormon tersebut dalam waktu tertentu. Pada
umumnya sekresi hormon diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan adanya
produksi berlebihan atau berkurang. Jadi terdapat suatu mekanisme kontrol untuk
mengatur produksi dan sekresi hormon. Mekanisme tersebut adalah umpan balik atau
feedback. Menurut Despopulos (1998) umpan balik adalah keadaan yang merupakan
respons terhadap suatu sinyal (misalnya sebuah sel terhadap rangsangan hormonal)
mempengaruhi sumber sinyal (dalam kasus ini, kelenjar penghasil hormon). Dapat
dikatakan, umpan balik terdiri dari dua macam yaitu, umpan balik positif dan umpan
balik negatif. Penjelasan lebih lanjut terdapat pada sub-bab berikutnya.
Menurut Despopoulos (1998) pada umpan balik negatif suatu rangsangan diturunkan
oleh respons. Seperti kebanyakan mekanisme pengaturan lainnya pada organisme, kerja
hormon kebanyakan diutamakan untuk umpan balik negatif. Menurut Rumanta (2007)
feedback negatif merupakan suatu mekanisme dimana jumlah suatu output (pengeluaran
hormon) berperan untuk mengurangi jumlah input (pemasukan hormon) dengan tujuan
untuk mencapai suatu keseimbangan (homesostatis). Contohnya : hormon insulin
berperan dalam meningkatkan difusi berfasilitas glukosa ke dalam sel, akibatnya kadar
glukosa darah akan turun (output), kadar glukosa darah yang rendah akan mengurangi
sekresi insulin oleh sel-sel beta pankreas (input). Penjelasan lebih lanjut terdapat pada
sub-bab berikutnya.
Seperti yang sudah dibahas dalam sub-bab sebelumnya, kinerja hormon dapat terdiri
dari dua macam feedback, yaitu feedback positif ataupun feedback negatif. Kebanyakan
mekanisme pada organisme, diutamakan lebih banyak kerja hormon secara feedback
negatif dan sedikit yang feedback positif. Namun tetap masih ada seperti yang dijelaskan
dalam sub-bab berikutnya. Untuk mengetahui lebih lanjut seperti apa kinerja hormon
baik secara feedback positif ataupun negatif, berikut beberapa contoh kinerja hormon
yang dapat dipahami :
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Paul D. 1996. Anatomi dan Fisologi Tubuh Manusia. Jakarta : Buku
[ CITATION Des98 \l 1057 ]Kedokteran EGC.