Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI IV

PEMERIKSAAN SAMPEL URINE

Disusun oleh :
NYIMAS FAIZAH HAYAH
151910113041
KELOMPOK 1

LABORATORIUM BAKTERIOLOGI
PROGRAM STUDI DIII-TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2021
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Urine merupakan hasil dari sekresi ginjal yang dibuang melalui uretra, berupa cairan.
Urine memiliki berbagai komposisi kimia di dalamnya, dimana komposisi kimia ini
dapat menunjukkan apa saja yang terjadi di dalam tubuh kita. Komposisi normal urin
adalah air, urea, garam, pigmen, dan sisa metabolisme lainnya dalam kadar tertentu.
Seperti bagian tubuh lainnya, bagian saluran kemih (ginjal, ureter, kandung kemih dan
uretra) dapat mengalami infeksi. Disebut sebagai ISK (Infeksi Saluran Kemih),
disebabkan oleh berbagai macam bakteri, baik bakteri gram positif maupun bakteri
gram negatif.

Terbagi menjadi dua, yaitu ISK tanpa komplikasi yang disebabkan oleh Escherichia
coli, Klebsiella pneumoniae , Staphylococcus saprophyticus , Enterococcus faecalis ,
grup B Streptococcus (GBS), Proteus mirabilis , Pseudomonas aeruginosa ,
Staphylococcus aureus dan Candida spp. Yang kedua adalah ISK rumit,
Enterococcus spp., K. pneumoniae , Candida spp., S. aureus , P. mirabilis , P.
aeruginosa dan GBS. ISK rumit sendiri merupakan suatu infeksi yang berkaitan
dengan kelainan struktural atau fungsional dari saluran genitourinari. Sehinga dapat
menyebabkan ISK mengalami resiko yang lebih tinggi.

Sampel urine terbagi menjadi beberapa macam, seperti urin pagi, urin sewaktu, urin
24 jam, urin porsi tengah, urin kateter dll. Dalam pengambilan sampel urin, biasanya
urin awal akan dibuang sedikit sehingga yang ditampung dalam wadah sebagai
sampel bukanlah urin yang pertama kali keluar, melainkan urin setelahnya. Jika
pemeriksaan tidak dilakukan dalam waktu satu jam setelah sampel diambil, maka
sampel apat ditaruh di dalam wadah plastik yang tertutup lalu disimpan di dalam
kulkas dengan suhu 4◦C dan jangan disimpan lebih dari 24 jam karena dapat
mempengaruhi hasil.

1.2 Tujuan

Mengetahui jenis bakteri apa yang terdapat pada sampel urine.


BAB II METODE PRAKTIKUM

2.1. Tanggal dan Tempat Praktikum

14 Juni 2021, Lab mikrobiologi :

- Dilakukan penanaman pada media cled.


- Dilakukan pengenceran untuk menghitung jumlah koloni.

15 Juni 2021, Lab mikrobiologi :

- Media cled menunjukkan pertumbuhan.


- Dilakukan pengecatan gram dan didaptkan hasil gram negatif, basil.
- Hasil pengenceran menunjukkan pertumbuhan.

16 Juni 2021, Lab mikrobiologi :

- Pada media MC terjadi pertumbuhan, sedangkan pada media SS tidak


terjadi pertumbuhan.
- Dilakukan uji biokimia.

17 Juni 2021, Lab mikrobiologi :

- Pembacaan hasil biokimia.

18 Juni 2021, Lab mikrobiologi :

- Diskusi identifikasi bakteri.


2.2. Prosedur Praktikum

Dilakukan penanaman
Media NAS diinkubasi Koloni yang ada pada
pada media cled dan
selama 24 jam pada NAS digunakan untuk uji
dilakukan pengenceran
suhu 37◦C biokimia.
untuk CFU

Ditanam pada MC dan


SS, karena hasil
Dilakukan penanaman Dilakukan pembacaan
pewarnaan gram
pada media NAS pada uji biokimia
menunjukkan gram
negatif

Dilakukan pengamatan
Inkubasi pada suhu 37◦C
koloni pada media MC
selama 24 jam
dan SS

2.2.1 Media Cled

Media CLED (Cystin-Lactose-Electrolyte-Deficient), merupakan media agar


yang digunakan sebagai media non-selektif yang dapat menumbuhkan
sebagian besar patogen urin. Media ini memiliki prinsip bahwa L-sistin
mendukung pertumbuhan koloni koliform kecil yang bergantung terhadap
sistein. Jika dalam pembacaan terjai perubahan warna medium dari hijau
menjadi kuning maka menunjukkan bahwasannya terdapat bakteri yang
mampu memfermentasi laktosa.
Untuk karakteristik koloni pada media CLED

Gambar 1.1 Tabel Morfologi Koloni Pada Media CLED (Aryal, Sagar.2019)

2.2.2 Uji TPC

Total Plate Count merupakan metode yang digunakan untuk menghitung


jumlah bakteri yang ada. Dengan menggunakan media Plate Count Agar,
ditanam satu ml ari sampel yang telah diencerkan ke dalam petridish lalu
diberi agar. Pada praktikum ini digunakan pengenceran 10-2 dan 10-3. Setelah
dilakukan inkubasi, koloni baru dapat dihitung.

2.2.3 Pewarnaan Gram

Pewarnaan gram merupakan pewarnaan yang dilakukan untuk mengetahui


apakah bakteri yang terdapat dalam sampel merupakan bakteri gram positif
atau negatif. Dikatakan bakteri gram positif jika dalam pengamatan mikroskop
menunjukkan bakteri bewarna ungu. Dikatakan bakteri gram negatif jika
dalam pengamatan mikroskop bakteri menunjukkan warna merah.

Pewarnaan dilakukan dengan cara mewarnai preparat dengan kristal violet


(1 menit), lugol (1 menit), alkohol (15 detik), dan safranin (30 detik). Setiap
selesai melakukan pewarnaan dengan salah satu larutan diatas dan akan
berpindah ke larutan selanjutnya, sediaan harus dibersihkan dengan aquades
terlebih dahulu.

2.2.4 Media Mc Conkey

Merupakan jenis media selektif dan diferensial. Bakteri yang dapat tumbuh
pada media ini menunjukkan bahwa bakteri tersebut merupakan baketri gram
negatif. Dikarekana pada media ini bakteri gram positif tidak dapat tumbuh
karena dihambat oleh garam empedu dan kristal violet. Media Mc Coknkey
juga dapat digunakan untuk mengetahui apakah bakteri tersebut dapat
memfermentasi laktosa atau tidak.

2.2.5 Media SSA

Media SSA adalah salah satu media selektif untuk bakteri gram negatif, seperti
Escherichia coli, Enterobacter, Klebsiella, Salmonella, Shigella, Pseudomonas,
Proteus. Media ini dapat menunjukkan apakah sampel bakteri memproduksi
gas H2S, dilihat dari terbentuk tidaknya warna hitam pada media. Jika pada
media mengalami perubahan warna menjadi merah, dapat disimpulkan bahwa
bakteri tersbeut memfermentasi laktosa.

2.2.6 Media NAS

Digunakan untuk menumbuhkan bakteri. Permukaannya yang miring


memberikan ruang bagi bakteri untuk tumbuh lebih baik. Fungsi dari media
yang dimiringkan untuk meminimalisir kehilangan air.

2.2.7 Uji TSIA


Digunakan untuk mengeteahui apakah bakteri dapat memfermentasi laktosa,
sukrosa, dan glukosa, memproduksi H2S dan membentuk gas CO2. Jika lereng
bewarna merah, sedangkan bagian dasar bewarna kuning diartikan sebagai
K/A. Jika lereng dan dasar bewarna kuning berarti A/A. Jika lereng dan dasar
sama-sama bewarna merah dibaca sebagai K/K. Jika membentuk gasa maka
media agar akan akan tampak terpisah/ terangkat. Kemampuan memproduksi
H2S dilihat dari apakah muncul warna hitam pada media.

2.2.8 Uji Urease

Uji urease dilakukan untuk mengetahui apakah bakteri memiliki kemampuan


untuk menghidrolisis urea sehingga menghasilkan amonia dan karbonoksida,
ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi merah jambu. Bakteri yang
dapat diidentifikasi dengan uji ini seperti Enterobacteriaceae, Klebsiella,
Proteus, dan beberapa spesies Citrobacter dan Yersinia , juga beberapa
spesies Corynebacterium.

2.2.9 Uji Sitrat

Prinsip kerjanya adalah jika bakteri menggunakan sitrat untuk sumber


karbonnya, maka enzim sitrat akan mengangkut sitrat ke dalam sel. Sehingga
mengubah amonium dihidrogen fofsat menjadi amonia dan amonium
hidroksida, yang menciptakan lingkungan basa dalam medium. Berfungsi
untuk membedakan Enterobacteriaceae. Jika bakteri berubah warna dari hijau
ke biru menujukkan bakteri menggunakan sitrat sebagai sumber karbon.

2.2.10 Uji Indol

Uji indol digunakan untuk membedakan Klebsiella pneumoniae (indole


negatif) dari Klebsiella oxytoca (indole positif), Proteus mirabilis (indole
negatif) dari semua spesies Proteus lainnya (indole positif). Indole positif
ditandai dngan terjainya cincin bewarna merah pada permukaan setelah
ditetesi dengan reagen Kovac’s.

2.211 Uji Motil

Uji motilitas dilakukan untuk mengetahui apakah bakteri dapat bergerak


dengan flagellanya. Dikatakan positif apabila disekitar tusukan terdapat
penyebaran.

2.2.12 MR-VP

Uji MR dilakukan untuk mengetahui apakah bakteri menghasikan produk


akhir asam. Diketahui jika ditambahkan metil merah maka akan terjadi
perubahan warna menjadi merah. Untuk uji VP dilakukan untuk mengetahui
apakah bakteri menghasilkan asetoin. Diketahui dari perubahan warna menjadi
merah jika ditambahkan reagen VP.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Penanaman di Media CLED


Hasil penanaman menunjukkan adanya pertumbuhan koloni, bewarna transparan,
medium bewarna biru-kehijauan.

Gambar 3.1 Hasil pada media CLED Gambar 3.2 Referensi hasil pada media
CLED (Sah,dkk.2019)

Gambar 3.3 Referensi hasil pada media CLED (microbenotes)

3.2 Uji TPC


Dari hasil penghitungan pada pengenceran 10-2 didapatkan 368 koloni.
Perhitungan pengenceran 10-2 : 368x4 (dikalikan empat, karena dalam perhitungan plate dibagi
menjadi 4 bagian)

= 1472.
= 1,5 x 103 x 102 ( dikalikan 102 karena pengecerannya 10-2 )
= 1,5 x 105
Perhitungan pengenceran 10-3 = 194x2 (dikalikan dua, karena plate dibagi menjadi 2 bagian)
= 388
= 3,9 x 102 x 103
= 3,9 x 105

Gambar 3.4 Hasil uji TPC pengenceran 10-2 Gambar 3.5 Hasil uji TPC
pengenceran 10-3
3.3 Hasil Pewarnaan Gram
Hasil pewarnaan gram didapatkan bewarna merah berbentuk bacil

Gambar 3.6 Hasil pewarnaan gram Gambar 3.7 Referensi hasil pewarnaan gram
(Elsa. 2016)

3.4 Hasil Penanaman di Media MC dan SS

Hasil penanaman pada media MC didapatkan adanya koloni.


Gambar 3.8 Hasil media MC Gambar 3.9 Referensi media MC
(Tankeshwar,2013)

Pada media SS terjadi pertumbuhan koloni.

Gambar 3.10 Hasil media SS Gambar 3.11 Referensi media SS (Aryal, sagar.
2018)
3.5 Hasil Penanaman NAS
Hasil penanaman NAS menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri.

Gambar 3.12 Hasil media NAS Gambar 3.13 Referensi media NAS
(researchgate.net)

3.6 Hasil Uji TSIA


Dari uji ini didapatkan bagian bawah dan lereng bewarna kuning (menunjukkan
asam),. Sehingga dapat disimpulkan sebagai A/A. Tidak terjadi pembentukan gas
karena media agar tidak terangkat dan tidak terjadi pembentukan gas H2S karena
tidak adanya warna hitam pada media.
Gambar 3.14 Hasil uji TSIA Gambar 3.15 Referensi hasil uji TSIA
(microbiology)

3.7 Hasil Uji Urease


Hasil uji urease dinyatakan negatif karena tidak adanya perubahan menjadi warna
pink.

Gambar 3.16 Hasil uji urease Gambar 3.17 Referensi hasil uji urease
(microbenotes)

3.8 Hasil Uji Sitrat


Hasil uji sitrat dinyatakan negatif karena tidak terjadi perubahan warna dari hijau ke
biru.

Gambar 3.18 Hasil uji sitrat Gambar 3.19 Referensi hasil uji sitrat
(microbugz)
3.9 Hasil Uji Indol
Hasil dari uji indol didapatkan tidak terbentuknya cincin lingkaran bewarna merah
diatas permukaan. Sehingga uji indol dinyatakan negatif.

Gambar 3.20 Hasil uji indol Gambar 3.21 Referensi hasil uji indol (Aryal, Sargal.
2018)
3.10 Hasil Uji Motil
Hasil uji motil dinyatakan positif karena terdapat penyebaran pada hasil tusukan.

Gambar 3.22 Hasil uji motil Gambar 3.23 Referensi hasil uji motil
(asmscience.org)
3.11 Hasil Uji MR
Hasil uji MR menunjukkan terjadinya perubahan warna menjadi merah yang
mengindikasikan adanya fermentasi asam campuran.

Gambar 3.24 Hasil uji MR Gambar 3.25 Referensi hasil uji MR


(microbugz)
3.12 Hasil Uji VP
Hasil uji VP dinyatakan negatif karena tidak menunjukkan adanya perubahan warna
menjadi merah.

Gambar 3.25 Hasil uji VP Gambar 3.26 Referensi uji VP (microbugz)

Dari hasil uji biokimia yang didapatkan kami menyimpulkan bahwasannya bakteri yang
terdapat dalam sampel urin adalah bakteri Shigella flexnerii. Terdapat beberapa uji yang tidak
sesuai, yakni hasil uji TSI dan motil.

Hasil identifikasi bakteri yang seharusnya adalah Proteus mirabilis. Jika bakteri ini yang
didapatkan, maka terdapat ketidaktepatan pada uji TSI, urease, dan sitrat. Hal ini dapat terjadi
kemungkinan karena ketidaktepatan dalam hal melakukan serangkaian uji, terdapat
kontaminan dan masih banyak lagi hal yang dapat mempengaruhi tes. Kelompok kami juga
kurang memperhitungkan dalam melihat hasil koloni yang tumbuh pada media CLED. Jika
dalam proses identifikasi media CLED kami perhitungkan, maka kami akan meninjau ulang
untuk memutuskan bakteri apa yang terdapat dalam sampel urin. Karena jika sampel
merupakan bakteri shigella, maka tidak akan muncul pertumbuhan pada media. Sedangkan
media CLED kami menunjukkan adanya pertumbuhan yang mencirikan bakteri proteus.
BAB IV KESIMPULAN

Hasil dari serangkaian uji yang didapat adalah sampel bergram negatif, berbentuk bacil,
media MC colourless, media SS colourless. Media CLED menunjukkaN adanya pertumbuhan
enan ciri-ciri koloni bewarna putih, lalu medianya bewarna biru-kehijauan. Hasil TPC yang
didapatkan adalah untuk pengenceran 10-2 terdapat 1,5x105 koloni bakteri dan untuk
pengenceran 10-3 didapatkan 3,9x105 koloni bakter. Untuk uji biokimia didapatkan hasil
didapatkan TSIA A/A, H2S negatif (-), gas negatif (-), urease negatif (-), sitrat negatif (-),
indol negatif (-), motil positif (+), MR positif (+), VP negatif (-).

Kelompok kami menyimpulkan bahwa terdapat bakteri Shigella flexnerii dengan


ketidaktepatan pada hasil uji TSI dan motilitas. Tetapi, bakteri yang sebetulnya ada dalam
sampel adalah bakteri Proteus mirabilis. Terdapat beberapa kesalahan dalam hasil uji
biokimia yang menyebabkan salahnya interpretasi hasil.
DAFTAR PUSTAKA

Arifan, dkk. 2018. Total Plate Count (TPC) Analysis of Processed Ginger on Tlogowungu
Tourism Village. Engineering Research Vol 167.

Aryal,Sagar. 2019. Cystine Lactose Electrolyte Deficient (CLED) Agar. [diakses pada 20
Juni 2021]. Tersedia pada: https://microbenotes.com/cystine-lactose-electrolyte-
deficient-cled-agar/

Citrate Test. [diakses pada 20 Juni 2021]. Tersedia pada:


https://www.austincc.edu/microbugz/citrate_test.php

Editor TeamLast. 2021. Motility Tests for Bacteria – Principles, Procedures and Results.
[diakses pada : 20 Juni 2021]. Tersedia pada : https://laboratoryinfo.com/bacterial-
motility-tests/

Flores-Mireles, Walker, Caparon, dan Hultgren. 2015. Urinary Tract Infections:


Epidemiology,

Lehman, Christine. 2018. What Are Agar Slants?. [diakses pada 20 Juni 2021]. Tersedia
pada: https://sciencing.com/agar-slants-8538817.html

Mechanisms Of Infection And Treatment Options. Nat Rev Microbiol Vol 13(5): 269-284.

MR-VP Tests. [diakses pada 20 Juni 2021]. Tersedia pada:


https://www.austincc.edu/microbugz/mrvp_test.php

Sapkota, anupama. 2020. Urease Test- Principle, Media, Procedure, Result, Uses.
Microbenotes. [diakses pada 20 Juni 2021]. Tersedia pada :
https://microbenotes.com/urease-test-principle-procedure-and-result/

Tan dan Chlebicki. 2016. Urinary Tract Infections In Adults. Singapore Med J Vol 57(9):
485-490.

Umar,dkk. 2016. Biochemical Characterization And Antimicrobial Susceptibility Trends Of


Proteus Mirabilis Isolated From Patients Suspected With Urinary Tract Infections.
Annals of Biological Sciences Vol 4(2): 1-8.

Yunita, Hendrawan, dan Yulianingsih. 2015. Analisis Kuantitatif Mikrobiologi Pada


Makanan Penerbangan (Aerofood ACS) Garuda Indonesia Berdasarkan TPC (Total
Plate Count) Dengan Metode Pour Plate. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis an
Biosistem Vol 3(3): 237-248

Anda mungkin juga menyukai