Anda di halaman 1dari 8

IDENTIFIKASI BAKTERI ANAEROB TIPE CLOSTRIDIUM DENGAN

PEWARNAAN GRAM UNTUK MENILAI PENYEBARAN PENYAKIT


Dinda Sakina Tu’zuhriyah
Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran , Universitas Tadulako
Email : dindasakina5@gmai.com

Abstrak : Bakteri dapat ditemukan dalam symbiosis dengan organisme lain maupun
sebagai pathogen atau parasite, bahkan bakteri terdapat pada tubuh manusia.
Bakteri memiliki berbagai ragam bentuk seperti kokus, basilus, dan spiral.
Clostridium perfringens dan Clostridium septicum menyebabkan Myonecrosis
clostridial melewati jalur flora normal yang berbeda. Dalam melakukan penelitian ini
ada beberapa metode khusus yang perlu dilakukan karena mengingat bakteri jenis
anaerob tersebut tidak boleh terpapar oksigen. Pengujian yang dilakukan dalam
identifikasi spesies bakteri anaerob ini yaitu berupa pewarnaan gram, kultur, dan uji
biokimia. Uji biokimia dilakukan untuk dapat mengidentifikasi dan membedakan
karakteristik bakteri Clostridium yang tidak tampak terlihat oleh mata.
Kata kunci : Bakteri anaerob, clostridium, kultur, uji biokimia, bakteri pathogen

Abstract : Bacteria can be found in symbiosis with other organisms or as pathogens


or parasites, even bacteria are found in the human body. Bacteria have various
shapes such as cocci, bacilli, and spirals. Clostridium perfringens and Clostridium
septicum cause clostridial myonecrosis through different normal flora pathways. In
conducting this research, there are several special methods that need to be carried
out because considering that anaerobic bacteria should not be exposed to oxygen.
Tests carried out to identify the species of anaerobic bacteria are in the form of gram
staining, culture, and biochemical tests. Biochemical tests are carried out to identify
and distinguish the characteristics of Clostridium bacteria that are not visible to the
eye.
Keyword : Anaerobic bacteria, clostridium, culture, biochemical test, pathogenic
bacteria

PENDAHULUAN

Clostridium merupakan bakteri perfringens yang memiliki sifat anaerob


dengan struktur dinding sel gram positif. Bentuk vegetative C. perfringens
merupakan flora normal vagina dan usus serta mampu bermultiplikasi dengan cepat
dalam makanan yang tidak dimasak dengan baik. Bakteri clostridium memproduksi
toksin dan perfingolysin O yang dapat menginduksi pertumbuhan gas gangrene atau
mynecrosis clostridial. Sebagian besar clostridial memiliki bentuk batang, tetapi juga
hamper bulat. Clostridium secara metabolic dapat menghasilkan campuran asam
organic dan alcohol dari karbohidrat atau pepton yang artinya dapat melakukan
1
metabolism karbohidrat, asam amino, purin, steroid atau senyawa lainnya.

1
Clostridium perfringens dapat menimbulkan respon inflamasi dengan
mengaktivasi inflammamose sehingga memperparah terjadinya perkembangan
penyakit terutama gas gangrene dalam tubuh. Bakteri kelas clostridium juga dapat
menginfeksi system musculoskeletal seperti menyebabkan septik, infeksi luka pasca
operasi, dan juga spondylodiscitis. Pemeriksaan gas gangrene atau myonecrosis
memerlukan diagnosis yang cermat. Pewarnaan gram cukup membantu dalam
pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis .2

Pewarnaan gram dilakukan untuk mengidentifikasi sampel koloni pada glass


objek. Jika warna berubah menjadi ungu maka sampel merupakan bakteri gram
positif. Apabila sampel berwarna merah jambu atau kemerah-merahan maka sampel
3
merupakan bakteri gram negative.

METODE

Pada penelitian ini menggunakan metode pewarnaan gram, uji biokimia, dan
menggunakan kultur. Alat dan bahan yang digunakan dalam identifikasi bakteri
anaerob yaitu cawan petri, jarum ose, bunsen, kaca objek, inkubator, anaerobic jars,
pewarna gram, Blood Agar Plate (BAP), Brucella Blood Agar (BBA), Phenylethyl
Alcohol (PEA), glukosa, maltose, laktosa, sukrosa, manitol, indol reagen, H2O2,
gelatin, litmus milk test media, lecithinase media optochin disk, bile esculine media,
gas pack anaerobic, dan indikator anaerobik swab steril.

Dalam pengambilan specimen dibutuhkan prosedur khusus dalam pengambilannya.


Prosedur kerja sebagai berikut :

1. Pewarnaan gram
Pewarnaan gram akan menghasilkan sampel ungu jika positif dan
merah jambu jika negative. Pewarnaan Gram diperlukan empat reagen yaitu
zat warna utama (kristal violet), mordan (larutan Iodin) yaitu senyawa yang
digunakan untuk mengintensifkan warna utama, pencuci/peluntur zat warna
(alkohol/aseton) yaitu pelarut organik yang digunakan uantuk melunturkan zat
warna utama, dan zat warna kedua/cat penutup (safranin) digunakan untuk
mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan zat warna utama setelah
perlakuan dengan alkohol . 4

2
2. Dilakukan kultur pada sampel secara aerob pada media BAP dan secara
anaerob pada media BBA,PEA, dan LBKV.
Kultur dilaukakn untuk memperbanyak mikroba pada media. Pada
proses ini digunakan untuk mengetahui jenis dari suatu bakteri.
3. Dilakukan uji biokimia isolate pada media fermentasi karbohidrat , yaitu
glukosa, maltose, sukrosa, dan mannitol, lalu hidrolisis gelatin, litmus milk
digestion dan bile esculine test.
Saat bakteri diinokulasikan ke media, apabila media berwarna kuning
menunjukkan glukosa maupun sukrosa ataupun laktosa berfermentasi
4. Isolate diinokulasikan pada media BAP kemudian diberi disk antibiotic
optochon, diamati ukuran zona bening yang baru terbentuk
5. Swab isolate secukupnya, dan tetskan 1 – 2 tetes reagen indol, amati ada
atau tidak perubahan warna menjadi biru 6.
6. Ambil 1 – 2 isolat kemudian teteskan H2O2, lalu amati ada atau tidaknya
gelembung.

HASIL

Hasil dari penelitian ditemukan 2 bakteri anaerob genus clostridium yaitu C.


Perfringens dn C. septicum serta 1 sampel bakteri aerob streptococcus anginosus .
Bakteri streptococcus anginosus merupakan flora bakteri manusia yang dapat
menyebabkan adanya penyakit seperti abses otak dan hati dalam keadaan tertentu.
Habitat dari bakteri ini merupakan penyebab dari gas gangrene namun tidak se-
sering bakteri clostridium perfringens. 5

Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut.

3
Tabel 1. Hasil identifikasi sampel 1

Pewarnaan gram kultur


aerob anaerob Uji biokimia

BAP (-)  Catalase (-)


 Indole (-)
Gambar 1. Pewarnaan Gram
Gambar 2. Isolate Pada BBA  Lecitinase
Sampel 1
Clostridium Perfringens (+)
 Hidrolisis
Keterangan: Koloni
Keterangan: gelatin (+)
besar, halus, agak
Bakteri gram positif  Litmus milk
cembung,
berspora basil (+)
berwarna putih
hingga abu – abu,  Gas (+)
tepi tidak  Glukosa (+)
beraturan, β-  Maltosa (+)
hemolisis  Laktosa (+)
 Sukrosa (+)
 Manitol (-)

Tabel 2. Hasil identifikasi sampel 2

Pewarnaan gram kultur


aerob anaerob Uji biokimia

BAP (-)  Katalase (-)


 Indole (-)
 Lecithinase (-)
Gambar 3. Pewarnaan
Gram Positif Berspora
Gambar 4. Koloni Clostridium  Litmus milk (+)
Septicum Pada BBA
Berbentuk Basil  Glukoasa (+)
Keterangan: Koloni  Maltosa (-)
Keterangan: lebar, warna putih ke  Laktosa (-)
Bakteri gram abu-abuan, bagian  Sukrosa (-)
positif berspora tengah convex  Manitol (-)
berbentuk basil irregular, tepi rhizoid
tidak beraturan

4
Tabel 3. Hasil identifikasi sampel 3  Sukrosa (+)
 Manitol (-)

PEMBAHASAN
Terdapat dua klasifikasi bakteri berdasarkan kebutuhan akan oksigen yaitu
bakteri yang sama sekali tidak dapat tumbuh bersama oksigen dan bakteri yang
tidak dapat tumbuh tanpa oksigen. Berdasarkan hasil percobaan bakteri clostridium
merupakan bakteri anaerob sehingga dalam pembiakannya membutuhkan keadaan
yang bebas dari oksigen. Pada sampel pertama clostridium teridentifikasi adalah
bakteri clostridium perfringens yakni bakteri gram positif dengan bentuk basil yang
mampu berfermentasi , katalase negative, oksidatif negative, dan membutuhkan
media dalam perkembangnnya.

Bakteri anaerob clostridium tidak mempunyai enzim katalase, namun dapat


memberikan toksisitas yang tinggi , ditegaskan dengan lecythynase yang
memperlihatkan endapat gelap disekitar tepi koloni. Bakteri C. perfringens mampu
membentuk endospore. Kurangnya nutrient, temperature / suhu, dan ph yang kurang
baik akan memicu terbentuknya spora. Clostridium perfringens tipe A dapat

5
menyebabkan gas gangreng yang cepat berkembang biak pada jaringan serta
menyebar ke sekitarnya.

C. perfringens type A adalah metaloenzim seng yang terdiri dari 370 amino
asam, yang mengikat membran sel inang dengan adanya ion kalsium. C. perfringens
type A yang mematikan, hemolitik, dan dermonekrotik adalah faktor virulensi
terpenting yang terlibat dalam gangren gas manusia (Myonecrosis clostridial) yang
ditandai dengan nekrosis otot rangka, edema subkutan dan emfisema, syok,
kegagalan organ multipel, dan kematian. Kemampuan C. perfringens untuk
menghasilkan racun membuatnya menjadi masalah serius patogen manusia dan
hewan, mampu menghasilkan histotoksik, enterik dan/atau enterotoksemia penyakit.

Pada sampel percobaan kedua yaitu pada Clostridium septicum, saat


dilakukan pewarnaan gram, diperoleh bentuk bakteri ini basil, bakteri dapat
mempertahankan warna dinding bakteri dari kristal violet sehingga warna yang
dihasilkan adalah biru yang artinya bakteri sampel percobaan ini gram positif, dan
berspora. Saat dilakukan uji kultur, koloni bakteri dapat tumbuh pada media BBA
dengan koloni yang lebar, berwarna putih keabu – abuan, bagian tengah convex
irregular, tepi rhizoid tidak beraturan, serta β-hemolisis. Dan saat dilakukan uji
biokimia, bakteri ini negative terhadap uji katalase, indole, lecitinase, maltose,
laktosa, sukrosa, dan mannitol. Serta positive terhadap uji litmus milk dan glukosa.

Pada sampel ke 3 ditemukan bahwa bakteri berbentuk coccus rantai dan


bersifat gram positif yang berwarna ungu dan juga sebagiannya juga berbentuk basil
dengan gram positif dengan bagian ujung terdapat spora yang berbentuk bulat.
Dilakukan pengujian kultur bakteri tumbuh pada aerob terlihat bahwa koloni yang
kecil dan berwarna putih abu-abu dengan ukuran yang kecil, permukaan yang halus
dan cembung mengkilat dan menunjukkan hemolisis, di lakukan juga penumbuhan
pada media anaerob dan bakteri juga mengalami pertumbuhan terlihat bahwa
bakteri berukuran besar dan lebar, halus dan cembung, berwarna putih agak abu-
abu, tepi yang tidak beraturan dan β-hemolisis. Sedangkan pada uji biokimia di
temukan ada bakteri anaerob dan aerob. Pada bakteri aerob dilakukan uji katalase
bersifat negative, uji optochin bersifat sensitive dan pada uji glukosa, laktosa,
sukrosa dan bile esculin bersifat positif. Sedangkan pada bakteri anaerob dilakukan
uji catalase, indole, dan mannitol bersifat negative sedangkan pada lecitinace,

6
hidrolisis gelatin, litmus milk, glukosa, maltose, laktosa, sukrosa bersifat positif.
Sehingga dari hasil ketiga uji yang dilakukan diidentifikasi bahwa bakteri yang
anaerob adalah spesies Clostridium perfringens dan pada aerob adalah spesies
bakteri Streptococcus anginosus.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan tiga sampel, didapatkan
dua jenis bakteri anaerob dari genus Clostridium yaitu Clostridium perfringens dan
Clostridium septicum. Keduanya memiliki morfologi dan fisiologi yang hampir sama
yaitu gram positif, berbentuk basil dengan warna putih mendekati abu-abu, serta
memiliki kemampuan hidrolisis gelatin. Namun lecithynase hanya dihasilkan oleh C.
perfringens. Kedua bakteri ini merupakan penyebab utama terjadinya infeksi
Myonecrosis clostridial, dimana C. perfringens adalah penyebab Myonecrosis
traumatis sedangkan C. septicum lebih sering menjadi penyebab atas Myonecrosis
spontan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Leiblein, M., Wagner, N., Adam, E. H., Frank, J., Marzi, I., & Nau, C.
Clostridial Gas Gangrene ‐ A Rare but Deadly Infection: Case series and
Comparison to Other Necrotizing Soft Tissue Infections. Orthopaedic Surgery.
2020; 12(6): 1733–1747. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/33015993/

2. Aldape, M.J., et al. 2018. Comparative efficacy of Antibodiotics in Treating


Experimental Clostridium Septicum Infection. International Jpurnal of
Antimicrobial Agent. 2021; 52(4)
https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S09248579 18302000

3. Situmorang A, Feliatra F, Yoswaty D. Density of Clostridium perfringens


Bacteria and Heterotrofic Bacteria in Riau Dumai Sea Water and Resistence
Test on Its Antibiotics. Jurnal Online Mahasiswa. 2019;6(1):1-12.
https://jom.unri.ac.id/index.php/JOM FAPERIKA/article/view/26180

4. Cahyani, P.A. Identifikasi Bakteri Clostridium Butyricum Yang Berasal Dari


Ulkus Diabetikum Derajat III Dan IV Wagner. Jurnal Universitas Tanjungpura.
2015; 3(1). https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmfarmasi/article/view/30426

5. Hong, K.S., et al. 2017. Prognostic Factors and Treatment Outcomes for
Patients with Fourniers Gangrene. International Wound Journal. 2021 ; 14(6).
https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/iwj.12812

7
8

Anda mungkin juga menyukai