Anda di halaman 1dari 4

PENANGANAN

INFLAMMATORY
DISORDERS OF BREAST
No Dokumen :
440/SOP.108/423.104.04/2016

SOP No Revisi :-
TanggalTerbit : 22 Januari 2016
Halaman :1 - 3

Dr RR Dharmajanti EW
UPT PuskesmasTrajeng
19690510 200604 2 008

1.Pengertian Penanganan inflammatory disorders of breast adalah


peradangan payudara yang terjadi biasanya pada masa nifas
atau sampai 3 minggu masa persalinan.
Kejadian mastitis berkisar 2-33% dari ibu meneteki dan lebih
kurang 10% kasus mastitis akan berkembang menjadi abses
(nanah), dengan gejala yang makin berat
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan penanganan
inflammatory disorders of breast
3. Kebijakan Surat keputusan kepala puskemas nomor
440/SK.006/423.104.04/2016 tentang pelayanan klinis
4. Referensi Keputusan menteri kesehatan republik indonesia nomor
HK.02/02/MENKES/514/2015 tentang panduan praktik klinis
bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama
6. Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesa keluhan gejala klinis:
demam disertai menggigil,mialgia,nyeri di daerah
payudara
2. Petugas menanyakan faktor risiko seperti ; Primipara,
stress, tehnik meneteki yang tidak benar sehingga
proses pengosongan payudara tidak terjadi dengan
baik, pemakain kutang yang terlalu ketat, penghisapan
bayi yang kurang kuat dapat menyebabkan statis dan
obstruksi kelenjar payudara, bentuk mulut bayi yang
abnormal (ex: cleft lip or palate) dapat menimbulkan
trauma pada puting susu, terdapat luka pada payudara
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik:
Pemeriksaan tanda vital : nadi meningkat (takikardil).
Pemeriksaan payudara : payudara membengkak, lebih
teraba hangat, kemerahan dengan batas tegas, adanya
rasa nyeri, unilateral, dapat pula ditemukan luka pada
payudara
4. Petugas menegakan diagnosa klinis mastitis
Berdasarkan tempatnya, mastitis dapaat dibedakan
menjadi 3 macam, antara lain:
a. Mastitis yang menyebabkan abses dibawah aerola
mammae.
b. Mastitis ditengah payudara yang menyebabkan
abses ditempat itu
c. Mastitis pada jaringan dibawah dorsal kelenjar-
kelenjar yang menyebabkan abses antara payudara
dan otot-otot dibawahnya
5. Petugas memberikan informasi pada ibu menyusui
sebagai upaya pencegahan terjadinya mastitis, dengan
melakukan perawatan payudara yang baik, pemberian
laktasi yang adekuat, dan membersihkan sisa air susu
yang ada dikulit payudara
6. Petugas melakukan pencegahan terjadinya komplikasi
abses dan sebsis dengan cara: bedrest, pemberian
cairan yang cukup, tetap dianjurkan untuk laktasi dan
pengosongan payudara
7. Petugas menyarankan agar melakukan kompres hangat
8. Petugas melakukan messase pada punggung untuk
merangsang pengeluaran oksitosin agar ASI menetes
keluar
9. Bila sudah terjadi abses: dapat dilakukan
insisi/sayatanuntuk mengeluarkan nanah dan
dilanjutkan dengan drainase dengan pipa/ handscone
drain agar nanah dapat keluar. Sayatan sebaiknya
dibuat sejajar dengan duktus laktiferus untuk mencegah
kerusakan pada jalannya duktus tersebut.
10. Petugas memberikan farmakoterapi:
a. Obat penghilang rasa sakit.
b. Obat anti inflamasi.
c. Obat antibiotik.
Pemberian antibiotik secara ideal berdasarkan hasil
kepekaan kultur kuman yang diambil dari air susu
sehingga keberhasilan terapi dapat terjamin. Namun
karena kultur kuman tidak secara rutin dilakukan, maka
secara empiris pilihan pengobatan pertama terutama
ditujukan kepada Stafilokokus aereus sebagai penyebab
terbanyak dan Streptokokus yaitu dengan penisilin tahan
penisilinase (dikloksalisin) atau sefalosforin. Untuk yang
alergi penisilin dapat digunakan eritromisin atau sulfa.
Pada sebagian kasus antibiotik dapat diberikan secara
peroral dan tidak memerlukan perawatan di rumah sakit
11. Petugas melakukan konseling dan edukasi dengan:
a. Memberikan pengertian dan pengetahuan kepada
pasien, suami, dan keluarga mengenai pemberian
laktasi dengan baik dan benar, dampak dari
pemberian laktasi yang tidak sesuai.
b. Memberikan motivasi untuk selalu mengosongkan
payudara, baik dengan melakukan laktasi langsung,
maupun dengan pemompaan payudara.
c. Menjaga kebersihan payudara dan puting susu ibu.
d. Menjaga kebersihan mulut dan hidung bayi (sumber
utama masuknya kuman jika ada luka pada puting
susu ibu).
7.Diagram alir -
8.Unit terkait KIA
Poli umum

9. Rekamanhistoris

No Halaman Yang diubah Perubahan Di berlakukan Tgl.

Anda mungkin juga menyukai