Langkah Kerja :
a. Dinginkan ose dengan mengibaskan sebanyak 8 kali
b. Celupkan ose ke dalam H2O2
c. Teteskan H2O2
d. Panaskan ose sampai membara dan dinginkan
e. Sentuhkan ose pada agar area yang kosong (tanpa koloni) untuk memastikan
ose sudah dingin
f. Ambil koloni bakteri
g. Campurkan koloni yang telah diambil di atas tetesan H2O2
Cara Kerja:
a. Teteskan reagen uji koagulase , aduk sebelum di teteskan
b. Ambil satu koloni bakteri dengan tusuk gigi steril
c. Campurkan dengan tetesan reagen uji koagulase selama 2-3 menit
Prinsip :
Bila bakteri dapat memfermentasikan glukosa maka bagian bawah media akan
berwarna kuning (bersifat asam) dan bagian miring akan berwarna merah (bersifat
basa).
Bila bakteri dapat memfermentasikan laktosa atau sukrosa atau keduanya maka
bagian miring dan bawah akan berwarna kuning
GAS FORMATION
Bakteri menggunakan H+ sebagai reseptor elektron untuk menguranginya
menjadi gas hidrogen.
Gelembung
Retak
Media terbelah
Media terlantar.
3. TSIA 2
Uji TSIA bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri yang berasala dari kelas
enterobacteiaceae.Tujuannya untuk melihat kemampuan mikroorganisme dalam
memfermentasikan gula.Medium TSIA mengandung 3 macam gula yaitu
gluksa,sukrosa serta terdapat indicator fenol merah dan FeSO4 untuk memperlihatkan
pembentukan H2S yang di tunjukkan dengan adanya endapan hitam
Diferentasi dibagi menjadi 3:
1.Fermentasi gula:Glukosa,laktosa,sukrosa
2.Fermentasi gas:Bakteri yang menggunakan H+ sebagai reseptor electron untuk
mengurangi gas hydrogen
3.Hidrogen sulfide:-Sodium menghasilkan hydrogen sulfide
-Hidrogen sulfit menghasilkan iron sulfide
4. TSIA 3
Medium TSIA mengandung 3macam gula: glukosa,laktosa,sukrosa
Dari keenam tabung tersebut ada media yang berwarna kuning(bersifat asam dan
bagian slantnya berwana merah. (bersifat basa). Namun ada kalanya mikroorganisme
ts dapat memfermentasikan laktosa,sukrosa /keduanya
5. SIM
Sulfida indole mohility (SIM) adalah mefia yang digunkan untuk menentukan
hidrogen sulfida (H2S). produksi, pembentukan indol dan motilitas yang diuji dengan
larutan korac. pada pengujian hidrogen sulfid terbentuk warna merah,undol
membentuk warna kuning yang ditandai negatif sedangkan motility membentuk
warna hitam bercampur kuning
6. Simon Citrat
Digunakan untuk melihat kemampuan organisme enteric berdasarkan
kemampuan memfermentasikan citrate sebagai sumber karbon
beberapa bakteri dapat menggunakan sitrat sebagai sumber carbon pembentukannya:
Sitrat = oksalat
Sitrat terbagi menjadi oksalat dan asetat kemudian membentuk piruvat dan
membentuk karbon – hingga terbentuklah Na2CO3
Hasil uji agar sitrat:
a. Warna biru menunjukkan bakteri dapat memanfaatkan sitrat sebagai sumber
karbon
b. Tidak adanya CO2 berarti sitrat bukan sumber karbon dari bakteri
7. Simon Citrat 2
Agar sitrat Simmons digunakan untuk membedakan bakteri gram negatif
berdasarkan penggunaan sitrat. Pada test ini kita menggunkan agar simon sitrat
sebagai mediumnya yang merupakan medium solid/ padat.
Agar simon sitrat sering digunakan dalam bentuk miring. Kita membuat kultur
step. Lalu buat seperti garis zig-zag pada permukaan. Lali kita inkubasi selama 24 jam
Organisme yang menurunkan sitrat juga menggunakan garam amonium,
menghasilkan amonia, sehingga meningkatkan pH medium.Pada media Simons citrat
berisi indikator Bromthymol Blue (BTB). Bromotimol blue akan berwarna hijau pada pH di
bawah 6,9, dan kemudian berubah menjadi biru pada pH 7,6 atau lebih besar.
Peningkatan pH kemudian menyebabkan perubahan warna pada indikator biru
bromothymol, menjadikannya biru.
Warna biru untuk hasil yang positif. Dan Hijau untuk hasil yang negatif.
Contoh bakterinya yaitu E. coli untuk negatif dan Klebsiella untuk simon sitrat tes
positif
8. Pewarnaan Gram
Pada pewarnaan menggunakan pewarnaan kristal voilet,lugol,safranin. Pada
teknik pewarnaan lugol warna itu akan hilang karena pewarnaan lugol dan larutan
alkohol bersifat tidak tahan asam. Kemudian pemberian warna safranin,akan
terbentuklah warna merah, yang menunjukkan tahan asam.