Disusun Oleh :
Anggi Wulandari(P07220121052)
Mutiara (P07220121075)
Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih
pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran akan penulis terima demi perbaikan makalah ini.
Penulis
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
mempengaruhi organ-organ lain. Kelenjar endokrin adalah organ-organ yang
menghasilkan sekresi yang disebut hormone yang dialirkan secara langsung ke
dalam aliran darah dan selsel glandular. Karena alasan ini kelenjar-kelenjar
tersebut dikenal sebagai kelenjar tanpa ductus.Hormon bertindak sebagai
"pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh,
yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu
tindakan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk menyembuhkan
penyakit, membebaskan gejela, atau mengubah proses kimia dalam tubuh.
obat juga merupakan suatu bahan ataupun paduan bahan-bahan yang
dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah,
mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit,
luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan termasuk
untuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia. Pada bab ini akan
dijelaskan sebagian tentang obat-obat yang dipakai sebagai pengganti hormon
dan untuk menghambat sekresi hormon dari kelenjar pituitary, tiroid, dan
adrenal.
Obat obat yang memiliki sifat adrenohipofisi dipakai untuk merangsang atau
menghambat aktivitas kelenjar.
C. Kelenjar Tiroid dan Antitiroid
D. Hormon Paratiroid
Kelenjar ini terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher,
kelenjar ini berjumlah empat buah yang tersusun berpasangan yang
mengahasilkan hormone paratiroksin yang berfungsi mengatur kadar kalsium
dan fosfor di dalam tubuh (Drs. H Syaifuddin, 2006). Hormon Paratiroid bisa
menurun sangat rendah pada pasien post operasi pengangkatan kelenjar tiroid
karena ikut terangkatnya kelenjar paratiroid yang akibatnya adalah penurunan
kadar kalsium dalam darah hipokalsemia.Hormon Paratiroid mengakibatkan :
peningkatan resorpsi kalsium dari tulang, peningkatan reabsorbsi kalsium di
ginjal, peningkatan absorbsi kalsium di Saluran cerna oleh Vitamin D.Namun,
Peningkatan kadar hormon paratiroid juga mengakibatkan penurunan kadar
fosfat dalam darah, karena hormon ini meningkatkan sekresi fosfat dalam
darah. Ada 2 jenis penyakit yang terdapat pada kelenjar paratiroid, yaitu :
E. Adrenal
1. Glukokortikoid
Glukokortikoid mempengaruhi metabolism karbohidrat, protein dan lemak
serta aktivitas sel darah dan otot. Kortisol, glukokortikoid utama, memiliki
efek antiinflamasi, antialegi dan anti stress. Glukokortikoid dipakai untuk
mengobati banyak penyakit dan masalah kesehatan. Efek samping
glukokortikoid antara lain diabetes dan osteoporosis, yang berbahaya,
terutama pada lanjut usia, dapat terjadi fraktur osteoporotik pada tulang
pinggul dan tulang belakang. Selain itu, pemberian dosis tinggi dapat
mengakibatkan nekrosis avaskular pada kepala femur. Beberapa obat
glukokortikoid akan disajikan pada table dibawah ini.
2. Minerallokortikoid
Mineralokortikoid merupakan type kedua kortikosteroid, mensekresi
aldosteron. Hormon ini mempertahankan keseimbangan cairan dengan
meningkatkan penyerapan natrium dari tubulus ginjal. Natrium menarik air ,
menyebabkan retensi air. Jika terjadi hipovolemia, sekresi aldosteron akan
ditingkatkan. Dengan reabsorbsi natrium, kalium akan dikeluarkan dan
mengakibatkan terjadinya hipokalemia. Defisiensi minerallo kortikoid
biasanya terjadi dengan defisiensi glukokortikoid, seringkali disebut defisiensi
kortikosteroid.
Insulin
Insulin suntikan diperoleh dari pankreas babi dan sapi ketika hewan-hewan ini
disembelih. Insulin tidak dapat diberikan per oral karena sekresi
gastrointestinal merusak susunan insulin. Insulin diberikan secara subkutan,
dengan sudut suntikan 45 sampai 90o, 15 sampai 30 menit sebelum makan.
Insulin harus disimpan pada tempat yang sejuk atau di dalam lemari es.
Konsentrasi insulin 40 atu 100 U/Ml (U40/Ml, U100/Ml) dan insulin dikemas
dalam vial berisi 10 ml. Spuit insulin ditandai dalam unit sampai maksimum
100 U per 1 mL.
Ada tiga tipe insulin :
a. Insulin kerja singkat/ insulin regular (kristalin), merupakan larutan bening
tanpa tambahan bahan untuk memperpanjang kerja insulin. Onset
kerjanya adalah 0,5 -1 jam, puncak kerja timbul dalam 2 sampai 4 jam,
dan lama kerja 6-8 jam.
b. Insulin kerja sedang, awitan insulin kerja sedang adalah 1-2 jam, puncak
6-12 jam, dan lama kerja 18-24 jam.
c. Insulin kerja panjang, bekerja dalam 4-8 jam, puncak 14-20 jam, dan
berakhir sampai 24-36 jam.