Anda di halaman 1dari 14

LOGBOOK ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN

PERADANGAN : APPENDISITIS

Kasus

Ny. C dibawa ke RS dengan keluhan nyeri di sekitar umbilikus yang kemudian menetap di daerah
perut kanan bawah. Nyeri bertambah kalau pasien batuk, bersin maupun berjalan. Saat ini klien
sedang diobservasi dan dipersiapkan untuk menjalani operasi apendektomi.

1. Gambarkan anatomi dari organ tubuh yang berhubungan dengan penyakit


Appendisitis

2. Apakah yang dimaksud dengan Appendisitis ? (tuliskan referensi yang anda gunakan)

Apendisitis atau yang biasa disebut penyakit usus buntu ini adalah sebuah penyakit
yang disebabkan oleh peradangan pada usus buntu (apendiks). Usus buntu sendiri
adalah bagian usus yang berbentuk seperti kantong memanjang 5 hingga 10
sentimeter dari usus besar.Sakit usus buntu dapat dialami oleh semua umur baik
laki-laki maupun perempuan, tapi lebih sering menyerang laki-laki berusia 10
sampai 30 tahun. Meskipun bisa menyerang pada usia berapa pun, apendisitis
jarang dialami oleh pasien di bawah usia 2 tahun dan paling umum di alami oleh
pasien antara usia 15 hingga 30 tahun.

sumber : https://www.konsula.com/blog/usus-buntu/
3. Jelaskan proses terjadinya Appendisitis dalam bentuk skema/pathway
4. Sebutkan dan jelaskan tanda/ gejala untuk mendiagnosis Appendisitis !

 Terasa nyeri hebat di dekat pusar atau perut bagian atas yang kemudian berpindah ke
regio perut kanan bawah. Ini biasanya merupakan tanda pertama. Namun, rasa sakit
ini bersifat hilang timbul.

 Nyeri perut sebelah kanan bawah. Rasa nyeri ini akan terasa beberapa jam setelah
gejala pertama. Rasa sakit dengan intensitas yang kuat dan bahkan disertai dengan
demam pada penderitanya. Suhu badan dapat mencapai 39 derajat celcius dan
menetap.

 Mual. Rasa sakit pada bagian perut juga disertai rasa mual dan kembung. Rasa mual
juga dapat menyebabkan penderita muntah apabila lambung terisi makanan.

 Pembengkakan perut

 Kehilangan selera makan

 Ketidakmampuan untuk buang gas

Gejala lain muncul, termasuk:

 Nyeri saat buang air kecil

 Muntah yang mendahului nyeri perut

 Kram perut hebat

 Sembelit atau diare dengan gas

Sumber : https://www.konsula.com/blog/usus-buntu/gejala/
5. Jelaskan penatalaksanaan pada pasien Appendisitis !

Pengobatan untuk usus buntu bervariasi. Dalam kasus yang jarang terjadi, usus buntu dapat
mengalami perbaikan tanpa operasi. Pengobatan mungkin hanya melibatkan antibiotik, anti nyeri,
dan diet cairan. Dalam kebanyakan kasus, bagaimanapun, operasi akan diperlukan. Jenis operasi
akan tergantung pada rincian kasus pasien. Jika pasien memiliki peradangan appendiks yang belum
pecah, pasien mungkin akan menerima resep antibiotik untuk pengobatan langkah pertama. Tim
medis Anda akan menguras nanah yang terdapat pada usus buntu Anda dengan menggunakan
tabung yang ditempatkan melalui kulit pasien.

Jika pasien memiliki kondisi di mana usus buntu telah pecah, maka langkah operasi perlu segera
dilakukan. Pembedahan untuk mengangkat apendiks dikenal sebagai operasi usus buntu
(appendektomi).

 Pembedahan untuk mengangkat apendiks (usus buntu). Pengangkatan usus buntu dapat
dilakukan sebagai operasi terbuka dengan menggunakan salah satu sayatan perut sepanjang
2 sampai 4 inci (5 sampai 10 cm). Operasi juga dapat dilakukan dengan membentuk
beberapa sayatan kecil di perut dan menggunakan teknologi kamera (operasi laparoskopi)

 Pengeringan abses sebelum operasi usus buntu. Jika usus buntu Anda telah pecah dan
nanah telah terbentuk di sekitarnya, nanah dapat dikeringkan dengan menempatkan sebuah
tabung melalui kulit Anda ke area yang mengeluarkan nanah. Operasi pengangkatan usus
buntu dapat dilakukan beberapa minggu kemudian setelah infeksi

Sumber:

http://www.emedicinehealth.com/appendicitis/page3_em.htm

http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/appendicitis/basics/treatment/con-20023582

http://www.webmd.com/digestive-disorders/understanding-appendicitis-treatment
6. Rumuskan diagnosis keperawatan pada pasien dengan Appendisitis !

Diagnosa Keperawatan

Dx 1: Resiko tinggi terhadap infeksi behubungan dengan perforasi pada Apendiks


dan tidak adekuatnya pertahanan utama.

Dx 2: Volume cairan kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual dan


muntah.

Dx 3: Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan terjadinya mual


dan muntah.

Dx 4: Nyeri berhubungan dengan adanya insisi bedah

Sumber : http://ilmukeperawatananakapridoni.blogspot.com/2012/10/asuhan-
keperawatan-apendisitis.html?m=1
7. Tuliskan tujuan dan intervensi keperawatan untuk diagnosis keperawatan utama
pasien dengan Appendisitis!

1. Interverensi :

 Mandiri

· Awasi tanda vital. Perhatikan demam, menggigil, berkeringat, perubahan mental, meningkatkan nyeri abdomen.

· Lakukan pencucian tangan yang baik dan perawatan luka aseptic. Berikan perawatan paripurna.

· Lihat insisi dan balutan. Catat karakteristik drainase luka/drein (bisa dimasukkan), adanya eritema.

· Berikan informasi yang tepat, jujur pada pasien/orang terdekat.

 Kolaborasi

· Ambil contoh drainase bila diindikasikan.

· Berikan antibiotic sesuai indikasi.

· Bantu irigasi dan drainase bila diindikasikan

Tujuan:

Kriteria Hasil : Meningkatkan penyembuhan luka dengan benar, bebas tanda infeksi atau inflamasi.

2. Intervensi

Mandiri

· Awasi tekanan darah nadi.

· Lihat membrane mukosa, kaji tugor kulit dan pengisian kapiler.

· Awasi masukan dan haluaran, catat warna urine/konsentrasi, berat jenis.

· Auskultasi bising usus, catat kelancaran flatus, gerakan usus.

· Berikan perawatan mulut sering dengan perhatian khusus pada perlindungan bibir.

Kolaborasi

· Pertahankan penghisapan gaster/usus.

· Berikan cairan IV dan elektrolit

Tujuan :

Kriteria Hasil : Mempertahankan keseimbangan cairan dibuktikan oleh kelembaban membrane mukosa, turgor kulit baik,
tanda-tanda vital stabil, dan secara individual haluaran urine adekuat.

Sumber : SDKI, SIKI, http://ilmukeperawatananakapridoni.blogspot.com/2012/10/asuhan-keperawatan-apendisitis.html?m=1


LOGBOOK ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN

KEGANASAN : CA. KOLON DAN REKTUM

Seorang laki-laki mengeluh susah buang air besar (BAB), kalau mengedan daerah panggul
dan anus terasa sakit dan BAB rasanya tidak tuntas, bentuk feses kecil-kecil seperti kotoran
kambing. Klien tampak pucat dan lemah. Menurut keterangan keluarga selama sakit klien
makannya sedikit karena takut BAB nya susah sehingga berat badannya turun . Klien
mempunyai riwayat keluarga dengan penyakit Polyposis, senang mengkonsumsi daging dan
sate. Klien tidak suka makan sayur-sayuran dan kurang mengkonsumsi buah-buahan.

1. Gambarkan anatomi dari organ tubuh yang berhubungan dengan Ca. kolon dan
rektum dan sebutkan bagian-bagiannya!
2. Apakah yang dimaksud dengan Ca. Kolon dan Rektum ? (tuliskan referensi yang anda
gunakan)

Ca.kolon dan rektum adalah Kanker usus besar yang merupakan tumor ganas di usus
besar. Gejala yang paling umum dari kanker usus besar adalah buang air besar (BAB)
berdarah dan susah BAB. Penyakit ini sering kali berawal dari tumor jinak yang disebut
polip.

Sumber : https://www.alodokter.com/kanker-usus-besar

3. Sebutkan faktor resiko Ca. Kolon dan Rektum dan jelaskan proses terjadinya
penyakit tersebut!

ada beberapa faktor resiko yang dapat memicu, yaitu:

 Usia.

 Riwayat penyakit

 Penyakit genetik

 Radang usus

 Gaya hidup

 Radioterapi

 Diabetes.

Proses terjadinya kanker kolon dimulai dari transformasi sel epitel normal kolon
menjadi lesi prekanker dan pada akhirnya menjadi karsinoma invasif. Diduga
proses transformasi ini melibatkan mutasi genetik, baik bersifat somatik maupun
turunan. Bukti ilmiah menunjukkan bahwa kanker kolon sering kali terjadi dari
polip adenomatosa yang berubah menjadi invasif dalam waktu 10-15 tahun. Oleh
karenanya, pengangkatan polip adenomatosa dilaporkan mampu menurunkan
risiko kanker kolorektal.
4. Sebutkan dan jelaskan tanda/ gejala untuk mendiagnosis Ca. Kolon rektum !

Gejala kanker usus besar pada stadium awal terkadang tidak terasa, atau bahkan tidak muncul sama
sekali. Walaupun demikian, ada beberapa gejala yang dapat muncul pada kanker usus besar stadium
awal, yaitu:

 Diare atau sembelit

 Perut kembung

 Kram atau sakit perut

 Perubahan bentuk dan warna tinja

 BAB berdarah

Jika sudah memasuki stadium lanjut, penderita kanker usus besar dapat mengalami gejala berupa:

 Kelelahan

 Sering merasa BAB tidak tuntas

 Perubahan pada bentuk tinja yang terjadi lebih dari sebulan

 Penurunan berat badan drastis

Apabila kanker usus besar sudah menyebar ke bagian tubuh lainnya, dapat muncul gejala berupa:

 Sakit kuning (ikterus)

 Pandangan kabur

 Pembengkakan pada lengan dan tungkai

 Sakit kepala

 Patah tulang

 Sesak napas

SUMBER : https://www.alodokter.com/kanker-usus-besar
5. Sebutkan dan jelaskan tingkatan dari Ca. Kolon rektum !

Berdasarkan tingkat keparahannya, kanker usus besar terbagi menjadi beberapa


stadium, yaitu:

Stadium 1

Pada tahap ini, kanker hanya tumbuh di dalam usus besar.

Stadium 2

Pada tahap ini, kanker telah menembus dinding usus besar.

Stadium 3

Pada tahap ini, kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening yang letaknya
berdekatan dengan usus besar.

Stadium 4

Stadium ini merupakan tingkat paling parah dari kanker usus besar, di mana
kanker telah menyebar jauh dan menyerang organ-organ tubuh lainnya, seperti
paru-paru atau hati

Sumber : https://www.alodokter.com/kanker-usus-besar

6. Sebutkan cara penyebaran Ca. Kolon rektum!

Kanker kolon dapat menyebar melalui beberapa cara yaitu :

1. Secara infiltratif langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam


kandung kemih.

2. Melalui pembuluh limfe ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon.

3. Melalui aliran darah, biasanya ke hati karena kolon mengalirakan darah ke


system ----portal.

4. Penyebaran secara transperitoneal

5. Penyebaran ke luka jahitan, insisi abdomen atau lokasi drain. Pertumbuhan


kanker menghasilkan efek sekunder, meliputi penyumbatan lumen usus dengan
obstruksi dan ulserasi pada dinding usus serta perdarahan. Penetrasi kanker dapat
menyebabkan perforasi dan abses, serta timbulnya metastase pada jaringan lain
(Gale, 2000 :177).
7. Sebutkan pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis Ca. Kolon rektum!

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Ø Endoskopi

Pemeriksaan endoskopi perlu di lakukan baik sigmoidoskopi maupun kolonoskopi.

Ø Radiologis

Pemeriksaan radiologis yang dapat di lakukan antara lain adalah foto dada dan foto
kolon (barium enema). Pemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat
memperjelas keadaan tumor dan mengidentifikasikan letaknya. Tes ini
menggambarkan adanya kebuntuan pada isi perut, dimana terjadi pengurangan
ukuran tumor pada lumen. Luka yang kecil kemungkinan tidak teridentifikasi dengan
tes ini. Enema barium secara umum di lakukan setelah sigmoidoscopy dan
colonoscopy.

Computer Tomografi (CT) membantu memperjelas adanya massa dan luas penyakit.
Chest X-ray dan liver scan mungkin dapat menemukan tempat yang jauh yang sudah
metastasis.

Ø Histopatologi

Biopsy di gunakan untuk menegakkan diagnosis. Gambar histopatologis karsinoma


kolon adalah adenokarsinoma dan perlu ditentukan diferensiansi sel.

Ø Laboratorium

Pemeriksaan Hb penting untuk memeriksa kemungkinan pasien mengalami


perdarahan. Nilai hemoglobin dan hematocrit biasanya turun dengan indikasi
anemia. Hasil tes Gualac positif untuk accult blood pada feces memperkuat
perdarahan pada GI Tract. Pasien harus menghindari daging, makanan yang
mengandung peroksidase (tanaman lobak dan gula bit) aspirin dan vitamin C untuk
48 jam sebelum diberikan feces spesimen.

Ø Ultrasonografi (USG)

Sulit dilakukan untuk memeriksa kanker pada kolon, tetapi digunakan untuk melihat
ada tidaknya metastasis kanker ke kelenjar getah bening di abdomen dan hati.

Sumber :http://asyifafelayati.blogspot.com/2015/11/lp-dan-asuhan-keperawatan-
pada-pasien.html?m=1
8. Jelaskan penatalaksanaan pada pasien Ca. Kolon rektum !

PENATALAKSANAAN MEDIS

Bila sudah pasti karsinoma kolon, maka kemungkinan pengobatan adalah


sebagai berikut ;

a. Pembedahan (operasi)

Operasi adalah penanganan yang paling efektif dan cepat untuk tumor yang
diketahui lebih awal dan masih belum metastasis , tetapi tidak menjamin semua
sel kanker telah terbuang. Oleh sebab itu dokter bedah biasanya juga
menghilangkan sebagian besar jaringan sehat yang mengelilingi sekitar kanker.

b. Penyinaran (Radioterapi)

Terapi radiasi memakai sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya sinar
X, atau sinar gamma, di fokuskan untuk merusak daerah yang di tumbuhi tumor,
merusak genetik sehingga membunuh kanker. Terapi radiasi merusak se-sel yang
pembelahan dirinya cepat, antara lain sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung
dan usus, sel darah.Kerusakan sel tubuh menyebabkan lemas, perubahan kulit
dan kehilangan nafsu makan.

c Kemotherapy

Chemotherapy memakai obat anikanker yang kuat, dapat masuk ke dalam


sirkulasi darah, sehingga sangat bagus untuk kanker yang telah menyebar. Obat
chemotherapy ini ada kira-kira 50 jenis. Biasanya di injeksi atau di makan, pada
umumnya lebih dari satu macam obat, karena digabungkan akan memberikan
efek yang lebih bagus.

d. Kolostomi

Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang dibentuk dari


pengeluaran sebagian bentuk kolon (usus besar) ke dinding abdomen (perut),
stoma ini dapat bersifat sementara atau permanen

Sumber : http://asyifafelayati.blogspot.com/2015/11/lp-dan-asuhan-
keperawatan-pada-pasien.html?m=1
9. Rumuskan diagnosis keperawatan pada Ca. Kolon rektum!

Diagnosa keperawatan yang muncul meliputi :

a. Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan, trauma muskuloskletal,


kehancuran yang terus-menerus (misalnya lokalisasi)

b. Kerusakan integritas kulit b/d tindakan keperawatan

c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual /


muntah

d. Konstipasi berhubungan dengan penurunan asupan cairan dan serat,


kelemahan otot abdomen sekunder akibat mekanisme kanker kolon.

Sumber :http://asyifafelayati.blogspot.com/2015/11/lp-dan-asuhan-keperawatan-
pada-pasien.html?m=1
10. Tuliskan tujuan dan intervensi keperawatan untuk pasien dengan Ca. Kolon rektum !

1. Tujuan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam dengan tujuan:

- Skala nyeri berkurang : 1

- Pasien merasa nyaman

Intervensi

1) Pantau tempat dan respons pasien terhadap nyeri

2) Ajarkan tindakan untuk meningkatkan kenyamanan perubahan posisi, gosokan (massase) dan
teknik relaksasi

3) Ciptakan lingkungan yang kondusif untuk relaksasi, membatasi pengunjung

4) Kolaborasi pemberian analgetik

2. Tujuan

- Luka semakin kering dan menutup

- Tidak terjadi nekrosis

Intervensi

1) Pantau tanda – tanda kerusakan integritas kulit

2) Jelaskan dan ajarkan cara perawatan kulit pasca oprasi

3) Berikan barier kulit sesuai resep

Sumber :

Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 1995,Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit, EGC, Jakarta.

Sjamsuhidajat.R.1997.Buku Ajar Ilmu Bedah .Jakarta : EGC

http://asyifafelayati.blogspot.com/2015/11/lp-dan-asuhan-keperawatan-pada-pasien.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai