Anda di halaman 1dari 4

PERAWATAN MASTITIS

No.Dokumen : 440/04/ SOP/ PUSK-TK/ I/


2022
SO
No. Revisi :0
P Tgl. Terbit :
Halaman : 1/3
PUSKESMA
S PABATU PONO
1. Pengertia Mastitis adalah peradangan payudara yang terjadi biasanya
n pada masa nifas atau sampai 3 minggu setelah persalinan.
2. Tujuan 1. Sebagai Acuan untuk Penatalaksanaan
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Pabatu No. 440/04/
SOP/ PUSK-TK/ I/ 2022
4. Referensi
Peraturan Menteri Kesehatan No 5 tahun 2014

5. Langkah- 1. Penatalaksanaan :
langkah a. Memberikan informasi kepada para ibu menyusui
sebagai upaya pencegahan terjadinya mastitis,
dengan melakukan perawatan payudara yang baik,
pemberian laktasi yang adekuat, dan membersihkan
sisa air susu yang ada di kulit payudara.
b. Melakukan pencegahan terjadinya komplikasi
abses dan sepsis dengan cara : bedrest, pemberian
cairan yang cukup, tetap dianjurkan untuk laktasi dan
pengosongan payudara.
c. Lakukan kompres hangat.
d. Lakukan massage pada punggung untuk
merangsang pengeluaran oksitosin agar Asi dapat
menetes keluar.
e. Bila sudah terjadi abses : dapat dilakukan
insisi/sayatan untuk mengerluakan nanah dan
dilanjutkan dengan drainase dengan pipa/handscone
drain agar nanah dapat keluar. Sayatan sebaiknya
dibuat sejajar dengan duktus laktiferus untuk
mencegah keruskan pada jalannya duktus tersebut.

Page 1 of 4
2. Farmakologis:
a. Obat penghilang rasa sakit.
b. Obat anti inflamasi
c. Obat antibiotik
3. Pemberian antibiotik secara ideal berdasarkan hasil
kepekaan kultur kuman yang diambil dari air susu
sehingga kebersihan terapi dapat terjamin. Namun
karena kultur kuman tidak secara rutin dilakukan,
maka secara empiris pilihan pengobatan pertama
terutama ditujukan pada stafilokokus aureus sebagai
penyebab terbanyak dan streptokokkus yatu dengan
penisilin tahan penisilamin (dikloksasillin) atau
sefalosforin. Untuk yang alergi penisilin dapat
digunakan emitromisin atau sulfa. Pada sebagian
kasuus antibiotik dapat diberikan secara peroral dan
tidak memerlukan perawatan di rumah sakit.
1) Amoxicillin : 875mg, 2xsehari; atau
2) Cephalexin : 500mg, 4x sehari; atau
3) Ciprofloxacin 500mg, 2x sehari; atau
4) Clindamicin : 300mg, 4x sehari; atau
5) Trimethoprin/sulfamethoxazole : 160mg/800mg, 2x
sehari.
4. Konseling dan Edukasi :
a. Memberikan pengertian dan pengetahuan kepada
pasien, suami dan keluarga mengenai pemberian
laktasi dengan baik dan benar, dampak dari
pemberian laktasi yang sesuai.
b. Memberikan motivasi untuk selalu mengosongkan
payudara, baik dengan melkukan laktasi langsung,
maupun dengan pemompaan payudara.
c. Menjaga kebersihan payudara dan puting susu ibu.
d. Menjaga kebersihan mulut dan hidung bayi
(sumber utama masuknya kuman jika ada luka pada
puting susu ibu)

Page 2 of 4
5. Komplikasi :
a. Abses mamae
b. Sepsis
6. Bagan
Alir
Penatalaksanaan:
a.Memberikan informasi kepada para ibu menyusui
upaya pencegahan terjadinya mastitis
b.Melakukan pencegahan terjadinya komplikasi abses
dan sepsis
c.Lakukan kompres hangat
d.Lakukan massage pada punggung
e. Bila terjadi abses : lakukan insisi

Memberikan farmakologi:
a. Obat penghilang rasa sakit
b. Obat anti inflamasi
c. Obat antibiotik

Konseling dan Edukasi

7. Hal-hal Seluruh petugas harus melaksanakan kegiatan sesuai prosedur


yang
perlu
diperhatik
an
8. Unit 1. Poli Umum
terkait 2. Ruang KIA
9. Dokumen a. Rekam Medik
Terkait
b. Catatan Tindakan

10. Rekaman Tgl mulai


No Yang diubah Isi Perubahan
historispe diberlakukan
rubahan.

Page 3 of 4
Page 4 of 4

Anda mungkin juga menyukai