Anda di halaman 1dari 6

PERITONITIS

A. Pengertian
Peritonitis adalah peradangan pada peritoneum, suatu lapisan endotelial tipis yang kaya akan
vaskularisasi dan aliran limpa (Jitwiyono & Kristiyanasari, 2012).

B. Etiologi

Bila ditinjau dari penyebabnya, infeksi peritonitis terbagi atas penyebab primer (peritonitis
spontan), sekunder (berkaitan dengan proses patologis pada organviseral), atau penyebab tersier
(infeksi rekuren atau persisten sesudah terapi awal yang adekuat). Secara umum, infeksi pada
abdomen dikelompokkan menjadi peritonitis infektif (umum) dan abses abdomen (lokal).

C. Klasifikasi

Berdasarkan patogenesis peritonitis dapat diklasifikasikan sebagai berikut:


a. Peritonitis Bakterial Primer
Merupakan peritonitis akibat kontaminasi bakterial secara hematogen pada
cavumperitoneum dan tidak ditemukan fokus infeksi dalam abdomen
b. Peritonitis Bakterial Akut Sekunder (Supurativa)
Peritonitis yang mengikuti suatu infeksi akut atau perforasi tractusi gastrointestinal
atau tractus urinarius.
c. Peritonitis Tersier
Peritonitis yang disebabkan oleh jamur.

D. Tanda dan Gejala

a. Nyeri seluruh perut spontan maupun pada palpasi


b. Demam menggigil
c. Perut gembung tapi kadang-kadang ada diarrhea
d. Muntah
e. Pasien gelisah, mata cekung
f. Pembengkakan dan nyeri di perut
g. Demam dan menggigil
h. Kehilangan nafsu makan

E. Komplikasi
a. Komplikasi dini
1. Septikemia dan syok septic
2.  Syok hipovolemik
3. Sepsis intra abdomen rekuren yang tidak dapat dikontrol dengan kegagalan multi
system
4. Abses residual intraperitoneal
5. Portal Pyemia (misal abses hepar)

b. Komplikasi lanjut
1. Adhesi
2. Obstruksi intestinal rekuren

F. Pemeriksaan Penunjang

a. Test laboratorium
1. Leukositosis
2. Hematokrit meningkat
3. Asidosis metabolic
b. X. Ray
G. Penatalaksanaan
a. Pencegahan

1. Selama kehamilan
 Coitus pada hamil tua sebaiknya dilarang karena dapat mengakibatkan pecahnya
ketuban dan terjadinya infeksi.

2. Selama persalinan
·       Usaha-usaha pencegahan terdiri dari membatasi sebanyak mungkin kuman-kuman
dalam jalan lahir, menjaga supaya persalinan tidak berlarut-larut, menyelesaikan
persalinan dengan trauma sedikit mungkin, dan mencegah terjadinya perdarahan
banyak.

3. Selama nifas
·          Sesudah partus terdapat luka-luka dibeberapa tempat pada jalan lahir. Pada hari
pertama postpartum harus dijaga agar luka-luka ini tidak dimasuki kuman-kuman dari
luar.

b. Penatalaksanaan Medis
Menurut Netina (2001), penatalaksanaan pada peritonitis adalah sebagai berikut :
1. Penggantian cairan, koloid dan elektrolit merupakan focus utama dari
penatalaksanaan medik.
2. Analgesik untuk nyeri, antiemetik untuk mual dan muntah.
3. Intubasi dan penghisap usus untuk menghilangkan distensi abdomen.
4. Terapi oksigen dengan nasal kanul atau masker untuk memperbaiki fungsi ventilasi.
5. Kadang dilakukan intubasi jalan napas dan bantuan ventilator juga diperlukan.
6. Therapi antibiotik masif (sepsis merupakan penyebab kematian utama).
7. Tujuan utama tindakan bedah adalah untuk membuang materi penginfeksi dan
diarahkan pada eksisi, reseksi, perbaikan, dan drainase.
8. Pada sepsis yang luas perlu dibuat diversi fekal.
c. Pengobatan
Antibiotika memegang peranan yang sangat penting dalam pengobatan infeksi nifas.
Adanya antibiotika sangat merubah prognosa infeksi puerperalis dan pengobatan dengan
obat-obat lain merupakan usaha yang terpenting.

Infeksi Payudara

A. Pengertian

Infeksi payudara merupakan peradangan yang terjadi di payudara akibat infeksi


kuman. Biasanya infeksi payudara, atau secara medis disebut mastitis, lebih banyak dialami
oleh wanita yang sedang menyusui. Setidaknya 5 dari 100 ibu menyusui pernah mengalami
infeksi payudara.

B. Penyebab Infeksi Payudara


a. Cara menyusui yang kurang tepat sehingga hanya sedikit ASI yang dikeluarkan saat bayi
menghisap payudara ibu.
b. Ibu jarang mengosongkan payudaranya, misalnya ibu menyusui bekerja tetapi tidak rutin
memompa ASI setiap 3–4 jam.
c. Menyusui hanya pada satu sisi payudara saja.

C. Diagnosis

Pada wanita menyusui, dokter biasanya dapat mendiagnosis mastitis berdasarkan


pemeriksaan fisik dan ulasan tentang gejala yang dialami. Dokter juga akan ingin
mengesampingkan apakah infeksi telah membentuk abses yang perlu dikeringkan melalui
pemeriksaan fisik.
D. Gejala

Gejala infeksi payudara dapat terjadi secara tiba-tiba dan gejalanya dapat meliputi:

a. Pembengkakan yang abnormal, menyebabkan satu payudara menjadi lebih besar dari
yang lain
b. Payudara yang mengeras dan nyeri bila disentuh
c. Sensasi nyeri atau terbakar saat menyusui
d. Demam
e. Cairan dari puting yang mengandung nanah
f. Kulit pada permukaan payudara yang kemerahan dengan tekstur seperti kulit jeruk
g. Pembesaran kelenjar getah bening di daerah ketiak atau leher
h. Demam lebih dari 38,3 ° C
i. Tubuh menggigil 
j. Merasa tidak enak badan secara keseluruhan

E. Pengobatan

Pengobatan utama infeksi payudara adalah dengan mengonsumsi antibiotik sesuai dengan
petunjuk dokter.

Jika Anda mengalami abses karena infeksi parah pada payudara, mungkin perlu dibedah
(diinduksi secara klinis) dan dikeringkan. Ini akan membantu infeksi payudara cepat sembuh.
Anda dapat terus menyusui, tetapi Anda perlu berkonsultasi mengenai laktasi tentang cara
merawat abses.

F. Pencegahan

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi payudara adalah:

a. Kosongkan setidaknya satu payudara dengan baik setiap menyusui, begitupun pada


payudara pengganti. Jika Anda tidak ingat payudara mana yang terakhir, gunakan klip
pengingat menyusui pada bra
b. Hindari perubahan jadwal menyusui yang tiba-tiba
c. Hindari penggunaan sabun dan pembersih puting secara intensif. Areola memiliki
kemampuan membersihkan dan melumasi secara alami
d. Tambahkan sedikit lesitin atau lemak jenuh ke dalam diet Anda setiap hari untuk
membantu mengurangi risiko terjadinya penyumbatan dengan mengonsumsi
susu, daging (terutama hati) dan kacang.
e. Pijat payudara secara lembut dan perlahan, terutama jika Anda merasakan terjadinya
penebalan atau benjolan
f. Coba posisi menyusui yang berbeda. Oleskan handuk basah hangat ke payudara sebelum
menyusui untuk meningkatkan aliran ASI
g. Hindari penggunaan bra ketat yang dapat menyebabkan penyumbatan aliran susu alami
h. Jika Anda merasakan saluran yang tersumbat, cobalah menyusui, memijat payudara,
menerapkan rasa hangat, dan mengubah posisi bayi ketika menyusui

Anda mungkin juga menyukai