NIM : 2013453022
Prinsip : Tumbuh mudah pada media sederhana yang dipakai sehari-hari, umumnya lactose
fermented (ada yang non lactose fermented), menguraikan glucose menjadi asam dan gas (aerogenic),
tetapi ada juga yang tidak membuat gas (anaerogenic), dan ada yang dapat memproduksi hydrogen
sulfide.
Tujuan :
A. Mengetahui sifat-sifat bakteri yang penting dalam kesehatan dan hubungannya terhadap kesehatan
manusia.
Dasar Teori
Enterobacteriaceae (Escherichia coli) adalah suatu family bakteri yang terdiri dari sejumlah besar
spesies bakteri yang sangat erat hubungannya satu dengan lainnya. Escherichia Coli merupakan
sejenis bakteri yang hidup di usus dan di dalam usus hewan. Escherichia coli merupakan bakteri
Gram negatif berbentuk batang pendek yang memiliki panjang sekitar 2 µm, diameter 0,7 µm,
lebar 0,4-0,7µm dan bersifat anaerob fakultatif. E. coli membentuk koloni yang bundar,
cembung, dan halus dengan tepi yang nyata.
Sifat pertumbuhan kuman pada media perbenihan : Kuman dapat hidup pada suasana udara
aerob dan anaerob, suhu pertumbuhan optimal pada 37° C selama 24 jam, dapat tumbuh,
memfermentasi laktose yang terdapat pada media perbenihan
b. Type Enteropathogenic E.coli (EPEC), pemeriksaan yang dilakukan untuk type kuman ini
dilakukan slide aglutinasi dengan cara:
1 tetes antisera polyvalen diteteskan pada objek glas, kemudian ditambahkan 1 tetes kultur
kuman, diaduk.
Hasil (+) bila terjadi aglutinasi (type E.coli EPEC), hasil (-) bila tidak terjadi aglutinasi (type E. coli
normal flora pada usus besar)
c. Type Enterotoxigenik E.coli (ETEC), type kuman ini menghasil labil toxin atau stabil toxin
Pemeriksaan labil toxin dilakukan dengan test ELISA Pemeriksaan stabil toxin dengan
menggunakan hewan percobaan ( usus halus pada tikus putih), yaitu :
• Usus tikus diikat ± 5 - 10 cm, kemudian diinjeksi dengan kuman dengan type tersangka
• Di ukur volume cairan dalam usus dengan cara : Volume cairan yang timbul Volume cairan
mula-mula ( Hasil (+), bila volume > 1 ml
d. Type Enteroinvasive E.coli (EIEC) Identifikasi test ini dengan melakukan sereny test yaitu :
Dengan meneteskan suspensi pekat bakteri pada mata marmot, dengan cara :
• Suspensi kuman yang berumur 18 - 24 jam ditetreskan pada mata marmot, kemudian baca
hasil setelah 24 jam
• Hasil (+), bila terjadi keradangan pada konjungtiva maupun cornea marmot
SIM
Reaksi yang terjadi pada media SIM untuk E. coli akan memiliki hasil :
Sulfur (+) karena terdapat warna kehitaman (H 2S) pada media.
Indole (-) karena setelah diteteskan reagen kovak tidak terbentuk cincin kuning pada media.
Motility (+) karena terdapat kabut di sekitar bekas tusukan.
SC
Reaksi yang terjadi pada media SC untuk E. coli akan memiliki hasil (-/+) karena bakteri
menggunakan sitrat sebagai sumber karbon sehingga terjadi perubahan warna biru/hijau
(Lereng/Dasar)
Urea
Reaksi yang terjadi pada media Urea untuk E. coli akan memiliki hasil (-) karena bakteri tidak
mampu menggunakan enzim urease untuk mengubah urea menjadi amoniak, sehingga tidak
terjadi perubahan warna.
MrVp
Reaksi yang terjadi pada media MrVp untuk E. coli akan memiliki hasil :
Mr (-) karena bakteri tidak mampu dalam memproduksi dan menjaga kestabilan asam dari
proses akhir fermentasi glukosa sehingga tidak terjadi perubahan warna.
Vp (+) karena bakteri mampu menghasilkan acetylmethylcarbinol (acetoin) sehingga terbentuk
cincin merah
Glukosa
Reaksi yang terjadi pada media Glukosa untuk E. coli akan memiliki hasil (+/g),(+) karena bakteri
mampu memfermentasikan Glukosa sehingga terjadi perubahan warna dari biru menjadi kuning
dan terdapat gas sehingga tabung durham terangkat.
Laktosa
Reaksi yang terjadi pada media Laktosa untuk E. coli akan memiliki hasil (+/g),(+) karena bakteri
mampu memfermentasikan Laktosa sehingga terjadi perubahan warna dari biru menjadi kuning
dan terdapat gas sehingga tabung durham terangkat.
Manitol
Reaksi yang terjadi pada media Manitol untuk E. coli akan memiliki hasil (+/g),(+) karena bakteri
mampu memfermentasikan Manitol sehingga terjadi perubahan warna dari biru menjadi kuning
dan terdapat gas sehingga tabung durham terangkat.
Maltosa
Reaksi yang terjadi pada media Maltosa untuk E. coli akan memiliki hasil (+/g),(+) karena bakteri
mampu memfermentasikan Maltosa sehingga terjadi perubahan warna dari biru menjadi kuning
dan terdapat gas sehingga tabung durham terangkat.
Sukrosa
Reaksi yang terjadi pada media Sukrosa untuk E. coli akan memiliki hasil (+/g),(-/+) karena
bakteri mampu memfermentasikan Laktosa sehingga terjadi perubahan warna menjadi hijau
dan terdapat gas sehingga tabung durham terangkat.
Alat dan Bahan
Alat :
Objek glass, petridish, rak dan tabung reaksi, ose, needle, lampu spritus, mikroskop, kapas,
tissue
Bahan Pemeriksaan :
• Darah
• Faeces
• Urine
• Makanan, minuman, dan air.
Bahan :
•Media Perbenihan : BAP, MC Agar Plate, Endo Agar Plate, TSIA, SIM, SC,
Seri media gula-gula :
Glukosa, Laktosa, Maltosa, Manitol, Sukrosa
• Bahan pengecatan : Cat Gram, Cat Kapsul, Cat Spora
• Reagen Kovaks, Immersion oil
Cara Kerja
Hari Pertama :
• Specimen dicat Gram,pengecatan gram dilakukan dengan :
a. Preparat yang sudah difiksasi digenangi Gram A (1 menit)
b. Aliri air
c. Genangi gram B (1 menit)
d. Aliri Air
e. Genangi gram C ±30 detik
f. Aliri air
g. Genangi gram D (30 detik)
h. Aliri air,lalu keringkan
• Kuman yang terdapat dalam specimen ditanam pada media perbenihan Blood Agar Plate, Mac
Conkey Agar Plate, Eosin Methileen Blue Agar Plate, Endo Agar Plate
• Inkubasikan pada suhu 37° C selama 24 jam
Hari Kedua :
• Mempelajari pertumbuhan koloni kuman
• Dari koloni tersangka dicat Gram
• Dari koloni tersangka dilakukan penanaman kembali pada media perbenihan TSIA, SC, SIM dan
seri media gula-gula
• Inkubasikan pada 37° C selama 24 jam
Hari Ketiga :
• Mencatat dan mempelajari hasil dari hari pertama sampai ke 3, kemudian mencocokan hasil
pertumbuhan tersebut pada tabel pertumbuhan kuman untuk menyimpulkan type dari kuman
Escherichia coli
Hasil Pengamatan
TSIA
Lereng kuning, dasar kuning
SC (+/-)
SIM
H2S (+), Indol (-), Motility (+)
Urea
(-) Kuning
MrVp (-/+)
DAFTAR PUSTAKA
PEMBIMBING PRAKTIKAN
NIM : 2013453022
Materi : Klebsiella
Prinsip : Tumbuh mudah pada media sederhana,dapat membentuk koloni yang mucoid.
Tujuan :
A. Mengisolasi bakteri Klebsiella
B. Mengidentifikasi spesies dari bakteri Klebsiella
Dasar Teori
Klebsiella adalah genus bakteri berbentuk batang-bakteri gram negatif (-) dengan kapsul yang terbuat
dari polisakarida. Spesies anggota Klebsiella banyak ditemukan di alam.
Klebsiella sp. tidak memiliki spora, tidak bergerak, dan tidak memiliki flagela. Berdasarkan kebutuhan
oksigen Klebsiella sp. merupakan bakteri anaerob fakultatif (Kusuma,2013:9). Klebsiella terdiri dari tiga
spesies yaitu Klebsiella pneumoniae, Klebsiella ozaenae, Klebsiella rhinoschleromatis, dan Klebsiella
oxytoca.
Klebsiella sp. Dapat tumbuh pada kisaran 12˚- 43˚C, dengan suhu optimal 37˚C dengan pH 7,0.
(Wikipedia)
SIM
Reaksi yang terjadi pada media SIM untuk Klebsiella akan memiliki hasil :
Sulfur (-) karena tidak terdapat warna kehitaman (H 2S) pada media.
Indole (-) karena setelah diteteskan reagen kovak tidak terbentuk cincin kuning pada media.
Motility (-) karena tidak ada kabut di sekitar bekas tusukan.
SC
Reaksi yang terjadi pada media SC untuk Klebsiella akan memiliki hasil (+) karena bakteri mampu
menggunakan sitrat sebagai sumber karbon sehingga terjadi perubahan warna dari hijau (netral)
ke biru (basa).
Urea
Reaksi yang terjadi pada media Urea untuk Klebsiella akan memiliki hasil (+) karenabakteri
mampu menggunakan enzim urease untuk mengubah urea menjadi amoniak. Aktifitas ini akan
meningkatkan Ph, sehingga terjadi perubahan warna dari kuning (netral) menjadi merah muda
(basa).
MrVp
Reaksi yang terjadi pada media MrVp untuk Klebsiella akan memiliki hasil :
Mr (-) karena bakteri tidak mampu dalam memproduksi dan menjaga kestabilan asam dari
proses akhir fermentasi glukosa sehingga tidak terjadi perubahan warna.
Vp (+) karena bakteri mampu menghasilkan acetylmethylcarbinol (acetoin) sehingga terbentuk
cincin merah
Glukosa
Reaksi yang terjadi pada media Glukosa untuk Klebsiella akan memiliki hasil (+/g),(+) karena
bakteri mampu memfermentasikan glukosa sehingga terjadi perubahan warna dari biru menjadi
kuning dan terdapat gas sehingga tabung durham terangkat.
Laktosa
Reaksi yang terjadi pada media Laktosa untuk Klebsiella akan memiliki hasil (+/g),(+) karena
bakteri mampu memfermentasikan Laktosa sehingga terjadi perubahan warna dari biru menjadi
kuning dan terdapat gas sehingga tabung durham terangkat.
Maltosa
Reaksi yang terjadi pada media Maltosa untuk Klebsiella akan memiliki hasil (+/g),(+) karena
bakteri mampu memfermentasikan Maltosa sehingga terjadi perubahan warna dari biru menjadi
kuning dan terdapat gas sehingga tabung durham terangkat.
Manitol
Reaksi yang terjadi pada media Manitol untuk Klebsiella akan memiliki hasil (+/g),(+) karena
bakteri mampu memfermentasikan Manitol sehingga terjadi perubahan warna dari biru menjadi
kuning dan terdapat gas sehingga tabung durham terangkat.
Sukrosa
Reaksi yang terjadi pada media Sukrosa untuk Klebsiella akan memiliki hasil (+/g),(+) karena
bakteri mampu memfermentasikan Sukrosa sehingga terjadi perubahan warna dari biru menjadi
kuning dan terdapat gas sehingga tabung durham terangkat.
Alat dan Bahan
Alat :
Autoclave, objeck glass, cawan petri, tabung reaksi, ose bulat & ose jarum, lampu spitrus, korek api,
mikroskop, rak tabung, kapas, tissue, spidol permanen.
Bahan Pemeriksaan:
Sampel/spesimen
Cara Kerja
Hari ke 1 :
- Sample diisolasi/ditanam pada media : Mac Concey agar, Endo agar, Blood agar plate, Eosin
Methylen Blue.
Hari ke 2 :
- Sample dibuat preparate dan dilakukan pengecatan Gram (untuk mengidentifikasi bakteri,
seperti; mengetahui sifat bakteri serta morfologi dari bakteri yang diidentifikasi.) Kemudian
diamati dan dicatat.
- Mengamati dan mempelajari koloni kuman pada media : Mac Concey agar, Endo agar, Blood
Agar Plate, Eosin Methylen Blue.
5. MrVp
6. Media gula-gula
Hari ke 3 :
Mengamati (proses pembacaan) dan mencatat hasil penanaman dari media biokimia dan gula-gula.
Hasil Pengamatan
Endo Agar :
Berwarna merah hingga merah muda, koloni besar-besar, mukoid (jelas) smooth, cembung.
Blood Agar Plate :
Koloni besar, berwarna abu-abu, smooth, cembung, mukoid, anhemolysa (ᵧ).
Tabel Pengamatan
Kesimpulan
1. Dari identifikasi bakteri Klebsiella diketahui bahwa bakteri dapat tumbuh pada kisaran 12˚-
43˚C, dengan suhu optimal 37˚C dengan pH 7,0.
2. Berdasarkan kebutuhannya akan oksigen, Klebsiella sp. merupakan bakteri fakultatif
anaerob. Klebsiella sp. merupakan kuman berbentuk batang pendek, tidak memiliki spora,
dan tidak memiliki flagela. Klebsiella sp. menguraikan laktosa dan membentuk kapsul baik
invivo atau invitro dan koloninya berlendir.
DAFTAR PUSTAKA
PEMBIMBING PRAKTIKAN
Maria Tuntun Siregar, S.Pd.,M.Biomed Adzanda Oktavema Zaelani
NIM : 2013453022
Materi : Proteus
Prinsip : Tumbuh pada media biasa tanpa bahan penghambat, dalam situasi aerob atau semi
anaerob, pada suhu 10-430 C
Tujuan :
A. Mengetahui sifat-sifat bakteri yang penting dalam kesehatan dan hubungannya terhadap
kesehatan manusia.
Dasar Teori
Kuman Proteus termasuk ke dalam famili Enterobacteriaceae, Genus Proteus species P. mirabilis, P.
vulgaris, P. peneri
Morfologi kuman : Gram (-) batang panjang - pendek, ada yang cocobasil, polymorf (beragam bentuk),
tidak berspora, tidak berkapsul, bergerak. berpasangan atau membentuk rantai
TSIA
Reaksi yang terjadi pada media TSIA untuk Proteus akan memiliki hasil perubahan warna dari
merah menjadi warna Merah/Kuning ( Lereng/Dasar ) karena bakteri hanya mampu
memfermentasi glukosa saja.
SIM
Reaksi yang terjadi pada media SIM untuk Proterus akan memiliki hasil :
Sulfur (+++) karena warna hitam (H2S) hamper memenuhi media.
Indol (+) karena setelah diteteskan reagen kovak terbentuk cincin merah, cincin merah ini juga
terbentuk karena adanya bahan Tripton yang berfungsi membentuk indole dan sebagai sumber
karbon.
Motility (+) karena ada kabut disekitar bekas tusukan.
MrVp
Reaksi yang terjadi pada media MrVp untuk Proteus akan memiliki hasil :
Mr (+) karena bakteri mampu memproduksi dan menjaga kestabilan asam dari proses akhir
fermentasi glukos sehingga terjadi perubahan warna menjadi merah.
Vp (+) karena bakteri mampu menghasilkan acetylmethylcarbinol (acetoin) sehingga terbentuk
cincin merah
SC
Reaksi yg terjadi pada media SC untuk Proteus akan memiliki hasil yang (-) karena bakteri tidak
mampu menggunakan sitrat sebagai sumber karbon sehingga tidak terjadi perubahan warna.
Urea
Reaksi yang terjadi pada media Urea untuk Proteus akan memiliki hasil (+) karena bakteri
mampu menggunakan enzim urease untuk mengubah urea menjadi amoniak. Aktifitas ini akan
meningkatkan pH, sehingga terjadi perubahan wrana kuning (netral) menjadi merah muda
(basa).
Glukosa
Reaksi yang terjadi pada media Glukosa untuk Proteus akan memiliki hasil (+/g),(+) karena
bakteri mampu memfermentasi glukosa sehingga terjadi perubahan warna dari biru menjadi
kuning dan terdapat gas sehingga tabung durham terangkat.
Laktosa
Reaksi yang terjadi pada media Laktosa untuk Proteus akan memiliki hasil (-/g),(-) karena bakteri
tidak mampu memfermentasi glukosa sehingga tidak terjadi perubahan warna dan tidak
terdapat gas karena tabung durham tidak terangkat
Maltosa
Reaksi yang terjadi pada media Maltosa untuk Proteus akan memiliki hasil (-/g),(-) karena bakteri
tidak mampu memfermentasi glukosa sehingga tidak terjadi perubahan warna dan tidak
terdapat gas karena tabung durham tidak terangkat.
Manitol
Reaksi yang terjadi pada media Manitol untuk Proteus akan memiliki hasil (+/g),(+) karena
bakteri mampu memfermentasi glukosa sehingga terjadi perubahan warna dari biru menjadi
kuning dan terdapat gas sehingga tabung durham terangkat.
Sukrosa
Reaksi yang terjadi pada media Glukosa untuk Proteus akan memiliki hasil (+/g),(+) karena
bakteri mampu memfermentasi glukosa sehingga terjadi perubahan warna dari biru menjadi
kuning dan terdapat gas sehingga tabung durham terangkat.
Alat :
Objek glass, petridish, rak dan tabung reaksi, ose, lampu spirtus, mikroskope, kapas, tissue.
Bahan Pemeriksaan :
Bahan :
Media perbenihan : BAP, MC agar plate, Endo Agar, TSIA. SIM, MrVp, SC, Urea, Media Gula-Gula
Cara Kerja
Hari Pertama
• Kuman yang ada dalam specimen ditanam pada media perbenihan Blood agar plate yang
digenangi alkohol 95 % beberapa menit kemudian dikeringkan sebelum ditanami, dan Mac
conkey agar plate
Hari Kedua
• Koloni tersangka ditanam kembali pada media perbenihan TSIA, SC, SIM dan seri media gula-
gula
Hari Ketiga
• Membaca dan mencatat hasil pertumbuhan kuman, kemudian mencocokkan hasil pengamatan
dan pembacaan pertumbuhan kuman pada tabel pertumbuhan kuman untuk menyimpilkan
species dari genus kuman.
Hasil Pengamatan
Endo Agar
Bentuk koloni : bulat
Ukuran koloni : sedang-besar
Warna koloni : merah muda Permukaan : smooth
Elevasi : cembung
TSIA
L/D : M/K
G : (+)
S : (+++) karena warna hitam (H2S)
hampir memenuhi media
SIM
S : (+++)
I : ditambah reagen Covac 2- 3 tetes , jika terbentuk cincin merah hasilnya positif (+)
M : (+) karena terbentuk kabut disekitar bekas tusukan
MRVP
Tes Mr
Ditambah reagen Mr 2-3 tetes (jika berwarna merah berarti positif)
Hasil Mr : (+)
Tes Vp
Ditambah reagen Vp 1 sebanyak 1/2 dari media, lalu tambahkan pula reagen Vp 2 sebanyak
½ dari media, lalu tunggu 10 menit (positif jika terdapat cincin merah.
Hasil Vp : (+)
SC (-)
Urea (+)
Glukosa (+/g),(+)
Laktosa (-/g),(-)
Maltosa (-/g),(-)
Manitol (+/g),(+)
Sukrosa (-/g),(-)
Tabel Pengamatan
H2S + + +
Indol + + -/+
Glukosa
Laktosa
Manitol - - -
Maltosa - + +
Sucrosa
Kesimpulan
1. Dari identifikasi bakteri Proteus diketahui bahwa bakteri dapat tumbuh pada media biasa
tanpa bahan penghambat, dalam situasi aerob atau semi anaerob, pada suhu 10-43 0 C.
2. Pertumbuhan bakteri dapat dihambat dengan NaOH 0,01 %, bakteri dapat hidup pada
suasana udara aerob dan anaerob, suhu pertumbuhan optimal pada 37 C selama 24 jam,
dapat tumbuh, memfermentasi laktose yang terdapat pada media perbenihan. Pada
pertumbuhan bakteri pada media plate sering dijumpai Swarming.
3. Proteus sp. merupakan bakteri batang lurus, gram negatif, tidak membentuk spora, hidup
secara anaerobik fakultatif, bergerak dengan flagel.
DAFTAR PUSTAKA
PEMBIMBING PRAKTIKAN
NIM : 2013453022
Materi : Pseudomonas
Prinsip : Tumbuh pada suasana media aerob (untuk kuman pathogen) dan anaerob,
membentuk pigmen biru kehijauan dan dalam media anaerob tidak membentuk pigmen tersebut
disebarkan dalam media perbenihan, dapat memecah urea, tapi pada seri media gula-gula hanya
glukosa yang mampu difermentasi.
Tujuan :
A. Mengetahui sifat-sifat bakteri yang penting dalam kesehatan dan hubungannya terhadap kesehatan
manusia.
B. Memahami jenis bakteri penyebab penyakit infeksi saluran kemih.
Dasar Teori
Kuman Pseudomonas tergolong ke dalam famili Pseudomonadaceae, genus Psuedomonas, species: ada
18 spesies yaitu Ps. neroginosa, Ps.fluorescens, Ps putida, Ps pseudomallei. Ps stutzeri, Ps. mendocina, Ps
maltophilia, Ps cepacia, Ps. vesicularis, Ps paucimobilis, Ps diminuta, Ps putrefacines, Ps acidovorans, Ps.
pickettii, Ps testoteroni, Ps. alcaligenes, Ps pseudoalcaligenes, Ps aeruginosa.
Pseudomonas Aeruginosa dapat menimbulkan infektiv pada saluran pernapasan, kandung kencing,
telinga, kulit dan pada luka – luka yang disebabkan terbakar atau luka operasi. Bakterinya dapat
ditemukakn didalam sputum, urin, darah, feses, secret telinga, juga didalam maknan, minuman dan air.
SIM
Reaksi yang terjadi pada media SIM untuk Pseudomonas akan memiliki hasil :
Sulfur (-) karena tidak ada warna hitam (H 2S) pada media.
Indol (+) karena setelah diteteskan reagen kovak terbentuk cincin merah, cincin merah ini juga
terbentuk karena adanya bahan Tripton yang berfungsi membentuk indole dan sebagai sumber
karbon.
Motility (-) karena tidak ada kabut disekitar bekas tusukan.
SC
Reaksi yang terjadi pada media SC untuk Pseudomonas akan memiliki hasil (+) karena bakteri
mampu menggunakan sitrat sebagai sumber karbon sehingga terjadi perubahan warna dari
hijau (netral) ke biru (basa).
MrVp
Reaksi yang terjadi pada media MrVp untuk Pseudomonas akan memiliki hasil :
Mr (-) karena bakteri tidak mampu dalam memproduksi dan menjaga kestabilan asam dari
proses akhir fermentasi glukosa sehingga tidak terjadi perubahan warna.
Vp (-) karena bakteri tidak mampu menghasilkan acetylmethylcarbinol (acetoin) sehingga
terbentuk cincin kuning.
Glukosa
Reaksi yang terjadi pada media Glukosa untuk Pseudomonas akan memiliki hasil (-/g),(-) karena
bakteri tidak mampu memfermentasi Glukosa sehingga tidak terjadi perubahan warna dan tidak
terdapat gas karena tabung durham tidak terangkat.
Laktosa
Reaksi yang terjadi pada media Laktosa untuk Pseudomonas akan memiliki hasil (-/g),(-) karena
bakteri tidak mampu memfermentasi Laktosa sehingga tidak terjadi perubahan warna dan tidak
terdapat gas karena tabung durham tidak terangkat.
Maltosa
Reaksi yang terjadi pada media Maltosa untuk Pseudomonas akan memiliki hasil (-/g),(-) karena
bakteri tidak mampu memfermentasi Maltosa sehingga tidak terjadi perubahan warna dan tidak
terdapat gas karena tabung durham tidak terangkat.
Manitol
Reaksi yang terjadi pada media Manitol untuk Pseudomonas akan memiliki hasil (-/g),(-) karena
bakteri tidak mampu memfermentasi Manitol sehingga tidak terjadi perubahan warna dan tidak
terdapat gas karena tabung durham tidak terangkat.
Sukrosa
Reaksi yang terjadi pada media Sukrosa untuk Pseudomonas akan memiliki hasil (-/g),(-) karena
bakteri tidak mampu memfermentasi Sukrosa sehingga tidak terjadi perubahan warna dan tidak
terdapat gas karena tabung durham tidak terangkat.
Alat :
- Specimen ditanam pada media isolasi Blood agfur plate (BAP), Mac conkey agar plate,
Pseudomonas selective agar plate
Hari kedua
- Koloni tersangka ditanam pada media TSIA, S.C, SIM dan seri media gula-gula - Inkubasikan pada
suhu 37°C selama 24 jam
Hari ketiga
Diamati hasil pertumbuhan kuman kemudian dicocokan pada table pertumbuhan kuman untuk
menentukan species dari genus kuman yang terdapat pada specimen.
Hasil Pengamatan
Pseudomonas Aeruginosa
Nutrient Agar
tumbuh, pigmen hijau – biru.
Cetrimide agar
Tumbuh, memproduksi pigmen hijau – biru.
TSI agar
lereng = merah, dasar = merah, gas = negative
SIM Medium
H₂S = negatif, Indol = negatif, Moltility = negative
Simmon citrate(+)
MrVp (-/-)
Media Gula-Gula
Glukosa (-/gas),(-)
Laktosa (-/gas),(-)
Maltosa (-/gas),(-)
Manitol (-/gas),(-)
Sukrosa (-/gas),(-)
Tabel Pertumbuhan
Kesimpulan
1. Dari identifikasi bakteri Pseudomonas diketahui bahwa bakteri dapat tumbuh pada suasana
media aerob (untuk kuman pathogen) dan anaerob, membentuk pigmen biru kehijauan dan
dalam media anaerob tidak membentuk pigmen tersebut disebarkan dalam media
perbenihan, dapat memecah urea, tapi pada seri media gula-gula hanya glukosa yang
mampu difermentasi.
2. Bakteri Pseudomonas sendiri memiliki karakteristik seperti, gram negatif, berbentuk batang
(rods) atau kokus (coccus), aerob obligat, motil mempunyai flagel polar. Bakteri ini, oksidase
positif, katalase positif, nonfermenter dan tumbuh dengan baik pada suhu 37 0C-400C
(Suriani, 2013).
Sedangkan Pseudomonas aeruginosa tumbuh baik pada suhu 370C-420C (Jawetz,2004).
pH optimum untuk P. aeruginosa untuk tumbuh adalah 7,4-7,6 (Menurut Kumar).
DAFTAR PUSTAKA
PEMBIMBING PRAKTIKAN
NIM : 2013453022
Prinsip : Tumbuh aerob atau semi anaerob, dengan optimum suhu 18-37 0C ; pH 6,0 -9,0
Tumbuh baik pada media yang ditambah NaCl 3%, ada yang tidak tumbuh pada media tanpa garam.
Tujuan :
A. Mengetahui sifat-sifat bakteri yang penting dalam kesehatan dan hubungannya terhadap kesehatan
manusia.
Dasar Teori
Vibrio merupakan bakteri gram negatif, berbentuk basil (batang) dan bersifat motil (dapat bergerak),
berhabitat alami di lingkungan akuatik dan umumnya berasosiasi dengan eukariot. Spesies Vibrio kerap
dikaitkan dengan sifat patogenisitasnya pada manusia, terutama V. Cholerae penyebab penyakit kolera
di negara berkembang yang memiliki keterbatasan akan air bersih dan memiliki sanitasi yang buruk.
Vibrio cholera adalah salah satu bakteri yang masuk dalam family Vibrionaceae selain dari Aeromonas
dan Plesiomonas, dan merupakan bagian dari genus Vibrio.
Morfologi Kuman :
Pada media biakan ditemukan bentuk kuman adalah batang bengkok atau
seperti tanda baca koma, dan dalam tubuh manusia berbentuk spiral.
Pergerakan kuman dengan flagella singlefolar. Spora (-), kapsul (-), sifat
pengecatan Gram (-)
Media selektifnya adalah alkali pepton water, dimana pada media ini kuman cepat tumbuh 6-18 jam.
SIM
Reaksi yang terjadi pada media SIM untuk Vibrio akan memiliki hasil :
Sulfur (-) karena tidak ada warna hitam (H 2S) pada media.
Indol (+) karena setelah diteteskan reagen kovak terbentuk cincin merah, cincin merah ini juga
terbentuk karena adanya bahan Tripton yang berfungsi membentuk indole dan sebagai sumber
karbon.
Motility (+) karena terdapat kabut disekitar bekas tusukan.
SC
Reaksi yang terjadi pada media SC untuk Vibrio akan memiliki hasil (+) karena bakteri mampu
menggunakan sitrat sebagai sumber karbon sehingga terjadi perubahan warna dari hijau (netral)
ke biru (basa).
MrVp
Reaksi yang terjadi pada media MrVp untuk Vibrio akan memiliki hasil :
Mr (+) karena bakteri mampu dalam memproduksi dan menjaga kestabilan asam dari proses
akhir fermentasi glukosa sehingga terjadi perubahan warna menjadi merah.
Vp (-) karena bakteri tidak mampu menghasilkan acetylmethylcarbinol (acetoin) sehingga
terbentuk cincin kuning.
Glukosa
Reaksi yang terjadi pada media Glukosa untuk Vibrio akan memiliki hasil (+/g),(+) karena bakteri
mampu memfermentasi glukosa sehingga terjadi perubahan warna dari biru menjadi kuning dan
terdapat gas sehingga tabung durham terangkat.
Laktosa
Reaksi yang terjadi pada media Laktosa untuk Vibrio akan memiliki hasil (+/g),(-/+) karena
bakteri mampu memfermentasi Laktosa sehingga terjadi perubahan warna dari biru menjadi
hijau dan terdapat gas sehingga tabung durham terangkat.
Maltosa
Reaksi yang terjadi pada media Maltosa untuk Vibrio akan memiliki hasil (+/g),(+) karena bakteri
mampu memfermentasi Maltosa sehingga terjadi perubahan warna dari biru menjadi kuning
dan terdapat gas sehingga tabung durham terangkat.
Manitol
Reaksi yang terjadi pada media Manitol untuk Vibrio akan memiliki hasil (-/g),(-) karena bakteri
tidak mampu memfermentasi Manitol sehingga tidak terjadi perubahan warna dan tidak
terdapat gas karena tabung durham tidak terangkat.
Sukrosa
Reaksi yang terjadi pada media Sukrosa untuk Vibrio akan memiliki hasil (+/g),(+) karena bakteri
mampu memfermentasi Sukrosa sehingga terjadi perubahan warna dari biru menjadi kuning
dan terdapat gas sehingga tabung durham terangkat.
Fruktosa
Reaksi yang terjadi pada media Fruktosa untuk Vibrio akan memiliki hasil (+/g),(+) karena bakteri
mampu memfermentasi Fruktosa sehingga terjadi perubahan warna dari biru menjadi kuning
dan terdapat gas sehingga tabung durham terangkat.
Bahan :
- Media perbenihan :
APW (Alkaline Peptone Water),TCBS Agar, MC agar plate, TSIA, SIM, S.C, Seri media gula-gula.
- Bahan pengecatan :
Cat Gram, Cat Kapsul, Cat Spora
- Reagen kovaks, Immersion oil, larutan NaCl 6%
Cara Kerja
Hari pertama
- Dari sample dilakukan pengecatan Gram
- Spesimen ditanam pada media enrichment yaitu media alkalis pepton
water, kemudian diinkubasi pada suhu 37" C selama 24 jam
Hari kedua
- Dari media perbenihan dilakukan pengecatan Gram
- Setelah 24 jam kemudian dari media alkalis pepton water kuman
dibiakkan pada media TCBS dan media Mac Conkey agar plate.
- Inkubasi 37° C selama 24 jam.
Hari ketiga
- Koloni tersangka dari media TCBS dan mac conkey agar plate kemudian dibiakkan kembali pada media
TSIA, SIM, S.C, Mr Vp dan pada seri media gulagula
- Inkubasi 37°C selama 24 jam
Hari keempat
- Dibaca dan dicatat pertumbuhan kuman yang ditanam pada media hari ketiga Cocokkan pada tabel
pertumbuhan kuman Vibrio pada masingmasing speciesnya.
Hasil Pengamatan
Hari Pertama
Hasil Pengecatan Gram :
Pengecatan Gram
Sifat : Gram (-)
Bentuk : basil (batang)
Warna : merah
Susunan : menyebar
Spora : (-)
Kapsul : (-)
Hari Kedua
Alkaline Peptone Water
Seluruh sampel tampak keruh dengan aroma yang menyengat. Secara teori jika terdapat
pertumbuhan bakteri maka akan terjadi pengeruhan campuran larutan APW yang semula
berwarna kuning cerah menjadi kuning keruh.
Mr - Vp
Mr : positif (berwarna merah)
Vp : negatif (tidak ada perubahan warna)
Media Gula-Gula
Glukosa = (+/gas),(+) Manitol = (-/gas),(-)
Laktosa = (+/gas,(-/+) Sukrosa = (+/gas),(+)
Maltosa = (+/gas),(+) Fruktosa = (+/gas),(+)
Hasil uji aglutinasi dengan antiserum polivalen V.cholerae menunjukkan hasil positif pada semua
koloni, sehingga dapat dinyatakan bahwa seluruh sampel merupakan bakteri V. cholerae
serogroup O1. Semua sampel juga menunjukkan hasil positif pada uji aglutinasi dengan
menggunakan antiserum monovalen V. cholerae Ogawa, sehingga dapat dinyatakan bahwa
bakteri tersebut merupakan V. cholerae O1 serotipe Ogawa.
Kesimpulan
1. Dari identifikasi bakteri Vibrio sp. diketahui bahwa bakteri dapat tumbuh aerob atau semi
anaerob, dengan optimum suhu 18-370C ; pH 6,0 -9,0
Tumbuh baik pada media yang ditambah NaCl 3%, ada yang tidak tumbuh pada media tanpa
garam.
2. Vibrio cholerae adalah bakteri gram negatif, berbentuk koma, memiliki diameter 0,5 μm
dan panjang 1,5–3,0 μm, tidak berspora, anaerob fakultatif, bergerak melalui flagel yang
monotrik dan pada biakan tua dapat menjadi berbentuk batang lurus.[4] Bakteri ini
membentuk koloni yang konveks, halus, bulat dan bergranula pada sinar cahaya serta tidak
tahan dengan suasana asam dan tumbuh baik pada suasana basa (pH 8,0- 9,5).
DAFTAR PUSTAKA
1. SOEMARNO, ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BACTERI KLINIK. AKADEMI ANALIS KESEHATAN
YOGYAKARTA DEPARTEMEN KESEHATAN RI.
2. SITI AMINAH, S.Pd., M.Kes, BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI KLINIK,2020.
3. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://id.m.wikipedia.org/wiki/Vibrio
PEMBIMBING PRAKTIKAN