0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
26 tayangan3 halaman
SOP ini membahas penatalaksanaan mastitis pada ibu nifas, meliputi diagnosis melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik, terapi non-medikamentosa dan medikamentosa seperti antibiotika dan analgetik, serta edukasi untuk ibu tentang pentingnya ASI dan menjaga kebersihan. Ibu akan dirujuk bila terjadi komplikasi abses atau sepsis.
SOP ini membahas penatalaksanaan mastitis pada ibu nifas, meliputi diagnosis melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik, terapi non-medikamentosa dan medikamentosa seperti antibiotika dan analgetik, serta edukasi untuk ibu tentang pentingnya ASI dan menjaga kebersihan. Ibu akan dirujuk bila terjadi komplikasi abses atau sepsis.
SOP ini membahas penatalaksanaan mastitis pada ibu nifas, meliputi diagnosis melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik, terapi non-medikamentosa dan medikamentosa seperti antibiotika dan analgetik, serta edukasi untuk ibu tentang pentingnya ASI dan menjaga kebersihan. Ibu akan dirujuk bila terjadi komplikasi abses atau sepsis.
No. Revisi : Tanggal Terbit : SOP Halaman : 1/1 Ditetapkan Oleh Plt. KepalaPuskesmas Puskesmas Magelang Magelang Utara Utara
dr. ISTIKOMAH NIP. 198003152006042012
1. Pengertian Penatalaksanaan Mastitis adalah penatalaksanaan peradangan payudara
yang terjadi biasanya pada masa nifas atau sampai 3 minggu setelah persalinan. 2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan Mastitis 3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Magelang Utara Nomor : 440.1/SK- 032/221 Tanggal 7 Januari 2019 tentang Kebijakan Layanan Klinis 4. Referensi Peraturaan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. 5. Alat dan 1. Alat tulis Bahan 6. Prosedur / 1. Petugas melakukan anamnesis terarah, yaitu : Langkah- Nyeri dan bengkak pada daerah payudara, biasa pada salah Langkah satu payudara Demam disertai menggigil > 38oC Mialgia Sering terjadi di minggu ke–3 dan ke–4 postpartum, namun dapat terjadi kapan saja selama menyusui Faktor Risiko o Primipara o Stress o Tehnik menyusui yang tidak benar, sehingga proses pengosongan payudara tidak terjadi dengan baik. (menyusui hanya pada satu posisi) o Penghisapan bayi yang kurang kuat, dapat menyebabkan statis dan obstruksi kelenjar payudara. o Pemakaian bra yang terlalu ketat o Bentuk mulut bayi yang abnormal (ex: cleft lip or palate), dapat menimbulkan trauma pada puting susu. o Terdapat luka pada payudara. o Riwayat mastitis sebelumnya saat menyusui. 2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik : Pemeriksaan tanda vital: nadi meningkat (takikardi). Pemeriksaan payudara a. payudara membengkak b. lebih teraba hangat c. kemerahan dengan batas tegas d. adanya rasa nyeri e. unilateral f. dapat pula ditemukan luka pada payudara 3. Petugas menentukan pemeriksaan penunjang : Tidak diperlukan 4. Petugas menentukan diagnosis, diagnosis umumnya dapat ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. 5. Petugas menentukan terapi : Non Medikamentosa a. Ibu sebaiknya tirah baring dan mendapat asupan cairan yang lebih banyak. b. Sampel ASI sebaiknya dikultur dan diuji sensitivitas. c. Sangga payudara ibu dengan bebat atau bra yang pas Medikamentosa d. Berikan antibiotika i. Kloksasilin 500 mg per oral per 6 jam selama 10-14 hari ii. ATAU Eritromisin 250 mg per oral 3 x 1 sehari selama10 hingga 14 hari e. Analgetik parasetamol 3x500 mg per oral f. Lakukan evaluasi setelah 3 hari. 6. Petugas memberikan edukasi: Memberikan pengetahuan akan pentingnya ASI dan mendorong ibu untuk tetap menyusui, Menyusui dapat dimulai dengan payudara yang tidak sakit. Pompa payudara dapat di lakukan pada payudara yang sakit jika belum kosong setelah bayi menyusui. Ibu dapat melakukan kompres dingin untuk mengurangi bengkak dan nyeri. Ibu harus menjaga kebersihan diri dan lingkungan untuk menghindari infeksi yang tidak diinginkan. 7. Petugas merujuk pasien bila diperlukan, kriteria rujukan : Jika terjadi komplikasi abses mammae dan sepsis. 8. Petugas mendokumentasikan seluruh pemeriksaan dalam rekam medis 7. Bagan Alir - 8. Unit - BP umum Terkait - Laboratorium (bila perlu)
9. Rekaman historis perubahan
No Yang diubah Isi Perubahan Tgl.mulai diberlakukan