FARMAKOTERAPI VETERINER
“Hiperparatiroidisme Pada Anjing”
Oleh:
Kelompok 12 - 2017C
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah “Hiperparatiroidisme Pada Anjing” ini kepada pembaca.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi isi, susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Hiperparatiroidisme
Pada Anjing ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Terima kasih.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………2
Daftar Isi…………………………………………………………………………..….3
BAB I. Pendahuluan…………………………………………………………………4
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………..….4
BAB V. Penutup…………………………………………………………………….14
5.1 Kesimpulan……………………………………………………………………...14
Daftar Pustaka………………………………………………………………………15
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hormon paratiroid adalah rantai polipeptida tunggal yang terdiri dari 84 asam
amino, 34 asam amino pertama, merupakan bagian penting dalam menentukan
aktivitas biologisnya. Hormon paratiroid disintesis dalam chief sel dari kelenjar
paratiroid sebagai prohormon. Prohormon ini disintesis pada retikulum endoplasma
dan bergerak ke aparatus golgi dan akan berubah menjadi hormon paratiroid yang
disimpan dalam granula dan setelah mengalami proses pematangan, akan
disekresikan. Sintesis hormon paratiroid dikendalikan oleh kadar kalsium plasma.
Apabila kadar kalsium plasma tinggi, maka sintesis hormon paratiroid akan
dihambat, sebaliknya apabila kadar kalsium plasma rendah maka akan merangsang
sintesis hormon paratiroid. Efek keseluruhan hormon paratiroid adalah meningkatkan
konsentrasi kalsium dalam plasma, melalui efeknya pada ginjal, tulang, dan usus.
(saraswati, 2017).
5
2.2 Hormon Esterogen
Estrogen merupakan hormon steroid yang dihasilkan oleh sel granulosa dan
sel teka dari folikel de graaf pada ovarium. Fungsi utama hormon estrogen adalah
untuk merangsang berahi, merangsang timbulnya sifat-sifat kelamin sekunder,
mempertahankan sistem saluran ambing betina dan pertumbuhan ambing. Hormon
estrogen dihasilkan oleh tubuh seperti; ovarium, korpus luteum, plasenta dankorteks
adrenal (Heryani, 2017)
6
dengan mengubah progesteron menjadi pregnanediol, yang di konjugasi dengan
asam glukuronat dan diekskresikan dalam urin (Heryani, 2017)
Cara kerja lain hormon paratiroid untuk meningkatkan kadar kalsium melalui
usus. Di bawah kehadiran hormon paratiroid pada lapisan usus menjadi lebih efisien
dalam menyerap kalsium pakan. Hormon paratiroid meningkatkan absorbsi kalsium
pada usus halus. Sebagian besar efek hormon paratiroid pada organ sasarannya
diperantarai oleh siklik adenosin monofosfat (camp) yang bekerja sebagai mekanisme
second messenger. Dalam waktu beberapa menit setelah pemberian hormon
paratiroid, konsentrasi camp di dalam osteosit, osteoklas, dan sel-sel sasaran lainnya
7
meningkat. Selanjutnya, camp mungkin bertanggung jawab terhadap beberapa fungsi
osteoklas seperti sekresi enzim dan asam-asam sehingga terjadi reabsorpsi tulang,
pembentukan 1,25-dihidroksikolekalsiferol di dalam ginjal dan sebagainya.
(saraswati, 2017)
8
BAB III
3.1 Materi
3.2 Metode
Sampel darah diambil dengan menggunakan spuit 5 mL sebanyak 20μL atau 0,02
mL, kemudian dimasukkan ke dalam tabung darah yang telah berisi antikoagulan
EDTA (Ethylendiamine Tetra Acetic Acid) setelah itu tabung darah dibolak – balik
hingga darah dan antikoagulan homogen (tidak ada lapisan antara sampel darah dan
antikoagulan), diletakkan tabung darah yang sudah homogen ke rak tabung.
Kemudian digunakan alat hematology analyzer. Setelah itu, diuji masing-masing
benda darah secara manual dalam kamar hitung disiapkan dalam keadaan bersih yang
sudah berisi darah dan larutan Hayem yang sudah homogen dan mengendap,
kemudian di letakkan pada mikroskop elektrik dan ditutup dengan cover setelah itu
dilihat dengan perbesaran 40x, dihitung sel – sel darah yang terlihat di mikroskop
pada 4 (empat) bilik kamar hitung yaitu bilik A,B,C dan D (Ayang, 2016).
9
di meja Rontgen. Mesin X-ray yang digunakan untuk Rontgen dihubungkan kabelnya
dengan sumber arus. Setelah terhubung hidupkan alat dengan menekan tombol power
“ON/OFF”. Tunggu beberapa menit untuk pemanasan mesin setelah pemanasan
mesin atur kVp dengan mengukur tebal jaringan kaki belakang anjing (4cm) dengan
rumus (2x4) + 40 tanpa mengunakan grid faktor didapatkan 48 kVp dan diatur MaS
untuk ekstremitas sebesar 2,5 MaS. Sebelum dilakukan pengambilan gambar
radiografi anjing di anestesi terlebih dahulu dengan pemberian kombinasi ketamine–
xilazine secara intra musculus untuk mempermudah pengambilan gambar radiografi
tulang humerus. Setelah hewan teranastesi letakkan anjing di atas kaset Rontgen
dengan posisi dorsal recumbency dan lakukan pengambilan gambar radiografi pada
tulang humerus anjing secara lateral medial. Setelah alat dipakai atur kVp dan MaS
pada posisi terendah dan matikan alat dengan menekan tombol “ON/OFF” bila telah
selesai digunakan. Setelah itu lepaskan kabel power dari sumber arus listrik (Morow,
2018).
10
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
2. Pemeriksaan ultrasonography
Pemeriksaan ultrasonografi menunjukkan adanya penebalan korteks dan
interpretasi menunjukkan peningkatan opasitas. Akar gigi dengan jelas terlihat
dengan adanyakerusakan pada alveolar bone plates dan adanya perpanjangan
tulang kaki serta erosi subperiosteal, penebalan tulang kompak, dan
osteoporosis.
11
Gambar hasil perubahan tulang hipertiroidisme, terjadi penurunan
densitas tulang
4.2 Pembahasan
12
beraksi pada tubulus kontortus proksimal dan distalis untuk menurunkan reabsorbsi
fosfat sehingga menyebabkan kadar fosfat cairan ekstra sel menurun.
13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
14
DAFTAR PUSTAKA
Ayang, Ludita. 2016. Pemeriksaan Darah Lengkap pada Pasien di Balai Laboratorium
Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera Utara [Skripsi]. Medan: USU.
Heryani, Luh Gde Sri Surya. 2017. Endokrinologi Hewan. Fakultas Kedokteran
Hewan Universitas Udayana. Denpasar
Plumb, DC. 2011. Plumb's veterinary drug handbook. US: PharmaVet Stockholm,
Wis.
Saraswati, tyas rini. 2017. Absorpsi dan Metabolisme Kalsium pada Puyuh (Coturnix-
coturnix Japonica) The Calsium Absorption and Metabolism of Quail
(Coturnix-coturnix Japonica). Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 2 Nomor
2 Agustus 2017 e-ISSN 2541-0083
15