Anda di halaman 1dari 17

Laporan Praktikum Nama : Dewi Miftahul Jannah

Mikrobiologi NIM : J0312201033


Kelas : KIM AP2
Hari/tanggal : Senin, 30 Agustus 2021
Waktu : 13.00 - 18.40
PJP : Ivone Wulandari B., S.Si, M.Si
Asisten : 1. Fajar Rahmania Illahi, A.Md
2. Febi Melina, A.Md
3. Nindy Parenty B.,A.Md

TEKNIK ASEPTIK DAN ISOLASI BAKTERI DARI POPULASI


CAMPURAN
(ESCHERICHIA COLI RESISTEN ANTIBIOTIK ASAL AIR
KERAN DI KAMPUS ISTN)

PROGRAM STUDI ANALISIS KIMIA


SEKOLAH VOKASI
IPB UNIVERSITY
2021
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikroorganisme pada suatu lingkungan alami merupakan populasi
campuran dari berbagai jenis, baik mikroorganisme pada tanah, air, udara,
makanan, dan lain-lain. Pemisahan bakteri dilakukan untuk mengetahui
jenis, morfologi, fisiologi, dan karakteristik mikroorganisme. Pemisahan
bakteri disebut dengan isolasi bakteri yaitu pengambilan bakteri dari
lingkungan asalnya ke medium yang baru sehingga diperoleh biakan
murni. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba
dengan mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam
mikroba (Sabbathini et al. 2017).
Salah satu metode untuk memperoleh biakan murni yaitu dengan
metode cawan gores (streak plate). Prinsip metode ini yaitu mendapatkan
koloni yang benar-benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga
mempermudah proses isolasi (Krihariyani et al. 2016).
Hambatan utama keberhasilan pelaksanaan analisis mikrobiologi
adalah kontaminasi yang dapat terjadi setiap saat baik pada saat prosedur
tersebut dikerjakan ataupun selama kultivasi dalam ruang inkubator
(Hafsan 2014).
Cara untuk meminimalisir kontaminasi yaitu dengan teknik aseptis.
Teknik aseptis merupakan prosedur kerja yang meminimalisasi kontaminan
mikroorganisme dan dapat mengurangi risiko paparan terhadap petugas
(Oetari 2018).

1.2 Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah untuk menguasai teknik
pemindahan biakan murni dari satu media ke media yang lain secara
aseptis, mempelajari cara mengisolasi bakteri dari lingkungan dengan
metode penggoresan kuadran, dan mengamati ciri-ciri koloni bakteri
tumbuh.

METODE

2.1 Alat dan Bahan

2.1.1 Alat
1. Tabung durham
2. Tabung reaksi
3. Inkubator
4. Pipet volumetric
5. Ose
6. Spirtus
7. Cawan petri
8. Lemari es
2.1.2 Bahan
1. Sampel air dari 4 titik yang berbeda dalam suatu boto kaca steril
2. Media Lactose Broth (LB)
3. Media Chromocult Coliform Agar (CCA)
4. Alkohol
5. Akuades steril

2.2 Cara Kerja

Prosedur pemindahan biakan murni secara aseptis:

Siapkan alat dan Buka tutup Pipet 1 ml


bahan di dekat tabung media sampel air ke
Bunsen yang LB, mulut tabung media LB
menyala tabung dibakar 5ml

Tabung ditutup Tabung ditutup Mulut tabung


rapat rapat dibakar
kembali

Diinkubasi 24 Amati gelembung gas Jika ada


jam pada suhu yang terperangkap pada media LB (+)
37°C tabung durham E.Coli
Prosedur isolasi bakteri metode penggoresan kuadran:

Amati koloni Ose difiksasi Ose


yang tumbuh lalu sampai pijar dicelupkan ke
ambil koloni media LB (+)
tunggal berwarna E.Coli
biru violet
Ose dibakar, Ose digoreskan
Ose dibakar, lalu lalu digoreskan pada media
digoreskan ke ke kuadran II CCA di kuadran
kuadran III dimulai dari I secara zig-zag
dimulai dari ujung kuadran I
ujung kuadran II

Ose dibakar, lalu Media isolate


digoreskan ke Amati koloni
diinkubasi 24
kuadran IV yang tumbuh
jam pada suhu
dimulai dari 37°C
ujung kuadran III

Diinkubasi 24 Inokulasikan Ambil koloni


jam pada suhu pada media tunggal warna biru
37°C NA miring violet sebanyak 1
secara aseptik ose secara aseptik

Disimpan dalam
lemari es sebagai
kultur stok

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Berdasarkan hasil percobaan isolasi bakteri E. coli yang dilakukan
oleh Hamida et al. (2019), pada media LB diperoleh hasil positif koliform.
Hal ini ditandai dengan terbentuknya gelembung gas yang terperangkap
pada tabung durham setelah inkubasi 24 jam pada suhu 37°C.
Isolasi dilanjutkan dengan purifikasi koloni tunggal diduga E. coli
pada media CCA dengan metode cawan gores kuadran, diinkubasi selama
24 jam pada suhu 37°C didapatkan hasil sebagai berikut:
Gambar 1. Hasil isolasi dan purifikasi E. coli pada media CCA

Berdasarkan Gambar 1, Hasil isolasi E. coli pada media cawan


CCA menunjukkan terdapat E. coli pada sampel air yang ditandai dengan
pertumbuhan koloni berwarna biru violet.

3.2 Pembahasan
Media CCA (Chromocult Coliform Agar) merupakan media
diferensial untuk membedakan bakteri E. coli dengan bakteri koliform
lainnya. Prinsipnya yaitu berdasarkan kemampuan bakteri menghasilkan
enzim ß-D-galactosidase dan enzim ßD-glucuronidase. Media CCA
mengandung dua substrat kromogenik yaitu Salmon-GAL (6-chloro-
3indoxyl-beta-D-galactopyranoside) dan X-beta-D-Glucuronide (5-Bromo-
4chloro-3-indoxyl-β-Dglucuronic acid, cyclohexylammonium salt
monohydrate). Media ini juga mengandung ekstrak ragi, sodium piruvat,
sodium klorida, sodium dihidrogen fosfat, sorbitol,dan tergitol. Tergitol
berfungsi untuk menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif dan
beberapa Gram negatif tetapi tidak mempengaruhi pertumbuhan bakteri
koliform. Ekstrak ragi, sodium piruvat, disodium hidrogen fosfat, sodium
dihidrogen fosfat dan sorbitol berfungsi mempercepat pertumbuhan
koliform (Hamida et al. 2019).
Bakteri koliform anggota Enterobacteriaceae (Citrobacter,
Enterobacter, dan Klebsiella) mampu menghasilkan enzim β-galactosidase
yang dapat mendegradasi substrat Salmon-GAL menjadi senyawa
kromogenik sehingga koloni yang tumbuh pada media CCA berwarna
merah salmon. Genus Shigella, Salmonella, dan Yersinia tidak dapat
menghasilkan enzim β-galactosidase namun dapat menghasilkan enzim β-
Dglucuronidase menjadi senyawa kromogenik sehingga koloni yang
tumbuh pada media CCA berwarna biru muda hingga toska. E. coli mampu
menghasilkan enzim β-galactosidase dan β-D-glucuronidase, enzim β
galactosidase mendegradasi SalmonGAL dan β-D-glucuronidase
mendegradasi substrat X-glucuronida menghasilkan produk senyawa
kromogenik sehingga koloni yang tumbuh pada media CCA berwarna biru
tua. Bakteri Gram negatif lainnya non koliform tidak memiliki
βgalactosidase dan β-D-glucuronidase sehingga koloni yang tumbuh pada
media CCA tidak berwarna (colorless) karena tidak dapat mendegradasi
Salmon-GAL menjadi senyawa koromogenik dan X-glucuronida menjadi X
dan Glucuronida (Hamida et al. 2019).
Berdasarkan hasil identifikasi mikroskopik diperoleh bahwa empat
isolat berbentuk basil pendek dan tipe reaksi gram adalah Gram negatif
(Hamida et al. 2019). Hal yang sama juga dilakukan oleh Ulfah et al.
(2017), Hasil pewarnaan Gram memperlihatkan bahwa E.coli berwarna
merah muda dan berbentuk batang pendek atau bakteri golongan Gram
negatif.
Menurut Arivo dan Annissatussholeha (2017), suhu optimum untuk
pertumbuhan E.Coli adalah 37°C. pada suhu tersebut, bakteri dapat
beradaptasi untuk hidup dan tumbuh. Suhu sangat mempengaruhi
kecepatan pertumbuhan mikroba, kecepatan sintes enzim dan kecepatan
inaktivasi enzim. Setiap mikroba termasuk bakteri mempunyai temperature
optimum, maksimum, dan minimum untuk pertumbuhannya (Arivo dan
Annissatussholeha 2017).
Faktor yang sangat menentukan keberhasilan pengujian
mikrobiologi adalah kontaminasi. Banyak hal yang dapat menimbulkan
kontaminasi diantaranya adalah penguasaan metode, peralatan, dan lama
waktu yang digunakan (Seniati et al. 2017).
Oleh karena itu untuk meminimalisir adanya kontaminasi
diperlukan suatu kondisi yang aseptis dalam pengerjaannya. Menurut
Oetari (2018), kondisi aseptis adalah suatu keadaan yang dirancang untuk
menghindari adanya kontaminasi oleh mikroorganisme, pirogen, ataupun
partikel, baik pada alat, kemasan, maupun bentuk sediaan selama proses
pencampuran.
Menurut PERMENKES NO. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang
kualitas air bersih dan air minum, kadar maksimum E. coli yang
diperbolehkan adalah 0 . berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Hamida et al. (2019) pada air keran di kampus ISTN belum memenuhi
syarat mutu air bersih karena air tesebut mengandung E. coli.
Menurut Rompas et al. (2017), E. coli di alam terbuka hidup di
dalam tanah. Jika terjadi pencemaran (umumnya pencemaran organik yang
ditandai dengan BOD tinggi), tanah menjadi media pertumbuhan yang baik
untuk bakteri ini dan menyebabkan peningkatan konsentrasi E. coli dalam
tanah. Saat hujan turun, semakin banyak bakteri ini yang terbawa oleh air
tanah masuk ke sungai. Dengan demikian konsentrasi E. coli akan
terdeteksi tinggi di air tanah dan sungai sehingga mengindikasikan adanya
pencemaran tanah. Kuatnya pencemaran juga dipengaruhi oleh faktor
musim dan intensitas limbah kegiatan di darat. Keadaan yang demikian
disebabkan oleh konsentrasi materi organik (N dan P), perubahan salinitas
dan suhu maupun intensitas cahaya yang meningkat.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hamida et al. (2019),


seluruh sampel air kampus ISTN Jagakarsa, Jakarta Selatan tercemar bakteri
Escherichia coli. Hal ini menunjukkan bahwa air keran tersebut belum
memenuhi syarat mutu air bersih berdasarkan PERMENKES NO.
416/MENKES/PER/IX/1990.
DAFTAR PUSTAKA

Arivo D dan Annissatussholeha N. 2017. Pengaruh Tekanan Osmotik, pH, dan


Suhu Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli. Jurnal Ilmu
Kedokteran dan Kesehatan. 4(3):153-160.
Departemen Kesehatan RI. 1990. Peraturan Menteri Kesehatan No.
416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan
Kualitas Air. Jakarta:Menteri Kesehatan RI.
Hafsan. 2014. Mikrobiologi Analitik. Makasar: Alauddin University Press.
Hamida F, Aliya LS, Syafriana V, Pratiwi D. 2019. Escherichia coli Resisten
Antibiotik Asal Air Keran di Kampus ISTN. Jurnal Kesehatan.
12(1):63-72.
Krihariyani D, Woelansari E, Kurniawan E. 2016. Pola Pertumbuhan
Staphylococcus aureus pada Media Agar Darah Manusia Golongan O,
AB, dan Darah Domba Sebagai Kontrol. Jurnal Ilmu dan Teknologi
Kesehatan. 3(2):191-200.
Oetari RA. 2018. Teknik Aseptis. Yogyakarta : UGM Press.
Rompas TM, Rotinsulu WC, Polii JVB. 2017. Analisis Kandungan E-coli dan
Total Coliform Kualitas Air Baku dan Air Bersih PAM Manado dalam
Menunjang Kota Manado yang Berwawasan Lingkungan. Rompas.
1(5).
Sabbathini GC, Pujiyanto S, Wijanarka, Lisdiyanti P. 2017. Isolasi dan
Identifikasi Bakteri Genus Sphingomonas dari Daun Padi (Oryza
sativa) di Area Persawahan Cibinong. Jurnal Biologi. 6(1):59-64.
Seniati, Marbiah, Nurhayati. 2017. Kajian Uji Konfortasi Terhadap Bakteri
Pathogen dengan Menggunakan Metode Sebar, Metode Tuang, dan
Metode Gores. Jurnal Galung Tropika. 6(1):42-48.
Ulfah NF, Erina, Darniati. 2017. Isolasi dan Identifikasi Escherichia coli pada
Ayam Panggang di Beberapa Rumah Makan di Kecamatan Syiah
Kuala Kota Banda Aceh. JIMVET.01(3):383-390.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Jurnal Utama


Lampiran 2. Literatur tambahan

Anda mungkin juga menyukai