KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena
berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Patofisiologi Sistem Endokrin tepat pada waktunya.
Makalah ini penulis susun untuk melengkapi tugas mata kuliah
Patofisiologi, selain itu untuk mengetahui dan memahami penyakitpenyakit yang dapat menjangkit sistem endokrin manusia.
Penulis mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu setiap pihak diharapkan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................1
DAFTAR ISI..................................................................................................2
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................4
1.1 Latar Belakang....................................................................................4
1.2 Tujuan.................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................5
2.1 Landasan Teori...................................................................................5
2.2 Patofisiologi pada Sistem Endokrin....................................................6
2.2.1 Kelenjar Pituitaria.........................................................................6
2.2.2 Kelenjar Tiroid..............................................................................8
2.2.3 Kelenjar Paratiroid.....................................................................12
2.2.4 Kelenjar Adrenal....................................................................13
2.2.4 Kelenjar Pankreas..................................................................14
2.3 Jenis Pemeriksaan pada Pasien Gangguan Sistem Endokrin
................................................................................................................18
2.3.1 Pemeriksaan Diagnostik pada Kelenjar Hipofise............18
2.3.2 Pemeriksaan Diagnostik pada Kelenjar Tiroid.................18
2.3.3 Pemeriksaan Diagnostik pada Kelenjar Paratiroid.........19
2.3.4 Pemeriksaan Diagnostik pada Kelenjar Pankreas..........19
2.3.5 Pemeriksaan Diagnostik pada Kelenjar Adrenal.............19
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................20
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................21
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Lokasi kelenjar-kelenjar endokrin...............................................5
Gambar 2 Diagram irisan sagittal tengah hipotalamus dan hipofisis..........6
Gambar 3 Tampilan penderita panhipopituarisme.......................................7
Gambar 4 Abnormalitas tiroid A. diffuse toxic goiter (penyakit grave) B.
diffuse nontoxic goiter C. goiter nodular......................................................9
Gambar 5.....................................................................................................9
Gambar 6 Lanjutan....................................................................................10
Gambar 7 Tahap terjadinya hipoparatiroid.................................................12
Gambar 8 Pankreas sehat dan terkena pankreatitis......................14
Gambar 9 Pankreas yang terkena kanker.........................................15
Gambar 10 Defek insulin pada Diabetes Mellitus Tipe 1 & 2....................16
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Hipertiroid
Juga dikenal sebagai tirotoksikosis, dicirikan pada peningkatan
produksi T3 dan T4, sering 5 sampi 15 kali normalnya. Hipertiroid dapat
disebabkan oleh penyakit pada tiroid atau penyakit dari luar tiroid.
Manifestasi klinik hipertiroid meliputi goiter, kulit hangat dan
lembab, rambut halus, mudah patah, dan kadang-kadang rontok, kuku
mudah patah, eksoftalmos, takikardia, tekanan darah naik, palpitasi
(peradangan pada jantung), gelisah, emosi labil, nafsu makan naik, laju
metabolism meningkat, berat badan turun, banyak keringat.
Penyakit Grave
Penyakit ini umunya mengenai pada individu berusia 30-5- tahun.
Kasusnya pada wanita lebih besar daripada pria. Juga diketahui
mempunyai faktor keturunan dan autoimun.
Manifestasi klinis dari penyakit ini meliputi goiter difus, eksoftalmos,
miksedima pre-tibia, tanda-tanda hipermetabolisme, gelisah, mudah
tersinggung, tidak tahan panas, berat badan turun.
Gambar 4 Abnormalitas tiroid A. diffuse toxic goiter (penyakit grave) B. diffuse nontoxic goiter C.
goiter nodular.
Gambar 5
Gambar 6 Lanjutan
10
Hipotiroid
Hipotiroid dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis,
atau hipotalamus. Apabila disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka
kadar HT yang rendah akan disertai oleh peningkatan kadar TSH dan
TRH karena tidak adanya umpan balik negatif oleh HT pada hipofisis
anterior dan hipotalamus.
Apabila hipotiroid terjadi akibat malfungsi hipofisis, maka kadar HT
yang rendah disebabkan oleh rendahnya kadar TSH. TRH dari
hipotalamus tinggi karena tidak adanya umpan balik negatif baik dari TSH
maupun HT. Hipotiroid yang disebabkan oleh malfungsi hipotalamus akan
menyebabkan rendahnya kadar HT, TSH, dan TRH.
Jika hal ini terjadi pada masa anak-anak, akan menyebabkan
kekerdilan. Penyakit ini dinamakan kretinisme. Apabila kekurangan tiroksin
pada waktu dewasa, akan menurunnya metabolisme dan aktivitas
peredaran darah. Kelenjar tiroid dapat mengalami pembesaran sampai 15
kali ukuran normal. Pembesaran keenjar inilah yang senng disebut
penyakit gondok. Penyakit ini diakibatkan oleh kekurangan yodium.
Neoplasma tiroid
Karsinoma kelenjar tiroid jarang terjadi. Tidak ada bukii tentang
adanya faktor turunan atau predisposisi timbulnya karsinoma tiroid. Terapi
radiasi pada anak dapat meningkatkan risiko terkena dua macam
karsinoma tiroid, yaitu karsinoma papiler dan karsirioma folikuler.
Karsinoma papiler, karsinoma ini berasal dari sel-sel tiroid dan
merupakan jenis paling umum dari karsinoma tiroid. Lebih sering terdapat
pada anak dan dewasa muda dan lebih banyak pada wanita. Terkena
radiasi semasa kanak ikut rnenjadi sebab keganasan ini. la termasuk
kanker tumbuh-lambat dan dapat menetap dalani kelenjar bertahun
lamanya. Pertama kali muncul berupa benjolan teraba pada kelenjar tiroid
atau sebagai pembesaran kelenjar Limfe di daerah leher. Metastasis
dapat terjadi melalui limfe ke daerah lain pada tiroid, atau pada beberapa
kasus ke paru.
11
Karsinoma folikuler, berasal dari sel-sel folikel dan merupakan 2025% dari karsinoma tiroid. Ia terutama menyerang individu berusia diatas
40 tahun. Pemaparan terhadap sinar X pada masa kanak-kanak
meningkatkan resiko jenis keganasan ini. Jenis ini lebih invasive daari
papiler.
Karsinoma anaplastic, sangat ganas dan merupakan 10% dari
kanker tiroid. Sedikit lebih sering pada wanita daripada pria. Metastasis
cepat, mula-mula ke sekitarnya dan kemudian ke seluruh tubuh. Pada
mulanya orang yang bersangkutan hanya mengeluuh tentang adanya
tumor do daerah tiroid. Dengan menyusupnya kanker di sekitar, timbul
suara serak, stridor, dan sukar menelan. Harapan hidup setelah didiagosis
biasanya hanya beberapa bulan.
Karsinoma parafolikular, unik diantara kanker tiroid. Karsinoma ini
umumnya lebih banyak pada wanita dan paling sering diatas usia 50
tahun. Karsinoma ini dengat cepat bermetastasis, sering ke tempat jauhb
seperti paru, tulang, dan hati. Ciri khasnya adalah kemampuannya
mensekresi kalstionin karena asalnya. Karsinoma ini sering dikatakan
herediter.
2.2.3 Kelenjar Paratiroid
Berjumlah 4, terletak posterior terhadap tiroid. Kelenjar ini
menghasilkan hormone paratiroid (parathohormon atau PTH). Kelenjar
paratiroid mengatur kadar serum kalsium tubuh dan berfungsi
mengendalikan kecepaan metabolisme tulang. Vitamin D dan kalsitonin
juga mempengaruhi metabolisme kalsium. Vitamin D diperoleh dari
makanan sehari-hari danjuga disintesis oleh kulit. Makanan yang banyak
mengandung vitamin D adalah susu dan produknya, serta minyak ikan.
Vitamin D yang dibuat dalam kulit dikenal sebagai kalsiferol dan diaktilkan
jika terkena sinar matahari Iangsung.
Hipoparatiroid
Terjadi bila hormone paratiroid tidak mencukupi, atau bila hormon
itu tidak dapat berfungsi di tingkat jaringan. Hipoparatyroid adalah
12
Hiperparatiroid
Etiologi spesifiknya tidak jelas. Pada kebanyakan kasus
ditemukan adenoma jinak sebagai penyebab. Terdapat tiga
bentuk hiperfungsi paratiroid: primer, sekunder, dan tersier.
Hipertiroidi primer, biasanya ditandai dengan
hiperkalsemia, akibat mekanisme umpan balik yang gagal
mengurangi sekresi horon tiroid. Dengan naiknya kadar kalsium
serum, penggetahan paratiroid, yang seharusnya berkurang,
tetap terjadi, dan kadar kalsium terus meningkat. Manifestasi
klinis yang timbul bervariasi dan tidak spesifik.
Hiperparatiroidi sekunder, dapat ditimbulkan sejumlah
penyebab yang berakibat konsentrasi kalsium serum yang
rendah. Penyebab ini adalah diet rendah-kalsium, kehamilan atau
menyusui.
Hiperparatiroidi tersier, mempunyai penyebab sama
dengan yang sekunder, kecuali bahwa hiperkalsemia
13
Sindrom chusing
Adalah suatu gangguan klinik dan metabolikyang
disebabkan oleh kelebihan glukortikoid. Dampak kelebihan ini
menimbulkan gambaran klinis tersendiri dan menempatkan
pasien pada risiko untuk mengalami banyak proses patologi,
termasuk hipertensi dan diabetes mellitus.
Istilah penyakit Chusing digunakan untuk penyakit dengan
kadar glukortikoid yang sangat tinggi diakibatkan akibat produksi
berlebihan hormon adrenokortikoid (ACTH) oleh hipofisis. Sebab
yang paling sering dari sindrom Chusing ini adalah hyperplasia
adrenal bilateral terinduksi oleh kortikotropin yang dipengaruhi
hipofisis.
14
Tumor Pankreas
Penyebab pasti belum diketahui, namun beberapa faktor
risiko eksogen dan endogen diduga dapat merupakan timbulnya
karsinoma pancreas ini.
15
Diabetes Mellitus
Apabila jumlah atau dalam fungsi/aktivitas insulin mengalami
defisiensi (kekurangan) insulin, hiperglikemia akan timbul dan
hiperglikemia ini adalah diabetes. Kekurangan insulin ini bisa absolut
apabila pancreas tidak menghasilkan sama sekali insulin atau
menghasilkan insulin, tetapi dalam jumlah yang tidak cukup, misalnya
yang terjadi pada IDDM (DM Tipe 1). Kekurangan insuin dikatakan relatif
apabila pankreas menghasilkan insulin dalam jumlah yang normal, tetapi
insulinnya tidak efektif. Hal ini tampak pada NIDDM (DM Tipe 2), ada
resistensi insulin. Baik kekurangan insulin absolut maupun relatif akan
mengakibatkan gangguan metabolism bahan bakar, yaitu karbohidrat,
protein, dan lemak. Tubuh memerlukan bahan bakar untuk
melangsungkan fungsinya, membangun jaringan baru, dan memperbaiki
jaringan.
16
18
besar.
CT scan otak untuk melihat kemungkinan adanya tumor
Pemeriksaan darah dan urin:
a. Kadar Growth Hormone. Nilai normal 10 g/ml baik pada
anak maupun pada orang dewasa. Spesiemennya adalah
darah vena 5cc.
b. Kadar Tiroid Stimulating Hormone (STH). Nilai normal 610g/ml. dilakukan untuk menentukan apakah gangguan
tiroid bersifat primer atau sekunder. Dibutuhkan darah
kurang lebih 5cc.
c. Kadar Adrenokartiko Tropik (ATCH). Spesiem yang
digunakan adalah darah vena kurang lebih 5 cc dan urin
24 jam.
Hasil normal bila:
19
tidak ada..
Protein Bound Iodine (PBI). Specimen yang dibutuhkan darah
vena sebanyak 5-10cc. klien dipuasakan sebelum
20
10 jam.
Nilai normal:
Dewasa: 70-110 mg/dl
Bayi: 50-80 mg/dl
Anak-anak: 60-100mg/dl
Gula darah 2 jam setelah makan
1-5mg.
Stimulasi Test untuk mengevaluasi dan mendeteksi
hipofungsi adrenal
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Sistem endokrin adalah sistem yang menghasilkan hormon yang
tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ
lain. Pola hidup yang tak sehat dapat menimbulkan berbagai macam
penyakit pada sistem endokrin. Hal ini dapat mempengaruhi kinerja sistem
organ lain. Agar terhindar dari penyakit-penyakit tersebut mulaila dengan
menjalankan pola hidup sehat.
21
DAFTAR PUSTAKA
dr. Jan Tambayong. 1999. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Hotma Rumahorbo. 1997. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Endokrin. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
dr. Joko Suyono. 1994. Pemilihan Uji laboratorium yang Efektif. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
dr. Petrus, dr. Johannes. Patologi Klinik. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Djoko Arisworo, Yusa. 2006. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Grasindo
Baradero, Dayrit, Siswadi. 2005. Klien Gangguan Endokrin: Seri Asuhan
Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
22