Anda di halaman 1dari 3

Penatalaksanaan Mastitis

No. Dokumen : 067/SOP-UKP. /221


No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman : 1/1
Ditetapkan Oleh
Plt. KepalaPuskesmas
Puskesmas
Magelang Magelang Utara
Utara

dr. ISTIKOMAH
NIP. 198003152006042012

1. Pengertian Penatalaksanaan Mastitis adalah penatalaksanaan peradangan payudara


yang terjadi biasanya pada masa nifas atau sampai 3 minggu setelah
persalinan.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan
Mastitis
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Magelang Utara Nomor : 440.1/SK-
032/221 Tanggal 7 Januari 2019 tentang Kebijakan Layanan Klinis
4. Referensi Peraturaan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014
tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer.
5. Alat dan 1. Alat tulis
Bahan
6. Prosedur / 1. Petugas melakukan anamnesis terarah, yaitu :
Langkah-  Nyeri dan bengkak pada daerah payudara, biasa pada salah
Langkah satu payudara
 Demam disertai menggigil > 38oC
 Mialgia
 Sering terjadi di minggu ke–3 dan ke–4 postpartum, namun
dapat terjadi kapan saja selama menyusui
 Faktor Risiko
o Primipara
o Stress
o Tehnik menyusui yang tidak benar, sehingga proses
pengosongan payudara tidak terjadi dengan baik.
(menyusui hanya pada satu posisi)
o Penghisapan bayi yang kurang kuat, dapat
menyebabkan statis dan obstruksi kelenjar payudara.
o Pemakaian bra yang terlalu ketat
o Bentuk mulut bayi yang abnormal (ex: cleft lip or
palate), dapat menimbulkan trauma pada puting susu.
o Terdapat luka pada payudara.
o Riwayat mastitis sebelumnya saat menyusui.
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik :
 Pemeriksaan tanda vital: nadi meningkat (takikardi).
 Pemeriksaan payudara
a. payudara membengkak
b. lebih teraba hangat
c. kemerahan dengan batas tegas
d. adanya rasa nyeri
e. unilateral
f. dapat pula ditemukan luka pada payudara
3. Petugas menentukan pemeriksaan penunjang :
Tidak diperlukan
4. Petugas menentukan diagnosis, diagnosis umumnya dapat
ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
5. Petugas menentukan terapi :
Non Medikamentosa
a. Ibu sebaiknya tirah baring dan mendapat asupan cairan yang
lebih banyak.
b. Sampel ASI sebaiknya dikultur dan diuji sensitivitas.
c. Sangga payudara ibu dengan bebat atau bra yang pas
Medikamentosa
d. Berikan antibiotika
i. Kloksasilin 500 mg per oral per 6 jam selama 10-14
hari
ii. ATAU Eritromisin 250 mg per oral 3 x 1 sehari
selama10 hingga 14 hari
e. Analgetik parasetamol 3x500 mg per oral
f. Lakukan evaluasi setelah 3 hari.
6. Petugas memberikan edukasi:
 Memberikan pengetahuan akan pentingnya ASI dan mendorong
ibu untuk tetap menyusui,
 Menyusui dapat dimulai dengan payudara yang tidak sakit.
 Pompa payudara dapat di lakukan pada payudara yang sakit jika
belum kosong setelah bayi menyusui.
 Ibu dapat melakukan kompres dingin untuk mengurangi bengkak
dan nyeri.
 Ibu harus menjaga kebersihan diri dan lingkungan untuk
menghindari infeksi yang tidak diinginkan.
7. Petugas merujuk pasien bila diperlukan, kriteria rujukan :
Jika terjadi komplikasi abses mammae dan sepsis.
8. Petugas mendokumentasikan seluruh pemeriksaan dalam rekam
medis
7. Bagan Alir -
8. Unit - BP umum
Terkait - Laboratorium (bila perlu)

9. Rekaman historis perubahan


No Yang diubah Isi Perubahan Tgl.mulai
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai