Anda di halaman 1dari 6

Demineralisasi merupakan proses larutnya ion-ion mineral terutama kalsium.

Demineralisasi
dapat terjadi apabila pH enamel berada dalam suatu lingkungan pH dibawah 5,5.

Proses oksidasi bahan peroksida yang akan menyebabkan pelepasan ion-ion kalsium dan fosfat.

Enamel sebagian besar terdiri dari hidroksiapatit (Ca 10(PO4)6(OH)2) atau fluoroapatit
(Ca10(PO4)6F2), kedua unsur tersebut dalam suasana asam akan larut menjadi Ca 2+, PO4 -9
dan F-,
OH-. Ion H+ akan bereaksi dengan gugus PO4 -9
dan F- atau OH- yang akan membentuk HSO4 -,
H2SO4 -, HF atau H2O, sedangkan yang kompleks terbentuk CaHSO4, CaPO4 dan CaHPO4-.

Prasetyo EA. Keasaman minuman ringan menurunkan kekerasan permukaan gigi (acidity of soft
drink decreasen the surface hardness of tooth). Maj Ked Gigi (Dent J) 2005; 38(2): 60-3.

menghambat demineralisasi enamel gigi, meningkatkan proses remineralisasi serta menjadikan


suasana buffer di dalam mulut karena adanya pengaturan saturasi ion kalsium dan fosfat pada
biofilm gigi dan saliva.

CPP-ACP

Lama pengaplikasian minimal pasta CPP-ACP sesuai anjuran pabrik adalah 3 menit. Penelitian
Wiryani dkk (2016), peningkatan kekerasan enamel yang signifikan setelah pemberian pasta CPP-
ACPF adalah dengan aplikasi selama 30 menit. 66 Penelitian Vasconselos dkk (2012) menyatakan
pasta yang mengandung CPP-ACP dapat mencegah efek negatif dari bahan home bleaching
terhadap kekerasan, kekasaran dan morfologi pada enamel gigi yang sudah dilakukan proses
bleaching.16

Fluoride

Borges et al telah menyatakan bahwa penggunaan fluorida setelah pemutihan meningkatkan


kekerasan mikro email dan mencegah demineralisasi email.1

Attia dan Kamel telah menunjukkan bahwa GC ToothMousse Plus dan Remin Pro lebih efektif
dalam mengurangi kekasaran permukaan email setelah bleaching dibandingkan dengan produk
yang mengandung fluoride. ACP yang distabilkan oleh CPP dapat menyediakan reservoir ion
kalsium dan fosfat yang lebih tinggi daripada ACP saja; ini meningkatkan potensi kekerasan
mikro dan remineralisasi CPP-ACP. Namun, CPP-ACP juga memiliki kelebihan lain; misalnya,
kemungkinan kecil menyebabkan hipersensitivitas gigi klinis.1

CPP-ACP juga memiliki kelebihan lain; misalnya, kemungkinan kecil menyebabkan


hipersensitivitas gigi klinis. Telah ditunjukkan bahwa, jika dibandingkan dengan gel fluoride
yang mengandung NaF, gel yang mengandung ACP memiliki efek yang lebih besar pada
remineralisasi gigi. 1

Penurunan kekerasan enamel yang terendah adalah pada kelompok fluorida sebelum bleaching
yaitu sebesar 38,07 ± 28,74. Hal ini dikarenakan pemberian fluorida sebelum bleaching dapat
meningkatkan ketahanan enamel terhadap asam baik secara sistemik maupun secara topikal. 17
Manfaat dari fluorida antara lain dapat menghambat demineralisasi, meningkatkan remineralisasi
dan dapat meningkatkan resistensi enamel. 43,44 Pada penelitian ini, terdapat keutamaan dalam
pemberian fluorida sebelum bleaching yang sangat berpengaruh terhadap nilai kekerasan enamel.
Dimana pemberian fluorida tersebut dikenal dengan istilah fluoridasi. Fluoridasi merupakan salah
satu upaya untuk meningkatkan ketahanan enamel terhadap asam baik secara sistemik maupun
secara topikal. Pada fluoridasi dilakukan pemberian ion fluorida dengan tujuan mengubah kristal
hidroksiapatit (HA) dari enamel akan menjadi fluoroapatit (FA). Pada pembentukan FA ini, terjadi
substitusi ion OH- dengan ion F-.17 Pada penelitian Yendriwati dkk (2017), penurunan kekerasan
enamel setelah prosedur fluorida sebelum bleaching adalah 26,91 ± 16,15 sedangkan pada
penelitian ini adalah sebesar 38,07 ± 28,74.64

Chen et al. menunjukkan bahwa prosedur bleaching yang mencakup aplikasi fluorida dapat
mengurangi efek demineralisasi tanpa mempengaruhi efisiensi pemutihan gigi.13 Fluorida
umunya bekerja melalui mekanisme topikal dengan cara menghambat demineralisasi permukaan
kristal di dalam gigi, mempercepat remineralisasi permukaan kristal (memberikan ketahanan
permukaan kristal baru terhadap asam), dan pada konsentrasi tinggi akan menghambat enzim
bakteri.16 Enamel gigi tersusun atas senyawa hidrokasiapatit dan apabila berikatan dengan
fluorida akan menjadi fluoroapatit yang lebih kuat, mengurangi daya larut apatit dan
menghambat kerja asam yang merusak struktur enamel.14 Fluoridasi merupakan salah satu
upaya untuk meningkatkan ketahanan enamel terhadap asam baik secara sistemik maupun secara
topikal. Pada fluoridasi dilakukan pemberian ion fluorida dengan tujuan mengubah kristal
hidroksi apatit (HA) dari enamel akan menjadi fluoroapatit (FA). Pada pembentukan FA ini,
terjadi substitusi ion OH- dengan ion F-.

Hadriyanto W. Perbedaan penggunaan bahan desensitizing dan tanpa desensitizing pasca bleaching
ekstrakoronal terhadap kekerasan email. Maj Ked Gigi 2012; 19(2): 119-28.

Walsh LJ. Contemporary technologies for remineralization therapies: A review. International


Dentistry SA: 11/6.

Remineralisasi oleh CPP-ACP pada permukaan enamel dapat berlangsung dengan beberapa
cara :

1. CPP-ACP dapat menstabilkan ion kalsium dan fosfat yang terdapat pada permukaan gigi.
Jumlah kalsium fosfat yang stabil dapat mencegah transformasi permukaan gigi ke fase larut atau
demineralisasi.
2. Dengan adanya CPP-ACP, CPP nanocluster akan membentuk ion kalsium dan fosfat pada
permukaan enamel gigi. Pembentukan yang terjadi berupa ikatan yang sangat nanocompleks.
3. Kalsium dan fosfat yang dihasilkan oleh CPP-ACP akan terikat pada protein plak gigi
sehingga dapat mengurangi kondisi asam dalam rongga mulut.
4. Kemampuan dari CPP tidak hanya untuk menstabilkan kalsium dan fosfat sebagai ion
bioavailable, tetapi juga untuk melokalisasi ion kalsium dan fosfat di permukaan gigi. Ini
didukung oleh bentuk amorphous pada struktur ACP sehingga kalsium dan fosfat bebas dapat
menghasilkan gradient konsentrasi efektif untuk terjadinya remineralisasi.
5. CPP-ACP juga dapat membentuk ikatan dengan fluorida yang terdapat pada gigi yaitu CPP-
ACPF. CPP-ACPF menunjukkan penurunan mineral yang lebih sedikit dibandingkan dengan
CPP-ACP tanpa fluoride
6. CPP-ACPF dapat meningkatkan pH yang terjadi lebih cepat dibandingkan dengan CPP-ACP
tanpa fluorida.

Walker G et al. Increased remineralization of tooth enamel by milk containing added casein
phosphopeptide-amorphous calcium phosphate. J Dairy Res 2006: 74-6.

Yudhit A. 2010. Efek bahan remineralisasi terhadap kekasaran, kekerasan mikro dan morfologi
permukaan email gigi setelah pemutihan dengan H2O2 38 %. Universitas Indonesia: Tesis: 18-24.
Limbah kulit udang mengandung tiga komponen utama, yaitu kalsium karbonat 45-50%, protein
25-40%, dan kitin 15-20%. Setelah melalui proses reaksi kimia CaCO3 + H2O + CO2 à Ca2+ +
2HCO3-, kalsium karbonat pada kulit udang akan menjadi kalsium.3 Komposisi dan kadar zat
kimia dari cangkang udang vannamei meliputi air (12,35%), abu (17,13%), protein (47,18%),
karbohidrat (22,09%), lemak (1,25%), dan abu tak larut asam (0,44%) yang ditentukan dengan
analisis proksimat.2
Pada kulit udang Litopenaeus vannamei terdapat berbagai macam kandungan zat kimia yang
sangat dapat dimanfaatkan, contohnya kitin yang menjadi kitosan, dalam bidang kesehatan dapat
menjadi bahan pengganti tulang dan gigi, dapat mengefektifkan penyembuhan luka, sebagai agen
antimikroba, dan antikolestrol.3 Sedangkan kalsium dalam kulit udang dapat diolah menjadi
nanokalsium sehingga tubuh dapat menyerap dengan sempurna dan lebih efisien dikonsumsi
oleh masyarakat, sehingga kebutuhan kalsium tubuh dapat terpenuhi. Mineral utama dari
nanokalsium, yaitu kalsium, tetapi juga mengandung komponen mineral lainya, seperti kalium,
natrium, magnesium, besi, fosfor, seng, dan mangan.4

Komposisi utama cangkang udang yang berperan sebagai remineralisasi gigi


Pada cangkang udang terkandung beberapa jenis komponen, yaitu kitin (15-30%), protein (19-
24%), CaCO3 (13-14%), karbohidrat (6-9%), H2O (>10%), MgCO3 (dalam jumlah kecil) dan
pigmen astaxnthin (dalam jumlah kecil). Cangkang udang mengandung protein kasar 25- 40%,
kalsium karbonat 45-50% dan kitin 15 20%. Selain sebagai sumber ketiga komponen tersebut di
atas, cangkang udang mengandung karotinoid berupa astaxantin yang merupakan pro vitamin A
untuk pembentukan warna dari kulit. Gambaran kandungan protein dan mineral yang cukup
tinggi dari limbah udang.10
Kandungan protein kasar yang tinggi dalam kulit dari udang tidak mampu dimanfaatkan secara
maksimal karena adanya faktor pembatas dalam kulit udang, yaitu kandungan khitin yang tinggi.
Menurut Purwaningsih, kandungan kitin pada kulit udang yaitu 30% dari bahan keringnya.
Protein yang terkandung dalam kulit udang berikatan erat dengan kitin dan juga kalsium
karbonat (ikatan protein-kitinkalsium karbonat).11 Menurut komposisi utama penyusun
cangkang udang vannamei adalah kalsium yang merupakan penyusun utama cangkang udang.12
Hasil penelitian Trilaksani et all menyatakan bahwa bioavailabilitas kalsium digunakan untuk
proses fisikokimia dan fisiologis yang mempengaruhi penyerapan kalsium di tubuh sehingga
mineral tersebut dapat digunakan oleh tubuh untuk menjalankan fungsinya.13

1
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa zat pemutih secara negatif menurunkan
kekuatan ikatan mikrotensil (μTBS) komposit ke email ketika bonding dilakukan segera setelah
proses bleaching [5-7].
Dilaporkan bahwa penurunan kekuatan ikatan berhubungan dengan adanya oksigen sisa di ruang
interprismatik, yang mencegah infiltrasi yang memadai dari perekat dan polimerisasinya [8,9].
Pendekatan umum untuk mengatasi situasi ini adalah dengan menunda prosedur restoratif dari 24
jam menjadi 3 minggu. Masa tunggu mungkin tidak selalu memungkinkan karena berbagai
alasan seperti kurangnya waktu, komitmen perjalanan, acara pribadi, atau alasan estetika karena
perbedaanffperbedaan warna antara restorasi lama dan gigi [10].
Penggunaan antioksidan telah terbukti dalam banyak penelitian aman dan efektifffsolusi efektif
untuk meningkatkan kekuatan ikatan langsung setelah pemutihan.
Natrium bikarbonat, ekstrak rosemary, ekstrak pedikularis, Lidah buaya, kulit delima, ekstrak
biji anggur, the hijau, ekstrak kulit pohon pinus, proanthocyanidins adalah semua antioksidan
yang sudah digunakan untuk menghilangkan sisa oksigen dari jaringan gigi setelah pemutihan
[15,18]. Selain itu, beberapa vitamin seperti -tokoferol (komponen aktif vitamin E kompleks)
dan natrium askorbat (SA) atau asam askorbat (vitamin C) dikenal sebagai antioksidan netral,
biokompatibel dan kuat, dengan kemampuan mereduksi berbagai senyawa oksidatif. Hidrogen
peroksida atau karbamid peroksida telah dilaporkan menginduksi pengurangan kekuatan ikatan
resin komposit baik pada email maupun dentin, situasi yang dapat dikembalikan dengan
penggunaan antioksidan SA.

2
penelitian ekstensif telah menunjukkan bahwa kekuatan ikatan antara struktur gigi yang
baru diputihkan dan bahan restoratif berbasis resin terganggu (2-8). Masalah ini terutama
disebabkan oleh dekomposisi produk sampingan HP, yaitu oksigen residu dan radikal bebas yang
dilepaskan dalam bentuk anion hidroksil, per-hidroksil, dan superoksida.

Natrium askorbat adalah garam natrium dari asam askorbat, juga dikenal sebagai
vitamin C. Meskipun aktivitas radikal bebas/ antioksidan pada enamel/dentin teroksidasi telah
ditunjukkan dalam berbagaiin vitro studi (1- 3.12-14), aplikasi natrium askorbat tetap
merupakan pendekatan eksperimental yang tidak memiliki tempat dalam pengaturan klinis.
Kerugian menggunakan natrium askorbat adalah sangat sensitif terhadap kondisi lingkungan
seperti panas, cahaya, oksigen, kelembaban, pH dan kehilangan stabilitas dan efektivitasnya
dengan cepat (15).
Baru-baru ini, para peneliti berfokus pada ekstrak tumbuhan alami untuk
mengembangkan protokol antioksidan yang tidak beracun, biokompatibel, dan efektif yang
dapat diterapkan dengan aman pada struktur gigi yang teroksidasi. Flavonoid, senyawa fenolik
atau turunannya dalam komposisi ekstrak tumbuhan alami dapat mencegah auto-oksidasi
melalui mekanisme yang berbeda seperti mengurangi atau menghambat pembentukan
oksigen, radikal bebas, atau pengkhelat ion logam (16). Beberapa sumber antioksidan alami
(1,4-6,17) telah diselidiki, namun tidak ada protokol antioksidan alami yang berasal dari
tumbuhan yang dikembangkan untuk digunakan dalam praktik klinis sehari-hari. Sebagai
antioksidan alami yang berasal dari tumbuhan, teh hijau segar (Camellia sinensis) dan rosemary
Ekstrak (Rosmarinus officinalis L.) diselidiki dalam penelitian ini, dalam hal efek penangkapan
radikal bebas pada enamel/dentin yang diputihkan. Meskipun efek antioksidannya
terdokumentasi dengan baik dalam literatur, penelitian yang berkaitan dengan efek radikal
bebas dari teh hijau dan ekstrak rosemary pada struktur gigi yang teroksidasi cukup terbatas
(4,5,17).
3
Penggunaan bahan bleaching dapat menimbulkan efek yang merugikan, salah satunya adalah
berkurangnya kekuatan ikatan geser permukaan gigi dengan restorasi resin komposit. Kekuatan
ikatan resin komposit sangat penting untuk meningkatkan kualitas mekanik dan fisik agar tidak
mudah lepas jika diberi tekanan.5 Kekuatan ikatan resin komposit dapat dilihat dari kekuatan
ikatan geser dari attachment, yaitu ketahanan maksimum suatu bahan untuk menahan beban
yang menyebabkan gerakan geser sebelum bahan resin komposit dilepaskan.6 Beberapa
metode telah disarankan untuk meningkatkan kekuatan ikatan setelah prosedur pemutihan,
termasuk menunda prosedur restorasi selama 24 jam sampai tiga minggu.7
Oleh karena itu, banyak teknik telah diusulkan untuk mengurangi kekuatan ikatan yang
disebabkan oleh pemutihan email, seperti menyarankan penggunaan perekat yang
mengandung pelarut organik. Penggunaan antioksidan telah terbukti dalam banyak penelitian
aman dan efektif untuk meningkatkan kekuatan ikatan langsung setelah pemutihan, tanpa
perbedaan yang signifikan dengan gigi yang tidak diputihkan.8 Antioksidan alami memiliki
manfaat dalam bidang kedokteran gigi; misalnya, mereka dapat meningkatkan kekuatan ikatan
dari bahan pengisi resin komposit, yang menurun setelah prosedur pemutihan.9 Natrium
bikarbonat, ekstrak rosemary dan lidah buaya sudah digunakan untuk menghilangkan radikal
bebas hidrogen peroksida setelah pemutihan. Beberapa vitamin, seperti-tokoferol (komponen
aktif vitamin E kompleks) dan sodiumascorbate (SA) atau asam askorbat (vitamin C), dikenal
sebagai antioksidan netral, biokompatibel dan kuat yang memiliki kemampuan untuk
mereduksi berbagai senyawa oksidatif.8
4
Antioksidan alami lainnya seperti ekstrak biji anggur(proanthocyanidin 5%)
mengandung oligomeric proanthocyanidin complexes
(OPCs) yang memiliki kemampuan menangkal radikal bebas,
yang terbukti 50 kali lebih kuat daripada natrium askorbat.
5
ekstrak cranberry CB (TracfreeTM, Zydusnutriva, Cadila health Ltd., India) dalam bentuk bubuk
dikumpulkan
dari tablet dan dilarutkan dalam 100 mL air suling untuk membuat larutan ekstrak 6% CB.

meningkatkan kekuatan ikatan setelah prosedur bleaching

Anda mungkin juga menyukai