BAB I
PENDAHULUAN
Gigi merupakan jaringan keras yang terdiri dari 4 struktur yaitu dentin,
pulpa, email, dan sementum. Email merupakan struktur terluar pada gigi, dan
merupakan suatu jaringan yang paling keras pada tubuh manusia. Jika dilihat
secara struktural email terdiri dari jutaan enamel rod atau prisma email, rod
sheath, dan cementing inter-rod subtance. Email gigi terdiri dari 96% bahan
Waladiyah, 2019).
Jika pH pada rongga mulut menurun dan suasana rongga mulut menjadi
asam akan menyebabkan larutnya mineral pada email gigi, proses tersebut
prisma, setelah itu akan terjadi pembesaran ruang pada bagian tepi lainnya.
Hilangnya dari inti prisma ini menyebabkan terbentuknya ruang pada bagian
kerusakan yang berbentuk seperti rumah lebah. Berikut ini adalah reaksi kimia
oleh karena gigi yang terpapar oleh berbagai macam makanan, minuman dan
microbiota yang ada dimulut. Erosi dan karies adalah dua penyebab utama
mengandung kalsium dan fosfor, serta remineralisasi dapat terjadi jika pH dalam
mulut netral . Remineralisasi terjadi jika adanya mineral kalsium dan fosfor yang
terdeposit pada lapisan permukaan gigi yang terdapat mikroporositas, lalu mineral
membantu proses remineralisasi yaitu saliva, terapi fluoride, dan pengaturan pola
makan. Saliva adalah salah satu faktor bologis yang dapat memeberikan efek
netralisasi pada saat adanya paparan asam ke dalam rongga mulut. Saliva juga
memiliki efek self cleansing dan juga sebagai antibakterial, saliva bertindak
sebagai sumber konstan untuk kalsium dan fosfat yang dapat memepertahankan
merupakan salah satu metode yang paling efektif untuk mencegah terjadinya
yang membentuk fluor apatite. Selanjutnya pengaturan pola makan juga menjadi
salah satu tindakan pencegahan demineralisasi pada gigi (Neel et al., 2016).
Selain itu ada juga bahan-bahan yang dapat diaplikasikan pada gigi yang
al., 2019) menyebutkan CPP-ACP adalah suatu bahan yang dapat membantu
kasein (CPP), bahan ini juga mengandung kalsium dan fosfat yang tinggi,
demineralisasi.
konsentrasi sekitar 95% (Asmawati, 2017). Berat rata-rata dari cangkang telur
adalah 5 gram dan 40% cangkang telur terdiri dari kalsium. Salah satu cangkang
telur yang memiliki kalsium karbonat tinggi adalah cangkang telur bebek (anas
oxide (Tangboriboon dan Suttiprapar, 2016). Kalsium dalam cangkang telur dapat
dalam bentuk makro partikel oleh karena kendala partikel yang cukup besar maka
mengekstrak kalsium dari cangkang telur dan dibuat menjadi nanopartikel dapat
menjadi salah satu agen remineralisasi yang baik. Karena nanopartikel memiliki
kemampuan melepas ion yang lebih baik daripada mikropartikel (Arifa et al.,
2019). Nanopartikel mempunyai bentuk yang sangat kecil sehingga mudah untuk
berpenetrasi pada permukaan email yang terdapat defek karena adanya proses
dapat dimanfaatkan tubuh dengan baik. (Prayitno, Prasetyo dan Sutirtoadi, 2020)
melakukan uji SEM untuk melihat perbedaan morfologi kristal kalsium oksida
dan nano kalsium oksida dari cangkang telur bebek. Kalsinasi kalsium oksida
menunjukan moforfologi yang teratur dengan ukuran partikel yang tidak seragam,
sedangkan pada nano kalsium oksida mempunyai morfologi yang teratur dengan
nanopartikel yang diekstrak dari cangkang telur bebek untuk proses remineralisasi
email.
Dalam ajaran islam kita juga dianjurkan untuk menjaga kesehatan gigi dan
Rasulullah SAW :
Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah, katanya Nabi SAW telah bersabda
“Sekiranya arahanku tidak akan memberatkan orang mukmin, niscaya aku akan
shalat”
kalsium cangkang telur bebek (anas platyrhyncos) dalam bentuk nanopartikel dan
remineralisasi gigi
BAB II
2.1.1 Enamel
Enamel merupakan lapisan terluar pada gigi yang dihasilkan oleh ameloblas.
Enamel memiliki struktur nano dan tersusun secara unik, dan tediri 96%
et al., 2014). Bahan anorganik pada enamel terdiri dari kalsium, phosphat dan ion
hidroksil dengan formula (Ca10 (PO4)6 (OH)2), dan sisa bahan organik lainnya yaitu
CO3, Mg, Na, K, Fe, Cl, dan Flour sekitar 0,02% (Noviasari et al., 2018). Struktur
permukaan enamel terdiri dari prisma enamel atau rods, rod sheaths, dan
diameter rata-rata prisma enamel adalah 3.22–3.47 µm untuk gigi decidui dan
2.1.2 Karies
Karies gigi merupakan salah satu penyakit paling umum yang sering terjadi di
masyarakat. Berdasarkan data RISKEDAS pada tahun 2007 dan 2013, presentase
gangguan kesehatan gigi dan mulut di Indonesia meningkat dari 23,2% menjadi
25,9%. Derajat kerusakan gigi diukur menggunakan indeks DMF-T pada tahun
2013 mencapai 4,6% yang berarti terdapat 460 gigi yang rusak per 100 orang.
Karies gigi dapat terjadi pada seluruh bagian permukaan gigi yang disebabkan
oleh plak gigi yang dibiarkan dan tidak dibersihkan. Karies gigi bisa disebabkan
oleh dua faktor yaitu faktor langsung dan tidak langsung. Contoh dari faktor
langsung adalah inang, agen, mikroorganisme, pola makan, dan waktu, sedangkan
faktor tidak langsung adalah riwayat atau adanya pengalaman karies (Sayuti et al.,
2018).
Karies gigi berhubungan erat dengan proses demineralisasi. Demineralisasi
adalah proses larutnya ion mineral dari hidroksiapatit yang disebabkan oleh tidak
secara terus menurus maka akan menyebabkan gigi berlubang/ karies (Neel et al.,
inti prisma, setelah itu akan terjadi pembesaran ruang pada bagian tepi lainnya.
Hilangnya dari inti prisma ini menyebabkan terbentuknya ruang pada bagaian
tidak teratur dan kasar. Perluasan dan pemebesaran ruang hingga mencapai
2.1.3 Remineralisasi
saliva netral serta adanya ion kalsium dan fosfor akan membantu dalam proses
adanya ion kalsium dan fosfor remineralisasi juga dipengaruhi oleh waktu,
2018). Ada beberapa persyaratan material yang idela untuk remineralisasi yaitu,
dapat berdifusi serta dapat mengantarkan kalsium dan fosfat, tidak memberikan
kalsium yang berlebihan, dapat bekerja pada pH yang asam, dan dapat bekerja
1. Fluoride
Nanokalsium sangat efesien untuk dicerna dan masuk ke dalam tubuh karena
ukurannya yang sangat kecil. Nano kalsium memiliki ukuran yang sangat kecil
dari kalsium, sehingga kalsium mudah unntuk di absorbsi dalam tubuh. (Pipih et
al., 2012) dalam hasil penilitannya nano kalsium memiliki bioavailabilitas yang
tinggi, dalam waktu 7 menit penyerapan nano kalsium mencapai 63,3%, tingginya
Cangkang telur bebek merupakan salah satu sumber kalsium karbonat terdiri
cangkang telur bebek sebagai bahan untuk agen remineralisasi antara lain,
cangkang telur dari limbah rumahan dan industri makanan (Tangboriboon dan
Suttiprapar, 2016).
Pada penelitian (Yonata et al., 2017) juga meniliti tentang kadar kalsium pada
tepung cangkang telur unggas, didapatkan bahwa cangkang telur bebek memiliki
kalsium yang paling tinggi daripada jenis unggas lainnya mencapai sekitar
10.11%, kemudian tepung cangkang telur puyuh 9.46%, ayam ras 6.41%, dan
buras 5.22%.
2.1.6 Scanning electron microscope (SEM)
lokasi dengan defek. SEM memiliki perbesaran 300 kali dari mikroskop cahaya
(Priya et al., 2017). Keuntungan dari SEM yaitu dapat melihat objek tiga dimensi
secara terperinci dan topografi yang terperinci. SEM juga mudah dioperasikan dan
Karies
Larutnya kristal
Demineralisasi
HAP
Mikroporositas
Gel ekstrak
kalsium cangkang
telur bebek
Gel ekstrak
cangkang
telur bebek
Remineralisasi
Eksperimental Laboratorium
Mikroporositas email
b. Gel nano kalsium dari ekstrak cangkang telur bebek adalah sebuah
sediaan yang terbuat dari cangkang telur yang dikalsinasi lalu diambil
rumus
keterangan
= 3,84 ∞ 4
cangkang telur bebek dalam bentuk makro partikel, kelompok kedua perlakuan
menggunakan ekstrak kalsium cangkang telur bebek dalam bentuk nano partikel, dan
kelompok ketiga sebagai kelompok kontrol yang diberi perlakuan menggunakan CPP-
ACP. jadi jumlah sampel yang diperlukan pada penelitian ini sebanyak 12 gigi (Daniel,
2013).
a. kriteria inklusi
- gigi permanen
- gigi dengan mahkota yang utuh
b. kriteria eksklusi
- gigi fraktur
Alat :
b. Oven
d. Handpiece
e. Mortar
f. Baskom
g. Mikrobrush
h. carborrondum disc.
Bahan :
c. Etsa 37%
d. Karbopol
e. Air suling
f. NaOH 10%
g. Nipagin
h. Etanol 96%
i. Larutan saline
j. Pumice
k. CPP-ACP
kalsium cangkang telur bebek dalam bentuk nano partikel, dan kelompok
CPP-ACP.
b. Pembuatan ekstrak kalsium oksida (CaO) dari cangkang telur bebek dalam
cangkang telur pada udara terbuka selama 24 jam. Lalukan kalsinasi pada
cangkang telur menjadi dua bagian lalu haluskan cangkang telur tersebut
menggunakan ball miling reactor dengan kecepatan 100 rpm selama 2 jam
Dimulai degan memasukan 0,4 gram karbopol dan 9,82 ml air suling ke
dalam mortar dan diaduk secara cepat hingga berwarna bening, kemudian
tambahkan larutan NaOH 10% sebanyak 0,56 ml lalu aduk kembali hingga
sebanyak 2,8 gram bubuk ekstrak kalsium dan diaduk hingga homogen
(Asmawati, 2017).
Ketiga kelompok sampel diberi perlakuan dengan diberi etsa 37% pada
Waladiyah, 2019). Setelah itu gigi dicuci menggunakan larutan saline dan
telur.
dengan aplikasi gel nano kalsium cangkang telur bebek dengan cara
setiap 24 jam dan kemudian dicuci dengan laruan saline. Sampel disimpan