Anda di halaman 1dari 3

Apendisitis

Apendisitis atau radang usus buntu adalah gangguan pencernaan berupa peradangan pada usus
buntu (appendix). Usus buntu sendiri merupakan organ berbentuk selang kecil dan tipis yang
menempel pada bagian awal usus besar.
Usus buntu terletak di perut bagian kanan bawah. Organ yang satu ini tidak memiliki fungsi, tapi saat
tersumbat dapat membahayakan dan bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Apendisitis ini
biasanya terjadi ketika ada sisa-sisa makanan yang terjebak serta tidak bisa keluar di umbai cacing.
Sehingga lama kelamaan umbai cacing tersebut akan menjadi busuk serta akan menimbulkan
peradangan yang menjalar ke usus buntu. Jika tidak diatasi dengan segera, ada kemungkinan usus
buntu yang meradang dapat pecah, mengeluarkan feses/tinja ke rongga perut.
Dimana peradangan usus buntu ini biasanya ditandai dengan terdapatnya nanah. Hal ini dapat
berpotensi menyebabkan infeksi yang membahayakan (peritonitis) atau bisa juga tertutup dan
membentuk abses.

Faktor yang dapat membuat seseorang mengalami apendisitis:

1. Hambatan pada pintu rongga usus buntu


2. Penebalan atau pembengkakan jaringan dinding usus buntu karena infeksi di saluran
pencernaan atau di bagian tubuh lainnya
3. Tinja atau pertumbuhan parasit yang menyumbat rongga usus buntu
4. Cedera pada perut.

GEJALA

1.
2. Gejala utama pada penyakit usus buntu adalah nyeri pada perut. Nyeri ini disebut kolik
abdomen. Rasa nyeri tersebut dapat berawal dari pusar, lalu bergerak ke bagian kanan
bawah perut. Namun, posisi nyeri dapat berbeda-beda, tergantung usia dan posisi dari usus
buntu itu sendiri. Dalam waktu beberapa jam, rasa nyeri dapat bertambah parah, terutama
saat kita bergerak, menarik napas dalam, batuk, atau bersin. Selain itu, rasa nyeri ini juga
bisa muncul secara mendadak, bahkan saat penderita sedang tidur.
GEJALA LAINNYA
3. Kehilangan nafsu makan.
4. Demam.
5. Konstipasi atau diare.
6. Kembung.
Sulit buang angin
Gejala usus buntu pada masing-masing pengidap akan bervariasi, tergantung pada lokasi, usia,
serta posisi usus buntu. Pada wanita hamil, rasa sakit mungkin dialami di area perut bagian atas,
karena posisi usus buntu menjadi lebih tinggi selama kehamilan.

Komplikasi Penyakit Usus Buntu


Penyakit usus buntu yang tidak diobati berisiko menimbulkan komplikasi yang membahayakan.
Komplikasi tersebut antara lain:

1. Abses atau terbentuknya kantong berisi nanah. Komplikasi ini muncul sebagai usaha
alami tubuh untuk mengatasi infeksi pada usus buntu. Penanganannya dilakukan dengan
penyedotan nanah dari abses atau dengan antibiotik. Jika ditemukan dalam operasi,
abses dan bagian di sekitarnya akan dibersihkan dengan hati-hati dan diberi antibiotik.

2. Peritonitis. Peritonitis adalah infeksi pada lapisan dalam perut atau peritoneum.
Peritonitis terjadi saat usus buntu pecah dan infeksi menyebar hingga ke seluruh rongga
perut. Penanganan kasus ini dilakukan dengan pemberian antibiotik dan tindakan bedah
terbuka secepatnya, untuk mengangkat usus buntu dan membersihkan rongga perut.
Peritonitis ditandai dengan nyeri seluruh perut yang hebat dan terus menerus, demam,
serta detak jantung yang cepat.

pencegahan apendisitis

1. Makan makanan berserat

Penyumbatan pada usus buntu bisa terjadi karena adanya fekalit. Fekalit adalah penumpukan feses
yang mengeras. Kondisi ini kemungkinan besar terjadi pada orang yang kurang makanan berserat.

2. Minum air putih

Rajin minum air tidak hanya mencegah dehidrasi, tapi juga mendukung kinerja usus dan serat
makanan berfungsi dengan baik di usus. Jika serat menarik air ke usus, tapi persediaan air di tubuh
tidak mencukupi, serat tetap tidak bisa melunakkan feses.

3. Konsumsi makanan mengandung probiotik

Selain penyumbatan, radang usus buntu juga dapat terjadi akibat adanya infeksi bakteri. Perlu
diketahui, terdapat ribuan bakteri yang hidup di dalam usus Anda. Bakteri ini bisa bersifat baik atau
buruk bagi pencernaan.

Hal yang harus Anda lakukan adalah menjaga kestabilan jumlah antara bakteri yang baik dan bakteri
yang buruk. Anda bisa mengonsumsi makanan yang mengandung probiotik, seperti yogurt, tempe,
atau kimchi.

Meskipun bukan cara yang dapat mencegah usus buntu secara langsung, konsumsi makanan
probiotik tetap penting guna menjaga kesehatan sistem pencernaan.

pengobatan apendisitis

Perlu diketahui, penyakit usus buntu merupakan kondisi akut, sehingga perlu ditangani sesegera
mungkin untuk mencegah usus buntu yang meradang pecah dan mengakibatkan infeksi di seluruh
rongga perut.

Penanganan utama untuk penyakit usus buntu adalah dengan prosedur operasi pengangkatan usus
buntu atau apendektomi. Hal ini dilakukan untuk menghindari risiko pecahnya usus buntu.
Apendektomi dilakukan di bawah bius total dengan cara operasi terbuka (laparatomi) dan
laparoskopi. Namun, laparoskopi tidak dapat dilakukan apabila usus buntu sudah pecah atau muncul
kantong kumpulan nanah (abses).

Jika usus buntu telah membentuk abses, akan dilakukan pengeluaran cairan dan nanah disertai
pemberian antibiotik. Operasi baru dapat dilakukan beberapa minggu kemudian setelah infeksi
teratasi.

Anda mungkin juga menyukai