Tujuan:
Hormon adalah molekul pembawa pesan dari sistem endokrin. Hormon endokrin
bergerak ke seluruh tubuh dalam darah. Namun, masing-masing hormon hanya mempengaruhi
sel-sel tertentu, yang disebut sel target. Sebuah sel target adalah jenis sel yang hormon akan
memiliki efek. Sebuah sel target dipengaruhi oleh hormon tertentu karena memiliki protein
reseptor yang spesifik untuk hormon tersebut. Hormon berjalan melalui aliran darah sampai
menemukan sel target dengan reseptor yang cocok dapat mengikat. Ketika hormon berikatan
dengan reseptor, hal itu menyebabkan perubahan dalam sel. Cara kerja hormon tergantung pada
apakah hormon adalah hormon steroid atau hormon non-steroid.
Pada hormon steroid terbuat dari lipid, seperti fosfolipid dan kolesterol. Mereka larut
dalam lemak, sehingga mereka dapat berdifusi melintasi membran plasma sel target dan
mengikat dengan reseptor dalam sitoplasma sel (lihat Gambar di bawah). Hormon steroid dan
reseptor membentuk kompleks yang bergerak ke dalam inti dan mempengaruhi ekspresi gen,
pada dasarnya bertindak sebagai faktor transkripsi. Contoh hormon steroid termasuk kortisol dan
hormon seks.
Sedangkan hormon non-steroid terbuat dari asam amino. Mereka tidak larut dalam lemak,
sehingga mereka tidak dapat berdifusi melintasi membran plasma sel target. Sebaliknya, hormon
non-steroid berikatan dengan reseptor pada membran sel (lihat Gambar di bawah). Pengikatan
hormon memicu enzim dalam membran sel. Enzim mengaktifkan molekul lain, yang disebut
pesan kedua, yang mempengaruhi proses dalam sel. Kebanyakan hormon endokrin adalah
hormon non-steroid, termasuk hormon insulin dan tiroid.
Jawab :
Pada ECF dansitosol, kalsium yang terionisasi (Ca2+ ) berperan penting dalam
berbagai proses di dalam sel. Kalsium adalah suatu zat yang penting di membrane sel
yang memengaruhipermeabilitasdanmuatanlistrik. Kalsium plasma berada dalam tiga
bentuk yaitu :berikatan dengan protein (terutama albumin), berikatan dengan ligan
berukuran kecil (fosfat, sitrat,sulfat), dankalsiumygterionisasi Ca2+. Kalsium yang
terionisasi dalam plasma bersifat aktif secara fisiologis dan berperan penting dalam
menentukan hipokalsemia atau hiperkalsemia.
Jawab :
Kekurangan yodium (iod) adalah kondisi yang terjadi ketika seseorang kurang mendapatkan
asupan yodium sehingga tubuh tidak mampu menghasilkan hormon tiroid secara memadai.
Kekurangan yodium berat akan menyebabkan beberapa masalah kesehatan seperti gondok,
hipotiroidisme, kretinisme, dan penurunan kesuburan pada wanita.
Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) merupakan defisiensi yodium yang
berlangsung lama akibat dari pola konsumsi pangan yang kurang mengkonsumsi yodium
sehingga mengganggu fungsi kelenjar tiroid, yang secara perlahan menyebabkan kelenjar
membesar sehingga menyebabkan gondok. Defisiensi yodium akan menguras cadangan
yodium serta mengurangi produksi tetraiodotironin/T4. Penurunan kadar T4 dalam darah
memicu sekresi Thyroid Stimulating Hormon (TSH) yang selanjutnya menyebabkan kelenjar
tiroid bekerja lebih giat sehingga fisiknya kemudian membesar (hiperplasi). Pada saat ini
defisiensi pemompaan yodium bertambah yang dibarengi dengan percepatan pemecahan
yodium dalam kelenjar.