Anda di halaman 1dari 23

LOG BOOK PERTEMUAN 03

MASALAH KESEHATAN JIWA


LOGBOOK 03.1
Diagnosis dan terapi Skizofrenia

Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta mampu :


1. Menjelaskan pengertian skizofrenia
2. Menjelaskan tanda dan gejala Skizofrenia
3. Menjelaskan Pedoman Diagnostik Skizofrenia
4. MenjelaskanPenatalaksanaan non Famakologis dan Famakologis Skizofrenia
5. Mengidentifikasi Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul pada pasien skizofrenia
LOGBOOK 03.2
Diagnosis dan terapi Psikotik Akut

Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta mampu :


1. Menjelaskan pengertian Psikotik akut
2. Menjelaskan tanda dan gejala Psikotik akut
3. Menjelaskan Pedoman Diagnostik Psikotik akut
4. MenjelaskanPenatalaksanaan non Famakologis dan Famakologis Psikotik akut
5. Mengidentifikasi Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul pada pasien psikoik akut
LOGBOOK 03.3
Diagnosis dan terapi Depresi

Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta mampu :


1. Menjelaskan pengertian Depesi
2. Menjelaskan tanda dan gejala Depesi
3. Menjelaskan Pedoman Diagnostik Depesi
4. MenjelaskanPenatalaksanaan non Famakologis dan Famakologis Depesi
5. Mengidentifikasi Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul pada pasien Depesi
TUGAS 1
Kasus
Seorang perempuan, 32 th tinggal di Panjang bersama suami dan 2 orang anaknya.
Sudah 1 minggu ini pasien memperlihatkan perilaku yang membingungkan. Kadang-
kadang bicara atau tertawa-tawa sendiridi kamarnya. Bila diingatkan suaminya ia
marahMenurut suaminya sejak orang tuanya menjadi korban kecelakaan pesawat dan
jenazahnya tidak ditemukan 1 tahun yang lalu pasieni mulai sering melamun dan
menangis. Selama itu perilaku pasien belum banyak berubah. Tetapi di minggu terakhir
ini ia tidak mengurusi anak, suami bahkan dirinya sendiri.Sering tidur larut malam

Soal 1
Pelajari cerita dibawah ini secara berkelompok

Soal 2
Identifikasi gangguan jiwa yang terjadi pada Klien sesuai klasifikasi medis dalam modul
ini
SKIZOFRENIA

Soal 3
Tuliskan hasil analisis tersebut pada lembar kerja yang tersedia

N Nama Tanda&Gejala Diagnosis Terapi/obat Diagnosis


0 Medik Keperawatan
1. Ny. A DS : - Skinzofrenia Tindakan Keperawtan : Gangguan
DO : 1) Membina Hubungan Saling Sensori
- Pasien kadang- Percaya dengan cara: Persepsi :
kadang bicara a) Mengucapkan salam setiap Halusinasi
atau tertawa- kali berinteraksi dengan
tawa sendiri pasien dan
dikamarnya b) Berkenalan dengan pasien:
- Pasien mulai perkenalkan nama dan nama
sering melamun panggilan yang
dan menangis. c) perawat sukai, serta
tanyakan nama dan nama
panggilan yang disukai
d) pasien
e) Menanyakan perasaan dan
keluhan pasien saat ini
f) Buat kontrak asuhan apa
yang perawat akan lakukan
bersama pasien,
g) berapa lama akan
dikerjakan, dan tempat
pelaksanaan asuhan
h) keperawatan.
i) Jelaskan bahwa perawat
akan merahasiakan
informasi yang diperoleh
untuk kepentingan terapi
j) Setiap saat tunjukkan sikap
empati terhadap pasien
k) Penuhi kebutuhan dasar
pasien bila memungkinkan
2) Membantu pasien menyadari
ganguan sensori persepsi halusinasi
a) Tanyakan pendapat pasien
tentang halusinasi yang
dialaminya: tanpa
b) mendukung, dan
menyangkal halusinasinya.
c) Mengidentifikasi isi,
frekuensi, waktu terjadinya,
situasi pencetus, perasaan,
d) respon dan upaya yang
sudah dilakukan pasien
untuk menghilangkan atau
e) mengontrol halusinasi.
3) Melatih Pasien cara mengontrol
halusinasi:
Secara rinci tahapan melatih pasien
mengontrol halusinasi dapat
dilakukan
sebagai berikut:
a) Jelaskan cara mengontrol
halusinasi dengan
menghardik, 6(enam) benar
b) minum obat, bercakap-
cakap dan melakukan
kegiatan dirumah seperti
c) membereskan kamar,
merapihkan tempat tidur
serta mencuci baju.
d) Berikan contoh cara
menghardik, 6(enam) benar
minum obat, bercakap-
e) cakap dan melakukan
kegiatan dirumah seperti
membereskan kamar,
f) merapihkan tempat tidur
serta mencuci baju.
g) Berikan kesempatan pasien
mempraktekkan cara
menghardik, 6(enam)
h) benar minum obat,
bercakap-cakap dan
melakukan kegiatan
dirumah
i) seperti membereskan
kamar, merapihkan tempat
tidur serta mencuci baju
j) yang dilakukan di hadapan
Perawat
2. Ny.A DS : Skinzofrenia Non Farmakologis Resiko
- Bila diingatkan 1. Informasikan kepada keluarga : Perilaku
suaminya ia a) Perilaku aneh dan agitasi Kekerasan
marah adalah gejala penyakit jiwa
DO :- b) Gejala dapat hilang timbul.
c) Pentingnya minum obat
secara teratur dan
memeriksakan ke sarana
kesehatan.
2. Dorong pasien untuk berfungsi
pada taraf yang optimal dalam
pekerjaan dan kegiatan sehari-hari.
3. Kurangi stres pada pasien:
a) Tidak berargumentasi
terhadap pikirannya yang
psikotik
b) Hindari konfrontasi atau
mengkritik
4. Pada saat gejala berat sebaiknya
istirahat dan menghindari stres.
5. Saran penatalaksanaan Agitasi
----rujuk ke Psikosis Akut (F23) .

Tindakan Keperawatan :
1.Membina hubungan saling
percaya
Tindakan yang harus dilakukan
dalam rangka membina hubungan
saling percaya
adalah:
a) Ucapkan salam setiap kali
berinteraksi dengan pasien
b) Perkenalkan diri : nama,
nama panggilan yang
Perawat sukai, serta
tanyakan
c) nama dan nama panggilan
pasien yang disukai
d) Tanyakan perasaan dan
keluhan pasien saat ini
e) Buat kontrak asuhan : apa
yang Perawat akan lakukan
bersama pasien,
f) berapa lama akan
dikerjakan dan tempatnya
dimana
g) Jelaskan bahwa Perawat
akan merahasiakan
informasi yang diperoleh
untuk
h) kepentingan terapi
i) Tunjukkan sikap empati
j) Penuhi kebutuhan dasar
pasien
2.Diskusikan bersama pasien
penyebab rasa marah/perilaku
kekerasan saat ini dan
yang lalu.
3.Diskusikan tanda-tanda pada
pasien jika terjadi perilaku
kekerasan
a) Diskusikan tanda dan gejala
perilaku kekerasan secara
fisik
b) Diskusikan tanda dan gejala
perilaku kekerasan secara
psikologis
c) Diskusikan tanda dan gejala
perilaku kekerasan secara
sosial
d) Diskusikan tanda dan gejala
perilaku kekerasan secara
spiritual
e) Diskusikan tanda dan gejala
perilaku kekerasan secara
intelektual
4.Diskusikan bersama pasien
perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan pada saat
marah secara: Verbal
a) terhadap orang lain
b) terhadap diri sendiri
c) terhadap lingkungan
5.Diskusikan bersama pasien akibat
perilakunya
6.Latih pasien cara mengontrol
perilaku kekerasan secara:
a) Patuh minum obat
b) Fisik:tarik nafas dalam,
pukul kasur dan batal.
c) Sosial/verbal: bicara yang
baik: mengungkapkan,
menolak dan meminta
d) rasa marahnya
e) Spiritual: sholat/berdoa
sesuai keyakinan pasien

TUGAS 2
Kasus
Seorang laki-laki, 38 th tinggal di Kedaton dengan 1 orang anaknya. pasien di bawa
tetangganya ke puskesmas karena gelisah, berteriak-teriak, menyerang orang lain,
bicara tertawa sendiri, curiga dengan orang lain. Perilaku ini mulai tampak sejak ia
bercerai dengan istrinya 1 bulan yang lalu.

Soal 1
Pelajari cerita dibawah ini secara berkelompok

Soal 2
Identifikasi gangguan jiwa yang terjadi pada pasien sesuai klasifikasi medis dalam modul
ini

Soal 3
Tuliskan hasil analisis tersebut pada lembar kerja yang tersedia

N Nama Tanda&Gejala Diagnosis Medik Terapi/obat Diagnosis


0 Keperawata
n
Tn. U DO: Psikotik akut Tindakan Keperawatan : Resiko
-berteriak-teriak 1.Membina hubungan saling Perilaku
percaya
-menyerang Kekerasa
Tindakan yang harus dilakukan
orang lain dalam rangka membina n
-curiga dengan hubungan saling percaya
orang lain adalah:
Ucapkan salam setiap kali
berinteraksi dengan pasien
Perkenalkan diri : nama, nama
panggilan yang Perawat sukai,
serta tanyakan
nama dan nama panggilan
pasien yang disukai
Tanyakan perasaan dan keluhan
pasien saat ini
Buat kontrak asuhan : apa yang
Perawat akan lakukan bersama
pasien,
berapa lama akan dikerjakan
dan tempatnya dimana
Jelaskan bahwa Perawat akan
merahasiakan informasi yang
diperoleh untuk
kepentingan terapi
Tunjukkan sikap empati
Penuhi kebutuhan dasar pasien
2.Diskusikan bersama pasien
penyebab rasa marah/perilaku
kekerasan saat ini dan
yang lalu.
3.Diskusikan tanda-tanda pada
pasien jika terjadi perilaku
kekerasan
Diskusikan tanda dan gejala
perilaku kekerasan secara fisik
Diskusikan tanda dan gejala
perilaku kekerasan secara
psikologis
Diskusikan tanda dan gejala
perilaku kekerasan secara sosial
Diskusikan tanda dan gejala
perilaku kekerasan secara
spiritual
Diskusikan tanda dan gejala
perilaku kekerasan secara
intelektual
4.Diskusikan bersama pasien
perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan pada saat
marah secara: Verbal
terhadap orang lain
terhadap diri sendiri
terhadap lingkungan
5.Diskusikan bersama pasien
akibat perilakunya
6.Latih pasien cara mengontrol
perilaku kekerasan secara:
Patuh minum obat
Fisik:tarik nafas dalam, pukul
kasur dan batal.
Sosial/verbal: bicara yang baik:
mengungkapkan, menolak dan
meminta
rasa marahnya
Spiritual: sholat/berdoa sesuai
keyakinan pasien

TUGAS 3
Kasus
Seorang perempuan, 22 th, belum menikah, tinggal di Gedung meneng bersama
pamannya, kedua orang tuanya telah meninggal dunia. Satu bulan yang lalu ia di putus
pacarnya. Sejak seminggu ini pasien tanpak banyak diam, malas melakukan kegiatan
yang biasa dilakukannya, tidak merawat diri, murung dan sering menangis. Tiga hari
yang lalu minum racun serangga namun tertolong
Soal 1
Pelajari cerita dibawah ini secara berkelompok

Soal 2
Identifikasi gangguan jiwa yang terjadi pada pasien sesuai klasifikasi medis dalam modul
ini

Soal 3
Tuliskan hasil analisis tersebut pada lembar kerja yang tersedia

N0 Nama Tanda&Gejala Diagnosis Medik Terapi/obat Diagnosis


Keperawatan
1. Ny. P DS:- Depresi Tindakan Keperawtan :
DO: 1) Membina Hubungan Gangguan
- Pasien Saling Percaya dengan sensori
tampak cara: persepsi :
banyak a) Mengucapkan Halusinasi
diam salam setiap kali
- Murung dan berinteraksi dengan
menangis pasien dan
b) Berkenalan
dengan pasien:
perkenalkan nama dan
nama panggilan yang
c) perawat sukai,
serta tanyakan nama dan
nama panggilan yang
disukai
d) pasien
e) Menanyakan
perasaan dan keluhan
pasien saat ini
f) Buat kontrak
asuhan apa yang perawat
akan lakukan bersama
pasien,
g) berapa lama akan
dikerjakan, dan tempat
pelaksanaan asuhan
h) keperawatan.
i) Jelaskan bahwa
perawat akan
merahasiakan informasi
yang diperoleh untuk
kepentingan terapi
j) Setiap saat
tunjukkan sikap empati
terhadap pasien
k) Penuhi kebutuhan
dasar pasien bila
memungkinkan
2) Membantu pasien
menyadari ganguan
sensori persepsi
halusinasi
a) Tanyakan
pendapat pasien tentang
halusinasi yang
dialaminya: tanpa
b) mendukung, dan
menyangkal
halusinasinya.
c) Mengidentifikasi
isi, frekuensi, waktu
terjadinya, situasi
pencetus, perasaan,
d) respon dan upaya
yang sudah dilakukan
pasien untuk
menghilangkan atau
e) mengontrol
halusinasi.
3) Melatih Pasien cara
mengontrol halusinasi:
Secara rinci tahapan
melatih pasien
mengontrol halusinasi
dapat dilakukan
sebagai berikut:
a) Jelaskan cara
mengontrol halusinasi
dengan menghardik,
6(enam) benar
b) minum obat,
bercakap-cakap dan
melakukan kegiatan
dirumah seperti
c) membereskan
kamar, merapihkan
tempat tidur serta
mencuci baju.
d) Berikan contoh
cara menghardik,
6(enam) benar minum
obat, bercakap-
e) cakap dan
melakukan kegiatan
dirumah seperti
membereskan kamar,
f) merapihkan
tempat tidur serta
mencuci baju.
g) Berikan
kesempatan pasien
mempraktekkan cara
menghardik, 6(enam)
h) benar minum
obat, bercakap-cakap dan
melakukan kegiatan
dirumah
i) seperti
membereskan kamar,
merapihkan tempat tidur
serta mencuci baju
j) yang dilakukan di
hadapan Perawat
Ny. P DS: Depresi 1) Membina hubungan Deficit
2. - Pasien malas saling percaya dengan perawatan diri:
melakukan cara: Kebersihan diri
kegiatan • Mengucapkan salam
yang biasa setiap kali berinteraksi
dilakukannya dengan pasien
- Tidak • Berkenalan dengan
merawat diri pasien: perkenalkan
DO: - nama dan nama
panggilan yang
perawat sukai, serta
tanyakan nama dan nama
panggilan pasien
• Menanyakan perasaan
dan keluhan pasien saat
ini
• Buat kontrak asuhan:
apa yang akan dilakukan
bersama pasien, berapa
lama
akan dikerjakan dan
tempatnya di mana.
• Jelaskan bahwa perawat
akan merahasiakan
informasi yang diperoleh
untuk
kepentingan terapi
• Setiap saat tunjukkan
sikap empati terhadap
pasien
• Penuhi kebutuhan dasar
pasien bila
memungkinkan
2) Melatih pasien cara-
cara perawatan
kebersihan diri
Untuk melatih pasien
dalam menjaga
kebersihan diri , perawat
dapat melakukan
tahapan tindakan yang
meliputi:
• Menjelaskan
pentingnya menjaga
kebersihan diri.
• Menjelaskan alat-alat
untuk menjaga
kebersihan diri
• Menjelaskan cara-cara
melakukan kebersihan
diri.
• Melatih pasien
mempraktekkan cara
menjaga kebersihan diri.
3) Melatih pasien
berdandan/berhias
Untuk pasien laki-laki
latihan meliputi
:Berpakaian, Menyisir
rambut dan
Bercukur
Untuk pasien wanita,
latihannya meliputi
:Berpakaian, Menyisir
rambut dan
Berhias
4) Melatih pasien makan
dan minum secara
mandiri
Untuk melatih makan
dan minum pasien,
perawat dapat melakukan
tahapan
sebagai berikut:
• Menjelaskan kebutuhan
(kebutuhan makan
perhari dewasa 2000-
2200
kalori (untuk perempuan)
dan untuk laki-laki antara
2400-2800 kalori
setiap hari makan minum
8 gelas (2500 ml setiap
hari) dan cara makan dan
minum
• Menjelaskan cara
makan dan minum yang
tertib.
• Menjelaskan cara
merapihkan peralatan
makan dan minum
setelah makan
dan minum
• Mempraktek makan
sesuai dengan tahapan
makan yang baik
Keperawatan Jiwa
167
5) Mengajarkan pasien
melakukan BAB dan
BAK secara mandiri
Perawat dapat melatih
pasien untuk BAB dan
BAK mandiri sesuai
tahapan
berikut:
• Menjelaskan tempat
BAB dan BAK yang
sesuai
• Menjelaskan cara
membersihkan diri
setelah BAB dan BAK
• Menjelaskan cara
membersihkan tempat
BAB dan BAK
• Mempraktikkan BAB
dan BAK dengan baik
3. Ny. P DS: Depresi 1.Berikan antidepresan Resiko bunuh
sampai dosis efektif : diri:
- Pasien mulai 25-50 mg /malam perpisahan
mengatakan dan dinaikkan 100-
Tiga hari 150mg dalam dosis
yang lalu terbagi. Usia lanjut &
minum racun sakit
serangga fisik: dosis lebih rendah
namun atau efek antidepresan
tertolong dan samping minimal
DO: - 2. Jelaskan obat harus
diminum tiap hari,
perbaikan 2-3 minggu,
ada
efek samping ringan
yang hilang 7-10 hari.
Harus konsultasi sebelum
menghentikan obat
3. Antidepresan di
lanjutkan sekurang-
kurangnya 3 bulan
sesudah
keadaan membaik

Diagnosis dan Terapi Materi03.1


Skizofrenia (F20)
Pendahuluan Masalah kesehatan jiwa yang terjadi pada individu dan keluarga di
masyarakat membutuhkan penanganan praktisi kesehatan.
Keperawatan sebagai salah satu profesi kesehatan meyakini
adanya kolaborasi dan kerja tim untuk mengatasi masalah
kesehatan yang dialami individu, keluarga maupun masyarakat
sehingga beberapa tindakan keperawatan membutuhkan
kolaborasi dengan berbagai profesi kesehatan lainnya; salah
satunya adalah dokter.

Identifikasi masalah kesehatan dlakukan dengan melakukan


diagnosis dan terapi pada klien. Salah satu masalah gangguan jiwa
terbanyak yang diteukn di unit psikiatri adalah skizofrenia.

Skizofrenia adalah sekelompokgangguanjiwaberat yang


umumnyaditandaiolehdistorsi proses pikirdanpersepsi yang
mendasar, alamperasaan yang menjaditumpuldantidakserasi,
kesadaran
umumnyatetapjernihdankemampuanintelektualbiasanyadapatdipe
rtahankan

Mengetahui penyebab skizoprenia perlu dikaji secara mendalam


dari aspek bio-psiko-sosial-spirritual dan kultural klien. Diagnosis
yang tepat akan berpengaruh terhadap terapi yan tepat pula bagi
klien. Hal ini tentu saja mempengruhi keberhasilan klien untuk
memperoleh kualitas hidup yang tinggi.

Saat ini, penatalaksanaan klien dengan skizofrenia tidak hanya


dapat dilakukan di pelayanan spesialis seperti rumah sakit jiwa.
Semakin tingginya kebutuhan masyarakat akan pelayanan
kesehatan jiwa disemua tatanan, diharapkan pelayanan kesehatan
jiwa termasuk klien gangguan jiwa dapat diberikan di pelayanan
dasar seperti puskesmas. Obat psikiatri atau psikofarmaka Yang
banyak digunanakan adalah antipsikotik generasi satu. Tanpa
Antipsikotik, perilaku klien khususnya pada konDIsi kronis sulit
dikontrol. Hal ini tentu saja berbahaya baik bagi lien, orang lain
maupun lingkungan. Terlepas dari pemberian terapi biologis, terapi
psikologis (psikoterapi/terapi modalitas merupakan terapi
pendukung yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup
klien. Yang perlu ditekankan pada klien dan keluarga adalah waktu
pengobatan yang relatif lama dan dukungan keluarga untuk
mempertahankan kemampuan fungsional klien merupakan faktor
yang berperan mencegah kambuh.

Perawatan skizofrenia harus berlanjut terus. Perawatan tidak akan


mempengaruhi aktivitas-aktivitas normal apabila kesadaran yang
cukup, perawatan yang tepat, dan kedisiplinan dalam pemeriksaan
dan pengobatan dijalankan. Medikasi antipsikotik dimulai dengan
dosis rendah dan ditingkatkan secara bertahap. (misalnya
Haloperidol 3 x 1,5-5 mg sehari atau Chlorpromazine 3 x 100-200
mg sehari). Dosis harus serendah mungkin untuk menghilangkan
gejala, walaupun beberapa pasien membutuhkan dosis yang lebih
tinggi.

Tujuan Setelah mempelajari diagnosis dan terapi skizofreni diharapkan


pembelajaran peserta didik mampu memahami prinsip diagnosis dan
umum penatalaksanaan pada klien skizofenia berdasarkan proses
keperawatan.

Tujuan Setelah mempelajari askep Skizofrenia diharapkan peserta didik


pembelajaran mampu:
khusus 1. Melakukan pengkajian klien Skizofrenia
2. Merumuskan diagnosis keperawatan klien Skizofrenia
3. Menyusun rencana keperawatan klien Skizofrenia
4. Melaksanakan tindakan keperawatan klien Skizofrenia
1. Melakukan edukasi/pendidikan kesehatan Skizofrenia
2. Melakukan evaluasi tindakan perawatan klien Skizofrenia
5. Melakukan pendokumentasian proses perawatan klien
Skizofrenia

Strategi 1. Kuliah/penyampaian materi askep Skizofrenia


pembelajaran 2. Akses informasi askep Skizofrenia
3. Menyelesaikan tugas dengan mengisi log-book (mandiri)
4. Berdiskusi
5. Mengkoreksi log-book
6. Praktikum

Waktu
Fasilitator Tim
Evaluasi Cognitif : logbook, test tulis
pembelajaran Afektif
Performance assessment : SOP

Referensi Stuart dan Larian, (2010), Principles and practice of Psychiatric


Nursing, Lippicot: Mosby
Maslim, R. (2005), Peedoman Pengolongan Gaanggan Jiwa, Jakarta:
EGC
Maramis, A. (2010), Ilmu Kesehatan Jiwa, Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.

Diagnosis dan Terapi Modul


Psikotik Akut (F23) 03.2
Pendahuluan Masalah kesehatan jiwa yang terjadi pada individu dan keluarga di
masyarakat membutuhkan penanganan praktisi kesehatan.
Keperawatan sebagai salah satu profesi kesehatan meyakini
adanya kolaborasi dan kerja tim untuk mengatasi masalah
kesehatan yang dialami individu, keluarga maupun masyarakat
sehingga beberapa tindakan keperawatan membutuhkan
kolaborasi dengan berbagai profesi kesehatan lainnya; salah
satunya adalah dokter.

Identifikasi masalah kesehatan dlakukan dengan melakukan


diagnosis dan terapi pada klien. Salah satu masalah gangguan jiwa
terbanyak yang diteukn di unit psikiatri adalah skizofrenia.

Gangguan psikotik akut adalah gangguan jiwa yang ditandai adanya


gangguan daya nilai realitas yang muncul secara tiba-tiba dan durasinya
singkat (dalam masa 2 minggu atau kurang).

Mengetahui penyebab Psikotik perlu dikaji secara mendalam dari


aspek bio-psiko-sosial-spirritual dan kultural klien. Diagnosis yang
tepat akan berpengaruh terhdap terapi yan tepat pula bagi klien.
Hal ini tentu saja mempengruhi keberhasilan klien untuk
memperoleh kualitas hidup yang tinggi.

Saat ini, penatalaksanaan klien dengan Psikotik tidak hanya dapat


dilakukan di pelayanan spesialis seperti rumah sakit jiwa. Semakin
tingginya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan jiwa
disemua tatanan, diharapkan pelayanan kesehatan jiwa termasuk
klien gangguan jiwa dapat diberikan di pelayanan dasar seperti
puskesmas. Obat psikiatri atau psikofarmaka Yang banyak
digunanakan adalah antipsikotik generasi satu. Tanpa Antipsikotik,
perilaku klien khususnya pada kondIsi kronis sulit dikontrol. Hal ini
tentu saja berbahaya baik bagi lien, orang lain maupun lingkungan.
Terlepas dari pemberian terapi biologis, terapi psikologis
(psikoterapi/terapi modalitas merupakan terapi pendukung yang
diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup klien. Yang perlu
ditekankan pada klien dan keluarga adalah waktu pengobatan yang
relatif lama dan dukungan keluarga untuk mempertahankan
kemampuan fungsional klien merupakan faktor yang berperan
mencegah kambuh.

Perawatan psikotik akut harus berlanjut terus. Perawatan tidak


akan mempengaruhi aktivitas-aktivitas normal apabila kesadaran
yang cukup, perawatan yang tepat, dan kedisiplinan dalam
pemeriksaan dan pengobatan dijalankan. Untukmengontrolgejala-
gejalapsikotikakutsecaratepat,
sebaiknyamemulaiterapiantipsikotiksecepatnyasesudahpenilaian.P
ertimbangkan terapi intramuskular akut jika terapi oral tidak
mungkin dilaksanakan. Jangan meresepkan injeksi depo/jangka
panjang untuk mengontrol gejala-gejala psikotik akut secara
tepat.Resepkan satu antipsikotik dalam 1 waktu (monoterapi).
“Start low, go slow” dan naikkan dosis secara perlahan hingga
mencapai dosis efektif.

Tujuan Setelah mempelajari dignosis dan terapi psikotik diharapkan


pembelajaran peserta didik mampu memahami prinsip diagnosis dan
umum penatalaksanaan pada klien skizofenia berdasarkan proses
keperawatan.

Tujuan Setelah mempelajari askep Skizofrenia diharapkan peserta didik


pembelajaran mampu:
khusus 1. Melakukan pengkajian klien psikotik
2. Merumuskan diagnosis keperawatan klien psikotik
3. Menyusun rencana keperawatan klien psikotik
4. Melaksanakan tindakan keperawatan klien psikotik
5. Melakukan edukasi/pendidikan kesehatan psikotik
6. Melakukan evaluasi tindakan perawatan klien psikotik
7. Melakukan pendokumentasian proses perawatan klien psikotik

Strategi 1. Kuliah/penyampaian materi askep psikotik


pembelajaran 2. Akses informasi askep psikotik
3. Menyelesaikan tugas dengan mengisi log-book (mandiri)
4. Berdiskusi
5. Mengkoreksi log-book
6. Praktikum

Waktu
Fasilitator Tim
Evaluasi Cognitif : logbook, test tulis
pembelajaran Afektif
Performance assessment : SOP

Referensi Keliat. B.A . dkk (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas


CMHN (basic Course). EGC: Jakarta
Maslim, R. (2005 Buku Saku Diagnosis Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-III. Jakarta
KementerianKesehatan RI. (2006).
BukuPedomanPelayananKesehatanJiwa di
FasilitasPelayananKesehatanDasar.
Jakarta:DirektoratBinaPelayananKesehatanJiwa,
KementerianKesehatan RI.

Diagnosis dan Terapi Modul


Depresi (F32) 03.3
Pendahuluan Masalah kesehatan jiwa yang terjadi pada individu dan keluarga di
masyarakat membutuhkan penanganan praktisi kesehatan.
Keperawatan sebagai salah satu profesi kesehatan meyakini
adanya kolaborasi dan kerja tim untuk mengatasi masalah
kesehatan yang dialami individu, keluarga maupun masyarakat
sehingga beberapa tindakan keperawatan membutuhkan
kolaborasi dengan berbagai profesi kesehatan lainnya; salah
satunya adalah dokter.

Identifikasi masalah kesehatan dlakukan dengan melakukan


diagnosis dan terapi pada klien. Salah satu masalah gangguan jiwa
terbanyak yang ditemukan di pelayanan primer adalah depresi.

Gangguandepresiadalahgangguan jiwa yang ditandai dengan


suasana hati (alam perasaan) yang menurun, proses pikir
melambat dan perilaku lamban (trias depresi).

Mengetahui penyebab depresi perlu dikaji secara mendalam dari


aspek bio-psiko-sosial-spiritual dan kultural klien. Diagnosis yang
tepat akan berpengaruh terhdap terapi yan tepat pula bagi klien.
Hal ini tentu saja mempengruhi keberhasilan klien untuk
memperoleh kualitas hidup yang tinggi.

Saat ini, penatalaksanaan klien dengan depresi banyak ditemukan


di pelayanan umum, bahkan di masyarakat. Untuk itu semakin
tingginya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan jiwa
disemua tatanan, diharapkan pelayanan kesehatan jiwa termasuk
klien gangguan jiwa dapat diberikan di pelayanan dasar seperti
puskesmas. Tidak semua gejala fisik yang dikeluhkan pasien saat
berobat menginformasikan adanya gangguan pada fisik pasien. Jika
dikaji lebih dalam tidak mentup kemungkinan pasien mengalami
keluhan psikosomatik atau adanya masalah psikis yang
dimanifestasikaan dengan keluhan fisik. Untuk itu terapi psikologis
(psikoterapi/terapi modalitas merupakan terapi yang diperlukan
untuk meningkatkan kualitas hidup klien. Yang perlu ditekankan
pada klien dan keluarga adalah motivasi hidup klien dan dukungan
keluarga untuk mempertahankan kemampuan fungsional klien
merupakan faktor yang berperan meningkatkan harga diri pasien.

Perawatan tidak akan mempengaruhi aktivitas-aktivitas normal


apabila kesadaran yang cukup, perawatan yang tepat, dan
kedisiplinan dalam pemeriksaan dan pengobatan dijalankan. Pasien
berisiko melakukan perilaku bunuh diri.
Tanyakan tentang risiko bunuh diri. Apakah pasien sering berpikir
tentang kematian. Apakah pasien mempunyai rencana bunuh diri
yang khas. Apakah ia telah membuat rencana yang serius untuk
percobaan bunuh diri di masa yang lalu. Apakah pasien bisa yakin
untuk tidak bertindak atas ide bunuh diri. Mungkin diperlukan
pengawasan yang ketat oleh keluarga dan teman, atau hospitalisasi
(rawat inap). Tanyakantentangrisikomencederai orang lain.Dorong
pasien untuk melawan pesimisme atau kritik diri yang berlebihan,
tidak bertindak atas dasar ide pesimistik (misalnya, mengakhiri
perkawinan, meninggalkan pekerjaan), dan tidak memusatkan
pada pikiran negatif atau bersalah.

Medikasi antidepresan sampai mencapai dosis efektif (misalnya


Imipramin atau amitripilin), dimulai dengan dosis 25-50 mg setiap
malam dan dinaikkan sampai 100-150 mg dalam dosis terbagi.
Pada pasien usia lanjut atau sakit fisik, berikan dosis yang lebih
rendah atau menggunakan antidepresan lain dengan efek samping
yang minimal. Jelaskan kepada pasien bahwa obat harus diminum
setiap hari, bahwa perbaikan akan terjadi dalam 2-3 minggu
sesudah medikasi dimulai, dan mungkin timbul efek samping
ringan, tapi biasanya menghilang dalam 7-10 hari. Tekankan bahwa
pasien harus berkonsultasi dengan dokter sebelum menghentikan
obat.

Tujuan Setelah mempelajari dignosis dan terapi depresi diharapkan


pembelajaran peserta didik mampu memahami prinsip diagnosis dan
umum penatalaksanaan pada klien depresi berdasarkan proses
keperawatan.

Tujuan Setelah mempelajari askep depresi diharapkan peserta didik


pembelajaran mampu:
khusus 1. Melakukan pengkajian klien depresi
2. Merumuskan diagnosis keperawatan klien depresi
3. Menyusun rencana keperawatan klien depresi
4. Melaksanakan tindakan keperawatan klien depresi
5. Melakukan edukasi/pendidikan kesehatan depresi
6. Melakukan evaluasi tindakan perawatan klien depresi
7. Melakukan pendokumentasian proses perawatan klien depresi

Strategi 1. Kuliah/penyampaian materi askep depresi


pembelajaran 2. Akses informasi askep Skizofrenia
3. Menyelesaikan tugas dengan mengisi log-book (mandiri)
4. Berdiskusi
5. Mengkoreksi log-book
6. Praktikum

Waktu
Fasilitator Tim
Evaluasi Cognitif : logbook, test tulis
pembelajaran Afektif
Performance assessment : SOP

Referensi Stuart dan Larian, (2010), Principles and practice of Psychiatric


Nursing, Lippicot: Mosby
Maslim, R. (2005), Peedoman Pengolongan Gaanggan Jiwa, Jakarta:
EGC
Maramis, A. (2010), Ilmu Kesehatan Jiwa, Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.

Anda mungkin juga menyukai