Anda di halaman 1dari 2

Penanganan Mastitis

: 108/SOP/
No. Dokumen
PKM-T/III/2018
SOP No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 12-03-2018
Halaman : 1/2

UPTD Yolce E. Gahiwu, A.Md.Kep


Puskesmas Tule NIP. 19770126 200604 2 027

1. Pengertian Mastitis adalah peradangan payudara yang terjadi biasanya pada


masa nifas atau sampai 3 minggu setelah persalinan
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menangani pasien
dengan mastitis
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Tule nomor 14 tahun 2018
tentang Kebijakan Pelayanan Klinis
4. Referensi Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer. Tahun 2017
Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor HK.02.02/MENKES/514/2015
tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama
Peraturan Menteri Kesehatan nomor 1438/MENKES/PER/IX/2010
tentang Standar Pelayanan Kedokteran
5. Kode ICD-10 N61 Inflammatory disorders of breast
6. Prosedur/ 1. Persiapan Alat dan Bahan :
langkah-langkah a. Kartu Rekam Medis
b. Blanko resep
c. Blanko lembar permintaan pemeriksaan laboratorium
d. Blanko surat rujukan
e. Blanko resume rujukan
2. Petugas yang melaksanakan :
a. Petugas ruangan pemeriksaan umum
b. Petugas ruangan pemeriksaan KIA, KB dan Imunisasi
3. Langkah – langkah :
a. Anamnesa
- Nyeri dan bengkak pada daerah payudara, biasanya pada
salah satu payudara
- Adanya demam >38 ̊C
- Paling sering terjadi di minggu ke3 – 4 postpartum
Faktor resiko:
- Primipara
- Stres
- Teknik menyusui yang tidak benar, sehingga proses
pengosongan payudara tidak terjadi dengan baik (menyusui
hanya pada satu posisi)
- Penghisapan bayi yang kurang kuat, dapat menyebabkan
statis dan obstruksi kelenjar payudara
- Pemakaian bra yang terlalu ketat
- Bentuk mulut bayi yang abnormal (ex: cleft lip or palate),
dapat menimbulkan trauma pada puting susu
- Terdapat luka pada payudara
- Riwayat mastitis sebelumnya saat menyusui
b. Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan tanda vital: nadi meningkat (takikardi)
- Pemeriksaan payudara: payudara membengkak, lebih teraba
hangat, kemerahan dengan batas tegas, adanya rasa nyeri,
unilateral, dapat pula ditemukan luka pada payudara
c. Pemeriksaan penunjang
Tidak ada
d. Kriteria diagnosis:
Diagnosis klinis dapat ditegakkan dengan anamnesa dan
pemeriksaan fisik.
e. Diagnosis banding:
Tidak ada
f. Komplikasi
Abses mammae, sepsis
g. Tatalaksana
Non medikamentosa
- Ibu sebaiknya tirah baring dan mendapat asupan cairan yang
lebih banyak
- Sampel ASI sebaiknya dikultur dan diuji sensitivitas
- Sangga payudara ibu dengan bebat atau bra yang pas
Medikamentosa
- Berikan antibiotika
▪ Kloksasilin 500 mg per oral per 6 jam selama 10 – 14 hari
▪ Eritromisin 250 mg per oral 3 x 1 sehari selama 10 hingga
14 hari
- Analgetik parasetamol 3 x 500 mg per oral
- Lakukan evaluasi setelah 3 hari
h. Kriteria rujukan:
Jika terjadi komplikasi abses mammae dan sepsis
i. KIE:
- Memberikan pengetahuan akan pentingnya ASI dan
mendorong ibu untuk tetap menyusui
- Menyusui dapat dimulai dengan payudara yang tidak sakit
- Pompa payudara dapat dilakukan pada payudara yang sakit
jika belum kosong setelah bayi menyusui
- Ibu dapat melakukan kompres dingin untuk mengurangi
bangkak dan nyeri
- Ibu harus menjaga kebersihan diri dan lingkungan untuk
menghindari infeksi yang tidak diinginkan
j. Prognosis:
Prognosis pada umumnya bonam
7. Bagan Alir
8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait a. Ruangan Pemeriksaan Umum
b. Ruangan Pemeriksaan KIA, KB dan Imunisasi
10. Dokumen terkait a. Rekam medis
11. Rekaman Tgl. Mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
historis diberlakukan.
perubahan.

2/2

Anda mungkin juga menyukai