Anda di halaman 1dari 15

USUS BUNTU (APENDISITIS)

ANGGOTA KELOMPOK

1. Muhammad Reza Putra Setiawan


NIM: 2251700062

2. Citra Handiayudya L.A


NIM: 2251700047

3. Rosaliana Putri Nomita Sari


NIM: 2251700124

4.Tasya Hafizh Aradhana


NIM: 2251700137

5. Anita Hasni T
NIM: 2251700114
latar belakang
Apendisitis adalah infeksi dan pembengkakan pada
usus buntu yang dapat menurunkan suplai darah ke
dinding usus buntu. Apendisitis merupakan suatu
penyakit pada sistem pencernaan manusia yang
disebabkan oleh infeksi bakteria. Namun, terdapat juga
berbagai penyebab terjadinya apendisitis. Sumbatan
pada apendiks diindikasi sebagai penyebab utama
terjadinya apendisitis, faktor lain yaitu makanan seperti
makanan pedas, manis, asin bersantan serta kurang
minum air putih.
PENGERTIAN USUS BUNTU

Penyakit usus buntu atau apendisitis adalah kondisi peradangan pada usus
buntu (apendiks). Adapun apendiks atau usus buntu merupakan organ
berbentuk kantong berukuran 5 hingga 10 centimeter yang tersambung ke
usus besar dari sisi kanan bawah perut. Kondisi ini umumnya ditandai dengan
nyeri pada perut bagian kanan bawah.
PENYEBAB USUS BUNTU
Adapun penyumbatan tersebut dapat terjadi akibat beberapa faktor, yaitu:

a. Penumpukan tinja atau kotoran yang mengeras.

b. Adanya infeksi saluran pernapasan yang dapat menyebabkan kelenjar getah bening
dalam dinding usus menjadi bengkak.

c. Penebalan atau pembengkakan jaringan dinding usus buntu akibat infeksi saluran
pencernaan atau bagian tubuh lainnya.

d. Penyumbatan pada rongga usus buntu akibat pertumbuhan parasit berlebih pada
saluran pencernaan, misalnya infeksi cacing kremi.

e. Cedera akibat trauma pada perut.

f. Tumor.
FAKTOR RISIKO RADANG USUS
BUNTU:

a. Usia.
Apendisitis paling sering menyerang kisaran
usia 10-30 tahun, tetapi dapat terjadi pada usia
berapa pun.
b. Jenis Kelamin.
Apendisitis lebih sering terjadi pada pria
daripada wanita.
c. Riwayat Keluarga.
Orang yang memiliki riwayat keluarga
apendisitis berada pada risiko tinggi untuk
mengembangkannya.
GEJALA USUS BUNTU
Gejala usus buntu pada masing-masing
pengidapnya akan bervariasi, tergantung
pada lokasi, usia, serta posisi usus buntu.
Namun, gejala radang usus buntu secara
umum dapat menyebabkan ciri tertentu.
Berikut adalah beberapa gejala atau ciri
penyakit usus buntu yang umum terjadi:
 Nyeri tiba-tiba yang berawal pada sisi kanan perut bagian bawah.
 Nyeri tiba-tiba yang berawal pada sekitar pusar dan sering
berpindah ke perut kanan bawah.
 Rasa nyeri yang memburuk jika pengidapnya batuk, berjalan, atau
melakukan gerakan menggelegar lainnya.
 Mual dan muntah.
 Kehilangan selera makan.
 Demam ringan yang dapat memburuk seiring perkembangan
penyakit.
 Sembelit atau diare.
 Perut kembung.
ada beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan guna
membantu diagnosis penyakit usus buntu, seperti:
 Pemeriksaan darah.
Tes ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan dari sel darah
putih, dan laju darah yang mengindikasikan adanya suatu infeksi dan peradangan.
 Tes urine.
Pemeriksaan urine dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan diagnosis lain.
Misalnya seperti infeksi saluran kemih atau batu pada saluran kemih yang dapat
memberikan gejala nyeri yang menyerupai penyakit usus buntu.
 Pemeriksaan pencitraan.
USG adalah pemeriksaan pencitraan yang paling sering dokter gunakan untuk
mendiagnosis penyakit usus buntu. Selain itu, CT-Scan, dan foto X-ray abdomen
juga dapat digunakan untuk memastikan diagnosis dari usus buntu.
Pengobatan Penyakit Usus Buntu
1. Konsumsi Antibiotik

Pada sebagian kasus usus buntu yang ringan, dokter dapat meresepkan antibiotik sehingga operasi
tidak perlu dokter lakukan. Ada sejumlah antibiotik yang dapat dokter resepkan, seperti cefotetan atau
cefotaxime. Namun, jika pengidapnya memerlukan operasi, dokter akan terlebih dahulu memberikan
antibiotik melalui infus. Hal ini bertujuan untuk mengobati infeksi penyebab radang usus buntu.

2. Operasi

Pengobatan utama untuk mengatasi usus buntu melibatkan operasi pengangkatan usus buntu, atau
apendektomi. Ada dua jenis prosedur apendektomi, yaitu:

Laparoskopi. Prosedur ini menjadi metode yang lazim dokter gunakan untuk mengangkat usus buntu.
Sebab, pemulihannya cenderung lebih cepat daripada dengan operasi terbuka. Adapun operasi ini
melibatkan pembuatan tiga atau empat sayatan kecil pada perut.Laparotomi. Dokter akan melakukan
prosedur ini dengan membedah perut bagian kanan bawah sepanjang 5 hingga 10 centimeter.
Kemudian, dokter akan mengangkat usus buntu. Prosedur bedah terbuka ini umumnya menjadi
pilihan untuk penyakit usus buntu yang infeksinya telah menyebar keluar usus buntu.
Komplikasi Penyakit Usus Buntu Apendisitis dapat menyebabkan komplikasi serius jika usus buntu pecah. Sebab,
kondisi ini dapat menyebabkan kotoran dan bakteri tumpah ke dalam rongga perut. Apendiks atau usus buntu yang
pecah dapat menyebabkan infeksi yang menyakitkan dan berpotensi mengancam jiwa, termasuk:

1. Peritonitis. Ketika usus buntu pecah dan bakteri tumpah ke dalam rongga perut, lapisan rongga
perut atau peritoneum, dapat terinfeksi dan meradang. Kondisi peradangan ini dikenal sebagai
peritonitis yang bisa sangat serius dan bahkan fatal. Gejala peritonitis mungkin termasuk: Detak
jantung cepat. Demam tinggi. Sesak napas atau napas cepat. Sakit perut yang parah dan terus
menerus. Adapun perawatan untuk mengatasi kondisi ini termasuk antibiotik dan pembedahan
untuk mengangkat usus buntu.

2. Abses. Abses adalah kantong nanah yang menyakitkan yang terbentuk di sekitar usus buntu yang
pecah. Timbulnya komplikasi ini merupakan mekanisme alami tubuh dalam mengatasi infeksi usus
buntu. Sementara itu, penanganan abses dapat melibatkan penyedotan nanah dari abses atau
dengan penggunaan antibiotik. Apabila dokter menemukan abses sat prosedur operasi, maka dokter
akan membersihkan abses dan area sekitarnya, lalu memberikan antibiotik.

3. Sepsis. Dalam kasus yang jarang terjadi, bakteri dari abses yang pecah dapat menyebar melalui
aliran darah ke bagian lain tubuh. Adapun kondisi yang sangat serius ini sebagai sepsis dengan
gejala meliputi:

A}.Suhu tubuh yang tinggi atau rendah. B}. Kebingungan. C}. Rasa kantuk yang parah. D}. Sesak napas.
MAKANAN PEDAS

Makanan Pedas bisa menjadi pemicu usus buntu. Hal ini dikarenakan biji cabai yang tidak
hancur bisa menyumbat usus dalam jangka waktu panjang dan menyebabkan radang usus
buntu. Namun, yang perlu dipahami adalah, makanan pedas bukan penyebab utama usus
buntu.

KEKURANAN AIR PUTIH

Beberapa faktor juga menjadi pemicu radang usus buntu, di antaranya hambatan pada pintu
rongga usus buntu dan penebalan atau pembengkakan jaringan dinding usus buntu karena
infeksi di saluran pencernaan atau di bagian tubuh lainnya. Selain itu tinja atau pertumbuhan
parasit yang menyumbat rongga usus buntu serta cedera pada perut juga bisa menyebabkan
usus buntu. Pakar kesehatan dan gizi, Inge Permadhi mengatakan penyebab usus buntu justru
disebabkan kurangnya asupan air putih. Inge menjelaskan, jika seseorang mengkonsumsi
banyak makanan berserat tapi tidak cukupi minum air putih, maka saluran pencernaan akan
kesulitan mendorong sisa makanan yang sudah dicerna.
MAKANAN MANIS

Mengandung pemanis buatan sebaiknya Anda hindari atau setidaknya batasi konsumsinya.
Makanan mengandung gula jika dikonsumsi secara berlebihan juga bukan tidak mungkin dapat
menyebabkan peradangan pada usus yang bisa berujung pada penyakit usus buntu.

MAKANAN ASIN

Makanan yang mengandung penyedap rasa serta bumbu instan lainnya, seperti mi instan yang
dapat memicu usus buntu. Hal ini karena makanan bergaram tinggi bisa menyebabkan iritasi
pada usus.
Kesimpulan
Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiformis dan merupakan penyebab
abdomen akut yang paling sering. Penyakit ini mengenai semua umur baik laki-laki maupun
perempuan, tetapi lebih sering menyerang laki-laki berusia 10 sampai 30 tahun
(Mansjoer,2000). Menurut Sjamsuhidayat (2004), apendisitis terdiri dari lima bagian antara
lain :
1. Apendisitis akut
2. Apendisitis infiltrat (Masa periapendikuler)
3. Apendisitis perforata
4. Apendisitis rekuren
5. Apendisitis kronis
Penyebab penyakit apendisitis secara pasti belum diketahui. Tetapi, terjadinya apendisitis
ini umumnya karena bakteri. Selain itu, terdapat banyak faktor pencetus terjadinya
penyakit ini diantaranya sumbatan lumen apendiks, hiperplasia jaringan limfe, fekalit,
tumor apendiks dan cacing askaris yang dapat menyebabkan sumbatan. Penyebab lain
yang diduga dapat menimbulkan apendisitis adalah erosi mukosa apendiks karena parasit
seperti E.histolytica. Penelitian epidemiologi menunjukkan peran kebiasaan makan
makanan rendah serat dan pengaruh konstipasi terhadap timbulnya apendisitis juga
merupakan faktor pencetus terjadinya penyakit ini. Apendisitis biasanya disebabkan oleh
penyumbatan lumen apendiks oleh hiperplasiafolikel limfoid, fekalit, benda asing,
striktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya,atau neoplasma. Dan pola makan
yang tidak sehat, seperti sering makan makanan pedas, asin, manis dan bersantan serta
kurang minum air putih.

Anda mungkin juga menyukai