Anda di halaman 1dari 3

MASTITIS

No dokumen :
No revisi :
Tanggal :
SPO terbit
Halaman :
UPT
PUSKESMAS
JONGGOL
Dr. HJ. Dina Indriyanti
NIP 197203162002122003
Definisi
Mastitis adalah peradangan payudara yang terjadi biasanya pada masa
nifas atau sampai 3 minggu setelah persalinan.
Kejadian mastitis berkisar 2-33% dari ibu meneteki dan lebih kurang 10%
kasus mastitis akan berkembang menjadi abses (nanah), dengan gejala
yang makin berat.

Faktor Risiko
a. Primipara
PENGERTIAN b. Stress
c. Tehnik meneteki yang tidak benar, sehingga proses pengosongan
payudara tidak terjadi dengan baik.
d. Pemakaian kutang yang terlalu ketat
e. Penghisapan bayi yang kurang kuat, dapat menyebabkan statis dan
obstruksi kelenjar payudara.
f. Bentuk mulut bayi yang abnormal (ex: cleft lip or palate), dapat
menimbulkan trauma pada puting susu.
g. Terdapat luka pada payudara.

Memberikan kemudahan dan sebagai acuan bagi praktisi kesehatan


TUJUAN (puskesmas) dalam penanganan/penatalaksanaan pertama pada mastitis
RUANG LINGKUP Seluruh pasien yang datang dengan tanda dan gejala mastitis
Dokter umum
Seluruh praktisi kesehatan yang terampil pada puskesmas DTP dan non
KEBIJAKAN DTP dibawah tanggung jawab dokter
Alat-alat kesehatan penunjang
DOKUMEN PMK No.5 ttg Panduan Praktik Klinis Dokter di FASYANKES Primer
TERKAIT
PROSEDUR

Hasil Anamnesis (Subjective)


Keluhan
Nyeri didaerah payudara.
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana
(Objective)
Pemeriksaan Fisik
Gejala klinis
a. Demam disertai menggigil
b. Mialgia
c. Nyeri didaerah payudara

a. Pemeriksaan tanda vital : nadi meningkat (takikardi).


b. Pemeriksaan payudara:
1. payudara membengkak
2. lebih teraba hangat
3. kemerahan dengan batas tegas
4. adanya rasa nyeri
5. unilateral
6. dapat pula ditemukan luka pada payudara

Pemeriksaan Penunjang -

Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan

a. Memberikan informasi kepada para ibu menyusui sebagai upaya


pencegahan terjadinya mastitis, dengan melakukkan perawatan payudara
yang baik, pemberian laktasi yang adekuat, dan membersihkan sisa air
susu yang ada dikulit payudara.
b. Melakukkan pencegahan terjadinya komplikasi abses dan sepsis
dengan cara : bedrest, pemberian cairan yang cukup, tetap dianjurkan
untuk laktasi dan pengosongan payudara.
c. Lakukkan kompres hangat
d. Lakukkan massase pada punggung untuk merangsang pengeluaran
oksitosin agar ASI dapat menetes keluar.
e. Bila sudah terjadi abses : dapat dilakukan insisi/sayatan untuk
mengeluarkan nanah dan dilanjutkan dengan drainase dengan
pipa/handscoen drain agar nanah dapat keluar. Sayatan sebaiknya dibuat
sejajardengan duktus laktiferus untuk mencegah kerusakan pada jalannya
duktus tersebut.
Memberikan farmakoterapi:
a. Obat penghilang rasa sakit
b. Obat anti inflamasi
c. Obat antibiotik

Pemberian antibiotik secara ideal berdasarkan hasil kepekaan kultur


kuman yang diambil dari air susu sehingga keberhasilan terapi dapat
terjamin. Namun karena kultur kuman tidak secara rutin dilakukan, maka
secara empiris pilihan pengobatan pertama terutama ditujukan pada
Stafilokokus aureus sebagai penyebab terbanyak dan Streptokokus yaitu
dengan penisilin tahan penisilinase (dikloksasilin) atau sefalosforin. Untuk
yang alergi penisilin dapat digunakan eritromisin atau sulfa. Pada
sebagian kasus antibiotik dapat diberikan secara peroral dan tidak
memerlukan perawatan di rumah sakit.
1. Amoxicilin: 875 mg, 2x sehari; atau
2. Cephalexin: 500 mg, 4x sehari; atau
3. Ciprofloxacin: 500 mg, 2x sehari; atau
4. Clindamicin: 300 mg, 4x sehari; atau
5. Trimethoprim/sulfamethoxazole: 160 mg/800 mg, 2x sehari.

Konseling dan Edukasi


a. Memberikan pengertian dan pengetahuan kepada pasien, suami, dan
keluarga mengenai pemberian laktasi dengan baik dan benar, dampak
dari pemberian laktasi yang tidak sesuai.
b. Memberikan motivasi untuk selalu mengosongkan payudara, baik
dengan melakukan laktasi langsung, maupun dengan pemompaan
payudara.
c. Menjaga kebersihan payudara dan puting susu ibu.
d. Menjaga kebersihan mulut dan hidung bayi (sumber utama masuknya
kuman jika ada luka pada puting susu ibu)

Komplikasi
a. Abses mammae
b. Sepsis

Sarana Prasarana
a. Lampu
b. Kasa steril
c. Sarung tangan steril
d. Bisturi

Prognosis
Prognosis pada umumnya bonam
UNIT TERKAIT UGD, BP, Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai