Anda di halaman 1dari 15

 

Pengaruh Durasi Aplikasi Gel Topikal Gum Arabic (Acacia senegal)

20 mg/mL terhadap Kekerasan Email Gigi setelah Demineralisasi

Nidya Paramita, Andi Soufyan, Mia Damiyanti

Alamat Koresponden : Department Dental Material, Fakultas Kedokteran Gigi,

Universitas Indonesia. FKG UI Gedung C, Lt. 3. Jl. Salemba Raya No. 4. Jalan

Salemba Raya No. 4 Jakarta Pusat 10430 Indonesia. Telepon : 021-3151035 ext.307

Alamat email : nidya.paramita01@gmail.com (Nidya Paramita)

1  
 
 

Pengaruh durasi..., Nidya Paramita, FKG UI, 2013


 
 

Abstract

The aim of this study is to analyze effect of topical gel gum arabic 20 mg/ml with

duration of application: 16 minutes, 48 minutes and 96 minutes, on the enamel

hardness after demineralized using 1% citric acid solution. Samples used are 27

bovine teeth. The statistical test used are Friedman and Kruskal-Wallis. The results of

the statistical test revealed that there is an increase in the value of teeth enamel

hardness after application of gel, but it cannot restore the initial value of hardness.

The highest increas of hardness is in the group of 96 minutes.

Keywords : Acacia senegal, gum arabic, remineralization, micro hardness

Abstrak

Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh durasi aplikasi gel topikal

gum arabic dengan konsentrasi 20 mg/ml dengan lama paparan 16 menit, 48 menit

dan 96 menit terhadap kekerasan email terlebih dahulu didemineralisasi menggunakan

larutan asam sitrat 1%. Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu 27 email gigi sapi. Uji

statistik yang digunakan adalah Friedman dan Kruskal-Walis. Hasil uji statistik

menunjukkan terjadi peningkatan nilai kekerasan email gigi yang berbeda bermakna

pada setiap kelompok waktu setelah aplikasi gel gum arabic 20 mg/ml. Walaupun

peningkatan tersebut tidak dapat mengembalikan nilai kekerasan awal email.

Peningkatan kekerasan email terbesar terjadi pada kelompok waktu 96 menit.

Kata kunci : Acacia senegal, gum arabic, remineralisasi, kekerasan mikro

2  
 
 

Pengaruh durasi..., Nidya Paramita, FKG UI, 2013


 
 

PENDAHULUAN

Gigi adalah salah satu jaringan keras pada tubuh manusia. Tidak seperti

jaringan keras lainnya yang dapat beregenerasi saat terjadi kerusakan, saat mengalami

kerusakan baik secara biologis, kimia atau pun mekanis gigi tidak dapat beregenerasi

dan membentuk kembali strukturnya. Kerusakan akibat biologis seperti karies

menyebabkan berkurangnya struktur gigi akibat bakteri. Selain itu, kebiasaan

mengonsumsi makanan dan minuman yang asam juga dapat berpengaruh terhadap

pengurangan struktur gigi. Struktur gigi terdiri dari berbagai lapisan, dimulai dari

permukaan luar ke dalam yakni email, dentin dan pulpa. Kerusakan struktur gigi

akibat asam yang dihasilkan dari bakteri dan konsumsi makanan diawali dengan

pelunakan lapisan penyusun gigi yang paling luar.

Karies gigi adalah salah satu penyakit gigi dan mulut di Indonesia yang

memiliki prevalensi penyakit tinggi, yakni 72,1% menurut Survey Kesehatan Rumah

Tangga (SKRT) 2007.(1) Karies merupakan penyakit infeksi menular hasil interaksi

dari berbagai faktor, yakni host, lingkungan, dan mikroorganisme. Host dalam hal ini

adalah gigi, tempat terjadinya proses karies. Mikroorganisme penyebab karies seperti

golongan Streptococcus mutans ditemukan dari berbagai penelitian sebagai bakteri


(2)
utama penyebab karies. Proses karies oleh bakteri S. mutans adalah dengan
(3)
mengubah sisa makanan dalam mulut menjadi asam dengan pH sangat rendah.

Kondisi rongga mulut sekitar gigi yang sangat asam menyebabkan terjadinya proses

demineralisasi permukaan email yang ditandai dengan pelunakan email gigi dan

menyebabkan kehilangan struktur gigi.

Pola gaya hidup yang sering mengonsumsi makanan dan minuman

mengandung asam merupakan salah satu etiologi terjadinya pengurangan struktur gigi

(Zero, 1996). Asam pada makanan dan minuman menyebabkan erosi permukaan gigi.
3  
 
 

Pengaruh durasi..., Nidya Paramita, FKG UI, 2013


 
 

Pada tahap awal struktur gigi akan mengalami pelunakkan sehingga lama kelamaan

mengakibatkan berkurangnya struktur gigi dalam jumlah besar. Erosi adalah suatu

proses hilangnya jaringan keras gigi sebagai akibat dari proses kimia yang tidak

melibatkan bakteri. Penyebab erosi gigi adalah asam. Asam dapat berasal dari

ekstrinstik yang berasal dari faktor luar seperti makanan dan minuman, serta

instrinstik yang berasal dari manusia seperti asam lambung. (4)

Email gigi merupakan struktur keras tubuh yang bersifat aseluler dan terdiri

dari komponen anorganik. Komponen anorganik yang terkandung berupa kristal

hidroksi apatit yang tersusun rapih dan teratur. Setiap kristal dipisahkan dengan kristal

yang ada di sekitarnya oleh rongga yang berisi air dan material organik. Suatu proses

dinamis berupa reaksi kimiawi yang meliputi pelarutan email, pertukaran ion dari

lingkungan sekitar dan reaksi demineralisasi-remineralisasi terjadi pada permukaan

email. (2,3)

Remineralisasi adalah pendepositan garam-garam mineral pada rongga antar

kristal hidroksi apatit. Berbeda dengan remineralisasi, demineralisasi adalah larutnya

komponen mineral email. Demineralisasi dapat menyebabkan pelebaran rongga antar

kristal hidroksi apatit sehingga terjadi pelunakan email. Remineralisasi dan

demineralisasi sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan gigi. Saat konsentrasi ion

kalsium dan fosfat tinggi pada lingkungan sekitar gigi, maka akan berlangsung proses

remineralisasi dan mencegah proses demineralisasi. Sebaliknya, saat konsentrasion

hidrogen tinggi di sekitar permukaan gigi maka proses demineralisasi akan terjadi. (4,5)

Untuk mencegah kerusakan struktur gigi lebih lanjut akibat demineralisasi,

saat ini banyak digunakan agen remineralisasi gigi. Agen remineralisasi yang banyak

digunakan saat ini adalah fluoride. Fluoride digunakan pada berbagai sediaan seperti

topikal dan sistemik. Sedian topikal fluoride berupa gel dan pasta gigi, sedangkan
4  
 
 

Pengaruh durasi..., Nidya Paramita, FKG UI, 2013


 
 

sediaan yang diberikan secara sistemik berupa penambahan pada air minum atau

tablet sistemik fluoride. Fluoride terbukti memberikan efek resistensi terhadap asam

dan memberikan efek remineralisasi. Hidroksiapatit (HA) pada gigi akan bereaksi

dengan fluoride membentuk Fluoroapatit (FA) yang memiliki resistensi lebih tinggi

terhadap demineralisasi oleh asam. Fluoroapatit tidak mudah larut dibandingkan

Hidroksiapatit karena memiliki ikatan kimia yang lebih stabil sehingga dapat
(4)
menurunkan ambang batas pH kelarutan email. Namun selain memberikan efek

yang menunjang remineralisasi gigi dan mencegah demineralisasi, pemakaian fluoride

yang berlebihan dapat menyebabkan fluorosis gigi, diskolorasi dan gangguan

pencernaan.

Seiring perkembangan zaman, kemajuan teknologi mulai mencari bahan-

bahan pengganti fluoride yang dapat digunakan sebagai alternatif agen remineralisasi

gigi, salah satunya adalah getah akasia (gum arabic). Gum arabic telah banyak

digunakan sebagai obat herbal di Afrika hingga saat ini. Gum arabic digunakan untuk

mengobati berbagai penyakit seperti sakit tenggorokan, sakit perut dan penyakit

pencernaan lainnya, penyakit mata, pendarahan dan demam. (6,7)

Gum arabic merupakan getah yang berasal dari pohon Acacia sinegal yang

berasal dari Nigeria. Gum arabic mengandung konsentrasi ion kalsium yang tinggi

sehingga dapat meningkatkan remineralisasi gigi. Konsentrasi ion kalsium pada gum

arabic dapat mengganti ion kalsium yang lepas dari Kristal hidroksiapatit sehingga

mencegah demineralisasi email gigi lebih lanjut. Penarikan ion kalsium dari gum

arabic oleh hidroksiapatit dari gum arabic dengan cara membentuk ikatan hidrogen

dengan hidroksiapatit sehingga komponen mineral email sulit terdemineralisasi. Pada

penelitian Onishi T dan kawan-kawan menunjukkan bahwa konsentrasi ion kalsium

unsoulable dan ion fosfat pada pada gum arabic dapat meningkatkan remineralisasi
5  
 
 

Pengaruh durasi..., Nidya Paramita, FKG UI, 2013


 
 

gigi. (4,8,9) Penelitian Onishi T dan kawan-kawan juga menunjukkan pada perendaman

email gigi yang sudah demineralisasi dengan air destilasi, gel NaF 1000 ppm dan

larutan gum arabic dengan konsentrasi 10 mg/ml menunjukkan bahwa jumlah mineral

yang terbentuk pada pemaparan gel NaF mirip dengan perendaman larutan gum

arabic.

Pada saat ini agen remineralisasi yang berasal dari gum arabic belum banyak

digunakan, khususnya dalam sedian gel. Gel merupakan sediaan semi padat yang

terdiri dari suspensi dari partikel yang berpenetrasi dalam suatu cairan. (10) Sediaan gel

digunakan secara topikal dengan pengaplikasian pada permukaan tubuh tertentu. Gel

memiliki beberapa keuntungan dibandingkan sediaan topikal lainnya diantaranya gel

mudah merata jika diaplikasikan tanpa penekanan, tidak menimbulkan bekas dan

mudah diaplikasikan. (11)

Berdasarkan penelitian sebelumnya, peneliti tertarik untuk untuk mengetahui

proteksi gel gum arabic dengan konsentrasi 20mg/mL terhadap kekerasan permukaan

email gigi yang telah didemineralisasi oleh asam sitrat 1% serta untuk mengetahui

perbedaan kekerasan permukaan email gigi setelah pemaparan gel gum arabic 20

mg/ml selama 16 menit, 48 menit dan 96 menit sebagai upaya alternatif agen

pencegah karies gigi.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini bersifat ekspiremental laboratorik menggunakan 27 buah sampel

gigi sapi yang dibagi dalam tiga kelompok perlakuan, yaitu kelompok 16 menit,

kelompok 48 menit dan 96 menit. Jumlah sampel dalam tiap kelompok perlakuan

berdasarkan perhitungan adalah sebanyak 9 potong gigi sapi. Semua email diukur

nilai kekerasan awal sebelum perlakuan, dilanjutkan perendaman email dalam larutan
6  
 
 

Pengaruh durasi..., Nidya Paramita, FKG UI, 2013


 
 

demineralisasi asam sitrat 1% dengan pH 4 selama 10 menit pada suhu 37O dan

dilakukan.

Pembuatan gel gum arabic 20 mg/mL dilakukan dengan cara melarutkan 2000

mg bubuk gum arabic 100 mL hingga homogen menggunakan magnetic stir plate.

Setelah didapatkan larutan gum arabic 20 mg/mL, nilai keasaman larutan diukur

dengan menggunakan pH meter. Tambahkan larutan NaOH 2 M untuk menetralkan

pH larutan menjadi pH larutan netral lalu saring larutan menggunakan kertas saring

agar larutan lebih jernih. Tambahkan natrim carboxymethyl cellulose (Na-CMC)

hingga didapatkan kekentalan seperti gel topikal APF 1.23%.

Gel gum arabic 20 mg/mL diaplikasikan pada permukaan email dengan durasi

16 menit pada kelompok pertama, 48 menit pada kelompok kedua dan 96 menit pada

kelompok ketiga. Pengukuran kekerasan akhir dilakukan setelah seluruh sampel yang

telah diaplikasikan gel dibilas dengan aquades.

Data hasil uji kekerasan permukaan email dianalisis dengan uji normalitas

Saphiro-Wilk dan didapatkan bahwa data terdistribusi tidak normal kemudian diuji

dengan uji Friedman, Wilcoxon, Kruskal-Walis dan Mann Whitney. Uji statistik yang

dilakukan memiliki tingkat signifikansi 0,05 (p = 0,05) dan taraf kepercayaan 95% (α

= 0,05).

HASIL PENELITIAN

Nilai kekerasan email gigi dapat dilihat pada Tabel. 1. Terdapat penurunan

nilai kekerasan email setelah perendaman dalam larutan demineralisasi serta

peningkatan nilai kekerasan email setelah aplikasi gel pada ketiga kelompok

perlakuan seperti terlihat pada Gambar. 1. Dilakukan uji statistik menggunakan

Friedman untuk melihat kemaknaan nilai kekerasan email setiap perlakuan dalam tiap
7  
 
 

Pengaruh durasi..., Nidya Paramita, FKG UI, 2013


 
 

kelompok perlakuan lama paparan 16 menit, 48 menit dan 96 menit menunjukan

bahwa terdapat perbedaan nilai kekerasan awal, setelah demineralisasi dan akhir pada

kelompok waktu 16 menit, 48 menit dan 96 menit.

Uji selanjutnya yang akan dilakukan adalah uji statistik Wilcoxon untuk

melihat kemaknaan setiap perlakuan dalam ketiga kelompok waktu paparan 16 menit,

48 menit dan 96 menit. Hasil uji statistik Wilcoxon perbedaan nilai kekerasan awal

dan demineralisasi yang berbeda bermakna, nilai kekerasan setelah demineralisasi dan

setelah aplikasi gel yang berbeda bermakna serta nilai kekerasan awal dan setelah

aplikasi gel yang berbeda bermakna pada ketiga kelompok waktu.

Hasil uji statistik Kruskal-Wallis yang dilakukan untuk melihat kemaknaan

nilai kekerasan awal, setelah demineralisasi dan setelah aplikasi gel antar kelompok

waktu menunjukan bahwa tidak terdapat nilai kekerasan awal dan nilai kekerasan

email setelah demineralisasi yang berbeda bermakana pada ketiga kelompok waktu.

Namun, hasil uji statistik Kruskal-Wallis menunjukan terdapat nilai kekerasan email

setelah paparan gel yang berbeda bermakna.

Analisa Post Hoc dengan Mann-Whitney digunakan sebagai kelanjutan dari

uji statistik Kruskal-Wallis dan menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan nilai

kekeraan setelah aplikasi gel pada kelompok waktu 16 menit dan 48 menit. Perbedaan

bermakna nilai kekerasan email setelah aplikasi gel terdapat pada kelompok waktu 48

menit dan 96 menit serta kelompok waktu 16 menit dan 96 menit.

DISKUSI

Hasil penelitian menunjukan terjadi peningkatan nilai kekerasan yang berbeda

bermakna pada ketiga kelompok waktu paparan 16 menit, 48 menit dan 96 menit.

Nilai kekerasan permukaan email didapatkan dengan menggunakan alat uji micro
8  
 
 

Pengaruh durasi..., Nidya Paramita, FKG UI, 2013


 
 

hardness Zwick Knoop (KHN) dengan beban yang digunakan pada penelitian ini

yakni sebesar 50 gram dengan lama indentasi 5 detik. (12)

Proses perendaman dalam larutan asam sitrat 1% pH 4 merupakan simulasi

proses demineralisasi. Asam sitrat digunakan sebagai larutan demineralisasi karena

asam sitrat merupakan asam yang paling banyak terkandung dalam makanan dan
(13,14)
minuman untuk menghasilkan rasa asam dan segar. Pada penelitian Elsbury

menyatakan bahwa asam sitrat menyebabkan erosi lebih cepat terutama pada pH yang

rendah. Asam sitrat memiliki sifat destruktif terhadap email dua kali lebih besar

dibandingkan asam nitrat atau asam klorida karena afinitasnya yang besar terhadap

kalsium sehingga asam sitrat lebih cepat menyebabkan kerusakan pada ikatan kristal

hidroksiapatit email.(15) Penurunan nilai kekerasan disebabkan hilangnya ion-ion

kristal apatit dengan urutan tertentu pada permukanan email. Ion yang pertama hilang

yaitu hidroksil diikuti kalsium dan fosfat. (16) Proses erosi berasal dari luar ke dalam

menyebabkan hilangnya kandungan mineral kristal hidroksi apatit pada sehingga

permukaan email menjadi lebih lunak dan lebih rentan terhadap stimulus fisik. (17)

Pada peneltian Onishi dkk menunjukan bahwa larutan gum arabic San-ei 10

mg/mL memiliki efek remineralisasi yang sama dengan natrium floride 1000 ppm

dengan waktu paparan yang sama. Pada penelitian ini digunakan konsentrasi gum

arabic dua kali lipat dari penelitian Onishi, yaitu 20 mg/mL. Penelitian lain dari

Markus Beyer dkk menunjukan penambahan gum arabic yang dicampurkan ke dalam

minuman asam dapat menurunkan efek erosif pada email gigi.

Efek remineralisasi gel gum arabic 20 mg/mL pada penelitian ini terlihat dari

peningkatan nilai kekerasan email setelah pemaparan gel gum arabic 20 mg/mL pada

ketiga kelompok waktu. Pada kelompok waktu 16 menit kekerasan email meningkat
9  
 
 

Pengaruh durasi..., Nidya Paramita, FKG UI, 2013


 
 

sebesar 13,18% dari nilai kekerasan email setelah demineralisasi. Peningkatan nilai

kekerasan email pada kelompok waktu 48 menit sebesar 16,72% dari nilai kekerasan

email setelah demineralisasi dan pada kelompok 96 menit peningkatan nilai kekerasan

email sebesar 38.98% dari nilai kekerasan email setelah demineralisasi. Hal ini juga

sesuai dengan uji statistik Friedman yang menunjukan hasil perbedaan bermakna

(p<0,05) pada ketiga kelompok waktu.

Peningkatan nilai kekerasan email dikarenakan kandungan polisakarida dan

konsentrasi mineral yang tinggi pada gum arabic. Hal tersebut terlihat dari

pembentukan kembali struktur email gigi yang dilihat secara mikro radiografis berupa
(8)
pembentukan layer radiopak pada permukaan email yang telah terdemineralisasi.

Pembentukan layer radiopak diakibatkan peningkatan kuantitas distribusi mineral.

Konsentrasi mineral (kalsium, magnesium dan natrium) yang terkandung pada gum

arabic yang tinggi di permukaan email dapat menggantikan ion-ion kalsium yang

larut dari kristal hidroksi apatit akibat perendaman dalam larutan asam sitrat. Kalsium,

magnesium dan natrium ditemukan dalam bentuk garam sebagai penyusun komponen

fraksi utama gum arabic.(18)

Pada penelitian lain menunjukan pembentukkan lapisan pelindung pada

permukaan email berupa lapisan polimer sehingga dapat menurunkan efek erosif

email terhadap paparan asam. Proses terbentuknya lapisan polimer tersebut

disebabkan oleh adsorbsi polimer penyusun gum arabic (ι-arabinose, δ-galactose, ι-

rhamnose dan δ-asam glukoronik) pada hidroksi apatit di permukaan email. Keempat

polimer tersebut membentuk interaksi dengan nanopartikel hidroksi apatit yang

digambarkan sebagai interaksi elektostatik dan pembentukan ikatan hidrogen dengan

ion Ca2+ yang terdapat pada permukaan email. Lebih lanjut ikatan hidrogen yang

10  
 
 

Pengaruh durasi..., Nidya Paramita, FKG UI, 2013


 
 

terbentuk antar molekul polimer membentuk lapisan yang berlapis yang melindungi

permukaan email dari efek erosif asam. Kedua mekanisme tersebut secara

makroskopis terlihat sebagai peningkatan nilai kekerasan. (9)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik disimpulkan bahwa gel gum arabic (Acacia

Senegal) 20 mg/mL dapat meningkatkan nilai kekerasan email setelah mengalami

demineralisasi dengan asam sitrat 1% pH 4 pada ketiga kelompok. Paparan gel gum

arabic 20 mg/mL selama 96 menit memiliki nilai peningkatan kekerasan yang paling

tinggi dibandingkan kelompok waktu 16 menit dan 48 menit. Peningkatan nilai

kekerasan tersebut belum cukup mempertahankan nilai kekerasan awal email.

SARAN

Saran yang dapat digunakan jika ingin dilakukan penelitian lebih lanjut adalah

penggunaan alat ukur konsistensi gel gum arabic yang digunakan agar didapatkan

konsistensi yang sama dengan gel APF 1,23% serta penggunaan bubuk gum arabic

dengan merek yang sama pada penelitian yang telah dilakukan oleh Onishi. Selain itu

dapat dilakukan peleitian lebih lanjut mengenai pengaruh berbagai konsistensi gel

gum arabic terhadap peningkaan nilai kekerasan email atau mengenai perbandingan

efektivitas nilai peningkatan kekerasan email gel gum arabic dan gel topikal fluoride.

11  
 
 

Pengaruh durasi..., Nidya Paramita, FKG UI, 2013


 
 

DAFTAR PUSTAKA

1. http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/sehat/2010/06/30/501/Karies-Gigi-Serang-721-

Penduduk-Indonesia diunduh pada 27 Mei 2013 pada pukul 17.24.

2. Maneker, Lewis. The Biological Basic of Dental Caries. Maryland : Harper & Row Publisher

Inc. 1980.

3. Kidd EAM, Joyston-Bechal S. Essential of Dental Caries. Jakarta: EGC. 1992.

4. Mount, Graham J. dan W.R. Hume. Preservation and Restoration of Tooth Structure second

edition. Queensland: Knowledge Books and Software. 2005. pp. 22-28.

5. T. Attin, et al. Impact of Modified Acidic Soft Drinks on Enamel Erosion. Blackwell

Munksgaard. Gottingen.2005.16(2):1-5.

6. http://www.saudiaramcoworld.com/issue/200502/gum.arabic.htm diunduh pada 1 Mei pukul

15.27.

7. http://www.anniesremedy.com/herb_detail457.php diunduh pada 1 mei 15.30

8. Onishi,T, Umemura, S, Yanagawa,M, Matsumura, M, Sasaki, Y, Ogasawara, T, Ooshima, T,

Remineralization Effects of Gum Arabic on Caries-like Enamel Lesions. Elsevier : Archieve of

Oral Biology 2008, vol 53, pp. 257-260.

9. Beyer, Markus, Reichert, Jorg, Heurich, Erik, Jandt, Klaus D., Sigusch, Bernd W., Pectin

Algiinate and Gum Arabic Polymers Reduce Citric Acid Erosion Effects on Human Enamel.

Elsevier : Dental Material 2010, vol 26, pp. 831-839.

10. Anggraeni, Yulia, Hendradi, Esti, Purwanti, Tutiek. Karakteristik Sediaan dan Pelepasan

Natrium Diklofenal dalam Sistem Niosom dengan Basis Gel. Pharma Scientia 2012, vol 1.

11. Departemen Kesehatan RI Farmakope Indonesia, 1995, Edisi IV, Jakarta: Departemen Kesehatan

RI, pp. 687.

12. Chuenarrom, Chanya, Benjakul, Pajjanut, Daosodsai, Paitoon. Effect of Indentation Load and
Time on Knoop and Vickers Microhardness Test for enamel and Dentin. Material Research 2009,
vol 12, pp. 473-476.

12  
 
 

Pengaruh durasi..., Nidya Paramita, FKG UI, 2013


 
 

13. James C. Field.The investigation of enamel subjected to early erosive and abrasive
challenges. Thesis. Newcastle University for the degree of Doctor of Philosophy. Institute
of Celluler Medicine. May 2012
14. Ablal, M. et all. The erosive potential of some alcopops using bovine enamel: An in vitro study.
Journal of Dentistry 2009. Vol. 37, pp. 835‐839.

15. Dorozhkin, S. V. Surface reactions of apatite dissolution. Journal of Colloid Interface Science,
1997. Vol :191, pp. 489‐497.

16. Dorozhkin, S. V. Surface reactions of apatite dissolution. Journal of Colloid Interface Science,
1997. Vol :191, pp. 489‐497.

17. Eisenberger, M. and Addy, M. Influence of liquid temperature and flow rate on enamel erosion
and surface softening, Journal of Oral Rehabilitation, 2003. Vol. 30. pp. 1076‐1080.

18. Ilyas M. Perbedaan kadar kalsium dalam saliva sebelum dan sesudah mengkonsumsi minuman
ringan yang mengandung asam sitrat. JITEKGI, 2006. Vol. 3, pp. 96-99

13  
 
 

Pengaruh durasi..., Nidya Paramita, FKG UI, 2013


 
 
Tabel.1 Nilai rerata kekerasan email (KHN) sebelum dan sesudah demineralisasi dengan
asam sitrat serta setelah pemaparan gel gum arabic 20 mg/mL.  

Lama Pemaparan
Perlakuan
16 menit (16’) 48 menit (48’) 96 menit (96’)

Awal 347,78 ± 20.43 335,67 ± 16.48 337,85 ± 18.04

Setelah demineralisasi Asam


130,96 ± 10.39 119,56 ± 12.21 120,30 ±10.84
Sitrat 1% pH 4

Setelah aplikasi gel Gum


148,22 ± 12.15 139,56 ± 22.90 167,19 ± 26.94
Arabic 20mg/mL

14  
 
 

Pengaruh durasi..., Nidya Paramita, FKG UI, 2013


 
 

Gambar.1 Diagram perbandingan rerata kekerasan email (KHN) ketiga kelompok perlakuan

15  
 
 

Pengaruh durasi..., Nidya Paramita, FKG UI, 2013

Anda mungkin juga menyukai