Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN PRAKTIKUM

BAKTERIOLOGI KLINIK SECARA DARING

Dosen Pembimbing : Maria Tuntun, S.Pd., M.Biomed

Disusun oleh :

TRYA NADA PERSATIKA (2013453046)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

JURUSAN DIPLOMA III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

TA. 2020/2021

Materi IDENTIFIKASI Escherichia coli

I. TUJUAN
Setelah mengikuti pembelajaran praktikum ini mahasiswa mampu :
A. Mengetahui sifat-sifat bakteri yang penting dalam kesehatan dan hubungannya
terhadap kesehatan manusia.
B. Memahami jenis bakteri penyebab penyakit infeksi saluran kemih.
C. Terampil dalam isolasi dan identifikasi bakteri.

II. DASAR TEORI


Klasifikasi Escherichia coli
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gamma proteobacteria
Ordo : Eubacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Species : Escherichia coli

Escherichia coli (biasa disingkat E. coli) adalah salah satu jenis spesies bakteri Gram


negatif. Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherich ini dapat ditemukan

dalam usus besar manusia. Enterobacteriae ( Escherichia coli ) adalah suatu family


bakteri yang terdiri dari sejumlah besar spesies bakteri yang sangat erat hubungannya
dengan lainnya. Escherichia coli merupakan sejenis bakteri yang hidup di usus dan di
dalam usus hewan. Escherichia coli merupakan bakteri Gram negatif (-) berbentuk
batang pendek yang memiliki panjang sekiar 2µm diameter 0,7 µm, lebar 0,4 – 0,7
µm dan bersifat anaerob fakultatif. E. coli juga ada yang berbentuk kapsul dan ada
juga yang tidak berkapsul serta tidak berspora. E. coli membentuk koloni yang
bundar, cembung, dan halus dengan tepi yang nyata.
Sifat pertumbuhan kuman pada media perbenihan : Kuman dapat hidup pada suasana
udara aerob dan anaerob, suhu pertumbuhan optimal pada 37° C selama 24 jam, dapat
tumbuh, memfermentasi laktose yang terdapat pada media perbenihan.
Reaksi yang terjadi pada media biokimia dan media gula – gula :
1. Media Biokimia
a) TSIA ( Tripel Sugar Iron Agar )
Hasil dari pengamatan dari uji TSIA pada E. coli yaitu menunjukkan hasil :
 Lereng/Dasar : Kuning/Kuning
 H2S : Negatif
 Gas : Positif

Warna kuning pada keseluruhan media tersebut dikarenakan E. coli pada


media TSIA dapat memfermentasikan glukosa, laktosa dan sukrosa. . H2S
itu negatif karena H2S tidak melepaskan enzym dari suatu asam amino
yang mengandung sulfur dan tidak membentuk warna hitam . Dan gas itu
positif karena bakteri dapat menghasilkan gas.

b) SIM ( Sulfur Indol Motility)


 Sulfur (H2S) : (+/-) ditandai dengan adanya sulfur atau warna kehitaman
pada media.
 Indol (-) : karena menunjukkan adanya cincin merah yang terbentuk
setelah ditetesi dengan reagen kovak.
 Motiity (+) : di tandai dengan adanya kabut di daerah sekitar bekas
tusukan.

c) Simon’s Citrate ( SC )
SC (+) ini dikarenakan bakteri menggunakan sitrat sebagai karbon untuk
energinya dan mengubah warna BTB ( Bromtymol blue )
 (+) : Biru
 (-) : Hijau

d) Urea
Hasil pengamatan untuk uji uraease pada E. coli menunjukan hasil negatif (-), hal
ini dikarenakan Organisme negatif urease baik tidak menghasilkan perubahan
warna dalam media atau mengubahnya kuning dari produk asam.

.
 (+) : Merah muda
 (-) : Kuning / tidak berubah warna

e) MrVp
Mr ( Methyl Red )
pada identifikasi E. coli di media Mr yaitu menunjukkan hasil negatif (-)
karena tidak terjadi perubahan warna setelah ditetesi dengan reagen Mr.
 (+) : Merah
 (-) : Tidak berubahh warna

Vp ( Voges Proskauer )
identifikasi E. coli di media Vp menunjukkan hasil yang positif ( + )
karena terbentuknya cincin merah setelah ditetesi dengan reagen Vp1 dan
Vp2 .
 (+) : Terbentuk cincin merah
 (-) : tidak tebentuk

2. Media Gula – gula


Glukosa
Pada media Glukosa ini menunjukan hasil positif karena terjadi perubahan
warna pada media dari biru menjadi kuning di karena bakteri dapat
memfermentasi glukosa dan adanya gas . gas tersebut menandakan dari hasil
fermentasi tersebut bakteri dapat menghasilkan gas.
Laktosa
media Laktosa ini menunjukkan hasil positif artinya terjadi perubahan
warna pada media dari biru menjadi kuning di karena bakteri ini dapat
memfermentasi laktosa dan tidak ada gas yang menandakan hasil fermentasi
tersebut bakterinya tidak dapat menghasilkan gas.
Maltosa
media Maltosa ini menunjukkan hasil yang positif artinya adanya perubahan
warna pada media dari biru menjadi kuning, terjadi ini karena bakteri mampu
memfermentasi maltosa dan tidak adanya gas yang menandakan bahwa dari
hasil fermentasi tersebut bakteri tidak dapat menghasilkan gas.
Manitol
media Manitol menunjukkan hasil positif dapat terjadi seperti ini karena
terjadi perubahan warna pada media dari biru menjadi kuning karena bakteri
mampu memfermentasi manitol serta tidak adanya gas yang menandakan
bahwa dari hasil fermentasi tersebut bakteri tidak dapat mengahasilkan gas.
Sukrosa
media Sukrosa menunjukkan Hasil dari pengamatan untuk uji sukrosa adalah
positif (+/gas) karena bakteri E. coli dapat memfermentasi sukrosa. Produksi gas
ditunjukkan dengan adanya gelembung pada tabung Durham..

III. BAHAN PEMERIKSAAN


Darah,
feces,
urine,
pus,
secret urethra,
sputum,
secret vagina
, makanan, minuman dan air.

IV. BAHAN
Media Perbenihan : BAP, MC agar plate, TSIA, SIM, SC, serta Media
Gula – gula
Bahan pengecatan : Cat gram, Cat Kapsul, Cat Spora
Reagen Kovaks, Immersion oil

V. CARA KERJA IDENTIFIKASI BAKTERI


Hari Pertama
 Specimen dicat Gram, pengecatan gram dilakukan dengan :
Preparat yang sudah difiksasi digenangi dengan Gram A, selama 1
menit
Cuci dengan air mengalir
Genangi dengan Gram B, selama 1 menit
Cuci dengan air mengalir
Genangi dengan Gram C, selama ± 30 detik
Cuci dengan air mengalir
Genangi dengan Gram D, selama 30 detik
Cuci dengan air mengalir, lalu keringkan

Gram (+) Gram (-)


Ungu,Basil,Menyebar Merah, Coccus, Bergerombol
 Kuman yang terdapat dalam specimen ditanam pada media perbenihan Blood
agar plate, Mac Konkey agar plate, Eosin Methileen Blue agar plate, Endo
agar plate
 Inkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam

Hari Kedua

 Memperlajari pertumbuhan koloni kuman


 Dari koloni tersangka dicat gram
 Dari koloni tersangka dilakukan penanaman kembali pada media perbenihan
TSIA, SC, SIM dan Media Gula – gula
 Inkubasikan pada suhu 37oC selama 24 jam

Hasil pertumbuhan kuman pada media plate :


Blood Agar Plate : Ukuran koloni sedang,
berwarna abu-abu, hemolytis atau
anhaemolitis

Mac Conkey Agar Plate : Ukuran koloni


sedang, berwarna merah tua atau merah bata,
methalic sheen, evelevasinya cembung.

Endo Agar Plate : Ukuran koloni sedang,


berwarna kehijauan – hitam, methalic sheen .

Hari Ketiga

 Mempelajari hasil pertumbuhan kuman pada media biokimia dan media gula –
gula kemudian mencocokkan hasil pertumbuhan tersebut pada table
pertumbuhan kuman untuk menyimpulkan tipe dari kuman E. coli
VI. HASIL PERTUMBUHAN KUMAN

a) Blood agar plate ( BAP )


 Ukuran koloni sedang, berwarna abu – abu, Hemolysis atau
anhaemolisis

b) Mac Conkey agar plate ( MC )


 Ukuran koloni sedang, bewarna merah tua atau merah bata, methalic
sheen, cembung

c) Endo agar plate


 Ukuran kolonik sedang, bewarna kehijauan – hitam, methalic sheen
d) TSIA
 L/D : Kuning/kuning, H2S ( - ), Gas ( + )

e) SIM
 Sulfur (-/+), Indol (+ cepat), Motility (+)

f) Simmon’s Citrate ( SC )
 Hasil : Positif
g) Urea
 Hasil : Negatif

h) MrVp
 Hasil : (-/+)

i) Media Gula – gula

Glukosa (+/Gas), Laktosa (+), Maltosa (+), Manitol (+), Sukrosa (+/-)
VII. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan dari identifikasi bakteri E. coli bahwa kuman dapat hidup
pada suasana udara aerob dan anaerob dan suhu pertumbuhan optimal pada 37°
C selama 24 jam

VIII. REFERENSI
 Isolasi dan Identifikasi Bacteri Klinik oleh Soemarno
 Modul Praktikum Bakteriologi Klinik
 https://id.wikipedia.org/wiki/Escherichia_coli
Materi IDENTIFIKASI Klebsiella

I. TUJUAN
Setelah mengikuti pembelajaran praktikum ini mahasiswa terampil :
 Mengisolasi bakteri Klebsiella
 Mengidentifikasi spesies dari bakteri Klebsiella

II. DASAR TEORI


Klasifikasi Klebsiella
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gammaproteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Klebsiella
Spesies : Klebsiella penumoniae
Klebsiella ozaenae
Klebsiella
rhimoschleromatis
Klebsiella oxytoca

Klebsiella adalah genus bakteri berbentuk batang gram-negatif dengan kapsul yang
terbuat dari polisakarida.[3] Spesies anggota Klebsiella banyak ditemukan di

alamKlebsiella pneumoniae adalah organisme batang pendek yang umumnya


bentuk batang. Memiliki ukuran 0,5 – 1,5 mikron. Mempunyai selubung yang
lebarnya 2 – 3 kali ukuran kuman. Tidak bespora, tidak bergerak dan bakteri
gram negatif (-) serta bewarna merah. Pada media padat tumbuh dengan koloni
mukoid (24 jam), putih keabuan, seperti basah /berlendir kemudian mengkilat,
pH untuk hidup 6,0 - 8,7 dan suhu 35oC. Klebsiella dapat memecah karbohidrat
manjadi asam dan gas laktosa, sukrosa, dan insitol.
Klebsiella adalah genus bakteri berbentuk batang panjang – pendek, bakteri
gram negatif (-) dengan kapsul yang terbuat dari polisakarida. Spesies anggota
Klebsiella banyak ditemukan di alam.
Klebsiella sp. Tidak memilliki spora, tidak bergerak, dan tidak memiliki
flagella. Berdasarkan kebutuhan oksigen Klebsiella sp. Terdiri dari 3 spesies
yaitu Klebsiella pneumoniae, Klebsiella ozaenae, Klebsiella
rhimoschleromatis,, dan Klebsiella oxytoca.
Reaksi yang terjadi pada media biokimia dan media gula – gula yaitu :
1. Media Biokimia
TSIA
Hasil dari pengamatan dari uji TSIA pada Klebsiella pneumoniae
menunjukkan hasil :
 Lereng/Dasar : Kuning/Kuning
 H2S : Negatif
 Gas : Negatif

Warna kuning pada keseluruhan media tersebut dikarenakan Klebsiella


pneumoniae pada media TSIA dapat memfermentasikan glukosa, laktosa
dan sukrosa. . H2S itu negatif karena H2S tidak melepaskan enzym dari
suatu asam amino yang mengandung sulfur dan tidak membentuk warna
hitam . Dan gas itu positif karena bakteri dapat menghasilkan gas.

SIM
 Sulfur (-) :hal ini karena tidak menunjukkan adanya warna
kehitaman pada media SIM dan menandakan tidak adanya sulfur.
 Indol (-) : hal ini karena menunjukkan adanya cincin merah
yang terbentuk setelah ditetesi dengan reagen kovak..
 Motiity (-) : hal ini karena tidak adanya kabut di daerah sekitar
bekas tusukan.
SC
SC (+) dikarenakan bakteri menggunakan sitrat sebagai karbon untuk
energinya dan merubah warna BTB .
 (+) : Biru
 (-) : Hijau

Urea
Dari hasil pengamatan uji TSIA urea pada Klebsiella penumoniae
menunjukkan hasil positif dikarenakan bakteri mampu menggunakan
enzym urease untuk mengubah urea menjadi amoniak sehingga terjadi
peningkatan pH yang berarti tidak terjadinya perubahan warna pada urea.
 (+) : Merah muda
 (-) : Kuning / tidak berubah warna

MrVp
Mr ( Methyl Red )
Yaitu untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam memproduksi
dan menjaga kestabilan asam dari proses akhir fermentasi. Dan
pada identifikasi Klebsiella penumoniae di media Mr menunjukkan
hasil negatif (-) dikarenakan tidak terjadi perubahan warna setelah
ditetesi dengan reagen Mr.
 (+) : Merah
 (-) : Tidak berubahh warna
Vp ( Voges Proskauer )
Dan pada identifikasi Klebsiella penumoniae di media Vp menunjukkan
hasil yang positif ( + ) karena terbentuknya cincin merah setelah ditetesi
dengan reagen Vp1 dan Vp2 .
 (+) : Terbentuk cincin merah
 (-) : tidak tebentuk
2. Media Gula – gula
a. Glukosa
Pada media Glukosa menunjukan hasil positif yang artinya terjadi
perubahan warna pada media dari biru menjadi kuning di karenakan
bakteri dapat memfermentasi glukosa serta adanya gas atau positif yang
menandakan bahwa dari hasil fermentasi tersebut bakteri dapat
menghasilkan gas.
b. Laktosa
Pada media Laktosa menunjukkan hasil positif yang artinya terjadi
perubahan warna pada media dari biru menjadi kuning di karenakan
bakteri dapat memfermentasi laktosa serta tidak adanya gas yang
menandakan bahwa dari hasil fermentasi tersebut bakteri tidak dapat
menghsilkan gas.
c. Maltosa
Pada media Maltosa menunjukkan hasil positif yang artinya terjadi
perubahan warna pada media dari biru menjadi kuning di karenakan
bakteri mampu memfermentasi maltosa serta tidak adanya gas yang
menandakan bahwa dari hasil fermentasi tersebut bakteri tidak dapat
menghasilkan gas.
d. Manitol
Pada media Manitol menunjukkan hasil positif yang artinya terjadi
perubahan warna pada media dari biru menjadi kuning di karenakan
bakteri mampu memfermentasi manitol serta tidak adanya gas yang
menandakan bahwa dari hasil fermentasi tersebut bakteri tidak dapat
mengahasilkan gas.
e. Sukrosa
Pada media sukrosa menunjukkan hasil ( + ) yang artinya terjadi
perubahan warna pada media dari biru menjadi kuning di karenakan
bakteri mampu memfermentasi sukrosa serta tidak adanya gas yang
menandakan bahwa dari hasil fermentasi tersebut bakteri tidak dapat
mengahasilkan gas.

III. ALAT DAN BAHAN


 ALAT
 Objeck glass,
 Petridish
 , tabung reaksi
 , ose,
 lampu Bunsen
 , mikroskop,
 rak tabung
 , kapas,
 tissue.

 BAHAN/REAGENSIA
Media pebenihan :
Pada Plate :
1. Eosin Methylen Blue
2. Endo agar
3. Mac conkey
Pada Tabung :
1. TSIA
2. Urea Agar
3. Simmons cytrat agar
4. MrVp broth
5. SIM agar
6. Media Gula – gula
IV. CARA KERJA DAN IDENTIFIKASI BAKTERI
Hari Pertama
 Sample dibuat preparate dan dilakukan pengecatan kapsul. diamati dan dicatat.
Preparat yang sudah difiksasi digenangi Gram A (1 menit)
Aliri air
Genangi gram B (1 menit)
Aliri Air
Genangi gram C ±30 detik
Aliri air
Genangi gram D (30 detik)
Aliri air,lalu keringkan
 Sampel diisolasi/ditanam pada media :
Mac Conkey agar
Endo Agar
Blood agar plate
Eosin Methylen Blue
 Kemudian di inkubasik 37oC selama 24 jam, dan suasana aerob

Hari Kedua

 Sampel akan dibuat preparat dan melakukan pengecatan Gram. dicatat.


Pengecatan gram dilakukan dengan :
Preparat yang sudah difiksasi digenangi dengan Gram A, selama 1 menit
Cuci dengan air mengalir
Genangi dengan Gram B, selama 1 menit
Cuci dengan air mengalir
Genangi dengan Gram C, selama ± 30 detik
Cuci dengan air mengalir
Genangi dengan Gram D, selama 30 detik
Cuci dengan air mengalir, lalu keringkan
 Mengamati dan mempelajari koloni kuman pada media : Mac Concey agar,
Endo agar, Blood Agar Plate, Eosin Methylen Blue.
 Dari koloni tersangka dilakukan :
Inokulasi/penanaman pada media biokimia dan gula-gula:
TSIA (Triple Sugar Iron Agar), SIM (Sulfur Indoole Agar) ,SC (Simmons
Cytrat Agar) ,UREA ,MrVp.

Media gula-gula

(glukosa, laktosa, maltosa, manitol, sukrosa)

 Inkubasi 37°C 24 jam, suasana aerob.

Hari Ketiga

 Mengamati dan mencatat hasil penanaman dari media :


TSIA - Urea
SIM - MrVp
SC - Glukosa, Laktosa, Maltosa, Manitol, Sukrosa

V. HASIL PERTUMBUHAN KUMAN


a. Pengecatan Kapsul
Dengan latar belakang hitam kapsul tidak bewarna, badan kuman
warna merah.

b. Pengecatan Gram
Bentuk batang, bakteri gram negatif (-), bewarna merah dan susunan
menyebar

c. Mac Concey Agar


Koloni besar – besar, mucoid, smooth, cembung, bewarna merah
muda.

d. EMB Agar ( Endo Methylen Blue )


Koloni besar – besar, mucoid, smooth, cembung, sedikit mengkilat
seperti logam.
VI.
e. Endo Agar
Bewarna merah hingga merah muda, koloni besar – besar,
mucoid, smooth dan cembung

f. Blood Agar Plate


Koloni besar, berwarna abu – abu, smooth, cembung, mucoid, dan
anhemolysa.
g. Media Biokimia pada Klebsiella pneumoniae
TSIA : K/K, Gas (-), H2S (-)
SIM: Sulfur (-), Indol (-), Motility (-)
SC : (+)
Urea : (+)
Media Gula – gula : (+)

VII. KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum, mahasiswa dapat inokulasi dan mengidentifikasi bakteri


Klebsiella.

VIII. REFERENSI
MODUL PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI KLINIK
https://id.wikipedia.org/wiki/Klebsiella

Materi IDENTIFIKASI Proteus

I. TUJUAN

Setelah mengikuti pembelajaran praktikum ini mahasiswa mampu :


A. Mengetahui sifat-sifat bakteri yang penting dalam kesehatan dan hubungannya
terhadap kesehatan manusia.
B. Memahami jenis bakteri penyebab penyakit infeksi saluran kemih.
C. Terampil dalam isolasi dan identifikasi bakteri.

II. DASAR TEORI

Klasifikasi Proteus
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobactericeae
Genus : Proteus
Spesies : Proteus mirabilis
Proteus vulgaris
Proteus penneri

Bakteri proteus sp adalah spesies gram negatif yang terdapat dalam saluran
pencernaan manusia penyebab infeksi saluran kemih.
Proteus sp. termasuk dalam famili enterobakteriaceae, bakteri bentuk batang, gram
negatif, tidak berspora, tidak berkapsul, flagel peritrik, ada yang cocobacilli, polymorph,
berpasangan atau membentuk rantai, kuman ini berukuran 0,4-0,8 x 1.0- 0,3 mm. Bakteri
Proteus sp. Termasuk dalam bakteri non fruktosa fermenter, bersifat fakultatif
aerobe/anaerob. Pertumbuhan kuman dapat dihambat dengan NaOH 0,01 %, kuman
dapat hidup pada suasana udara aerob dan anaerob, suhu pertumbuhan optimal pada 37 C
selama 24 jam, dapat tumbuh, memfermentasi laktose yang terdapat pada media
perbenihan. Pada pertumbuhan kuman pada media plate sering dijumpai Swarming.

Proieus sp. termasuk kuman patogen menyebabkan infeksi saluran kemih atau
kelainan bernanah seperta abses, dan infeksi luka. Proteus sp.
Reaksi yang terjadi pada media biokimia dan media gula – gula yaitu :
3. Media Biokimia
TSIA
hasil dari pengamatan dari uji TSIA pada Proteus sp. yaitu
menunjukkan hasil :
 Lereng/Dasar : Merah/Kuning
 H2S : Positif
 Gas : (+++) karena hampir memenuhi
media

Warna Merah/Kuning pada media tersebut karena Proteus pada media


TSIA hanya dapat memfermentasi glukosa saja. H2S negatif karena H2S
tidak melepaskan oleh enzym dari suatu asam amino yang mengandung
sulfur dan tidak membentuk warna hitam . Dan gas positif karena bakteri
dapat menghasilkan gas pada media.

SIM
 Sulfur (+++) : karena menunjukkan adanya warna kehitaman
hampir memenuhi media SIM dan menandakan adanya sulfur.
 Indol (+) : karena menunjukkan adanya cincin merah yang
terbentuk setelah ditetesi dengan reagen kovak.
 Motiity (+) : karena adanya kabut di daerah sekitar bekas tusukan.
SC
SC (-) karena bakteri tidak mampu menggunakan sitrat sebagai karbon
untuk energinya dan merubah warna BTB
(+) : Biru

(-) : Hijau

Urea
Dari hasil pengamatan uji TSIA urea pada Proteus menunjukkan hasil
positif dikarenakan bakteri mampu menggunakan enzym urease untuk
mengubah urea menjadi amoniak sehingga terjadi peningkatan pH yang
berarti terjadinya perubahan warna pada urea.
 (+) : Merah muda
 (-) : Kuning / tidak berubah warna

MrVp
Mr ( Methyl Red )
Yaitu untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam memproduksi
dan menjaga kestabilan asam dari proses akhir fermentasi. Dan
pada identifikasi Proteus di media Mr menunjukkan hasil positif
dikarenakan terjadi perubahan warna setelah ditetesi dengan
reagen Mr.
 (+) : Merah
 (-) : Tidak berubahh warna

Vp ( Voges Proskauer )
Yaitu untuk mengetahui kamampuan bakteri menghasilkan
acetylmethylcarbinoal ( acetoin ). Dan pada identifikasi Klebsiella
penumoniae di media Vp menunjukkan hasil yang positif ( + )
dikarenakan terbentuknya cincin merah setelah ditetesi dengan reagen Vp1
dan Vp2 .
 (+) : Terbentuk cincin merah
 (-) : tidak tebentuk

2. Media Gula – gula


Glukosa
pengamatan untuk uji glukosa adalah positif (+/gas) karena bakteri Proteus
sp dapat memfermentasi glukosa menjadi asam. Produksi gas ditunjukkan
dengan adanya gelembung pada tabung Durham Laktosa.
 Laktosa : Hasil dari pengamatan untuk uji laktosa adalah negatif (-)
karena bakteri Proteus sp tidak dapat memfermentasi laktosa.
 Manitol : Hasil dari pengamatan untuk uji manitol adalah negatif
(-) karena bakteri Proteus sp tidak dapat memfermentasi manitol.
 Maltosa : Hasil dari pengamatan untuk uji maltosa adalah negatif
(-) karena bakteri Proteus sp tidak dapat memfermentasi maltosa.
 Sukrosa : Hasil dari pengamatan untuk uji sukrosa adalah negatif
(-) karena bakteri Proteus sp tidak dapat memfermentasi sukrosa.

III. BAHAN PEMERIKSAAN


Darah,
facces,
urine,
pus,
air dan makanan.

IV. ALAT DAN BAHAN


 Alat
Objek glass
, petridish
, rak dan tabung reaksi
, ose
, lampu spirtus
, mikroskop
, kapas
, tissue
 Bahan
Media perbenihan : BAP, MC agar plate, Endo agar, TSIA, SIM, SC,
MrVp, Urea, dan Media Gula – gula
Bahan pengecatan : Cat Gram,Reagen Kovaks, Immersion oil

V. CARA KERJA IDENTIFIKASI BAKTERI


Hari Pertama
Specimen di cat gram, pengecatan gram dilakukan dengan :
1) Preparat yang sudah difiksasi digenangi dengan Gram A, selama 1
menit
2) Cuci dengan air mengalir
3) Genangi dengan Gram B, selama 1 menit
4) Cuci dengan air mengalir
5) Genangi dengan Gram C, selama ± 30 detik
6) Cuci dengan air mengalir
7) Genangi dengan Gram D, selama 30 detik
8) Cuci dengan air mengalir, lalu keringkan

Gram (-), Bentuk basil,


Warna merah, Susunan menyebar
Hari Kedua
Mempelajari koloni kuman
Koloni tersangka dicat gram
Koloni tersangka ditanam kembali pada media perbenihan
TSIA, SC, SIM, dan seri media gula – gula
Di inkubasikan pada 37oC selama 24 jam

Hari Ketiga
Membaca dan mencatat hasil pertumbuhan kuman, kemudian
mencocokkan hasil pengamatan dan pembacaan pertumbuhan kuman pada
tabel pertumbuhan kuman untuk menyimpulkan species dari genus kuman.

VI. HASIL PERTUMBUHAN KUMAN


 Blood Agar Plate
 Koloni berukuran sedang besar, bentuk bulat, bewarna abu – abu,
smooth, cembung, ada yang menjalar (Swarming) dan ada juga
yang tidak menjalar, gamma hemolisa.
 Mac Conkey Agar Plate
 Koloni berukuran sedang besar, berwarna merah muda ( non
lactose fermented ), smooth, cembung.

 Endo Agar
Koloni berukuran sedang – besar, bentuk bulat, berwarna merah muda,
smooth, dan cembung

 TSIA
Hasil : M/K, H2S (+++), Gas (+)
 SIM
Hasil : Sulfur ( +++), Indol ( + ), Motility ( + )

 SC
Hasil : Negatif (-)

 Urea
Hasil : (+)
Mr
Hasil : Positif

Vp
Hasil : Positif

Glukosa
Hasil : (+), Gas (+)

Laktosa
Hasil (+), Gas (-)
Maltosa
Hasil (-), Gas (-)

Manitol
Hasil (+), Gas (+)

Sukrosa
Hasil (-), Gas (-)
TABEL PEMERIKSAAN FERMENTASI MEDIA GULA – GULA

SPECIES PROTEUS

VII. KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum, mahasiswa dapat inokulasi dan mengidentifikasi
Proteus sp.

VIII. REFERENSI
Modul Praktikum Bakteriologi Klinik
Isolasi dan Identifikasi Bacteri Klinik
https://www.google.com/search?
q=identifikasi+bakteri+proteus&oq=identfiksi+bakteri+roteu&aqs=chrome.1.
69i57j0i13l2.14048j0j9&sourceid=chrome&ie=UTF-8
Materi IDENTIFIKASI Pseudomonas

I. TUJUAN
Setelah mengikuti pembelajaran praktikum ini mahasiswa mampu :
A. Mengetahui sifat-sifat bakteri yang penting dalam kesehatan dan hubungannya
terhadap kesehatan manusia.
B. Memahami jenis bakteri penyebab penyakit infeksi saluran kemih.
C. Terampil dalam isolasi dan identifikasi bakteri.

II. DASAR TEORI

Klasifikasi Pseudomonas
Kerajaan : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma proteobacteria
Ordo : Pseudomonadales
Famili : Pseudomonasdeceae
Genus : Pseudomonas
Spesies : Pseudomonas aeruginosa
Pseudomonas putrefaciens
Pseudomonas coccovenenans

Pseudomonas Sp merupakan bakteri hidrokarbonoklastik yang mampu


mendegradasi berbagai jenis hidrokarbon. Keberhasilan penggunaan
bakteri Pseudomonas dalam upaya bioremediasi lingkungan akibat
pencemaran hidrokarbon membutuhkan pemahaman tentang mekanisme
interaksi antara bakteri Pseudomonas sp dengan senyawa hidrokarbon.
Kemampuan bakteri Pseudomonas sp. IA7D dalam mendegradasi
hidrokarbon dan dalam menghasilkan biosurfaktan menunjukkan bahwa
isolat bakteri Pseudomonas sp IA7D berpotensi untuk digunakan dalam
upaya bioremediasi lingkungan akibat pencemaran hidrokarbon.
.
Pseudomonas aeruginosa dapat menimbulkan infektif pada saluran pernapasan,
kandung kencing, telinga, kulit dan pada luka – luka yang disebabkan terbakar atau
luka operasi. Bakterinya dapat ditemukakn didalam sputum, urin, darah, feses, secret
telinga, juga didalam makanan, minuman dan air.
Gram (-) batang, lurus/bengkok, tidak berspora, tidak berkapsul, bergerak aktif
dengan flagella polair/lopotrich.
Reaksi yang terjadi pada media biokimia dan media gula – gula yaitu :
1. Media Biokimia
 TSIA
hasil pengamatan dari uji TSIA pada Pseudomonas aeruginosa yaitu
menunjukkan hasil :
 Lereng/Dasar : Merah/ Merah
 H2S : Negatif
 Gas : Negatif

Warna merah pada keseluruhan media tersebut dikarenakan


Pseudomonas aeruginosa pada media TSIA tidak adanya fermentasi pada
bakteri. H2S negatif karena H2S tidak melepaskan oleh enzym dari suatu
asam amino yang mengandung sulfur dan tidak membentuk warna hitam .
Dan gas negatif dikarenakan bakteri tidak dapat menghasilkan gas pada
media.

 SIM
 Sulfur (-) : karena tidak menunjukkan adanya warna
kehitaman pada media SIM dan menandakan tidak adanya sulfur.
 Indol (+) : karena menunjukkan adanya cincin merah yang
terbentuk setelah ditetesi dengan reagen kovak.
 Motiity (-) : karena tidak menunjukkan adanya kabut di daerah
sekitar bekas tusukan.

 SC
SC (+) dikarenakan bakteri menggunakan sitrat sebagai karbon untuk
energinya dan merubah warna BTB ( Bromtymol blue )
 (+) : Biru
 (-) : Hijau

 MrVp
Mr ( Methyl Red )
media Mr yaitu menunjukkan hasil negatif (-) dikarenakan tidak
terjadi perubahan warna setelah ditetesi dengan reagen Mr.
 (+) : Merah
 (-) : Tidak berubahh warna

 Vp ( Voges Proskauer )
pada identifikasi Pseudomonas aeruginosa di media Vp yaitu
menunjukkan hasil yang negatif dikarenakan terbentuknya cincin merah
setelah ditetesi dengan reagen Vp1 dan Vp2 .
 (+) : Terbentuk cincin merah
 (-) : tidak tebentuk

2. Media Gula – gula


a. Glukosa
media Glukosa menunjukan hasil negatif karena tidak terjadi perubahan
warna pada media hal ini terjadi karena bakteri tidak mampu
memfermentasi glukosa serta tidak ada gas yang menandakan bahwa dari
hasil fermentasi tersebut bakteri tidak dapat menghasilkan gas.
b. Laktosa
media Laktosa menunjukan hasil negatif yang artinya tidak terjadi
perubahan warna pada media di karenakan bakteri tidak mampu
memfermentasi Laktosa serta tidak adanya gas atau negatif yang
menandakan bahwa dari hasil fermentasi tersebut bakteri tidak dapat
menghasilkan gas.
c. Maltosa
media Maltosa menunjukan hasil negatif karena tidak terjadi perubahan
warna pada media bakteri tidak mampu memfermentasi Maltosa dan tidak
adanya gas yang menandakan bahwa dari hasil fermentasi bakteri tidak
dapat menghasilkan gas.
d. Manitol
Media Manitol ini menunjukan hasil negatif karena tidak adanya
perubahan warna pada media di disebabkan karena bakteri tidak mampu
memfermentasi Manitol dan tidak adanya gas yang menandakan bahwa
dari hasil fermentasi tersebut bakteri tidak dapat menghasilkan gas
e. Sukrosa
media Sukrosa menunjukan hasil negatif karena tidak terjadi perubahan
warna pada media di sebabkan karena bakteri tidak mampu
memfermentasi Sukrosa dan tidak adanya gas yang menandakan bahwa
dari hasil fermentasi tersebut bakteri tidak dapat menghasilkan gas.

III. BAHAN PEMERIKSAAN


 Makanan yang mengandung ampas kelapa
 , tempe bongkrek
 , tempe gembus
 , air,
 fecces,
 pus
 , darah
 , urine,
 secret telinga.
IV. ALAT DAN BAHAN
 Alat :
 Objek glass,
 Peteridish
 , rak dan tabung reaksi
 ose,
 needle,
 lampu spirtus,
 miksroskop,
 kapas
 , tissue

 Bahan :
Bahan perbenihan : BAP, MC agar plate, NAP Pseudomonas selective
agar plate, TSIA, SIM, SC, seri media gula –gula.
Bahan pengecatan : Cat Gram, Cat Kapsul, Cat Spora
Reagen Kovaks, Immersion oil

V. CARA KERJA IDENTIFIKASI BAKTERI

Hari Pertama
 Spesimen dicat gram, dilakukan dengan cara :

1) Preparat yang sudah difiksasi digenangi dengan Gram A, selama 1


menit
2) Cuci dengan air mengalir
3) Genangi dengan Gram B, selama 1 menit
4) Cuci dengan air mengalir
5) Genangi dengan Gram C, selama ± 30 detik
6) Cuci dengan air mengalir
7) Genangi dengan Gram D, selama 30 detik
8) Cuci dengan air mengalir, lalu keringkan

( Hasil Gram (-) dan susunan menyebar )

 Specimen ditanam pada media isolasi Blood agar plate (BAP), Mac
Conkey agr plate, Pseudomonas selective agar plate
 Inkubasikan pada suhu 37oC selama 24 jam

Hari Kedua

 Koloni kuman di cat gram


 Dipelajari koloni yang tumbuh pada media plate
 Koloni tersangka ditanam pada media TSIA, SC, SIM, dan seri media
gula – gula
 Inkubasikan pada suhu 37oC selama 24 jam

Hari Ketiga

 Diamati hasil pertumbuhan kuman kemudian dicocokkan pada table


pertumbuhan kuman unntuk menentukan species dari genus kuman
yang terdapat pada specimen.
VI. HASIL PERTUMBUHAN KUMAN

a. Blood Agar Plate


Koloni besar-besar, putih abu-abu, smooth, keping,
hemolisis/anhemolisis, ada yang membuat pigmen hijau-biru.

b. Mac Conkey Agar Plate


Koloni sedang, jernih atau kadang-kadang sedikit kehijauan, keping,
tepinya tidak rata, tidak meguraikan gula lactose yang terdapat pada
media

c. TSIA
Hasil : M/M, H2S (-), Gas (-)
d. SIM
Hasil : Sulfur (-), Indol (+), Motility (-)

e. SC
Hasil : Positif

f. Tes Mr ( Methyl Red )


Hasil : Negatif

g. Tes Vp ( Voges Proskauer )


Hasil : Negatif
h. Media Gula – gula
Glukosa (-), Laktosa (-), Manitol (-), Maltosa (-), Sukrosa (-)

Tabel Perbedaan Spesies Pseudomonas

Pseudomonas
Jenis bakteri Pseudomonas sp
aeruginosa

TSIA K/M M/M

SIM

-sulfur - -

-indol - +

-motility - -

Simon citrat - +

Methyl Red - -

Voges Proskauer - -

Urea -/+ +/-

Glukosa - +

Laktosa - -

Manitol - -
Maltosa - -

Sukrosa - -

VII. KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum, mahasiswa dapat inokulasi dan mengidentifikasi


bakteri Pseudomonas.

VIII. REFERENSI
Modul Praktikum Bakteriologi Klinik
BUKU ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BACTERI KLINIK PENYUSUN :
SOEMARNO PENERBIT : AKADEMI ANALIS KESEHATAN
YOGYAKARTA DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
https://id.wikipedia.org/wiki/Pseudomonas
Materi IDENTIFIKASI Vibrio

I. TUJUAN
Setelah mengikuti pembelajaran praktikum ini mahasiswa mampu :
A. Mengikuti sifat – sifat baktrei yang penting dalam kesehatan dan
hubungannya terhadap kesehatan manusia.
B. Memahami jenis bakteri penyebab infeksi gastrointestinal.
C. Terampil dalamisolasi dan identifikasi bakteri

II. DASAR TEORI

Klasifikasi Vibrio
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Vibrionales
Famili : Vibrionaceae
Genus : Vibrio
Spesies : Vibrio cholera 01
Vibrio NAG (non aglutinable)
Vibrio PAR ( para hemolitica)
Vibrio ALG ( alginolyticus)
Vibrio VUL (vulnificus)
Vibrio MIM (minicus)
Vibrio FLU (fluvialis)
Vibrio FUR (furnisii)
Vibrio HOL (holisae)
Vibrio DAM (damsela)
Vibrio merupakan bakteri gram negatif, berbentuk basil (batang) dan bersifat
motil (dapat bergerak), berhabitat alami di lingkungan akuatik dan umumnya
berasosiasi dengan eukariot. Spesies Vibrio kerap dikaitkan dengan sifat
patogenisitasnya pada manusia, terutama V. Cholerae penyebab penyakit kolera di
negara berkembang yang memiliki keterbatasan akan air bersih dan memiliki sanitasi
yang buruk. Vibrio cholera adalah salah satu bakteri yang masuk dalam family
Vibrionaceae selain dari Aeromonas dan Plesiomonas, dan merupakan bagian dari
genus Vibrio.
Beberapa jenis spesies vibrio yang ditemukan pada lingkungan perairan yaitu Vibrio
alginolyticus, V. damsela, V. charchariae, V.anguilarum, V. ordalli, V. cholerae, V.
salmonicida, V. vulnificus, V. parahaemolyticus, V. pelagia, V. splendida, V. fischeri dan V.
harveyi.[1] Beberapa dari jenis vibrio tersebut umumnya dapat menginfeksi hewan-hewan laut
seperti kerang dan ikan sehingga menyebabkan penyakit yang disebut vibriosis.

Pada media biakan ditemukan bentuk kuman adalah batang bengkok atau
seperti tanda baca koma, dan dalam tubuh manusia berbentuk spiral.
Pergerakan kuman dengan flagella singlefolar. Spora (-), kapsul (-), sifat
pengecatan Gram (-)
Sifat pertumbuhan kuman pada media perbenihan :
Kuman dapat tumbuh pada media perbenihan dengan suasana aerob atau semi aerob,
kuman juga tumbuh baik pada media broth (alkali pepton water) yang ditambah NaCl
6%, pH pertumbuhan kuman pada media biakan adalah 6,4 -10 sedangkan pH
optimum untuk pertumbuhan adalah 8,5 - 9,5. Pada pH asam kuman tidak dapat
tumbuh.
Media selektifnya adalah alkali pepton water, dimana pada media ini kuman cepat
tumbuh 6-18 jam.
Reaksi yang terjadi pada media biokimia dan media gula – gula yaitu :
1. Media Biokimia
a. TSIA
hasil dari pengamatan dari uji TSIA pada Vibrio menunjukkan
hasil :
 Lereng/Dasar : Merah/ Kuning
 H2S : Negatif
 Gas : Negatif
Warna Merah/Kuning pada media ini karena Vibrio pada
media TSIA hanya dapat memfermentasi glukosa nya saja. H2S
negatif karena H2S tidak melepaskan oleh enzym dari suatu
asam amino yang mengandung sulfur dan tidak membentuk
warna hitam . Dan gas negatif disebabkan karena bakteri tidak
dapat menghasilkan gas pada media.

b. SIM
 Sulfur (-) : hal ini karena tidak menunjukkan adanya warna
kehitaman pada media SIM dan menandakan tidak adanya
sulfur.
 Indol (+) : hal ini karena menunjukkan adanya cincin merah
yang terbentuk setelah ditetesi dengan reagen kovak, tetapi
media juga dapat menjadi negatif.
 Motiity (+) : hal ini karena menunjukkan adanya kabut di
daerah sekitar bekas tusukan.

c. SC
SC (+)hal ini karena bakteri menggunakan sitrat sebagai karbon untuk
energinya dan merubah warna BTB ( Bromtymol blue ). Tetapi media
juga dapat negatif.
 (+) : Biru
 (-) : Hijau
 (±) : Atas Biru, Bawah Hijau

d. MrVp
Mr ( Methyl Red )
pada identifikasi Vibrio di media Mr yaitu menunjukkan hasil
positif dikarenakan media terjadi perubahan warna setelah ditetesi
dengan reagen Mr.
 (+) : Merah
 (-) : Tidak berubahh warna

e. Vp ( Voges Proskauer )
pada identifikasi Vibrio di media Vp yaitu menunjukkan hasil yang negatif
dikarenakan tidak terbentuknya cincin merah setelah ditetesi dengan
reagen Vp1 dan Vp2 .
 (+) : Terbentuk cincin merah
 (-) : tidak tebentuk

2. Media Gula – gula


a. Glukosa
media Glukosa ini menunjukan hasil positif karena terjadi perubahan
warna dari biru menjadi kuning karena bakteri mampu memfermentasi
glukosa serta adanya gas menandakan bahwa dari hasil fermentasi
tersebut bakteri dapat menghasilkan gas.
b. Laktosa
Pada media Laktosa menunjukan hasil negatif karena tidak terjadi
perubahan warna pada media disebabkan bakteri tidak mampu
memfermentasi Laktosa serta adanya gas yang menandakan bahwa
dari hasil fermentasi tersebut bakteri dapat menghasilkan gas.
c. Maltosa
Pada media Maltosa menunjukan hasil negatif karena tidak terjadi
perubahan warna pada media di sebabkan karena bakteri tidak mampu
memfermentasi Maltosa serta tidak adanya gas yang menandakan
bahwa dari hasil fermentasi tersebut bakteri tidak dapat menghasilkan
gas.
d. Manitol
media Manitol menunjukan hasil negatif disebabkan karena tidak terjadi
perubahan warna pada media karena bakteri tidak mampu memfermentasi
Manitol serta tidak adanya gas yang menandakan bahwa dari hasil
fermentasi tersebut bakteri tidak dapat menghasilkan gas.
e. Sukrosa
media Sukrosa menunjukan hasil positif karena terjadi perubahan warna
dari biru menjadi kuning pada media di sebabkan bakteri mampu
memfermentasi Sukrosa serta adanya gas yang menandakan bahwa dari
hasil fermentasi tersebut bakteri dapat
menghasilkan gas

III. BAHAN PEMERIKSAAN


Fecces,
darah,
secret telinga,
secret mata,
makanan dan air

IV. ALAT DAN BAHAN


 Alat :
Objek glass,
petridish,
rak dan tabung,
ose bulat,
ose jarum,
needle,
lampu spirtus,
mikroskop,
kapas,
tissue.
 Bahan :
Media perbenihan : APW (Alkaline Peptone Water), TCBS Agar,
MC Agar Plate, TSIA, SIM, SC, Seri Gula – gula
Bahan pengecatan : Cat Gram, Cat Kapsul, Cat Spora
Reagen kovaks, Immersion oil, Larutan NaCl 6%

V. CARA IDENTIFIKASI KUMAN


Hari Pertama
Dari sampel dilakukan pengecatan gram, dilakukan dengan cara:
1) Preparat yang sudah difiksasi digenangi dengan Gram A,
selama 1 menit
2) Cuci dengan air mengalir
3) Genangi dengan Gram B, selama 1 menit
4) Cuci dengan air mengalir
5) Genangi dengan Gram C, selama ± 30 detik
6) Cuci dengan air mengalir
7) Genangi dengan Gram D, selama 30 detik
8) Cuci dengan air mengalir, lalu keringkan
( Gram (-), Bentuk basil, Bewarna Merah, Susunan Menyebar )

Spesimen ditanam pada media enrichment yaitu media alkaline


pepton water, kemudian diinkubasikan pada suhu 37oC selama 24
jam

Hari Kedua

Dari media perbenihan dilakukan pengecatan gram


Setelah 24 jam kemudian dari media alkalis pepton water kuman
dibiakkan pada media TCBS dan media Mac Conkey agar plate
Inkubasi 37oC selama 24 jam.

Hari Ketiga

Koloni tersangka dari media TCBS dan Mac Conkey agar plate
kemudian dibiakkan kembali pada media TSIA,SIM, SC, dan pada
seri gula – gula
Inkubasi selama 37oC selama 24 jam.

Hari Keempat

Dibaca dan dicatat pertumbuhan kuman yang ditanam pada media


hari ketiga, cocokkan pada tabel pertumbuhan kuman Vibrio pada
masing – masing spesiesnya.
Vibrio cholera 01 dapat dibedakan menjadi 2 biotype, yaitu
biotype cholera, dan biotype El Tor, dan dari 2 biotype itu dapat
dibedakan menjadi 3 serotype yaitu Inaba, Ogawa, dan Hikojima.

IX. HASIL PERTUMBUHAN KUMAN


a. Alkaline Peptone Water
Seluruh sampel tampak keruh dengan aroma yang menyengat.Secara
teori jika terdapat pertumbuhan bakteri maka akan terjadi pengeruhan
campuran larutan APW yang semula berwarna kuning cerah menjadi
kuning keruh

b. TCBS Agar Plate


Koloni sedang-besar, berwarna kuning, dilingkari oleh zone yang
bewarna kuning, ada koloni yang berwarna hijau, cembung, keping,
tepinya tipis.

c. Mac Conkey Agar Plate


Koloni kecil – kecil, cembung, tidak bewarna (warna media merah
muda), smooth
d. TSIA
Hasil : M/K, Sulfur (-), Gas (-)

e. SIM
Hasil : Sulfur (-), Indol (+) tapi dapat juga negatif, Motility (+)

f. SC
Hasil : Sering kali positif, tapi dapat juga negatif

g. Mr ( Methyl Red )
Hasil : Positif
h. Vp ( Voges Proskaeur )
Hasil : Negatif

i. Gula – gula
Hasil : Glukosa (+/Gas), Laktosa (-/+), Manitol (-), Maltosa (-), Sukrosa (-)
X. KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum, mahasiswa dapat inokulasi dan mengidentifikasi
bakteri vibrio.

XI. REFERENSI
 Modul Praktikum Bakteriologi Klinik
 https://id.wikipedia.org/wiki/Vibrio
 BUKU ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BACTERI KLINIK PENYUSUN :
SOEMARNO PENERBIT : AKADEMI ANALIS KESEHATAN
YOGYAKARTA DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai