Anda di halaman 1dari 14

Laporan Praktikum ke-3 Hari/Tanggal : Rabu/ 5 Februari 2020

m.k Mikrobiologi Akuatik Kelompok :1


Asisten : Bella Shinta Febriany, A Md
Siti Rani Nabila, A Md

Laporan Praktikum Mikrobiologi Akuatik


“Pemindahan Mikroba Secara Aseptik”

Disusun oleh :

Kelompok 1 Praktikum 2

1. Indriani Umaya J3H119031


2. Lazuardi El Haq J3H119034
3. Zein Septian Cahya J3H119068

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI DAN MANAJEMEN


PERIKANAN BUDIDAYA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2020
1. PENDAHULUAN

1.1 Teknik Aseptik


Memahami teknik Mikrobiologi dalam laboratorium diperlukan
beberapa prinsip dasar teknik aseptik. Teknik aseptik adalah teknik yang
digunakan dalam pencegahan kontaminasi selama membuat dan
mensterilkan medium kultur (Kusnadi, 2003). Sebelum membiakkan
mikroba hal yang pertama kali dilakukan adalah melakukan sterilisasi
media segera setelah disipakan yang biasanya dipanaskan. Hal tersebut
dilakukan untuk menghilangkan mikroba dari kontaminan, sehingga bahan
dan semua alat labiratorium harus steril. Untuk mensterilkan alat dan
bahan menggunkan teknik sterilisasi.
Sterilisasi sangat dibutuhkan untuk inaktivasi total seluruh bentuk
kehidupan mikroba, yang berkaitan dengan kemampuan reproduksi
mikroba. Desinfektan adalah sterilisasi kimia yang merupakan salah satu
germisida berupa bahan yang mampu membunuh mikroba penyebab
infeksi (Kusnadi, 2003). Selain itu juga terdapat antiseptik yaitu
kemampuan suatu bahan antimikroba yang dapat menghambat (inaktivasi)
atau mematikan mikroorganisme dengan cara kimiawi. Antimikroba yang
menghambat tersebut adalah bakteriostatik (Darkuni, 2010).
1.2 Metode yang dilakukan
1.2.1 Metode menggores
Prinsip metode menggores ini bertujuan untuk mengetahui
pertumbuhan bakteri di dalam media NA , dengan indikatornya
terlihat bekas goresan di medium tersebut .
1.2.2 Metode kuadran
Prinsip metode ini yaitu mendapatkan koloni yang benar-benar
terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi.
Cara ini dilakukan dengan membagi 3 - 4 cawan petri

1.2.3 Metode Celup


Metode celup digunakan untuk mengetahui keberhasilan
dalam melakukan praktik pemindahan media NB . Dari tabung satu
ke tabung dua yang akan dicek kontaminan atau tidaknya.

1.3 Tujuan
Melatih mahasiswa bekerja di dalam laboratorium secara aseptik,
yaitu mentransfer atau memindahkan kultur/biakan (bakteri) dari satu
media ke media lain.
2. Metodologi

2. 1 Waktu dan tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu 5 Februari 2020,
bertempat di Laboratorium CA-BIO 2 Sekolah Vokasi IPB pada pukul
07.00 sampai 11.00 WIB.

2. 2 Alat dan Bahan


 Alat
1. Cawan petri 10. Kertas
2. Erlenmeyer 11. Plastik
3. Tabung reaksi 12. Kapas
4. Hotplate 13. karet
5. Pipet 14. Alkohol
6. Autoclave 15. Inklubator
7. Sendok pengaduk 16. Bunsen
8. Timbangan
9. Alumunium foil
 Bahan
1. Na ( Nutrient agar )
2. Nb ( Nurient broth )
3. Aquades
4. Alkohol
5. Bakteri Aeromonas hidrofila

2. 3 Prosedur Kerja
2.3.1. Metode menggores
Prinsip metode menggores ini bertujuan untuk mengetahui
pertumbuhan bakteri di dalam media NA , dengan indikatornya
terlihat bekas goresan di medium tersebut . tahap pertama yang
dilakukan untuk melakukannya adalah menyiapkan media agar
miring yang sudah dipastikan kesterilannya , lalu sterilkan Ose
dengan cara dipanaskan menggunakan Bunsen. Setelah ose steril
goreskan pada permukaan tabung miring dengan hati hati saat
membuka media agar miring supaya tidak terkontaminasi . Langkah
terakhir , tutup media agar miring dan lapisi dengan plastic wrap ,
lalu inkubasi .

2.3.2. Metode kuadran


Prinsip metode ini yaitu mendapatkan koloni yang benar-
benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses
isolasi. Cara ini dilakukan dengan membagi 3 - 4 cawan petri. Ose
steril yang telah disiapkan diletakkan pada sumber isolat, kemudian
menggoreskan ose tersebut pada cawan petri berisi media steril.
Goresan dapat dilakukan 3 - 4 kali membentuk garis horisontal
disatu cawan. Ose disterilkan lagi dengan api bunsen setelah kering
ose tersebut digunakan untuk menggores goreskan sebelumnya pada
sisi cawan kedua. Langkah ini dilanjutkan hingga keempat sisi
cawan tergores. Metode cawan gores yang dilakukan dengan baik
kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang
diinginkan

2.3.3. Metode Celup


Metode celup digunakan untuk mengetahui keberhasilan
dalam melakukan praktik pemindahan media NB , langkah pertama
yang dilakukan adalah menyiapkan dua media NB dalam tabung
reaksi yang terlah di sterilkan, gunakan Ose untuk memindahkan
media dari tabung satu ke tabung dua , sebelum memindahkan , Ose
harus di panaskan terlebuh dahulu dan didinginkan dekat Bunsen ,
setelah itu celupkan sesuai prosedur di atas lalu inkubasi keduanya
dan perhatikan perubahannya.
3. Hasil dan Pembahasan

Tabel 1 hasil goresan teknik aseptik biakan cair kelompok 1, shift 2


No Nama Tabung 1 Tabung 2 Hasil
Dokumentasi
1 Indriani Umaya bening keruh

2 Lazuardi El Haq bening bening

3 Zein Septian Cahya bening keruh

Berdasarkan pengamatan yang telah didapat terdapat 2 sampel yang


terkontaminasi di metode goresan teknik aseptik cair. Hal ini tidak sejalan
dengan literatur yang ada, seharusnya tabung 1 dan tabung 2, kedua sampel
tersebut bening (steril) tanpa adanya kontaminan. Adanya kontaminan dapat
terjadi karena human error yang mana pada saat memanaskan jarum ose
masih dalam keadaan panas/tidak didekatkan di dekat bunsen dan langsung
memasukan jarum ose tersebut ke dalam media bakteri Aeromonas hidrofila
lalu dimasukan ke dalam media ditabung reaksi. Adapun faktor lain yang
memengaruhi adanya kontaminan yaitu pada saat di inklubasi. Media yang
telah selesai dan dimasukan ke dalam inklubator agar steril.
Tabel 2 hasil goresan teknik aseptik di agar miring kelompok 1, shift 2
No Nama Biakan Kontaminan Hasil
Tumbuh Dokumentasi
1 Indriani Umaya + -

2 Lazuardi El Haq + -

3 Zein Septian Cahya +++ -

Berdasarkan pengamatan yang telah didapat tidak terdapat sampel


yang terkontaminasi di metode goresan teknik aseptik agar miring. Hal ini
sejalan dengan literatur yang ada, dimana pada sampel tersebut tumbuh bakteri
Aeromonas hidrofila yang bisa dilihat dengan mata telanjang disekitar agar.
Kontaminan dapat terjadi karena human error yang mana pada saat
memanaskan jarum ose masih dalam keadaan panas/tidak didekatkan di dekat
bunsen dan langsung memasukan jarum ose tersebut ke dalam media bakteri
Aeromonas hidrofila lalu dimasukan ke dalam media ditabung reaksi dan pada
saat menggoreskan agar miring rusak sehingga menjadi kontaminan. Adapun
faktor lain yang memengaruhi adanya kontaminan yaitu pada saat di inklubasi.
Media yang telah selesai dan dimasukan ke dalam inklubator agar steril.
Tabel 3 hasil goresan teknik aseptik dengan metode gores kuadran kelompok

1, shift 2

No Nama Koloni Ciri Koloni Kontamina Hasil Dokumentasi


tunggal n
1 Indriani  Koloni bakteri -
Umaya berbentuk garis
zig-zag yang
tidak terputus,
dan koloni
bakteri
berbentuk
bintik. Berwarna
orange.
2 Lazuard  Koloni bakteri -
i El Haq berbentuk garis
zig-zag yang
tidak terputus,
lalu ada bakteri
yang berbentuk
garis panjang
putus-putus, dan
terdapat juga
berbentuk binti.
Berwarna
orange.
3 Zein - Koloni bakteri 
Septian tidak terdefinisi
Cahya karena
terkontraminasi
bakteri lain.

Dari hasil pengamatan diatas dapat diketahui bahwa dari ke empat kuadran
pada cawan petri , terbentuk berbagai macam koloni , mulai koloni dengan ukuran
besar hingga koloni kecil , contoh pada gambar kedua menunjukkan tersebarnya
koloni pada media , yakni pada kuadran satu dengan goresan goresan besar , kuadran
dua dengan goresan yang lebih renggang dari goresan pada kuadran satu , lalu kuadran
tiga dan empat dengan bekas goresan bintik bintik yang menunjukkan adanya berbagai
macam koloni bakteri yang sudah terpisah . terdapat 1 cawan petri yang tidak muncul
koloni di kuadran 4, hal ini tidak sejalan dengan literatur yang ada. Seharusnya pada
cawan petri tersebut muncul koloni terpisah di kuadran 4. Atau pada cawan petri
tersebut mengalami kontaminsai. Kontaminan dapat terjadi karena human error
yang mana pada saat memanaskan jarum ose masih dalam keadaan panas/tidak
didekatkan di dekat bunsen dan langsung memasukan jarum ose tersebut ke
dalam media bakteri Aeromonas hidrofila lalu dimasukan ke dalam media
ditabung reaksi dan pada saat menggoreskan agar miring rusak sehingga
menjadi kontaminan. Adapun faktor lain yang memengaruhi adanya
kontaminan yaitu pada saat di inklubasi. Media yang telah selesai dan
dimasukan ke dalam inklubator agar steril.
4. Kesimpulan

Pada teknik aseptik terjadi kontaminan yang dipengaruhi beberapa faktor diantanya

jarum ose yang terlalu panas, suhu ruang yang tidak sesuai, dan peralatan yang kurang

steril sehingga menyebabkan bakteri mati atau terkontaminasi. Semua keterangan diatas

sesuai dengan teori yang telah disampaikan .

5. Saran

Peralatan yang lengkap dibutuhkan untuk mengefektifkan kinerja mahasiswa per orang

agar cepat dan tepat. Serta bakteri yang digunakan semoga tidak hanya Aeromonas

hidrofila saja, tetapi bakteri bakteri lain juga perlu di telaah agar ilmu yang didapatkan

semakin banyak.
6. Daftar Pustaka
Dwidjoseputro.1990 .Dasar Dasar Mikrobiologi. Malang : Djambatan

Pelczar, M.J, E. Chan.1988. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit UI


Press.

Sari, N. 2009. Teknik Isolasi Mikroorganisme. Surabaya: Laboratorium


Mikrobiologi Program Studi Biologi FMIPA ITS

Muita, anita (2012). Morfologi bakteri, Jakarta : wordpress


7. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai