Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

HORMON YANG MENGATUR METABOLISME KALSIUM

Untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan I

Oleh :

1.Anton Rifai 131911133067

2. Uswah Nurul Izzati 131911133094

3. Diviqa Fernanda R 131911133103

4. Galih Indhiantoro 131911133121

5. Dara Astuti Trinanda 131911133123

6. Fitra Mauludfiyah 131911133141

7. Fadhilah Anggun K 131911133095

8.Astagfilla Rolanza 131911133097

Program Studi Keperawatan


Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
Tahun Ajaran 2019/2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah “Hormon yang Mengatur Metabolisme Kalsium” yang disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Dasar.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
makalah kami mampu menambah ilmu untuk pembaca dan semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kami. Amin.
WassalamualaikumWarahmatullahiWabarakatuh.

Surabaya, 31 Agustus 2019

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Homeostasis adalah aktivitas yang dilakukan oleh banyak bentuk
kehidupan untuk menjaga kondisi internal yang stabil di seluruh
organisme. Tubuh manusia menggunakan kalsium dan fosfat dalam
beberapa cara, terutama untuk membangun tulang. Kalsium juga
merupakan faktor penting untuk komunikasi neuron, pembekuan darah
dan kontraksi otot.
Hormon merupakan senyawa kimia, berupa protein yang
mempunyai fungsi untuk memacu atau menggiatkan proses metabolism
tubuh. Dengan adanya hormone dalam tubuh maka organ akan berfungsi
menjadi lebih baik.
Hormon berasal dari kata Hormaein yang artinya memacu atau
menggiatkan atau merangsang. Dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang
tidak terlalu banyak (sedikit). Tetapi jika kekurangan atau berlebihan akan
mengakibatkan hal yang tidak baik (kelainan seperti penyakit) sehingga
dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan serta proses
metabolism tubuh.
Hormonologi yaitu ilmu yang mempelajari mengenal seluk beluk
hormone. Pada makhluk hidup, khususnya manusia hormone dihasilkan
oleh kelenjar yang tersebar dalam tubuh. Cara kerja hormone didalam
tubuh tidak dapat diketahui secara cepat perubahannya, akan tetapi
memerlukan waktu yang lama. Tidak seperti system saraf yang cara
kerjanya dengan cepat dapat dilihat perubahannya. Hal ini karena hormone
yang dihasilkan akan langsung diedarkan oleh darah melalui pembuluh
darah, sehingga memerlukan waktu yang panjang.
Untuk dapat melakukan kegiatan dan dapat memberikan reaksi
terhadap perubahan perubahan eksternal maupun internal diperlukan
adanya koordinasi yang tepat diantara kegiatan organ organ tubuh. Dalam
hal ini sistem endokrin merupakan suatu sistem yang dapat menjaga
berlangsungnya integrase kegiatan organ tubuh. Hormon yang dihasilkan
oleh sistem endokrin ini memegang peranan yang sangat penting.
Hormon kalsitriol, kalsitonin dan paratiroid mengatur kalsium tubuh. Sel
khusus pada ginjal menghasilkan hormonkalsitriol, suatu bentuk vitamin
D, bila kadar kalsium dalam darah terlalu rendah. Hormon ini
meningkatkan penyerapan kalsium tubuh dari makanan dan pelepasan
kalsium dari tulang. Hormon paratiroid, atau PTH, disekresikan oleh
kelenjar paratiroid dan meningkatkan kadar kalsium dalam darah dengan
merangsang tulang untuk melepaskan kalsium, merangsang sel-sel ginjal
untuk merebut kembali kalsium dari air kencing sebelum ekskresi, dan
meningkatkan penyerapan kalsium oleh usus. Hormon Kalsitonin, di sisi
lain, menurunkan kadar kalsium dalam darah. Produksinya dirangsang
oleh kadar kalsium dalam darah yang terlalu tinggi. Ini diproduksi oleh sel
C dari kelenjar tiroid dan bekerja dengan menekan pelepasan kalsium dari
tulang, mengurangi penyerapan kalsium pada usus dan mengecilkan hati
ginjal dari menyerap kembali kalsium dari air kencing.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa itu kelenjar Paratiroid dan ?
1.2.2 Bagaimana ciri-ciri kelenjar paratiroid ?
1.2.3 Apa manfaat hormon paratiroid dan ?
1.2.4 Bagaimana cara sintesis hormon paratiroid ?
1.2.5 Bagaimana cara sekresi hormone paratiroid ?
1.2.6 Bagaimana mekanisme kerja hormone paratiroid ?
1.2.7 Apa saja gangguan yang terjadi pada hormone paratiroid dan
kalsitosin?
1.2.8 Apa itu kelenjar kalsitonin
1.2.9 Apa manfaat hormone kalsitonin ?
1.2.10 Bagaimana mekanisme kerja hormone kalsitonin?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk memenuhi tugas mata kuliah IDK 1
1.3.2 Untuk mengetahui hormon yang mengatur kalsium dalam tubuh

1.4 Manfaat
Dapat mengetahui tentang hormon yang mengatur kalsiumdalam tubuh
dari pengertian samapai mekanisme kerja dan gangguan-gangguannya.
BAB 2
(Pembahasan)

2.1 Kelenjar Paratiroid


Kelenjar paratiroid adalah sebuah kelenjar endokrin di leher yang
memproduksi hormon paratiroid. Manusia biasanya mempunyai empat
kelenjar paratiroid, yang biasanya terdapat di bagian belakang daripada
kelenjar tiroid atau kelenjar yang dekat dengan kelenjar tiroid sehingga
disebebut dengan "paratiroid", atau, di kasus yang langka, di dalam
kelenjar tiroid itu sendiri atau di dada. Hormon paratiroid mengontrol
jumlah kalsium di darah dan di dalam tulang. Hormon Paratiroid bisa
menurun sangat rendah pada pasien post operasi pengangkatan kelenjar
tiroid karena ikut terangkatnya kelenjar paratiroid yang akibatnya adalah
penurunan kadar kalsium dalam darah hipokalsemia. Hormon Paratiroid
mengakibatkan : peningkatan resorpsi kalsium dari tulang, peningkatan
reabsorbsi kalsium di ginjal, peningkatan absorbsi kalsium di Saluran
cerna oleh Vitamin D. Namun, Peningkatan kadar hormon paratiroid juga
mengakibatkan penurunan kadar fosfat dalam darah, karena hormon ini
meningkatkan sekresi fosfat dalam darah.

2.2 Ciri-ciri Homon Paratiroid


Sebuah kelenjar paratiroid biasanya mempunyai panjang sekitar 6 mm,
lebar sekitar 3 mm sertatebal sekitar 2 mm. Jika seseorang mempunyai
ukuran kelenjar yang jauh lebih besar dari pada ukuran normal, maka bisa
jadi orang tersebut menderita penyakit hiper paratiroid atau tumor. Sering
kali kelenjar paratiroid ini warnanya cokelat kehitaman.

Di tubuh manusia, ada 4 kelenjar paratiroid dengan 2 kelenjar paratiroid


pada masing-masing sisi atas dan bawah. Tetapi jumlah tersebut bervariasi
dapat lebih maupun dapat berkurang.
Kelenjar paratiroid di orang dewasa mempunyai sel pemimpin (chielf cell)
yang berisikan apparatus golgi, yakni tempat diproduksinya hormone
paratiroid. Di kelenjar tiroid juga ada se loksifil yang berisikan granula
oksifil dan sejumlah besar mitokondria dalam sitoplasma.

Sebelum memasukan masa pubertas hanya ditemui sebagian dikit


seloksifil, tetapi sesudah itu jumlah sel ini menjadi banyak seiring
bertambahnya usia. Fungsi seloksifil masih belum banyak diketahui, bisa
jadi sel itu adalah modifikasi atau sisa dari chief sel yang tidak lagi
menghasilkan hormon.

Sirkulasi darah pada kelenjar paratiroid sering kali dilakukan oleh cabang
arteri tiroidea inferior di masing-masing sisi. 1/3 kelenjar paratiroid pada
manusia mempunyai dua atau lebih arteri paratiroid.

Pembuluh limfe paratiroid banyak dan mempunyai keterkaitan dengan


pembuluh limfe kelenjar tiroid dan kelenjar thymus. Persarafan di kelenjar
paratiroid adalah saraf yang sifatnya simpatis yakni langsung dari ganglia
servik alis superior atau metida.

2.3 Hormon Paratiroid


Hormon Paratiroid (PTH) adalah hormon yang dihasilkan dari kelenjar
paratiroid. PTH merupakan suatu peptide rantai lurus dengan berat
molekul ± 9500 dalton, terdiri dari 84 asam amino. Aktivitas biologic PTH
terdapat pada rantai terminal NH2 dari 34 asam amino pertama, juga
dikenal sebagai ‘the amino (N) terminal’ dengan waktu paruh 2 menit.
Terminal C dari PTH (rantai 35-84) atau disebut ‘carboxyl (C) terminal’
mempunyai waktu paruh 30 menit namun inaktif secara bilogik.

2.4 Fungsi Hormon Paratiroid


Adapun fungsi hormone paratiroid adalah sebagai berikut :
2.4.1 Mengontrol jumlah kasium di darah dan di dalam tulang.
2.4.2 Peningkatan reabsorbsi kalsium dari tulang
2.4.3 Peningkatan reabsorbsi kalsium dari ginjal.
2.4.4 Menurunkan fosfat dalam darah
2.4.5 Meningkatkan sekresi fosfat dalam urin

2.5 Sintesis Hormon Paratiroid


Sintesis PTH terjadi di ribosom chief cell sebagai preproPTH dengan 115
asam amino. Selanjutnya 25 asam amino dipecah dari preproPTH
membentuk proPTH dengan 90 asam amino. ProPTH selanjutnya menuju
apparatus golgi, kemudian 6 asam amino dipecah dan membentuk PTH
dengan 84 asam amino yang disimpan dalam vesikel sekretoris untuk di
sekresikan kemudian.

2.6 Sekresi Hormon Paratiroid


Apabila konsentrasi kalsium plasma total berada dalam batas normal (10
mg/dl) atau lebih, makan PTH akan disekrsikan pada kadar rendah.
Sebaliknya bila konsentrasi plasma kalsium lebih rendah dari 10 mg/dl,
sekresi PTH akan meningkat dan mencapai kadar sekresi maksimalpada
kadar kalsium 7,5 mg/dl. Dengan kata lain stimulus primer bagi sekresi
PTH adalah penurunan kadar kalsium plasma sedangkan inhibitor sekresi
PTH adalah peningkatan kalsium plasma. Regulasi ini akan menjaga
fluktasi kadar kalsium plasma dalam batas normal.
Untuk mekanisme sekresi PTH yaitu membrane sel chief mempunyai
sensor kalsium yang disebut CaSR (Calcium-sensing receptor) yang dapat
mendeteksi penurunan konsentrasi kalsium ekstraselular. CaSR
berpasangan dengan adenilsiklase. Apabila terjadi penurunan konsentrasi
kalsium ekstraseluler maka adenilsiklase teraktivasi dan mengkatalisis
konversi ATP menjadi cAMP. Setelah melewati sejumlah proses
forfolirasi, maka terjadi eksositosis PTH dari vesikel sekretoris kedlama
aliran darah.
2.7 Mekanisme kerja Hormon Paratiroid
Target organ tempat kerja PTH adalah tulang, ginjal dan intestinal
(melalui vitamin D). kerja PTH pada ginjal dan tulang terjadi melalui
sistem adenilsiklase dimana PTH menstimulasi aktivitas adenilsiklase dan
meningkatkan kadar Cyclic AMP.
2.7.1 Mekanisme kerja PTH pada Ginjal
Ginjal merupakan organ sentral bagi pengaturan keseimbangan
kalsium dan PTH memegang peranan penting dalam pengaturan
ini. Kerja PTH pada ginjal melalui 2 cara yaitu menghambat
reabsorbsi fosfat dan menstimulasi reabsorbsi kalsium.
Ikatan PTH pada reseptor mengaktifkan adenilsiklae, terjadi
konverensi ATP ke cAMP yang mengaktivasi sejumlah protein
kinase dan protein intrasel terfosforilasi dan mengakibatkan
penghambatan transport Na+ - fosfat pada membrane lumen
tubulus. Akibatnya sejumlah fosfat diekskresi, terjadi fosfaturia.
Kerja PTH yang selanjutnya adalah meningkatkan reabsorbsi
kalsium pada tubulus proksimal, lengkung henle, tubulus distal dan
tubulus kolektivus, juga melalui mekanisme adenilsiklase.
Reabsorbsi kalsium pada tubulus proksimal serta lengkung henle
berkaitan dengan transpor Na+ sedangkan reabsorbsi pada tubulus
distal tidsk terikat oleh Na+ dan langsung dipengaruhi oleh PTH.
2.7.2 Mekanisme kerja PTH pada tulang
Kerja PTH pada tulang mencakup ketiga tipe sel tulang yaitu
osteosit, osteoblast, dan osteoklas. Pada tahap awal, PTH
menstimulasi osteolisis osteosit yang mengakibatkan disolusi
permukaan tulang dan kalsium bergerak dari cairan kanalikular
tulang menuju osteosit kemudian ke cairan ekstraseluler. Fase ini
disebut juga fase cepat, karena rejadi dalam beberapa menit. Pada
fase selanjutnya, terjadi lebih lambat yaitu dalam beberapa hari dan
terbagi menjadi 2 komponen. Pertama, PTH (secara sinergis
dengan Vitamin D) menstimulasi osteoklas untuk meningkatkan
reasorpsi tulang serta melepaskan kalsium dan fosfat kedalam
cairan ekstraseluler. Kedua, terjadi poliferasi distimulasi oleh
pelepasan sitokin oleh osteoblas kemudian osteosit teraktivasi atau
oleh diferensiasi perkusor osteoklas premature yang memiliki
reseptor PTH dan reseptor Vitamin D pada permukaan
membrannya.
Dapat disimpulakan, efek PTH dalam tulang ini untuk
meningkatkan resorpsi tulang, melepaskan kalsium fosfat kedalam
cairan ekstraseluler dimana fosfat akan membentuk kompleks
dengan kalsium sehingga membatasi peningkatan kadar kalsium
terionisasi dalam plasma.
2.7.3 Mekanisme kerja PTH pada usus
Kerja PTH pada absorpsi kalsium usus terjadi secara tidak
langsung yaitu PTH menstimulasi enzim 1α-hidroksilase pada
ginjal yang bertanggung jawab dalam pembentukan vitamin D3
aktif. Kalsium diabsorpsi secara aktif oleh sel epitel usus halus dan
sintesis protein transpor pada sel usus membutuhkan vitamin D3
aktif. Vitamin D3 aktif meningkatkan absorpsi kalsium usus halus
dengan cara menstimulasi pembentukan calcium-binding protein (
calbindin-D3) pada sel epitel usus.

2.8 Gangguan pada hormon paratiroid, penyebab dan cara mengatasi


2.8.1 Gangguan pada hormon paratiroid
 Hiperparatirodisme primer adalah jumlah hormon paratiroid dan
kalsium meningkat.
 Hiperparatiroidisme sekunder adalah jumlah hormon paratiroid
yang tinggi, sementara kadar kalsium tetap pada jumlah yang
normal.
 Hipoparatiroidisme primer adalah jumlah produksi hormon
paratiroid dan tingkat kalsium dalam tubuh rendah
 Pseudohipoparatiroidisme adalah kadar kalsium dalam darah dan
tulang sangat rendah dan produksi hormon paratiroid tinggi.
2.8.2 Penyebab gangguan
Gangguan paratiroid disebabkan oleh disfungsi dalam kelenjar
paratiroid. Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan disfungsi
ini, dengan hasil yang bervariasi yang dapat mempengaruhi jumlah
hormon paratiroid dan kalsitonin dihasilkan oleh kelenjar.
Hiperparatiroidisme primer biasanya disebabkan oleh adenoma
(tumor jinak yang tumbuh di struktur kelenjar) yang tumbuh dalam
satu atau lebih dari kelenjar paratiroid. Hal ini juga dapat
disebabkan oleh hiperplasia (pembesaran kelenjar yang disebabkan
oleh peningkatan reproduksi sel, biasanya berhubungan dengan
tahap awal perkembangan kanker) atau karsinoma (sejenis kanker)
pada kelenjar paratiroid. Dalam beberapa kasus yang sangat jarang,
wanita hamil dapat mengalami hipertiroidisme primer.
Hiperparatiroidisme sekunder, di sisi lain, sering disebabkan oleh
gagal ginjal kronis. Hal ini karena pasien disfungsional atau gagal
ginjal tidak mampu untuk mengaktifkan vitamin D, yang menjaga
tubuh membuang fosfat dalam kadar normal. Fosfat yang tetap
dalam tubuh menyatu dengan kalsium dan membentuk kalsium
fosfat yang tidak bisa larut, dan secara dramatis mengurangi jumlah
kalsium yang beredar di dalam tubuh. Hiperparatiroidisme
sekunder juga dapat disebabkan oleh kondisi yang menyebabkan
malabsorpsi zat gizi, seperti penyakit usus kecil dan pankreatitis
kronis. Operasi bariatrik juga dapat menyebabkan masalah ini.
2.8.3 Cara mengatasi gangguan
Pengobatan bervariasi, tergantung dari jenis gangguan paratiroid,
termasuk yang berikut:
 Hiperparatiroidisme primer
Pertama, adenoma pasien akan diangkat dari kelenjar paratiroid
dengan operasi. Obat juga akan dibutuhkan untuk menormalkan
kadar hormon dan kalsium dalam tubuh.
 Hiperparatiroidisme sekunder
Rendahnya tingkat kalsium dalam darah pertama akan diobati
dengan obat, yang biasanya cukup untuk sebagian besar kasus
hiperparatiroidisme sekunder. Dalam beberapa kasus, terutama untuk
pasien dengan gagal ginjal kronis, diet sehat dengan mengurangi
fosfor dan suplemen vitamin D akan diberikan.
 Hipoparatiroidisme
Kalsium akan dimasukkan ke dalam tubuh pasien melalui empat
tetesan untuk menormalkan kadar kalsium. Pengobatan sering
berlanjut dengan obat oral yang diresepkan oleh dokter.

2.9 Hormon Kalsitonin


Kalsitonin adalah hormon yang diproduksi oleh sel parafolikular dari
kelenjar tiroid. Hormon Kalsitonin adalah hormon polipeptida linear
sepanjang 32.

2.10 Fungsi Hormon Kalsitonin


 Menurunkan kadar kalsium dengan menghambat resorbsi tulang
 Menghambat pelepasan kalsium dari tulang

2.11 Mekanisme kerja hormone kalsitosin


Seperti PTH, kalsitonin memiliki dua efek pada tulang, tetapi dalam hal
ini kedua efek menurunkan kadar kalsium plasma. Pertama dalam jangka
pendek kalsitonin menurunkan perpindahan kalsium dari cairan tulang ke
dalam plasma. Kedua, dalam jangka panjang kalsitonin menurunkan
resorpsi tulang menurunkan kadar fosfat serta mengurangi konsentrasi
kalsium plasma. Efek hipokalsemik dan hipofosfatemik kalsitonin
seluruhnya disebabkan oleh efek hormon ini pada tulang. Hormon ini
tidak berefek pada ginjal atau usus.
Seperti pada PTH, regulator utama pelepasan kalsitonin adalah
konsentrasi kalsium bebas dalam plasma, tetapi berbeda dengan efeknya
pada pelepasan PTH, peningkatan kalsium plasma merangsang sekresi
hormone kalsitonin dan penurunan kalsium plasma menghambat sekresi
kalsitonin. Karena kalsitonin menurunkan kadar kalsium plasma, maka
sistem ini membentuk control umpan balik negative sederhana kedua atas
konsentrasi kalsium plasma, sistem yang berlawanan dengan sistem PTH.

Namun, sebagian besar bukti mengisyaratkan bahwa peran kalsitonin


tidak banyak atau tidak ada dalam control normal metabolism kalsium
atau fosfat. Meskipun kalsitonin melindungi tubuh dari hiperkalsimia
namun kondisi ini jarang terjadi pada keadaan normal. Selain itu,
pengangkatan tiroid atau tumor penghasil kalsitonin tidak mengubah
kadar kalsium dan fosfat, mengisyaratkan bahwa peran hormone ini
dalam keadaan normal tidak esensial untuk mempertahankan homeostatis
kalsium dan fosfat. Namun, kalsitonin mungkin berperan dalam
melindungi integritas tulang ketika terjadi pengingkatan besar kebutuhan
akan kalsium, misalnya sewaktu kehamilan dan menyusui. Selain itu,
sebagian pakar berspekulasi bahwa kalsitonin mungkin mempercepat
penyimpanan kalsium yang baru diserap setelah makan. Hormon-hormon
saluran cerna yang disekresikan selama pencernaan terbukti merangsang
pelepasan kalsitonin.

Kalsium dalam darah memiliki kisaran minimal dan maksimal, yaitu


minimal 8,4 mg/dl atau 2,1 mol/liter. Dan memiliki batas maksimum
yaitu 10,4 mg/dl atau 2,7 mol/liter. Jika kadar kalsium dalam darah
meningkat dan melampaui batas maksimum maka akan terjadi
hiperkalsimia dan kebalikannya jika kurang akan mengakibatkan
hipokalsimia atau rendahnya kadar kalsium dalam darah.
Kalsitonin memiliki fungsi yang berlawanan dengan PTH yang
mengurangi kadar kalsium dalam cairan ekstraseluler. Kalsitonin
disekresi oleh sel C yang ada di folikel sel kelenjar tiroid sebagai respon
dari tingginya kalsium dalam darah. Karena itu, kalsitonin menghambat
aksi absopsi oleh osteoklas dengan cara menghambat aktifivitas osteolitik
dan tak terbentuknya pertukaran kalsium fosfat melewati membran
osteotik. Maka dari itu, endapan kalsium adalah bentukan dari garam
kalsium. Efek jangka panjang kalsitonin adalah untuk mengurangi
pembentukan osteoklas untuk mengimbangi penurunan pembentukan
osteoblas dan menukar kalsium meskipun menurunkan garam-garam
mineral di matrix tulang. Bagaimanapun, kalsitonin memiliki efek yang
terbatas dalam homeostatis kalsium, dalam pembelajaran pemotongan
kelenjar tiroid (tiroidektomi), konsentrasi ion kalsium tidak berubah
secara signifikan. Absorpsi dan deposisi sangat rendah aktifivitasnya
pada manusia.
BAB 3
PENUTUP

3.3 Kesimpulan

Kelenjar paratiroid merupakan salah satu organ yang terletak di leher,


terdiri dari 4 buah kelenjar, 2 di bagian superior dan 2 di bagian inferior,
dorsal dari kelenjar tiroid. Fungsi kelenjar paratiroid terutama untuk
produksi hormon paratiroid yang berkaitan erat dengan pengaturan
kalsium tubuh. Target organ hormone paratiroid adalah tulang, ginjal dan
usus dengan tujuan akhir yaitu meningkatkan kadar kalsium plasma
(ekstraseluler). Pada tulang, hormone paratiroid berfungsi untuk
meningkatkan resorpsi tulang, stimulasi osteoklas dan pembentukan tulang
kembali. Di ginjal, hormone paratiroid berfungsi untuk meningkatkan
reabsorpsi kalsium serta mengurangi reabsorpsi fosfat. Di usus, hormone
paratiroid berperan secara tidak langsung untuk meningkatkan absorpsi
kalsium, dengan bantuan vitamin D3. Pengaturan produksi hormon
paratiroid ditentukan oleh mekanisme umpan balik yang melibatkan target
organ, kadar kalsium plasma serta vitamin D3 aktif.

3.2 Saran

Penulis mengharapkan agar pembaca dapat membaca makalah ini agar


lebih memahami materi tentang hormon yang mengatur kalsium. Hormon
paratiroid merupakan komponen tubuh yang sangat penting, untuk itu
kami menyarankan agar pembaca dapat mengembangkan pengetahuan
tentang hormon paratiroid.
DAFTAR PUSTAKA

Selvianti, Widodo Ario Kentjono.‘Anatomi dan Fisiologi Kelenjar Paratiroid’.


http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-thtkl466a3c887c2full.pdf

I Nyoman Sulabda.’Fisiologi Kelenjar Tiroid dan Paratiroid’.2016.


https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/3d8ab6d48c6ff2759c5f6ff
5a001bce1.pdf

Tyas Rini.’Absorpsi dan Metabolisme Kalsium pada Puyuh’.Buletin Anatomi dan


Fisiologi. https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/baf/article/download/1720/1135

Ayu Rahmadhani.’Makalah Fisiologi Hormon Kalsitonin’.2013.


https://id.scribd.com/doc/152237399/Makalah-Fisiologi-Hormon-Kalsitonin

Anda mungkin juga menyukai