DISUSUN OLEH
NIM : PO7120320024
JURUSAN KEPERAWATAN
202/2021
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Segala puji bagi Allah Subhanahuwata’ala yang telah memberikan kasih dan
sayangnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul ”Sistem Endokrin” untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu Biomedik.
serta memotivasi dalam menyelesaikan makalah ini. Adapun dukungan,
bantuan serta motivasi yang telah diberikan dari pihak lainnya, dengan
kerendahan hati.
Penulis merasa bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan namun penulis
berharap semoga dari makalah ini dapat memberikan manfaat tidak hanya bagi
diri sendiri, tetapi juga kepada semua pihak yang memerlukannya.
Palu,September 2020
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
b. Pengobatan
Banyaknya hormon pertumbuhan penyebab gigantisme dapat ditangani
dengan cara mengendalikan produksinya. Bagaimanapun juga, belum ada terapi
pengobatan yang sukses mengontrol produksi hormon pertumbuhan secara stabil.
Untuk tumor kelenjar pituitari, tindakan operasi transsphenoidal bisa dilakukan
sebagai upaya pengobatan pertama.
Terapi sinar gamma atau gamma knife radiosurgery adalah metode
pengobatan lain yang dilakukan untuk mengobati tumor di otak. Terapi ini akan
memaparkan ratusan sinar radiasi kecil pada tumor. Walau lebih efektif serta
dapat mengembalikan level hormon pertumbuhan menjadi normal, terapi ini dapat
berisiko munculnya gangguan emosional pada anak-anak, obesitas, dan
ketidakmampuan belajar. Terapi ini umumnya diambil sebagai alternatif akhir jika
metode operasi standar mengalami kegagalan.
Pengobatan gigantisme juga menggunakan obat seperti octreotide untuk
mencegah laju produksi hormon pertumbuhan. Obat dapat berbentuk cairan dan
disuntikkan satu kali dalam sebulan. Obat-obatan agonis reseptor dopamin dapat
diberikan dalam bentuk pil untuk mengecilkan ukuran tumor sebelum dilakukan
prosedur operasi. Kedua jenis obat ini dapat digunakan bersamaan untuk
mengurangi level hormon pertumbuhan pada penderita. Obat-obatan dapat
digunakan untuk mengurangi gejala gigantisme pada anak jika prosedur operasi
tidak berhasil atau menghadapi kasus tumor yang tumbuh kembali.
1. Penyakit Cushing (Sindrom Cushing)
Sindrom yang disebabkan oleh berbagai penyakit seperti obesitas, impaired
glucose tolerance, hipertensi, diabetes mellitus dan disfungsi gonadal yang
berakibat pada berlebihnya rasio serum hormon kortisol.
Kelebihan produksi hormon korteks adrenal (khususnya kortisol) dan hormon
androgen serta aldosteron. Kondisi serupa disebut sindrom cushing bisa terjadi
pada orang, terutama anak-anak, yang mengambil dosis tinggi obat kortikosteroid.
Penyakit Chusing yang ditandai dg kelebihan kortikotropin yg diproduksi oleh
kelejar hipofisis (80% kasus).
a. Pengobatan
Pengobatan sindrom Cushing dilakukan dengan cara menangani faktor
yang mendasarinya. Apabila lonjakan jumlah hormon kortisol secara tidak wajar
di dalam tubuh disebabkan oleh efek samping penggunaan kortikosteroid, maka
dokter dapat menurunkan dosis atau bahkan menghentikan penggunaan dan
menggantinya dengan obat lain.
Namun jika hasil tes laboratorium menunjukkan bahwa sindrom Cushing
disebabkan oleh tumor yang bersarang di dalam kelenjar adrenal atau hipofisis,
maka salah satu penanganan yang mungkin dilakukan adalah prosedur operasi
untuk mengangkat tumor tersebut atau pengobatan lainnya untuk
menyusutkannya, misalnya radiasi atau pemberian obat-obatan.
2. Goiter (gondok)
Kelenjar tiroid yang membesar disertai hipofungsi maupun hiperfungsi
tiroid. Penyakit gondok adalah kondisi dimana terjadi pembengkakan kelenjar
tiroid. Kelenjar tiroid adalah organ berbentuk kupu-kupu yang terletak tepat di
bawah jakun. Kelenjar ini memiliki fungsi penting, yaitu untuk memroduksi
hormon tiroid yang berperan dalam berbagai proses-proses kimiawi yang terjadi
dalam tubuh.
Pada kondisi normal, kinerja kelenjar tiroid cenderung tidak kita sadari
sama seperti organ-organ dalam yang lain. Tetapi jika terjadi pembengkakan,
kelenjar tiroid akan membentuk benjolan pada leher. Benjolan ini akan bergerak
naik dan turun saat anda menelan.
a. Jenis-jenis
Terdapat dua jenis gondok, yaitu gondok difus dan nodul. Pengelompokan
ini berdasarkan tekstur benjolannya. Benjolan pada gondok difus terasa mulus
saat disentuh. Sementara pada gondok nodul, benjolan terasa tidak rata dan
bergumpal. Permukaan yang tidak rata tersebut disebabkan oleh adanya satu atau
lebih benjolan berukuran kecil atau apabila terdapat cairan dalam benjolan.
b. Gejala
Tidak semua penderita gondok mengalami gejala. Namun apabila terjadi
gejala , maka munculnya benjolan abnormal atau pembengkakan pada leher
adalah tanda utama yang akan dikeluhkan oleh pasien.
Ukuran benjolan gondok berbeda-beda pada tiap penderita. Benjolan yang
berukuran kecil biasanya tidak akan menimbulkan keluhan apapun. Meski
demikian, benjolan tersebut dapat memengaruhi pernapasan serta menyebabkan
penderita sulit menelan jika ukurannya bertambah besar.
Gejala-gejala lain yang mungkin menyertai pembengkakan meliputi
tenggorokan yang terasa membengkak, perubahan suara (misalnya menjadi serak),
batuk-batuk, serta kesulitan bernapas dan menelan.
c. Komplikasi
Apabila terlambat ditangani atau tidak ditangani dengan baik, gondok
mungkin dapat menyebabkan beberapa komplikasi seperti:
Penekanan pita suara (trakea). Hal ini dapat terjadi apabila gondok
berukuran cukup besar sehingga menekan jaringan sekitarnya, terutama trakea.
Selain suara menjadi serak, pasien juga dapat mengalami kesulitan bernapas.
Sepsis. Sepsis atau infeksi darah dapat terjadi pada saat terjadi tiroid abses,
yakni kondisi di mana terdapat kumpulan nanah pada kelenjar tiroid.
Nyeri, Perdarahan, dan Kematian Jaringan. Ketiganya dapat terjadi pada
gondok jenis nodul.
Limfoma. Gondok yang multinodul (berjumlah lebih dari satu) dan
gondok yang disebabkan oleh kondisi autoimun berisiko untuk mengalami
transformasi keganasan pada kelenjar tiroid, yakni limfoma.
d. Pengobatan
1) Obat penurun hormon tiroid
Thionamide akan menurunkan kadar hormon tiroid dengan menghambat
proses produksinya. Obat ini digunakan untuk mengatasi hipertiroidisme. Efek
sampingnya meliputi mual, nyeri pada sendi, ruam ringan, serta penurunan jumlah
sel darah putih secara mendadak.
2) Terapi penggantian hormon
Langkah ini dilakukan untuk menangani hipotirodisme dengan
menggantikan hormon tiroid dan umumnya harus dijalani seumur hidup. Contoh
obatnya adalah levothyroxine.
3) Terapi yodium radioaktif
Terapi ini juga termasuk penanganan untuk hipertiroidisme. Yodium
radioaktif yang dikonsumsi akan menghancurkan sel-sel tiroid. Metode
pengobatan ini terbukti dapat mengecilkan ukuran benjolan, tapi juga bisa memicu
hipotiroidisme.
4) Langkah operasi
Benjolan yang terus membesar hingga mengganggu pernapasan dan
menyebabkan penderita sulit menelan umumnya ditangani dengan operasi.
Langkah ini akan dilakukan dengan tiroidektomi, yaitu prosedur pengangkatan
sebagian atau seluruh kelenjar tiroid. Prosedur ini juga disarankan bagi penderita
yang diduga memiliki benjolan tiroid yang mengandung sel-sel kanker.
3. Hiperparatiroidisme
Terjadi karena produksi (sekresi) berlebih hormon paratiroid (PTH),
hormon asam amino polipeptida. Perubahan patologis yang terjadi akibat
hiperparatiroidisme adalah: tulang mudah patah.
a. Pengobatan
Di langkah awal penanganan, dokter biasanya menyarankan untuk
menunggu dan melihat kondisi pasien selama beberapa waktu. Hal ini terutama
dilakukan jika kadar kalsium hanya meningkat sedikit, tidak ada kerusakan pada
ginjal, dan tidak ada gejala lain yang perlu diterapi.
Pengobatan hiperparatiroidisme tergantung dari jenisnya. Pada kasus
hiperparatiroidisme primer yang sebagian besar kasusnya disebabkan oleh tumor
jinak adenoma, pengobatan yang paling efektif adalah melalui operasi
pengangkatan tumor tersebut dari kelenjar paratiroid. Selain itu, dokter juga
kadang-kadang akan memberikan obat penurun kadar kalsium yang disebut
bisphosphonate melalui infus.
Jika Anda penderita hiperparatiroidisme primer, bukan berarti Anda harus
menghindari makanan yang mengandung kalsium sepenuhnya. Yang harus Anda
hindari adalah makanan-makanan berkadar kalsium tinggi. Tidak mengonsumsi
kalsium justru bisa menyebabkan tulang mengalami defisiensi kalsium dan
akhirnya memicu osteoporosis. Selain itu, Anda juga dianjurkan untuk minum air
putih dalam jumlah yang cukup agar tubuh tidak dehidrasi.
Sedangkan pada kasus hiperparatiroidisme sekunder, pengobatan akan
difokuskan kepada kondisi yang mendasari. Sebagai contoh, jika
hiperparatiroidisme terjadi akibat penyakit ginjal yang sebelumnya telah diderita
pasien, maka dokter akan fokus untuk mengobati penyakit ginjal tersebut.
4. Hypothyroidisme
Suatu efek hormon tiroid berkurang dimana kelenjar tiroid tidak
memproduksi hormon tiroid yang cukup, menyebabkan kelelahan, sembelit, kulit
kering, dan depresi. Kelenjar kurang aktif dapat menyebabkan perkembangan
melambat pada anak-anak. Beberapa jenis hipotiroidisme yang hadir pada saat
lahir. Kelainan akibat hipotiroidisme adalah Kretinisme.
a. Pengobatan
Pengobatan penyakit melibatkan kurangnya kompensasi untuk hormon
tiroid.Dokter mengatur sebuah formulasi tablet tertentu.Hormon - T4 (L -tiroksin,
eutiroks) - hormon tiroid sintetis asal digunakan dalam produk praktek terbuat
dari kelenjar tiroid hewan yang telah dikeringkan sebelumnya.Tapi dia tidak
dianggap ideal, karena tidak mungkin untuk benar-benar diukur.Dalam setiap
tablet mungkin nomor yang berbeda dari T3 hormon.
Lansia untuk memulai dosis lemah diresepkan hormon tiroid, sebagai
dosis tinggi hormon dapat menyebabkan efek samping ireversibel. Meningkat
dosis dokter secara bertahap, memastikan bahwa thyroid-stimulating hormone
dalam darah kembali normal. Obat pasien tersebut menerima hidup.Jika koma,
hormon ini diberikan secara intravena.
5. Hipertiroidisme (tirotoksikosis)
Adalah suatu kelebihan sekresi hormonal yang tidak seimbang pada
metabolisme. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid terlalu banyak,
menyebabkan penurunan berat badan, denyut jantung yang cepat, berkeringat, dan
gugup. Penyebab paling umum untuk tiroid yang terlalu aktif adalah suatu
gangguan autoimun yang disebut penyakit Grave.
a. Pengobatan
Pengobatan yang diberikan terhadap penderita hipertiroidisme bergantung
pada faktor usia, gejala yang dialami, dan kadar hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar tiroid dalam darah. Di bawah ini adalah jenis pengobatan yang biasanya
digunakan untuk mengatasi hipertiroidisme, yaitu:
1) Thionamide
Dosis obat ini akan diturunkan secara perlahan setelah produksi hormon oleh
kelenjar tiroid bisa dikendalikan. Efek samping yang jarang terjadi akibat obat ini
adalah sakit persendian dan ruam kulit yang gatal. Risiko mengalami
hipotiroidisme (kelenjar tiroid yang kurang aktif) akibat pengobatan ini lebih kecil
dibandingkan radioterapi.
2) Radioterapi
3) Beta-blocker
diberikan setelah produksi hormon kelenjar tiroid bisa dikendalikan oleh
thionamide. Efek samping yang paling umum akibat obat ini adalah mual, kaki
dan tangan menggigil, insomnia, dan selalu merasa lelah.
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
3.2.Saran