Anda di halaman 1dari 3

Laporan Praktikum Nama/NIM : Zein Septian C/J3H119068

m.k. Pengantar Biokimia Hari/Tanggal : Senin, 27 April 2020


Tujuan : Mengetahui kadar Kelompok : 6/P2
mineral pada sampel PJP : Dr. Rahardian Pratama
Asisten : 1. Ajeng Salicha
2. Dina Istiqamah

MINERAL
PENDAHULUAN
Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang
memiliki bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Mineral
termasuk dalam komposisi garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks
dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawa anorganik biasanya tidak
termasuk) (Santoso 2003).
Kalsium merupakan zat gizi mikro yang dibutuhkan oleh tubuh dan
mineral yang paling banyak terdapat dalam tubuh, yaitu 1,5 – 2% dari berat badan
orang dewasa atau kurang lebih sebanyak 1 kg (Jabal 2014). Hampir seluruh
kalsium di dalam tubuh ada dalam tulang yang berperan sentral dalam struktur
dan kekuatan tulang dan gigi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Penentuan mineral kalsium pada tulang hewan.
Sampel H0 Setelah 3 hari Perubahan yang
terjadi
Wadah A (cuka) Perubahan warna
menjadi coklat
dan tekstur
menjadi lunak
Wadah B (air Tidak terjadi
minum) perubahan warna
dan tekstur tulang

Setelah tulang paha ayam dikontraksikan atau dimasukkan ke dalam


larutan HCl ternyata terdapat perubahan pada warnanya. Sebelum dimasukkan
warnanya masih kuning dan terlihat masih segar. Tetapi setelah dimasukkan ke
dalam larutan tersebut warna tulang paha ayam tersebut menjadi coklat keputihan
dan pucat.Warna tersebut berubah karena molaritas HCl terlalu kuat sehingga zat
pewarna yang ada pada tulang yang sekaligus diikat oleh kalsium di matriks
tulang terlarut oleh larutan asam kuat HCl sehingga kesegaran warna di tulang
tersebut pudar dan berubah menjadi pucat. Tulang yang direndam dalam air tidak
mengalami perubahan dan air tidak memengaruhi keadaan tulang (Marlina Munda
2003).
HCL memiliki kecenderungan untuk melarutkan zat lain atau unsur-unsur
lain seperti Ca dengan mengikuti reaksi kimia HCl + Ca = CaCl2 + H2. Kalsium
pada tulang semakin sedikit karena terlarut oleh HCl. Dalam kondisi tertentu
tulang tersebut akan menjadi lunak sehingga fungsi kalsium sebagai penguat dan
yang membantu pertumbuhan tulang menjadi lemah atau rendah bahkan hilang
karena kadar atau prosentase atau komposisi kalsium pada tulang menurun drastis.
Zat-zat lain yang ada pada tulang keras seperti fosfor, bikarbonat, sirat, Mg, Na, K
dan hidroksi apit juga terlarut dan menurun drastis sehingga tulang benar-benar
menjadi lentur atau lunak. Sebelum dimasukkan ke dalam larutan HCL tulang
paha ayam sama sekali tidak lentur tetapi setelah dimasukkan tulang ini menjadi
lentur dan dapat dibengkokkan dan dipatahkan. Larutan HCl yang notabenenya
adalah mengandung gabungan dari unsur gas mulia yaitu hidrogen (H) dan unsur
lain berupa klor (Cl) benar-benar dapat menurunkan zat-zat atau unsur-unsur yang
ada pada tulang terutama kadar kalsium pada tulang, sehingga zat-zat penguat
tulang menurun drastis karena telah terlarut oleh kuatnya molaritas dari larutan
HCl. Asam klorida adalah salah satu zat pelarut dan mengandung kadar atau
prosentase molaritas yang kuat dan tinggi (Windyasmara 2019).

Tulang yang direndam di HCl menjadi lunak karena kadar kalsium dan
zat-zat penguat tulang yang lain telah menurun drastis akibat terlarut oleh larutan
HCl. HCl inilah yang melarutkan kalsium fosfat dan mineral lain sehingga yang
tersisa adalah kolagen dan zat-zat organik lain. Asam cuka berfungsi sebagai
mineral yang menyebabkan zat kapur (yang tersusun atas kalsiun karbonat,
kalsium fosfat, zat perekat, dan protein) yang mengisi ruang antar sel, keluar dari
dalam tulang, membentuk endapan di dalam larutan cuka yang menyebabkan
kalsium yang berada di dalam cuka menjadi larut dan membentuk endapan
tersebut. Kalsium pada tulang semakin sedikit karena larut dalam asam, maka
pada kondisi tertentu, tulang akan menjadi lentur/lunak karena komposisi Ca pada
tulang sudah menurun drastis. Setelah tulang direndam selam 3 hari dalam larutan
cuka, tulang bisa menjadi lentur. Akan tetapi tidak seluruh bagian tulang lentur
ada di bagian tengah yang tidak lentur karena banyak mengandung zat-zat organik
seperti kalsium, fosfor, bikarbonat, sirat, Mg, Na, K dan hidroksi apit dan garam-
garam seperti kalsium karbonat (CaCO3) dan trikalsium fosfat (Ca3(PO4)2) yang
dapat menjadikan tulang kuat dan keras (Budiarti 2019).

SIMPULAN
Air tidak memengaruhi keadaan tulang. Larutan asam cuka dapat
menyebabkan tulang kehilangan zat kapur yang membuat tulang lebih lentur dan
rapuh.
DAFTAR PUSTAKA
Munda, M. 2013. Pengaruh Konsentrasi Asam Asetat dan Lama Demineralisasi
Terhadap Kuantitas dan Kualitas Gelatin Tulang Ayam. Jakarta (ID) :
Gramedia Pustaka

Windyasmara. 2019. Kualitas Fisik Antimicrobial Edible Film (AmEF) dari


Gelatin Limbah Tulang Ayam dengan Ekstrak Daun Teh (Camellia
sinensis). Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian. Vol3(1) : 73-80.

Budiarti. 2019. Kolagen dari Limbah Tulang Ayam (Gallus gallus domesticus)
terhadap Aktivitas Anti Aging secara In Vitro. Jurnal Penelitian Kimia.
Vol 15(1) : 44-56.

Santoso. 2003. Mineral Fatty Acid and Dietary Fiber Compositions in Several
Indonesian Seaweeds. Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan
Indonesia. Vol 11(1) : 45-51.
Jabal. 2014. The Tribological Characteristic of The Blends of Rbd Palm Olein
With Mineral Oil using four-ball tribotester. Jurnal Teknologi. Vol 69(6)
: 34-40.

Anda mungkin juga menyukai